tugas sejarah hukum dari pak parman

Upload: surya-bawana

Post on 19-Jul-2015

129 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH PERKEMBANGAN POLITIK HUKUM TERBENTUKNYA PEMERINTAHAN KOTA MATARAM

MATA KULIAH : SEJARAH DAN POLITIK HUKUM DOSEN : Prof. Dr. IDRUS ABDULLAH, SH L. PARMAN, SH., M.Hum

Oleh: I KETUT SURYA BAWANA I2B 011 032

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS MATARAM 2011

MAKALAH PERKEMBANGAN POLITIK HUKUM TERBENTUKNYA PEMERINTAHAN KOTA MATARAM

MATA KULIAH : SEJARAH DAN POLITIK HUKUM DOSEN : Prof. Dr. IDRUS ABDULLAH, SH L. PARMAN, SH., M.Hum

Oleh: I KETUT SURYA BAWANA I2B 011 032

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM UNIVERSITAS MATARAM 2011

4

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Sejarah dan Politik Hukum ini dengan judul Perkembangan Politik Hukum Terbentuknya Pemerintahan Kota Mataram. Pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada para dosen pengampu mata kuliah Sejarah dan Politik Hukum, khususnya kepada Prof. Dr. Idrus Abdullah, SH dan L. Parman, SH., M.Hum yang telah memberikan bekal pengetahuan dan tugas perkuliahan untuk menambah khasanah pengetahuan di dalam menimba ilmu dibangku kuliah. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik maupun saran demi penyempurnaan isi, bentuk maupun susunan akan penulis terima dengan terbuka. Semoga makalah ini dapat memberi kontribusi dalam menambah wawasan kita semua dalam menempuh studi Ilmu Hukum pada Program Studi Magister Ilmu Hukum di Universitas Mataram.

Mataram Penulis,

5

DAFTAR ISI Halaman Judul. i Kata Pengantar ii Daftar Isi iii BAB I. PENDAHULUAN.. 1 A. Latar Belakang..... 1 B. Rumusan Masalah 2 C. Tujuan.. 2 D. Ruang Lingkup 2 BAB II. PEMBAHASAN... 3 A. Sejarah Perkembangan Politik Hukum Terbentuknya Pemerintahan Kota Mataram 3 B. Arti Lambang Dan Warna Lambang Daerah Kota Mataram 10 C. Gambaran Umum Kota Mataram .................................................................. 14 BAB III. PENUTUP.. 18 A. Kesimpulan. 18 B. Saran... 19 DAFTAR PUSTAKA

6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Mataram selain merupakan Ibukota provinsi Nusa Tenggara Barat juga merupakan Pusat Pemerintahan, Pusat Pendidikan dan Pusat Perekonomian Barang dan Jasa. Kota Mataram terus berkembang pesat dari semua aspek secara dinamis, serta Kota Mataram dikenal juga dengan kemajemukan pendudukannya dalam hal agama. Walaupun lebih dari 80 % penduduknya beragama islam, namun umat beragama lainnya juga mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kota Mataram. Kota Mataram yang saat ini kita kenal tentunya merupakan hasil perjalanan panjang dari sebuah sejarah, seiring perkembangan zaman wajah kota mataram perlahan berubah baik meningkatnya penduduk Kota Mataram, Pembangunan Kota yang pesat, dan lain-lain. Pertumbuhan ke arah yang lebih baik tidak hanya berupaya pada makin membaiknya kelengkapan infrastruktur dan berbagai hal lain, namun juga makin membaiknya respon dari masyarakat untuk berbagai kepentingan tentang Kota Mataram.

7

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan, antara lain: 1. Bagaimana sejarah perkembangan politik hukum terbentuknya Pemerintahan Kota Mataram ? 2. Apakah arti lambang dan warna lambang Daerah Kota Mataram ? 3. Bagaimanakah gambaran umum Kota Mataram ?

C. Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Sejarah perkembangan politik hukum terbentuknya Pemerintahan Kota Mataram. 2. Arti lambang dan warna lambang Daerah Kota Mataram. 3. Gambaran umum Kota Mataram.

D. Ruang Lingkup Penulisan makalah ini terbatas pada: 1. Sejarah perkembangan politik hukum terbentuknya Pemerintahan Kota Mataram. 2. Arti lambang dan warna lambang Daerah Kota Mataram. 3. Gambaran umum Kota Mataram.

8

BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Perkembangan Politik Hukum Terbentuknya Pemerintahan Kota Mataram. Sejarah Kota Mataram dapat ditilik mulai zaman raja-raja di Lombok, dimulai masa kedatuan yang ditandai munculnya kedatuan selaparang yang tercatat paling besar. Kemudian berlanjut dalam lintasan sejarah ekspansi Raja Karangasem dari bali yang mendirikan Kerajaan Mataram. Pada tahun 1842 Masehi Raja Mataram menaklukkan kerajaan-kerajaan lainnya, antara lain Pagesangan dan Kahuripan. Setelah tahun 1843 Masehi Raja Mataram memindahkan Ibukota Kerajaan Mataram ke Cakranegara dengan Ukir Kawi sebagai nama Istana Raja. Sejak itu nama Mataram tercatat sebagai kota pusat pemerintahan yang penting di Lombok. Raja Mataram di Lombok selain terkenal kaya raya juga merupakan raja yg ahli dalam tata ruang kota. Lebih dari itu pemerintahan kerajaan saat itu telah melaksanakan sensus penduduk kerajaan. Caranya dengan meminta semua warganya mengumpulkan jarum. Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan akan diketahui lewat ikatan warna tali pada jarum-jarum yang diserahkan. Era baru dalam sejarah yang menandai pasca pemerintahan Kerajaan Mataram adalah hegemoni pemerintahan Kolonial Belanda. Kemudian zaman pendudukan Jepang, dan terbentuknya Negara Indonesia Bagian Indonesia Timur dari Konfrensi Meja Bundar (KMB) 27 Desember 1949.

9

Raja Mataram jatuh setelah peperangan besar melawan tentara pemerintah Kolonial Hindia Belanda yang dilengkapi persenjataan lebih modern serta taktik yang licik dari tentara kolonial. Akantetapi Pemerintah Hindia Belanda harus membayar mahal, dengan korban Jenderal Van Ham yang makamnya ada di Karang Jangkong Cakranegara, sejak saat itu mulailah diterapkan sistem Pemerintahan dwitunggal di bawah Afdelling Bali Lombok yang berpusat di Kota Singaraja Bali. Pulau Lombok dalam pemerintahan dwitunggal terbagi menjadi tiga Onder Afdelling, dari pihak Kolonial sebagai wakil di sebut Controleur dan dari wilayah di sebut Kepala Pemerintahan Setempat (KPS) sampai ke tingkat ke distrikan. Adapun ketiga wilayah administratif masih disebut West Lombok (Lombok Barat) Midle Lombok (Lombok Tengah) dan East Lombok (Lombok Timur) dipimpin oleh seorang controleur dan Kepala Pemerintahan Setempat (KPS). Untuk wilayah West Lombok (Lombok Barat) membawahi tujuh wilayah administratif yang meliputi : 1. Kedistrikan Ampenan Barat di Dasan Agung 2. Kedistrikan Ampenan Timur di Narmada 3. Kedistrikan Bayan di Bayan Belek 4. Kedistrikan Tanjung di Tanjung 5. Kedistrikan Gerung di Gerung 6. Asisten di Gondang 7. Kepunggawaan di Mayura Cakranegara Distrik Gondang

10

Untuk

Kepunggawaan

Cakranegara dipimpin

oleh punggawa, tidak

memimpin wilayah yang dipimpin adalah umat Hindu se-Pulau Lombok seperti Kepunggawaan Cakranegara semua pemeluk agama Hindu, ada juga Kepala Suku Bugis, Suku Arab dan Suku Tionghoa. Di bidang peradilan, Kepala Distrik diberikan wewenang penuh untuk bertindak sebagai kehakiman dan kejaksaan dalam memutuskan dan memenjarakan orang selama tujuh hari tanpa boleh banding, kelembangaan hukumnya disebut Raat Sasak dan Raat Kertha untuk Hindu. Di bidang Pendidikan, pada masa pemerintahan menerapkan system pendidikan bertingkat yang diantaranya : 1. Voolkes School, hanya ada 1 unit di tiap desa (pemusungan), murid yang dididik kelas I-III 2. Vervoleg School, hanya ada di tiap kedistrikan, 1 unit murid yang dididik kelas III-V 3. Holand Inland School (HIS), sekolah yang pengantaranya Bahasa Belanda, muridnya anak-anak orang belanda, distrik, orang berpengaruh dan pengusaha, murid yang dididik kelas V-VII 4. MILO setingkat SMP hanya ada di Pulau Jawa 5. A.M.S setingkat SLTA 6. Holden Bestuur School (HBS) sekolah khusus bidang ilmu pemerintahan di Makasar. Hindia Belanda

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah untuk seluruh wilayah Republik Indonesia, lahirlah Undang-undang Nomor 64 dan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Bali, NTB dan NTT serta Daerah Tingkat II, yang diundangkan pada tanggal 4 Agustus 1958. Sementara dengan lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, keluarlah Penpres Nomor 6 Tahun 1959 yang menentukan bahwa kepala daerah merangkap juga sebagai Ketua DPRD. Pada masa kepemimpinan H. Lalu Anggrat, BA tanggal 1 Mei 1960 sampai 1965 status kepunggawaan Cakranegara dan Kepala-kepala suku dihapuskan, dan kepunggawaan cakranegara berubah status menjadi Kedistrikan Cakranegara dengan Lalu Jape sebagai Ketua DPRD dari unsure PNI. Setelah berlakunya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965, kembali terjadi perubahan meliputi : 1. Merubah sebutan Daerah Swatantra Tingkat II menjadi Kabupaten Daerah Tingkat II. 2. Bupati Kepala Daerah tidak lagi merangkap sebagai Ketua DPRD. 3. Berdasarkan Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1967, maka diadakan perombakan penyempurnaan DPRDGR LOBAR dari 34 kursi ditetapkan menjadi 32 kursi.

6

Berdasarkan perkembangan Pemerintahan dan dengan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I NTB Nomor 288.Pem.20/1/12 diadakan perubahan wilayah Kabupaten Lombok Barat yang terdiri dari : 1. Kecamatan Ampenan 2. Kecamatan Cakranegara 3. Kecamatan Narmada 4. Kecamatan Tanjung 5. Kecamatan Gangga 6. Kecamatan Bayan 7. Kecamatan Gerung 8. Kecamatan Kediri

Pada tahun 1967 dengan Surat Keputusan Gubernur KDH Tk. I Propinsi NTB Nomor 156/ Pem.7/2/266 tanggal 30 Mei 1969 yang isinya tentang penambahan 1 (satu) Kecamatan, maka yang tadinya 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Ampenan dan Kecamatan Cakranegara dirubah menjadi 3 Kecamatan. Penambahan kecamatan tersebut adalah Kecamatan Mataram dengan mengambil beberapa Desa dari 2 Kecamatan terdahulu. Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1978 tentang Pembentukan Kota Administratif Mataram, sehingga terbentuklah Kota Administratif (KOTIF) Mataram, sebagai akibat dari adanya perubahan dan perkembangan Kota Mataram yang makin pesat. Sebutan desa pun berubah menjadi kelurahan. Peresmian KOTIF Mataram waktu itu dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri H. Amir Mahmud. Sedangkan pelantikan Drs. Mudjitahid sebagai Walikota KOTIF Mataram yang I (pertama) dilakukan oleh Gubernur KDH Tingkat I Propinsi NTB (waktu itu) H.R. Warsita Kusumah. 7

Perubahan status KOTIF Mataram menjadi Kodya Mataram berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993, dimana wilayahnya terdiri dari 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Mataram, Ampenan dan Cakranegara, dengan 23 Kelurahan dan 247 lingkungan. Sejak saat itu maka terpisahlah Kodya Mataram dengan Kabupaten Lombok Barat yang semula merupakan induk Kodya Mataram. Peresmian Kodya Mataram dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri (waktu itu) Moh. Yogi s. Memet pada tanggal 31 Agustus 1993, dan sekaligus melantik Walikotamadya Mataram H.L. Masud. Sejalan dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, maka terjadi perubahan sebutan Kotamadya Dati II Mataram menjadi Kota Mataram saja, dan diikuti pula dengan beberapa perubahan sebutan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tersebut. Dalam perjalanan sejarah Kota Mataram berikutnya, tepat pada tanggal 13 Desember 1999 H. Moh. Ruslan, SH dilantik secara resmi sebagai Walikota Mataram menggantikan H.L. Masud oleh Gubernur Provinsi NTB Drs. H. Harun Al-Rasyid, Msi.

6

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan di Kota Mataram, maka wilayah Kota Mataram terbagi menjadi 6 Kecamatan Yaitu : 1. Kecamatan Ampenan 2. Kecamatan Mataram 3. Kecamatan Cakranegara 4. Kecamatan Sandubaya 5. Kecamatan Sekarbela, dan 6. Kecamatan Selaparang.

Genap 18 (delapan belas) Tahun umur Kota Mataram yang kita cintai bersama, sudah banyak perubahan-perubahan disegala bidang yang dapat kita temukan baik dibidang ekonomi, hukum, kesehatan, pariwisata, sosial dan budaya serta politik. Tentunya perubahan yang terjadi merupakan perubahan kearah positif yang memberikan manfaat bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara. Perkembangan Kota Mataram saat ini tentunya merupakan hasil kerjasama semua elemen baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan masyarakat. Kemajuan Kota Mataram tidak akan tercipta apabila salah satu elemen tersebut tidak memberikan dukungan serta kontribusi bagi perkembangan Kota Mataram.

7

B. Arti Lambang Dan Warna Lambang Daerah Kota Mataram Sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, sebutan Kotamadya Daerah Tingkat II berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah diubah dan berkedudukan sebagai Daerah Kota yang otonom, yang mempunyai kewenangan dan kekuasaan untuk membentuk dan melaksanakan kebijakan menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat. Perubahan sebutan tersebut membawa konsekuensi pada perubahan sebutan/ nomenklatur yang tertera pada Lambang Daerah dari Kota Mataram. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2001 mengatur tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram Nomor 2 Tahun 1994 tentang Lambang Daerah Kotamadya Mataram Tingkat II Mataram.

LAMBANG DAERAH KOTA MATARAM

6

1. Arti lambang :

Perisai

:

Melambangkan ketangguhan dalam menghadapi setiap ancaman,gangguan hambatan dan tantangan baik yang dating dari luar maupun dari dalam. Perisai segilima ini merupakan manifestasi dari Pancasila sebagai ideologi negara, dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia .

Bintang

:

Bersudut lima melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa.

Rantai

: Tujuh mata rantai yang bersambung melambangkan keanekaragaman masyarakat yang menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan dalam kehidupan

masyarakat, berbangsa dan bernegara. Kubah : Melambangkan kehidupan masyarakat daerah yang senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Rangkaian Padi Kapas Melambangkan Keadilan Sosial, tiga puluh satu butir dan padi melambangkan tanggal 31, dan 8 buah kapas : melambangkan bulan Agustus yang menunjukkan hari lahirnya Kota Mataram. Seutas tali pengikat bersimpul tiga melambangkan ikatan yang erat antara manusia dan manusia dengan lingkungan.

7

Burung Koak Termasuk salah satu satwa khas daerah Nusa Tenggara Kaok : Barat yang dilindungi oleh Undang undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. Burung ini melambangkan disiplin, hemat, kesetiakawanan dan dinamis. Pintu Gerbang Melambangkan keterbukaan, etos kerja yang Lumbung berbentuk : tinggi, hemat dan menunjukkan sikap hidup gotong royong.

2. Arti Warna Lambang Daerah : Biru Muda : Berarti cita cita yang tidak pernah kering dari seluruh warga Kota Mataram dan berusaha dengan penuh semangat untuk mewujudkannya. Biru Tua : Kesetiaan, yang berarti menjunjung tinggi Pancasila dan Undang undang Dasar 1945 serta setia pada Pemerintah Republik Indonesia . Merah Jingga : Melambangkan ketangguhan dan menyongsong masa depan untuk kebenaran dan keadilan. Abu abu : Warna yang mempunyai sifat netral. Jadi dinamis dalam era globalisasi. Kuning Putih : Kejayaan, keberanian berjuang atas dasar kesucian. : Kesucian, kejujuran, keseluruhan rakyatnya yang

8

senantiasa bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hijau : Kemakmuran, kesejukan adalah ciri ciri dari seluruh masyarakat Kota Mataram. Hitam : Melambangkan keabadian dan kemantapan untuk meraih harapan.

C. Gambaran Umum Kota Mataram. 1. Geografis. Kota Mataram yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993, secara geografis terletak pada ujung sebelah barat Pulau Lombok, pada posisi 11604-11610 bujur Timur dan 0833-0838 Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah : Sebelah Utara : Kecamatan Gunungsari, Kecamatan Batulayar dan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat Sebelah Timur : Kecamatan Narmada dan Kecamatan Lingsar

Kabupaten Lombok Barat. Sebelah Selatan : Sebelah Barat : Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat. Selat Lombok.

Kota Mataram selain merupakan Ibukota provinsi Nusa Tenggara Barat juga merupakan Pusat Pemerintahan, Pusat Pendidikan dan Pusat

Perekonomian Barang dan Jasa. Pintu sebelah barat ada eks. Bandara Selaparang, sebelah selatan Pelabuhan Lembar yang datang dari Padang bai 9

(Bali), dan sebelah timur Pelabuhan Kayangan Labuan Lombok yang datang dari pulau Sumbawa, dengan laju pertumbuhan ekonomi makro tahun 2009 adalah 8,47 %. Kondisi luas kemiringan lahan menurut kecamatan memiliki tingkat kemiringan lahan datar antara 0-2% seluas 3.126 Ha, Kemiringan lahan bergelombang antara 2-15% seluas 2-909 Ha dan kemiringan lahan curam 1440% seluas 4.568 Ha. 2. Administratif. Kota Mataram secara administratif memiliki luas wilayah 61,30 Km2 terbagi dalam 6 wilayah Kecamatan dan 50 Kelurahan serta 298 lingkungan berpenduduk 402.116 jiwa. 3. Iklim dan Curah Hujan. Kota Mataram umumnya merupakan daerah yang beriklim tropis dengan suhu udara rata-rata berkisar antara 23,21 C 31,45 C. kelembaban maksimum 79,33% terjadi pada bulan Desember dengan kelembaban berkisar 80%. Hari hujan dan curah hujan terjadi pada bulan Februari yaitu 18 hari hujan dengan curah hujan sebesar 258 mm pada bulan November yaitu 25 hari hujan dengan curah hujan 368 mm. penyinaran matahari berdasarkan data BMG Kota Mataram maksimum terjadi pada bulan Mei sebesar 84% dan minimum terjadi pada bulan Desember sebesar 40% dan kecepatan rata-rata angin sebesar 6%.

10

4.

Pemekaran Wilayah Perkembangan Kota Mataram yang diiringi oleh lajunya pertumbuhan penduduk menyebabkan semakin kompleknya permasalahan yang dihadapi oleh penyelenggaraan Pemerintahan Kota. Masyarakat yang semakin maju menuntut pelayanan yang semakin bermutu sebagai imbalan atas kontribusi yang telah mereka berikan bagi kemajuan kota. Terkait dengan laju pertumbuhan pendudukan dan laju prtumbuhan ekonomi masyarakat, maka terbukalah peluang baru bagi pemberdayaan masyarakat meningkatkan intensitas pembangunan untuk kemaslahatan umum. Maka salah satu strategi yang ditempuh Pemerintah Kota Mataram dalam rangka upaya pendekatan pelayanan kepada masyarakat adalah melalui pemekaran wilayah, wilayah kecamatan dan kelurahan, sehingga Pemerintah Kota Mataram akan dapat melayani, memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara efektif melalui berbagai program

pembangunan yang akan dilaksanakan beradasarkan Keputusan Walikota Mataram Nomor 103/III/2003 tanggal 31 Maret 2003 menetapkan Tim Pengkajian Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan. Tindak lanjut dari Keputusan tersebut, maka ditetapkanlah Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan di Kota Mataram, maka wilayah Kota Mataram yang semula 11

terdiri dari 3 Kecamatan, 23 Kelurahan dan 247 lingkungan, setelah pemekaran menjadi 6 Kecamatan, 50 Kelurahan dan 298 Lingkungan.

12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan 1. Sejak pertama kali dibentuk sampai dengan hari ini umur Kota Mataram yang genap 18 (delapan belas) Tahun, tentunya sudah nampak jelas perubahanperubahan yang terjadi baik dibidang Pendidikan,Perekonomian, Kesehatan, Sosial budaya, dan lain-lain. 2. Lambang Daerah Kota Mataram merupakan cita-cita, gambaran/ cerminan kita semua dalam menjalankan Pemerintahan serta pembangunan di Kota Mataram yang maju, religuis dan berbudaya. 3. Daerah Kota Mataram memiliki luas dan potensi yang cukup memadai dalam menunjang pembangunan, sehingga wajar kota mataram berkembang dengan pesat dibanding dengan daerah lainnya.

13

B. Saran

1. Seiring dengan meningkatnya pembangunan di Kota Mataram, tentunya menimbulkan dampak yang signifikan baik dibidang

Pendidikan,Perekonomian, Kesehatan, Sosial budaya, dan lain-lain. Terkait hal tersebut tentunya berbagai sarana penunjang semakin diperlukan, sehingga Pemerintah Kota Mataram melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diharapkan melakukan perbaikan serta mampu memanfaatkan potensi-potensi daerah guna Kota Mataram yang maju, religius dan berbudaya. 2. Diharapkan kepada para pemangku kepentingan agar dalam menjalankan pemerintahan tetap berpegang teguh pada nilai dan cita-cita luhur yang tertuang dalam Lambang Daerah Kota Mataram. 3. Diharapkan kepada para pemangku kepentingan dapat memanfaatkan secara efektif dan efisien potensi-potensi daerah Kota Mataram sesuai dengan kondisi dan karakteristik Kota Mataram, serta melaksanakan Pemerintahan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

14

DAFTAR PUSTAKA

Buklet, 18TH Kota Mataram Setahun Pemerintahan Aman,Bagian Humas dan Protokol Setda Kota Mataram, Mataram : 2011 Peraturan Perundang-undangan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah untuk seluruh wilayah Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1978 tentang Pembentukan Kota Administratif Mataram. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram Nomor 2 Tahun 1994 tentang Lambang Daerah Kotamadya Mataram Tingkat II Mataram. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 12 Tahun 2001 mengatur tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan di Kota Mataram. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 3 Tahun 2007 tentang Pemekaran Kecamatan dan Kelurahan di Kota Mataram. Internet http://mataramkota.go.id/

15