tugas tambahan e2

5
TUGAS TAMBAHAN Nama : Nur Lailiyah Isnaini NRP : 11 12 100 010 Asisten : Gusti Rana Fahlevi SS Hari, tanggal : Senin, 07 Oktober 2013 SOAL 1. Mengapa arus AC ada yang berbentuk kotak dan segitiga? 2.Apa nama resistor yang dipakai dalam percobaan (berbentuk kotak)? Dan bagaimana cara membacanya? Serta sebutkan pula contoh dan kode-kode toleransi yang lainnya! 3. Mengapa nilai arus DC berubah-ubah? 4. Apa bedanya rangkaian kombinasi dan rangkaian jembatan wheatstone? JAWABAN 1.Bentuk gelombang AC secara umum berwujud bentuk sinusoida, gelombang persegi, segitiga, dan bentuk zig-zag. Alasan mengapa output alternator elektromekanik berupa gelombang sinus AC adalah karena operasi fisiknya. Tegangan yang dihasilkan oleh kumparan tetap atau stasioner oleh gerakan dari putaran magnetnya adalah proposional dengan laju perubahan nilai fluks magnet yang menembus tegak lurus kumparan (hukum induksi elektromagnet Faraday). Laju itu akan semakin besar saat kutub magnet berada pada jarak terdekat dengan kumparan, dan lajunya paling kecil saat kutub magnetnya berada pada jarak terjauh dengan kumparan. Secara matematis, laju perubahan fluks magnet akibat putaran magnet, nilainya sesuai dengan fungsi sinus, sehingga tegangan yang dihasilkan pun memiliki rumus fungsi yang sama dengan fungsi sinus juga. Apabila Tugas Tambahan E2 / Nur Lailiyah Isnaini / 11 12 100 010 1

Upload: iiest46

Post on 24-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

TUGAS TAMBAHAN

Nama

: Nur Lailiyah Isnaini

NRP

: 11 12 100 010

Asisten

: Gusti Rana Fahlevi SS

Hari, tanggal: Senin, 07 Oktober 2013

SOAL

1. Mengapa arus AC ada yang berbentuk kotak dan segitiga?

2. Apa nama resistor yang dipakai dalam percobaan (berbentuk kotak)? Dan bagaimana cara membacanya? Serta sebutkan pula contoh dan kode-kode toleransi yang lainnya!3. Mengapa nilai arus DC berubah-ubah?

4. Apa bedanya rangkaian kombinasi dan rangkaian jembatan wheatstone?

JAWABAN1. Bentuk gelombang AC secara umum berwujud bentuk sinusoida, gelombang persegi, segitiga, dan bentuk zig-zag. Alasan mengapa output alternator elektromekanik berupa gelombang sinus AC adalah karena operasi fisiknya. Tegangan yang dihasilkan oleh kumparan tetap atau stasioner oleh gerakan dari putaran magnetnya adalah proposional dengan laju perubahan nilai fluks magnet yang menembus tegak lurus kumparan (hukum induksi elektromagnet Faraday). Laju itu akan semakin besar saat kutub magnet berada pada jarak terdekat dengan kumparan, dan lajunya paling kecil saat kutub magnetnya berada pada jarak terjauh dengan kumparan. Secara matematis, laju perubahan fluks magnet akibat putaran magnet, nilainya sesuai dengan fungsi sinus, sehingga tegangan yang dihasilkan pun memiliki rumus fungsi yang sama dengan fungsi sinus juga. Apabila kita mengikuti perubahan nilai tegangan yang dihasilkan oleh kumparan alternator ini pada titik tertentu dalam grafik gelombang sinus lalu kita berjalan menjejakinya dan kembali pada titik semulanya, itu disebut sebagai satu putaran (1 cycle) gelombang. Cara lain untuk mendapatkan satu putaran ini adalah ditandai dengan jarak antar titik puncak yang identik. Nilai pada sumbu horisontal dari grafik tersebut menunjukkan domain dari fungsi sinus, dan juga sekaligus menunjukkan posisi dari kedua kutub magnet dari jangkar alternator saat ia berputar. Alternator elektromekanik bukanlah satu-satunya alat yang mampu menghasilkan fenomena fisik alamiah berupa gelombang sinus, tetapi masih ada jenis gelombang bolak-balik lainnya. Gelombang AC lainnya adalah sinyal yang dihasilkan dalam rangkaian elektronik berupa gelombang kotak, gelombang segitiga, serta gelombang gigi gergaji. Yang secara umum, berbagai macam gelombang AC ini pada dasarnya dapat dibentuk dari gelombang sinus.2. Jenis resistor, cara membaca, serta contoh jenis toleransi yang lain yaitu sebagai berikut :

a. Jenis resistor yang digunakanpada percobaan ini yaitu resistor tetap dengan jenis Fuse Resistor (FSQ).b.Adapun cara membaca resistor yaitu sebagai berikut :Resistor dengan daya rendah di bawah 1 watt biasanya menggunakan tabel warna yang cukup rumit dalam pembacaan resistansinya, berikut adalah tabel ukuran resistensi dan pembacaanya.

Warna ke 1Warna ke 2Warna ke 3Warna ke 4

Hitam-0-

Coklat110

Merah2200

Orange33000

Kuning440000

Hijau5500000

Biru66000000

Ungu770000000

Abu abu88

Putih99

EmasToleransi 5%

PerakToleransi 10%

Cara pembacaan tabelnya yaitu warna ke-1 menyatakan angka, warna ke-2 menyatakan angka, warna ke-3 menyatakan banyaknya nol, dan warna ke-4 menyatakan batas toleransi ukur. Pada urutan pembacaan resistor diatas dapat di contohkan dalam studi kasus sebagai berikut, misalkan kita akan membaca resistor dengan ukuran besar 47000 atau 47 k, maka urutan warnanya adalah sebagai berikut :

Kuning = 4Ungu = 7Orange = 000Emas = Toleransi 5 %

Untuk pembacaan kode warna ke empat adalah sebagai toleransi batas ukur keakuratan suatu resistansi.c.Contoh jenis kode-kode toleransi yang lain, yaitu sebagai berikut :Kode Toleransi

ToleransiTeknik IndustriTeknik MIL

5%5J

20%2M

10%1K

2%-G

1%-F

0.5%-D

0.25%-C

0.1%-B

3. Nilai arus DC berubah-ubah karena nilai kapasitansi dan induktansi mempengaruhi sifat dari komponen tersebut, namun efek reaktansi tidak terlihat ketika komponen tersebut dialiri arus searah. Efek reaktansi hanya akan terlihat jika ada perubahan arus atau tegangan. Jadi, nilai reaktansi berubah-ubah sebanding dengan perubahan arus, dan jika frekuensi perubahan arusnya teratur. Di mana, reaktansi adalah perlawanan komponen sirkuit atau rangkaian atas perubahan arus listrik atau tegangan listrik karena adanya kapasitansi atau induktansi. Medan listrik yang terbentuk dalam komponen tersebut akan menghambat perubahan potensial listrik dan medan magnetik yang terbentuk menghambat perubahan arus listrik. Simbol yang dipergunakan untuk menyatakan reaktansi sama dengan yang dipergunakan pada hambatan listrik, namun memiliki beberapa perbedaan.4. Perbedaan antara rangkaian kombinasi dan rangkaian jembatan wheatstone yaitu sebagai berikut :a. Rangkaian Kombinasi Pada rangkaian kombinasi seri dan paralel resistansinya sudah diketahui semua, akan tetapi untuk mengetahui resistansi total dari rangkaian tersebut, maka harus dicari terlebih dahulu besar resistansi paralel dan resistansi serinya. Kemudian baru bisa dihitung nilai hambatan totalnya. Pada rangkaian kombinasi seri dan paralel digunakan alat ukur seperti voltmeter dan amperemeter.b. Rangkaian Jembatan Wheatstone Rangkaian wheatstone digunakan untuk menghitung resistansi yang tidak diketahui nilainya dengan bantuan rangkaian Jembatan Wheatstone. Pada jembatan wheatstone tidak diperlukan alat ukur seperti voltmeter dan amperemeter, cukup menggunakan sebuah galvanometer untuk mengetahui apakah terdapat arus listrik yang melalui rangkaian tersebut.

Tugas Tambahan E2 / Nur Lailiyah Isnaini / 11 12 100 010

4