tugas tindak pidana khusus

Upload: iqbalkamilm

Post on 06-Jan-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Tugas Mata Kuliah Tindak Pidana Khusus Dosen Pengampu: Margo Hadipura,SH.,MH

Disusun Oleh :Kelompok 1

Mega Mustika1441173300047Kartika Ambarwati1441173300202Jihan Gagah1441173300149Lili cahyadipura1441173300250Anugrah Refalbi Gifari1441173300173Gunawan Azis M1441173300091

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANGTAHUN 2014Tindak Pidana Diluar KUHPKitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) telah mengatur berbagai tindak pidana yang dapat diberi sanksi. Tindak pidana seperti makelar, pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, pencurian, penggelapan, penipuan merupakan tindak pidana yang sering terjadi di sekitar kita. Sebagai kitab yang dibuat oleh pemeintah kolonial,tentu saja berbagai tindakan pidana modern seperti pencucian uang, korupsi, terorisme, narkotika, kehutanan, kesehatan, kekerasan dalam Rumah Tangga, perlindungan anak, dan perdagangan orang (human trafficking). Merupakan tindak pidana yang dirumuskan pada abad modern. Karena belum dirumuskan di dalam KUHP. Tindak pidana perdagangan orang, khususnya perempuan dan anak, telah meluas dalam bentuk jaringan kejahatan baik terorganisasi maupun tidak terorganisasi. Tindak pidana perdagangan orang bahkan melibatkan tidak hanya perorangan tetapi juga korporasi dan penyelenggara negara yang menyalahgunakan wewenang dan kekuasaannya. Jaringan pelaku tindak pidana perdagangan orang memiliki jangkauan operasi tidak hanya antar wilayah dalam negeri tetapi juga antar negara. Untuk mencegah dan menanggulangi tindak pidana perdagangan orang, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan Undang-Undang No. 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Undang-Undang ini mengatur perlindungan saksi dan korban sebagai aspek penting dalam penegakan hukum, yang dimaksudkan untuk memberikan perlindungan dasar kepada korban dan saksi

PERDAGANGAN ORANG DAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

Perdagangan Orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi. (Pasal 1 angka 1 UU No. 21 Tahun 2007, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang/UUPTPPO).

Dalam UUPTPPO, tindak pidana perdagangan orang dipahami sebagai Tindak Pidana perdagangan Orang adalah setiap tindakan atau serangkaian tindakan yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang ditentukan dalam Undang-Undang ini (Pasal 1 angka 2 UUPTPPO). Secara lebih tegas Pasal 2 ayat (1) UUPTPPO merincikan bahwa Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). Sanksi yang sama ini juga berlaku untuk dikenakan pada setiap tindakan yang dilakukan oleh pelaku yang mengakibatkan orang tereksploitasi,Kasus Perdagangan ABG yang hendak dikirim ke malaysia atau kalimantanKepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Surabaya bahwa pada hari rabu 19 desember 2007 (Kompas) telah dimuat dibongkarnya perdagangan ABG yang hendak dikirim ke malaysia atau kalimantan, yang rencananya 6 (enam) anak tersebut akan dikirim ke Malaysia atau Kalimantan dipekerjakan sebagai pekerjaan seks komersial (PSK). Dan adapun tersangka yang masuk dalam komplotan adalah Abdul Kadir (39) dan Suwardi (28) warga Makassar, Nurlailiah atau Lilik (48) warga Surabaya, serta Hariyanto (46) warga Tarakan, Kalimantan Timur. Adapun keenam korban tersebut adalah berinisial NM (20), BR (15), MQ (14), RA (20), MU (14), dan RI (14) akan dijual oleh Lilik kepada Hariyanto dengan harga 1 (satu) juta rupiyah perorang dan dengan iming-iming dari Lilik dengan uang banyak serta telepon seluler baru. Bahwa Hariyanto menceritakan kepada korban dendak dipekerjakan sebagai PSK di Kalimantan, yang bertugas melayani tamu di bar dengan biaya Rp 500.000,00 sekali menuangkan minuman tetapi tidak diajak kencan.

ANALISIS KASUSPerdagangan orang (Trafficking in Persons) yang dilakukan oleh Hariyanto dan Lilik,dkk terhadap 6 anak ABG tersebut telah melakukan tindak pidana sebagaimana tertera pada Pasal 1 (2) jo pasal 2 ayat (1) jo pasal 4 dapat dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). Dan kedua tersangka tersebut dapat dijerat pasal 5 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah), dikarenakan menjanjikan sesuatu sesuatu atau memberikan sesuatu dengan maksud untuk dieksploitasi seksual.Bahwa pelaku sindikat perdagangan orang tersebut telah melakukan pelanggaran tindak pidana perdagangan orang dibawah umur pada pasal 1 (5) Undang-undang no 21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Dan para tersangka juga melanggar hak-hak dan norma-norma kemanusiaan dikarenakan melakukan eksploitasi seksual yaitu segala bentuk pemanfaatan organ tubuh seksual dari calon korban untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya untuk dijual pada lelaki hidung belang, sebagaimana tertera pada pasal 1 (8) Undang-undang no 21 tahun 2007 Para tersangka Abdul Kadir, Suwardi, dan Nurlailiah dapat dijerat pasal 10 jo pasal 11 Undang-undang no 21 tahun 2007 dikarenakan mereka terlibat membantu dan atau melakukan percobaan tindak pidana perdagangan orang dan melakukan perencanaan serta permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana perdagangan orang. Pasal yang berbunyi sebagai berikut:Pasal 10Setiap orang yang membantu atau melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana perdagangan orang, dipidana dengan pidana yang sama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6.

Pasal 11Setiap orang yang merencanakan atau melakukan permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana perdagangan orang, dipidana dengan pidana yang sama sebagai pelaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6.KESIMPULANKegiatan perdagangan orang meliputi tindakan perekrutan, pengangkutan antar daerah dan negara, penampungan sementara, pengiriman, pemindahan, penerimaan yang mengakibatkan orang lain tereksploitasi akan mendapat ancaman tindak pidana penjara minimal 3 tahun, maksimal 15 tahun dengan denda Rp 120 juta-Rp 600 juta. Sebagaimanan tertera pada Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.