tugas proposal rianto wattimury 2

25
MEMBUDIDAYAKAN AYAM KAMPUNG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KONSUMSI GIZI ANAK DI NEGERI HATUHENU KECAMATAN AMAHAI KABUPATEN MALUKU TENGAH TUGAS Sebagai syarat untuk memenuhi Tugas mata Kuliah METODOLOGI PENELITIAN BIOLOGI Di Susun oleh RIANTO WATTIMURY NPM : 12303702100106 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GOTONG ROYONG MASOHI 2013

Upload: eganardhian

Post on 01-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

MEMBUDIDAYAKAN AYAM KAMPUNG UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KONSUMSI GIZI ANAK DI NEGERI HATUHENU KECAMATAN AMAHAI KABUPATEN MALUKU TENGAH TUGASSebagai syarat untuk memenuhi Tugas mata Kuliah

METODOLOGI PENELITIAN BIOLOGIDi Susun oleh

RIANTO WATTIMURYNPM : 12303702100106

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANGOTONG ROYONG MASOHI

2013BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas telah dikembangkan visi pembangunan kesehatan yaitu Indonesia sehat 2010 yang diantaranya mengharapkan peningkatan perilaku yang proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Seluruh upaya diatas memiliki kaitan erat dalam perbaikan gizi dapat diandalkan sebagai tindakan promotif dan preventif yang merupakan jiwa dari visi Indonesia sehat 2010 (Depkes RI, 2002).

Salah satu agenda pembangunan Nasional adalah mewujudkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) manusia yang sehat, cerdas, produktif dan mandiri. Meningkatkan status gizi penduduk merupakan basis pembentukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Melaksanakan pemantaun konsumsi dan status gizi penduduk secara berkala diberbagai tingkat administrasi menjadi sangat penting untuk mengetahui besaran masalah yang perlu segera ditanggulangi (Depkes, 2004).

Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang ini pemenuhan dasar anak seperti perawatan dan makanan bergizi yang diberikan secara baik dan benar dapat membentuk SDM yang sehat dan produktif. Anak sebagai aset SDM dan generasi penerus perlu diperhatikan kehidupannya. Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia. Kecukupan gizi sangat mempengaruhi terhadap kecerdasan dan produktivitas kerja manusia. Banyak aspek yang berpengaruh terhadap status gizi antara lain aspek pola pangan, sosial budaya dan pengaruh konsumsi pangan (Suhardjo, 2003).

Kelompok usia sekolah termasuk golongan penduduk berada pada masa pertumbuhan yang cepat dan aktif. Dalam kondisi anak harus mendapatkan masukan gizi dalam kuantitas dan kualitas yang cukup. Status gizi anak sebagai cerminan kecukupan gizi, merupakan salah satu tolak ukur yang penting untuk menilai keadaan pertumbuhan dan status kesehatannya. Usia antara 6 sampai 12 tahun adalah usia anak yang duduk dibangku SD. Pada masa ini anak mulai masuk kedalam dunia baru, anak mulai banyak berhubungan dengan orang-orang diluar keluarganya dan berkenalan dengan suasana dan lingkungan baru dalam kehidupannya (Mochji, 2003).

Pada umur ini anak lebih banyak aktifitasnya, baik di sekolah maupun di luar sekolah, sehingga anak perlu energi lebih banyak. Pertumbuhan anak lambat tetapi pasti, sesuai dengan banyaknya makanan yang dikonsumsi anak. Sebaiknya anak diberikan makanan pagi sebelum ke sekolah, agar anak dapat berkonsentrasi pada pelajaran dengan baik dan berprestasi (Soetjiningsih, 2002).

Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih. Masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan dan adanya daerah miskin gizi. Masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. (Almatsier, 2001)

Survey Depkes tahun 1997 terhadap 600 ribu anak SD di 27 propinsi di Indonesia menunjukkan bahwa anak sekolah yang mengalami gangguan masalah kurang gizi berkisar antara 13,6%-43,7%. Masalah kekurangan gizi pada usia SD terlihat dengan prevalensi kekurangan energi protein di Indonesia pada siswa SD/MI sebesar 30,1%. Sedangkan prevalensi anemia besi mencakup sekitar 25-40%. Besarnya prevalensi gangguan pertumbuhan pada siswa SD/MI di Indonesia sebesar 32% di pedesaan dan 18% di wilayah perkotaan (DepKes, 2002).

Makan pagi penting bagi anak sekolah karena energi diperlukan anak untuk menahan rasa lapar saat berada di sekolah. Anak membutuhkan untuk aktifitas di sekolah seperti belajar, berolahraga, bermain, waktu istirahat dan sebagainya (Mochji, 2003). Gizi buruk pada anak di usia muda membawa dampak anak mudah menderita salah mental, sukar berkonsentrasi, rendah diri, dan prestasi belajar menjadi rendah. Dari berbagai penelitian terbukti penderita gizi buruk terjadi hambatan terhadap pertumbuhan otak dan tingkat kecerdasan. (Moehji, 2003) Menurut hasil observasi penulis, masyarakat negeri Hatuhenu,Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah, kini telah memanfaatkan ayam kampung demi pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari hari telur ayam kampung dijual dan hasilnya dapat membantu pendapatan keluarga yang rata rata tingkat kehidupannya berekonomi lemah. Pemanfaatan ayam kampung kini telah membantu untuk meningkitkan kualitas konsumsi gizi anak dalam lingkup keluarga sehingga kebutuhan gizi dapat terpenuhi dengan baik sehingga proses pengembangan mutu anak pun dapat berjalan dengan baik pula.Bertolak dari hal hal yang diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pemanfaatan ayam kampung untuk meningkatkan kualitas konsumsi gizi anak di Negeri Hatuhenu Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku TengahB.Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan pada penelitian ini adalah: Bagaimanakah Pemanfaatan ayam kampung untuk meningkatkan kualitas konsumsi gizi anak di negeri Hatuhenu Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah?C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pemanfaatan ayam kampung untuk meningkatkan kualitas konsumsi gizi anak di Negeri Hatuhenu,Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

A.Manfaat Teoritis

Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat tentang pentingnya meningkatkan konsumsi gizi anak melalui budidaya ayam kampung di Negeri Hatuhenu Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah

B.Manfaat PraktisSebagai bahan masukan kepada lembaga STKIP gotong royong Masohi khususnya Program Studi pendidikan biologi guna pengembangan ilmu pengetahuan ke depan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKAA.Telur dan Daging ayam kampung

Telur sumber protein terbaik sekaligus termurah. Namun, masih banyak yang perlu kita ketahui tentang telur. Telur termasuk makanan paling populer, rasanya tak ada orang yang tak kenal bahan makanan kaya protein ini. Di Indonesia sendiri telur ayam masih dibagi 2 bagian, yaitu telur ayam negeri dan telur ayam kampung. Telur ayam kampung memiliki ukuran lebih kecil, tetapi warna kuningnya lebih cerah.Telur ayam kampung yang asli mempunyai kelebihan dibandingkan telur ayam yang lain. Selain sumber kalori dan protein hewani yang cukup baik (mudah diserap usus dalam jumlah yang banyak) dapat dipakai sebagai campuran minuman jamu yang diyakini dapat memberikan kesegaran pada tubuh, dengan demikian tubuh tidak mudah kena penyakit. Per100 gram telur ayam kampung mengandung 174 kalori, 10,8 gram protein, 4,9 mg zat besi dan 61,5 g retinol (vitamin A). Untuk meningkatkan khasiatnya dalam mengkonsumsi telur ayam kampung dapat ditambahkan madu asli (untuk menambah energi) manfaat lain yaitu,dapat menyembuhkan penyakit jantung koroner, kencing manis, maag atau usus besar, selain mengandung sumber energi juga mengandung sumber protein yang cukup. Energi yang dipakai untuk mengganti energi yang digunakan aktifitas dan berfikir sedangkan proteinnya diperlukan untuk mengganti bagian organ yang rusak. Ayam kampung mempunyai kandungan kolesterol (pada kuning telur) cukup tinggi. Bagi yang mempunyai hipertensi atau hiperkolesterolemia (kandungan kolesterol dalam darah yang tinggi) harus hati - hati mengatur konsumsinya. Membantu mengatasi kelelahan dan kecapaian tubuh, namun tidak dapat mengatasi seluruhnya karena badan masih membutuhkan waktu untuk mengistirahatkan organ tubuh.B.Ayam kampung dan perkembangannya di pedesaanAyam kampung, secara umum telah dikenal dan banyak dipelihara masyarakat di daerah pedesaan atau di daerah urban dan masih diusahakan secara tradisional. Walaupun produktivitasnya lebih rendah dibandingkan dengan ayam ras, namun memberikan sumbangan sebesar 26,23% bagi pemenuhan daging unggas atau 15,95% dari kebutuhan daging secara keseluruhan .Sementara itu, keberadaan ayam kampung tidak akan tersaingi oleh ayam ras, karena daging ayam kampung memiliki citarasa yang khas, terutama bagi masakan asli Indonesia. Selain itu, telur ayam kampung dipercaya memiliki nilai nutrisi lebih bagus dari telur ayam ras, dan cocok untuk dikonsumsi sebagai jamu. (Ridwan,1999 : 55)Menurut Ridwan(199:57) secara umum pada kenyataanya harga ayam kampung dan telurnya selalu lebih tinggi dari harga ayam dan telur ayam ras . Sementara itu, permintaan akan daging ayam kampung semakin meningkat sekitar 3,86%/tahun. Selaras dengan tingkat pendapatan masyarakat. Hal ini ditunjang pula dengan banyaknya masyarakat yang merubah pola hidup menuju kembali ke alam dimana tongkat kesadaran masyarakat lterhadap kesehatan lebih bagus sehingga mempengaruhi dalam memilih makanan yang dikonsumsi, dimana daging ayam kampong menjadi pilihan karena dibandingkan dengan daging ayam ras, kandungan lemak daging ayam kampung lebih rendah. Dalam perkembangannya, sudah banyak berkelompok yang memelihara ayam kampong dengan cara intensif, tidak diumbar, dimana dengan cara intensif dapat menekan angka kematian anak ayam hingga menjadi 50% dan dapat meningkatkan produktivitasnya serta dapat menambah pendapatan peternak . Tetapi, keberadaan usaha tidak dapat langgeng dimana keterbatasan modal, kurangnya promosi dan tidak adanya kerjasama dengan mitra menjadi hambatan bagi peternak untuk memenuhi permintaan pasar secara berkesinambungan. Kemungkinan yang lain adalah kurangnya pengetahuan tentang manajemen pemeliharaan secara professional dan tidak adanya spesifikasi usaha sehingga 1 (satu) peternak melakukan usaha pembibitan dan pembesaran. Sehingga apabila akan mengembangkan usaha ayam kampung perlu diperhatikan selain aspek teknis, pasar, modal dan ketangguhan sumberdaya manusia pengelola (peternak) serta adanya spesialisasi usaha untuk pembibitan, pembesaran, atau produksi telur. (Ridwan,199:57)Sesuai dengan dinamika perkembangan industri boga di Indonesia, aktivitas dan kesibukan masyarakat semakin banyak sehingga memerlukan makanan yang siap saji, sehingga industri makanan siap saji juga semakin bertambah, diantaranya adalah industri rumah makan ayam kampung, yang berakibat pada meningkatnya kebutuhan akan ayam kampung. (Ridwan,1999 : 55)Hasil wawancara pribadi dengan pemilik rumah makan ayam kampong ternyata dibutuhkan ayam kampung dengan bobot hidup sekitar 750 1000 gram karena besar ayam akan berpengaruh terhadap harga makanan siap saji. Semakin besar bobot ayam semakin mahal harga produk olahannya sehingga dengan bobot > dari 1000 gram daya beli konsumen turun. Untuk mencapai berat tersebut, ayam dapat dipelihara sampai umur 10 12 minggu dan bila lebih dari 12 minggu pemeliharaan sudah tidak efisien lagi

Sementara itu, untuk konsumen rumah tangga, diperlukan ayam kampung yang berbobot badan 1000 1500 gram, demikian pula untuk penjual masakan tradisional (gudeg Yogya) yang menggunakan ayam kampung. Program Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) atau Dasawisma yang dicanangkan pemerintah beberapa tahun yang lalu, salah satu kegiatannya adalah pemberdayaan kaum perempuan untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam berusaha agar dapat membantu memenuhi kebutuhan keluarga. Diharapkan, kedua organisasi tersebut dapat digunakan sebagai media untuk pengembangan pemeliharaan ayam kampung. (Ridwan,1999 : 55)Untuk merealisasikan program pemberdayaan kaum perempuan dalam mengembangkan usaha beternak ayam kampung di daerah urban atau perdesaan, sebaiknya dilakukan secara berkelompok dengan pengorganisasian dan peraturan yang disepakati oleh seluruh anggota. menyatakan bahwa kaum perempuan lebih cepat dalam mengembangkan teknologi baru secara berkelompok(Ridwan,1999 : 55)Hal ini didukung oleh laporan, bahwa dengan berkelompok, wanita tani di perdesaan mampu mengembangkan teknologi budidaya ayam kampung secara intensif di wilayahnya. Oleh karena itu, diharapkan keberadaan organisasi kewanitaan (PKK dan Dasawisma) di daerah urban dan pedesaan dapat lebih diberdayakan dan difungsikan kembali namum tidak lepas dari bimbingan yang penuh kesabaran dari penyuluh sehingga mampu untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi pemerintah seperti kasus kekurangan gizi, gizi buruk, busung lapar, marasmus dan yang lain-lain.

C.Kebutuhan Gizi Pengaruhi KecerdasanAnak Penelitian membuktikan ada keterkaitan antara tubuh pendek dan tingkat kecerdasan. Bila sejak awal sudah tidak ada keseimbangan berat dan tinggi badan, maka akan berpengaruh pada pembentukan otak. Karena itu, kebutuhan gizi bayi sejak janin sampai usia lima tahun harus terpenuhi secara baik, bila tidak terpenuhi, pertumbuhan otak dan tubuhnya tidak bagus. Anak dengan tubuh pendek status gizi pada masa lalunya sudah kronis namun begitu, sampai usia 18 tahun pun asupan gizi masih penting untuk pertumbuhan fisik anak. Jadi jika tubuh seseorang kurus, hal ini dipengaruhi oleh keadaan gizi pada saat itu.( Kusharto,2001:25) Lebih dari 62% anak di perkotaan memiliki tinggi badan normal dari segi umur, sedangkan anak di pedesaan hanya 49%. Maka disimpulkan bahwa anak di perkotaan memiliki keadaan gizi lebih baik dibanding anak di pedesaan. Meski demikian, obesitas (gemuk sekali) pada anak di perkotaan cenderung lebih tinggi dibanding anak di pedesaan, hanya masalah itu mulai meningkat bukan saja di perkotaan, melainkan juga di pedesaan. Atas dasar tersebut, program perbaikan gizi sekarang harus diubah dengan memerhatikan faktor yang terkait dengan pola hidup penduduk di perkotaan maupun pedesaan. Pemberian makanan tambahan pada anak bertubuh pendek berusia 9-24 bulan akan mampu meningkatkan kemampuan belajar anak ketika berusia 7-8 tahun. D.Tahap pemberian gizi anak

1.Bayi baru lahir sampai umur 4 bulan :

Bayi mulai disusukan sedini mungkin, 3 jam setelah lahir. Waktu dan lama menyusui disesuaikan dengan kebutuhan bayi (on demand). Hindari pemberian makanan tambahan seperti madu, air, larutan glukosa dan makanan prelakteal lainnya. Vitamin A 1500 SI dan D 400 SI mulai diberikan umur 2 bulan. Pada golongan sosioekonomi rendah, jika gizi ibu kurang dan makannya kurang bergizi, boleh dimulai umur 1 bulan. Buah-buahan dianjurkan mulai diberikan pada umur 3 bulan, BB minimal 4,5 kg dan tidak ada diare. (Soetjiningsih.2002 :40)Jenis buah yang diberikan bisa pisang atau pepaya (60 gr) dalam bentuk dihaluskan, air jeruk atau sari tomat (50-60 ml). Buah mengandung provitamin A dan vitamin C, mineral dan sedikit kalori. Pada bulan keempat biasanya dimulai pemberian makanan padat yang pertama dengan pada bayi dengan BB kurang lebih 6 kg, yaitu bubur susu yang dapat dibuat dari tepung (beras atau jagung), susu dan gula. Tujuan pemberian makanan padat mulai 4 bulan antara lain :

1.Puncak produksi ASI pada bulan ketiga, sesudahnya produksi akan menetap atau menurun.

2.Kebutuhan bayi semakin meningkat untuk pertumbuhan dan aktivitasnya.

3.Merupakan persiapan atau adaptasi untuk menyapih (beberapa minggu.

4.Melatih gusi dan gigi bayi untuk mengunyah. (Soetjiningsih.2002 :45)Waktu untuk memberikan makanan lunak dapat dipilih yang sesuai, misalnya jam 09.00 dengan memperhatikan bahwa kira-kira 2 jam sebelumnya tidak diberikan apa-apa. Dengan demikian bayi menyusui sesuai dengan kebutuhannya, diberi bubur susu satu kali dan buah-buahan satu kali. Pada umur ini dapat pula diberikan telur ayam, akan tetapi perlu waspada terhadap kemungkinan alergi dengan gejala urtikaria. Bila terjadi hal ini, pemberian telur ditangguhkan. (Soetjiningsih.2002 :48)2.Bayi umur 5-6 bulan :

Dapat diberikan 1 kali bubur susu sehari, 1 kali nasi tim, buah-buahan, biskuit dan telur. Nasi tim dapat dibuat sendiri dengan memasak 50 gr nasi. 50 gr sayur (wortel/bayam), 25 gr hati (tahu / daging) dan 250 ml air, lalu disaring. Bila terlalu merepotkan, tersedia nasi tim instant antara lain: Nestle, SUN, Nutricia, Promina, dan lain-lain. Selama masa bayi nasi tim harus disaring terlebih dahulu untuk memudahkan menelannya dan tidak banyak mengandung serat-serat yang dapat mempersulit pencernaan (Soetjiningsih.2002 :50)3.Umur 6-10 bulan :

Bubur susu diberikan sekali sehari yaitu pada pagi hari sebagai makan pagi, misalnya sekitar jam 09.00, dan pada siang harinya dapat diberikan nasi tim, sebagai makan siang, sekitar jam 13.00. Pada sore hari sebagai makan malam sekitar jam 17.00 - 18.00, dapat dipilih apakah akan memberikan nasi tim atau bubur susu. Pengaturan makan yang berhasil pada masa bayi mempermudah pengaturan makan pada usia selanjutnya. Pada akhir masa bayi, bayi telah dibiasakan menerima makanan padat 3 kali sehari, yaitu pada waktu pagi (makan pagi), siang (makan siang) dan sore atau malam (makan malam). Selama masa bayi telur cukup diberikan sekali sehari, bila bayi tidak alergi. Telur dapat dimakan tersendiri setelah dimasak matang atau setengah matang atau dimakan bersama-sama dengan nasi tim.

Makanan pengganti ASI Makanan pengganti ASI dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Menurut rasanya : manis dan asam. Contoh pengganti ASI yang manis ialah susu sapi yang diencerkan sendiri, SGM, S-26, Morinaga manis, Isomil, Enfamil, Vitalac, dan lain-lain. Contoh pengganti ASI asam ialah Camelpo-2, Eledon, Dumex, Cap Bendera Asam.

2.Menurut pH cairan : diasamkan (acidified, acidulated) dan tidak diasamkan (non acidified, non-acidulated). Contoh dan sifat serupa dengan pengganti ASI asam yang manis dan asam.

3.Menurut kadar nutrien : pengganti ASI rendah laktosa, misalnya Almiron Isomil, Sobee, Nutramigen. Pengganti ASI rendah lemak misalnya Eledon, pengganti ASI dengan lemak yang terdiri dari asam lemak dengan rantai C8-10, misalnya Portagen.

4. Menurut bahan atau sumber protein : Pengganti ASI dari kacang kedele, misalnya Sobee, Isomil. Umumnya pengganti ASI dari bahan makanan yang tidak berasal dari susu digunakan untuk bayi yang alergi terhadap susu ibu atau susu sapi.

5. Menurut maksud penggunaan : pengganti ASI yang dimaksudkan untuk menggantikan peranan ASI atau untuk melengkapi kekurangan ASI dan Pengganti ASI yang dimaksudkan untuk diet dalam pengobatan penyakit metabolik bawaan (inborn error of metabolism), misalnya Lofenalac untuk bayi dengan fenilketonuria, Portagen untuk bayi dengan gangguan pencernaan lemak (pada kistik fibrosis), Nutramigen, Sobee, Isomil untuk bayi dengan galaktosemia dan sebagainya (Soetjiningsih,2002 :62)DAFTAR KUISIONERA. Indikator pengetahuan tentang gizi anak

1. Apakah saudara mengetahui tentang pentingnya gizi bagi anak?

a.Ya b.Tidak

2. Apakah saudara memahami tentang berbagai zat gizi yang terkandung dalam bahan makanan?

a.Ya b.Tidak2. Apakah saudara pernah mendengar tentang gizi dari tim penyuluh kesehatan yang datang memberikan materi tentang gizi?

a.Ya b.Tidak

4.Apakah saudara pernah membaca buku tentang pentingnya gizi yang diberikan kepada anak?

a.Ya b.Tidak

5. Apakah saudara memahami bahwa salah satu cara untuk meningkatkan gizi anak adalah dengan memberikan makanan berupa telur ayam kampung sebagai makanan tambahan utama?

a.Ya b.Tidak6.Apakah saudara memahami kandungan gizi yang berada pada telur ayam kampung?

a.Ya b.Tidak7.Apakah selama ini saudara memahami bahwa telur ayam kampung merupakan salah satu makanan yang dapat meningkatkan gizi anak?

a.Ya b.Tidak

8.Apakah pengetahuan tentang pentingnya mengkonsumsi ayam kampung saudara peroleh dari tim penyuluh atau membaca buku?

a.Ya b.Tidak9.Apakah saudara memahami bahwa budidaya ayam kampung selain menunjang ekonomi rumah tangga juga dapat meningkatkan gizi anak?

a.Ya b.Tidak10.Apakah saudara memahami tentang pentingnya budidaya ayam kampung?

a.Ya b.Tidak

B. Indikator sikap tentang gizi anak

11. Apakah saudara membudidayakan ayam kampung di rumah saudara?

a.Ya b.Tidak12.Apakah telur ayam kampung diberikan kepada anak saudara sebagai makanan rutin tiap hari ?

a.Ya b.Tidak

13.Selain telur ayam kampung, apakah ada jenis makanan gizi tambahan yang saudara berikan bagi anak saudara?

a.Ya b.Tidak 1 4.Apakah anak saudara senang dengan mengkonsumsi telur ayam kampung?

a.Ya b.Tidak

15.Apakah budidaya ayam kampung menjadi pekerjaan anda sehari hari?

a.Ya b.Tidak

16.Apakah budidaya ayam kampung memberikan kontribusi yang cerah untuk pemenuhan kebutuhan gizi anak saudara sehari-hari?

a.Ya b.Tidak 1 7.Apakah saudara senang dengan memberikan telur ayam kampung sebagai makanan tambahan sehari-hari bagi anak anda?

a.Ya b.Tidak 18.Apakah budidaya telur ayam kampung juga dikonsumsi bukan hanya untuk anak saudara tetapi dikonsumsi juga oleh saudara sebagai orang tua?

a.Ya b.Tidak 19.Apakah saudara senang dengan budidaya ayam kampung sebagai kegiatan sehari hari saudara?

a.Ya b.Tidak 20.Dengan membudidayakan ayam kampung, saudara merasakan banyak manfaat?

a.Ya b.Tidak

Untuk mengetahui sejauh mana upaya meningkatkan kualitas konsumsi gizi anak melalui budidaya ayam kampong di Negeri Hatuhenu Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah

Data diolah dengan menggunakan skala Quitman dimana setiap jawaban dari responden dapat berupa skor tertinggi bernilai 1 dan skor terendah bernilai 0Setelah didapatkan data jawaban responden maka dicari jumlah skor, persen skor,total skor dan presentase skor ideal dengan menggunakan rumus

Skor : Jawaban responden X Nilai Jawaban

Persen Skor : Jawaban Responden x 100 %

Jumlah seluruh responden (x)

Total Skor : Jumlah keseluruhan skor

Persen Skor Ideal : Total skor x 100%

Jumlah Skor tertinggiHasilnya akan dikonversi kedalam kriteria interprestasi Skor :

Angka 0 % - 20% = Kurang sekali

Angka 21%-40% = Kurang Angka 41%-60% = Sedang

Angka 61%-80% = Baik

Angka 81%-100% = Sangat Baik ( Sudjiono, 2006 : 54)