tugas role play

5
Dua orang remaja yang sedang jatuh cinta, Si Kipli dan Si Jamilah. Si Jamilah bunga Desa yang diperebutkan oleh banyak pria di desanya. Si Kipli pemuda Desa sebelah, yang belum memiliki pekerjaan tetap. Singkat cerita keduanya bertemu di salah satu pesta pernikahan. Seiring waktu berjalan mereka pun saling mengenal akhirnya jatuh cinta. Namun hubungan mereka ditentang keras oleh Ibu Jamilah karena Kipli belum memiliki pekerjaan yang layak. Semakin hari semakin besar perasaan mereka, dan sampai mereka berkomitmen untuk menikah, sampai kejadian itu pun terjadi, sepasang muda-mudi yang lepas kendali, saling mengasihi layaknya suami istri. Akhirnya Jamilah telah berbadan dua, dan hal ini memicu kemarahan keluarga Jamilah, Namun apa hendak di kata, cinta kedua insan manusia ini sangat besar dan tidak bisa dipisahkan lagi. Sehingga mereka berkomitmen untuk menjaga bayi yang ada dikandungan agar tetap sehat, yang nantinya mereka harapkan bisa mendapat restu dari keluarga Jamilah. Scene I. (Kekesalan dan kemarahan Orang tua Jamilah kepada Kipli pemuda yang dicintai si Jamilah) Dikediaman Orang tua Jamilah Ibu jamilah bersama 2 tetangganya sedang meluapkan kemarahan karena mengetahui anak gadisnya telah berbadan dua bersama pria yang di Cintainya. Ibu Zulaiha : apa yang di pikiran si jamilah sehingga tega pergi meninggalkan keluarga demi seorang pemuda yang pekerjaannya tidak jelas, Tantenya Jamilah : mungkin si Kipli sudah memelet anak ibu, sehingga dia rela dan ikut saja apa kata si bocah ingusan itu Tantenya Jamilah : Iya.. iya.. mungkin anak ibu sudah di santet di dukun, bu. Ibu Zulaiha : (dengan ekspresi wajah geram, seperti harimau yang hendak menerkam mangsa) aghhhhhhh! Awas ya kalau ketemu, nanti ku beri pelajaran anak itu

Upload: setia-novandi

Post on 14-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas semster II kebidanan

TRANSCRIPT

Dua orang remaja yang sedang jatuh cinta, Si Kipli dan Si Jamilah. Si Jamilah bunga Desa yang diperebutkan oleh banyak pria di desanya. Si Kipli pemuda Desa sebelah, yang belum memiliki pekerjaan tetap. Singkat cerita keduanya bertemu di salah satu pesta pernikahan. Seiring waktu berjalan mereka pun saling mengenal akhirnya jatuh cinta. Namun hubungan mereka ditentang keras oleh Ibu Jamilah karena Kipli belum memiliki pekerjaan yang layak. Semakin hari semakin besar perasaan mereka, dan sampai mereka berkomitmen untuk menikah, sampai kejadian itu pun terjadi, sepasang muda-mudi yang lepas kendali, saling mengasihi layaknya suami istri. Akhirnya Jamilah telah berbadan dua, dan hal ini memicu kemarahan keluarga Jamilah, Namun apa hendak di kata, cinta kedua insan manusia ini sangat besar dan tidak bisa dipisahkan lagi. Sehingga mereka berkomitmen untuk menjaga bayi yang ada dikandungan agar tetap sehat, yang nantinya mereka harapkan bisa mendapat restu dari keluarga Jamilah.

Scene I. (Kekesalan dan kemarahan Orang tua Jamilah kepada Kipli pemuda yang dicintai si Jamilah)Dikediaman Orang tua JamilahIbu jamilah bersama 2 tetangganya sedang meluapkan kemarahan karena mengetahui anak gadisnya telah berbadan dua bersama pria yang di Cintainya.Ibu Zulaiha : apa yang di pikiran si jamilah sehingga tega pergi meninggalkan keluarga demi seorang pemuda yang pekerjaannya tidak jelas, Tantenya Jamilah :mungkin si Kipli sudah memelet anak ibu, sehingga dia rela dan ikut saja apa kata si bocah ingusan ituTantenya Jamilah : Iya.. iya.. mungkin anak ibu sudah di santet di dukun, bu.Ibu Zulaiha : (dengan ekspresi wajah geram, seperti harimau yang hendak menerkam mangsa) aghhhhhhh! Awas ya kalau ketemu, nanti ku beri pelajaran anak itu biar tau rasa, dia pikir dengan modal cinta saja sudah cukup untuk memiliki anak saya, pufttt jangan harap saya akan memberi restu kepada kalian.Tantenya jamilah: iya zaman sekarang, semua butuh duit, duit, dan duit, kalu tidak ya kelaut saja mancing ikan, yah,,,itu juga kalau dapatTantenya jamilah:yupp, saya setuju ibu, eh tapi ngomong-ngomong si Kipli itu pekerjaannya apa ya?Ibu Zulaiha: yah itulah alasan saya tidak setuju pada dia, sebab pekerjaan saja tidak jelas, petani Musiman, penghasilan tak menentu. Tantenya jamilah: ow gitu toh, berarti gak jelas dong penghasilannya? La trus untk makan istri dan anak-anak bagaimana? Walh-walah.. saya juga gak maw punya anak mantu kaya begitu,Ibu Zulaiha:aduh, kacau, kacau, Ya Allah Ya Tuhan, harus bagaimana aku ini, (dengan wajah pasrah dan penuh permohonan, dengan sesekali melihat ke atas)Tantenya Jamila:sudah, sudah ibu tenang saja, yang penting sekarang kita harus temukan dulu mereka, nanti baru kita bicarakan baik-baik dengan mereka IbuTantenya Jamilah:iya ibu, saya dan Ibu Lastri akan membantu mencari tau keberadaan mereka, kalau saya ada kabar langsung saya kasih kabariIbu Zulaiha:Iya ibu, aduh terima kasih banyak sudah bersedia membantu2 orang tetangga pun berlalu meninggalkan rumah Ibu Zulaiha..Schene 2 (disebuah gubuk kecil, Jamilah dan Kipli sedang membicarakan nasib bayi mereka, dengan penuh rasa tanggungjawab Kipli meyakinkan Jamilah untuk merawat buah cinta mereka, apapun yang terjadi nantinya)Jamila: terus terang saya tidak begitu yakin dengan rencana kita untuk tetap melahirkan bayi ini, saya takut nantinya bukan restu yang kita dapat tetapi malah sumpah serapah,Kipli:jangan berkata seperti itu, sekejam-kejamnya harimau tidak akan tega memakan anaknya sendiri, bayi di dalam kandunganmu itu adalah buah cinta kita, dan saya siap bertanggung jawab, menikahi dan membesarkan anak kita, bagaimanapun caranya.Jamilah:tetapi bagaimana dengan keluarga kita yang menetang?Kipli: saya yakin ketika bayi ini lahir mereka juga akan luluh dan mau menerima dan merestui hubungan kita, karena inilah satu-satunya yang bisa meyakinkan mereka tentang keseungguhan saya untuk membahagiakan kamu Jamilah.Jamilah:(menangis terseduh-seduh) saya hanya khawatir saja tentang keselamatan kamu, saya tidak mampu membayangkan sesuatu yang buruk terjadi padamu, saya takut Kipli. Saya mencintai dan tak ingin kehilanganmuKipli: (memegang tangan dan menatap dalam-dalam mata Jamilah) Iya, saya juga sangat mencintai kamu jamilah, tapi sekarang kita punya tanggung jawab yang lebih besar lagi yaitu merawat dan membesarkan bayi kita bersama-samaJamilah:(sambil menatap wajah Kipli dengan penuh rasa sayang dan terharu) saya sangat beruntung memiliki pasangan yang maw bertanggung jawab seperti kamu. (memeluk erat Kipli)Kipli: sudah-sudah jangan bersedih lagi, sekarang hapus air matamu, dan besok pagi kita siap-siap berangkat ke Pustu untuk memeriksa kandunganmu. Dan jangan lupa kamu juga harus menjaga kesehatan ya. Jangan terlalu dipikirkan masalah ini, biar aku saja. Nanti kalu kamu pikir pikir terus bisa stress dan berpengaruh pada kesehatan janin kita.Jamilah:iya Sayang. Terima kasih untuk semuanya.(Malam semakin larut , dan mereka pun menginap di gubuk kecil tersebut dengan kedaan seadanya.)

Schene 4 ( Ibu Jamilah mendapat Informasi tentang keberadaan Jamilah dan Kipli)Ibu Zulaiha:apa benar kemarin ibu melihat anak saya bersama seorang oemuda?Masyarakat:iya benar ibu, saya yakin benar, kalau itu si Jamilah, siapa lagi gadis cantik di kampung ini kalau bukan anak ibu.Ibu Zulaiha:Aduh . Kemarin mereka di sekitar sini ya bu?Masyarakat: iya ibu (sambil menunjuk gubuk tua tempat Jamilah dan Kipli menginap) di gubuk itu mereka semalam menginap,Ibu Zulaiha:ibu , kalau boleh tau mereka kemana ya sekarang?Masyarakat: kemarin si Pemuda itu sempat cerita dengan saya kalau hari ini dia maw ke Pustu Desa Zuriyati untuk memeriksakan kandungan anak ibu.Ibu Zulaiha:Wah, terima kasih banyak ibu atas informasinya, kalau begitu saya langsung kesitu..(ibu Zulaiha pun bergegas menuju Pustu)

Schene 5 ( konsultasi hampir rampung, dan selang beberapa saat Ibu Zulaiha pun Tiba dan langsung memasuki ruang bidan tempat Jamilah dan Kipli berkonsultasi, dan langsung memarahi mereka berdua.Ibu Zulaiha:(dengan nada tinggi dan suara membentak-bentak, Ibu zulaiha langsung melabrak mereka) apa yang kalian sudah gila? Apa yang kalian lakukan disini,? Ayo pulang Jamilah, pulang sekarang! Kipli:sabar ibu, sabar kita bicara baik-baik kan, tida enak dilihat orang.Jamilah:iya Ibu jangan marah-marah dulu, kami datang kesini karena kami peduli dengan kesehatan bayi ini, dan ingin mempertanggungjawabkan apa yang telah kami lakukanIbu Zulaiha:alaaahhh, tida usah banyak jawaban, ayo pulang..Bidan Santi: maaf ibu, bukannya saya membela bapak dan ibu ini, tapi tugas saya disini adalah memastikan ibu dan calon bayi sehat dan tak ada masalah. Dan unutk masalah keluarga Ibu, bisa dibicarakan lagi setelah konsultasi ini selesai.Kipli:Ibu, tolong dengarkan saya dulu, saya punya niat baik kepada anak ibu, saya maw tanggung jawab, ini bukti kesungguhan saya, saya tidak lari dari tanggung jawab, saya hanya ingin Jamilah dan Bayi kami selamat. Dan setelah semua selesai saya akan segera menikahi anak ibu,Jamilah: dengan ekspresi memohon dengan sangat dan dengan berlinang air mata) Ibu tolonglah, kami saling mencintai ibu, tolong jangan pisahkan kami. Bayi ini adalah calon cucu Ibu juga, keluarga dan darh daging saya bu.Ibu Zulaiha:(tak mampu berkata apa-apa lagi) ibuibu. Sayang sekali sama kamu Jamilah, Ibu sangat sedih kamu lari dari rumahJamilah: (langsung memmeluk sang Ibu dan menangis) maafkan Jamilah ibu, maafkan, Ibu Zulaiha:(sang ibu pun akhirnya luluh dan menangis karena menyadari bahwa dia juga bersalah karena terlalu keras terhadap anaknya sendiri) iya Nak, maafkan Ibu juga sudah keras dan egois tidak mau mendengarkan kamuAkhirnya mereka pun menyadari bahwa apa yang telah terjadi tidak perlu lagi di sesali tetapi segera di carikan solusi. Pada akhirnya Jamilah dan Kipli mendapat restu dan langsung menyelenggarakan pesta pernikahan. Dan tak lama setalah pernikahan, anak pertama mereka pun lahir dan diberi Nama Naura Assyafa)