proposal tugas kumpul

Upload: arumi-yuslailis

Post on 19-Jul-2015

275 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

0

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII B MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT ( Teams Games Tournament ) PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA DI SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

Arumi Yuslailis 08008056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2012

1

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah SMP Negeri 11 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah negeri yang terletak di pusat kota Yogyakarta dengan jumlah siswa 432 orang yang terdiri dari siswa kelas VII A - D, VIII A - D, dan IX A - D. Kegiatan pembelajaran di kelas dimulai dari jam 07.00 12.30. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di SMP Negeri 11 Yogyakarta adalah mata pelajaran biologi yang merupakan bentuk pengembangan ilmu pengetahuan alam ( IPA ) selain fisika dan kimia. Konsep yang diajarkan pada awalnya juga masih sederhana yaitu pengenalan tentang makhluk hidup, lalu berkembang menjadi lebih luas. Biologi secara istilah merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup. Sama seperti mata pelajaran lainnya, biologi dianggap siswa merupakan pelajaran yang cukup sulit. Mulai dari banyaknya bahan, hafalan dan pemahaman menggunakan bahasa latin serta kompleksnya konsep yang harus dipahami. Kurang optimalnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran biologi dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas. Siswa tidak memperhatikan penjelasan guru saat jam pelajaran. Banyak siswa yang mengobrol sendiri dan ketika ditanya tentang materi yang disampaikan, mereka tidak bisa

2

menjawab. Pemahaman siswa yang kurang berdampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Sebagian besar siswa masih memiliki nilai di bawah KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal ) yang ditentukan oleh sekolah yaitu 7,0. Kesulitan yang dihadapi siswa pada materi pembelajaran Sistem pencernaan pada manusia tidak terlepas dari banyaknya istilah baru yang dijumpai, namun metode pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi sehingga siswa merasa bosan dan tidak tertarik pada materi yang diajarkan. Keadaan seperti ini menuntut guru untuk lebih inovatif dalam memilih model pembelajaran. Model pembelajaran yang dipilih harus dapat menarik minat belajar siswa. Salah satu alternatif solusi yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Teams Games Tournament ). Model pembelajaran ini dapat diterapkan pada kelas VIII B SMP Negeri 11 Yogyakarta karena kemampuan pada siswa tersebut heterogen. Teams Games Tournament ( TGT ) terdiri dari 5 langkah tahapan yaitu: tahap penyajian kelas (class

precentation), belajar dalam kelompok (teams), permainan (games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok ( team recognition) ( Slavin dalam Rohendi, 2010 ). Model pembelajaran TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang sehingga bekerja dalam

menempatkan

beranggotakan 5 sampai 6

siswa

3

kelompok. akademik

Pembelajaran disertai

dengan

adanya

permainan

untuk memastikan setiap anggota kelompok menguasai diberikan. Terdapat perbedaan yang signifikan

pelajaran yang antara hasil

belajar peserta didik dengan menggunakan model tipe Teams Games Tournament (TGT)

pembelajaran kooperatif

( Rohendi dkk, 2010 ). Penerapan model TGT ini diharapkan dapat menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

B. Identifikasi Masalah Kegiatan belajar mengajar dikatakan berhasil apabila mampu melibatkan siswa baik fisik maupun mental dalam pembelajaran, siswa memiliki nilai sesuai dengan standar ketuntasan. Kesenjangan antara Kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) dengan rata rata kelas menunjukkan penguasaan materi pembelajaran oleh siswa yang masih kurang. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran dibuktikan dengan hasil belajar yang diperoleh siswa. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa meliputi faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik berasal dari dalam diri siswa yang

mempengaruhi hasil belajar meliputi motivasi dalam mengikuti pembelajaran. Faktor ekstrinsik yang mempengaruhi meliputi : ( 1 ) Guru : Cara guru menyampaikan materi pembelajaran dan adanya

4

inovasi

dalam

kegiatan

belajar

mengajar,

kemampuan

guru

membangkitkan motivasi siswa, ( 2 ) Karakteristik materi : Sistem pencernaan pada manusia merupakan materi yang banyak

menggunakan istilah dalam bahasa latin yang masih asing bagi siswa sehingga dalam memahami materi pembelajaran mengalami kesulitan, ( 3 ) Sarana dan prasarana : Fasilitas yang disediakan sekolah meliputi laboratorium, alat peraga, ( 4 ) Waktu belajar : Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan pada jam pelajaran terakhir

menyebabkan konsentrasi siswa kurang optimal.

C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan agar penelitian tidak melebar, maka perlu diberikan pembatasan masalah. Penelitian ini dibatasi pada : 1. Hasil belajar siswa, yang diamati adalah nilai siswa setelah pembelajaran sistem pencernaan pada manusia menggunakan model pembelajaran TGT. 2. Pemahaman siswa diukur dari tingkatan C1 C3.

D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

5

1. Bagaimanakah hasil belajar siswa SMP Negeri 11 Yogyakarta kelas VIII B tahun ajaran 2011/2012 pada materi pembelajaran sistem pencernaan manusia dengan menggunakan model

pembelajaran TGT ? 2. Bagaimanakah pemahaman siswa SMP Negeri 11 Yogyakarta kelas VIII B tahun ajaran 2011/2012 pada materi sistem pencernaan manusia dengan menggunakan model pembelajaran TGT diukur dari tingkatan C1 C3 ?

E. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah : 1. Meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada materi pembelajaran sistem pencernaan manusia dengan menggunakan model

pembelajaran TGT di kelas VIII B SMP Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. 2. Mengetahui pemahaman biologi siswa pada materi pembelajaran sistem pencernaan manusia dengan menggunakan model

pembelajaran TGT diukur dari tingkat C1 C3 di kelas VIII B SMP Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012.

6

F. Kegunaan Penelitian Kegunaan atau manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Siswa Memberikan informasi bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar biologi di SMP Negeri 11 Yogyakarta. 2. Bagi Guru Menambah wawasan dalam memberikan inovasi pembelajaran biologi melalui model pembelajaran TGT ( Teams Games Tournament ). 3. Bagi Sekolah Tindakan yang dilakukan pada penelitian ini dapat dijadikan salah satu bahan masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di SMP Negeri 11 Yogyakarta.

G. Definisi Operasional 1. Peningkatan Peningkatan berasal dari kata dasar tingkat yang berarti lapis dari sesuatu yang bersusun dan peningkatan berarti kemajuan (Adi, 2001).

7

2. Hasil belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris yang berorientasi pada proses belajar mengajar yang dialami siswa (Sudjana, 2005). Sementara menurut

Gronlund (1985) hasil belajar adalah suatu bagian pelajaran misalnya suatu unit, bagian ataupun bab tertentu mengenai materi tertentu yang telah dikuasai oleh siswa. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan pada kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai pengaruh pengalaman belajar yang dialami siswa baik berupa suatu bagian, unit, atau bab materi tertentu yang telah diajarkan. Dalam penelitian ini aspek yang di ukur adalah perubahan pada tingkat kognitifnya saja.

3. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Teams Games Tournament ) Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah model

pembelajaran yang membagi siswa ke dalam kelompok kelompok kecil yang terdiri dari latar belakang yang berbeda baik jenis kelamin, agama, sosio ekonomi, suku dan kemampuan akademik untuk bekerja sama, saling membantu yang

8

pelaksanaannya dilakukan dengan langkah langkah : pengajaran (presentasi kelas), belajar tim, turnamen dan rekognisi tim.

4. Sistem pencernaan manusia Sistem pencernaan pada manusia merupakan salah satu materi pembelajaran biologi SMP kelas VIII. Sistem pencernaan pada manusia adalah proses yang terjadi di dalam tubuh manusia meliputi proses perombakan makanan dari molekul kompleks menjadi molekul sederhana oleh enzim pencernaan yang terjadi di dalam organ organ pencernaan manusia ( Karim, 2008 : 37 )

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritik 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah prestasi yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985), menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Menurut Susilo (2009), belajar adalah suatu proses kegiatan yang melibatkan terjadinya perubahan pada seseorang yang belajar. Menurut Skinner (1953), belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika tidak belajar maka responnya menurun. Menurut Sunarto (2009), prestasi belajar adalah tingkat

kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan

10

evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa. 2. Model Pembelajaran a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Irawan (1995), model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. b. Manfaat Model Pembelajaran 1) Guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran lewat pemikiran sebelum menghadapi siswa. 2) Membantu guru dalam penguasaan kemampuan dan ketrampilan yang berkaitan dengan upaya mengubah tingkah laku siswa sejalan dengan rencana yang telah ditetapkan. (Anonim, 2008). 3. Pembelajaran Model TGT (Teams-Games-Tournament) a. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk

pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivitas. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam

11

menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran (Isjoni, 2010). Menurut Slavin (1985), pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan

mengandung reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama,persaingan sehat dan keterlibatan belajar (Anonim,2009).

12

Menurut Sugiharto (2010), ada lima komponen utama dalam TGT, yaitu: 1) Penyajian kelas Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas,biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau dengan ceramah,diskusi yang dipimpin guru. Pada saat penyajian kelas ini ,siswa harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang diberikan guru,karena akan membantu siswa bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game akan menentukan skor kelompok. 2) Kelompok ( team ) Kelompok biasanya terdiri atas empat sampai dengan lima orang siswa. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk

mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game. 3) Game Game terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan belajar kelompok.Kebanyakan game terdiri dari pertanyaanpertanyaan sederhana bernomor.Siswa memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor

13

itu.Siswa

yang

menjawab

benar

pertanyaan

itu

akan

mendapatkan skor. 4) Turnamen Untuk memulai turnamen masing-masing peserta mengambil nomor undian. Siswa yang mendapatkan nomor terbesar sebagai reader 1,terbesar kedua sebagai chalennger 1,terbesar ketiga sebagai chalenger 2,terbesar keempat sebagai chalenger 3.Dan kalau jumlah peserta dalam kelompok itu lima orang maka yang mendapatkan nomor terendah sebagai reader2.Reader 1 tugasnya membaca soal dan menjawab soal pada kesempatan yang pertama. Chalenger 1 tugasnya menjawab soal yang dibacakan oleh reader1 apabila menurut chalenger 1 jawaban reader 1 salah. Chalenger 2 tugasnya adalah menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 tadi apabila jawaban reader 1 dan chalenger 1 menurut chalenger 2 salah. Chalenger 3 tugasnya adalah menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 apabila jawaban reader1,chalenger 1,chalenger 2 menurut chalenger 3 salah. Reader 2 tugasnya adalah membacakan kunci jawaban .Permainan dilanjutkan pada soal nomor dua.Posisi peserta berubah searah jarum jam.Yang tadi menjadi chalenger 1 sekarang menjadi reader1,chalenger 2 menjadi chalenger 1,chalenger3 menjadi chalenger 2,reader 2 menjadi chalenger 3 dan reader 1 menjadi reader2. Hal itu terus dilakukan sebanyak jumlah soal yang disediakan guru.

14

5) Penghargaan kelompok (team recognise) Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang,masingmasing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila ratarata skor memenuhi kriteria yang ditentukan. 4. Materi Pembelajaran Sistem pencernaan manusia a. Makanan dan Fungsinya Makanan yang dikonsumsi setiap hari sangat beragam, misalnya nasi, mie, singkong, tahu, tempe, ikan, daging, telur, sayuran, dan buah-buahan. Meskipun wujud makanan yang dikonsumsi berbeda-beda, namun pada dasarnya makanan yang dikonsumsi mengandung satu atau lebih zat-zat makanan yang berbeda. Zat-zat yang terkandung dalam makanan dapat berupa karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Karbohidrat, lemak, dan protein sering juga dikelompokkan sebagai makanan sumber energi. Adapun vitamin dan mineral sebagai kelompok makanan nonenergi ( Karim dkk, 2008 : 39 ).

Gambar 2. Makanan empat sehat lima sempurna ( sumber :http://tanyakesehatanku.wordpress.com )

15

Fungsi utama makanan yang dikonsumsi adalah untuk pertumbuhan, menghasilkan tenaga dan kalori, menjaga kestabilan suhu tubuh, serta untuk proses metabolisme dan menghasilkan selsel baru. Makanan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu zat organik dan zat anorganik. Zat organik adalah zat makanan yang berupa karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Adapun zat anorganik berupa garam-garam mineral dan air ( Krisno dkk, 2008 : 36 ). 1) Karbohidrat Karbohidrat adalah nama umum untuk bahan-bahan yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) yang tersusun dalam suatu susunan tertentu. Karbohidrat tersusun oleh ketiga unsur tersebut dengan komposisi

CnH2nOn. Jenis karbohidrat yang biasa dikonsumsi jenisnya bermacam-macam, misalnya gula, tepung (amilum), dan serat (selulosa). Karbohidrat merupakan zat makanan yang kita peroleh dari tumbuh-tumbuhan ( Karim dkk, 2008 : 39 ) .

Gambar 3. Makanan yang mengandung karbohidrat ( sumber : http://www.makananyangsehat.com )

16

Bagi tubuh, karbohidrat merupakan sumber energi paling utama. Oleh karena itu, karbohidrat diperlukan dalam jumlah yang cukup besar. Karbohidrat yang dikonsumsi pada umumnya merupakan molekul besar. Oleh karena itu,

karbohidrat perlu dicerna terlebih dahulu oleh alat-alat pencernaan agar dapat diserap oleh tubuh ( Karim dkk, 2008 : 39 ) . 2) Lemak Seperti halnya karbohidrat, lemak juga tersusun oleh unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Walaupun unsur pembentuknya sama, namun susunan unsur-unsur tersebut berbeda. Bagi tubuh kita, lemak mempunyai fungsi yang sangat penting. Selain sebagai sumber energi, lemak juga merupakan penyusun membran sel, sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K, serta sebagai cadangan makanan bagi tubuh ( Karim dkk, 2008 : 40 ) .

Gambar 4. Makanan yang mengandung lemak ( sumber : http://www.ahlinyalambung.com ).

17

Lemak dapat diperoleh dari tumbuhan (nabati) maupun hewan (hewani). Beberapa bahan makanan yang mengandung banyak lemak, misalnya kacang-kacangan, minyak goreng, daging dan susu. Dapatkah kamu menyebutkan sumber makanan lain yang banyak mengandung lemak? Seperti halnya karbohidrat, lemak merupakan molekul yang sangat besar. Oleh karena itu, harus dicerna terlebih dahulu agar dapat diserap oleh tubuh ( Karim dkk, 2008 : 40 ) . 3) Protein Protein tersusun oleh unsur karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N). Bagi tubuh, protein memegang peranan penting untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Selain itu, protein juga diperlukan sebagai pembangun enzim. Karena protein sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan, hendaknya banyak mengkonsumsi banyak makanan yang mengandung protein ( Karim dkk, 2008 : 41 ). Protein nabati dapat diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuhan, misalnya kacang-kacangan. Adapun protein hewani diperoleh dari sumber hewan, misalnya ikan, daging, dan telur. Seperti halnya karbohidrat dan lemak, protein juga merupakan molekul yang besar sehingga harus dicerna terlebih dahulu agar dapat diserap tubuh (Karim dkk, 2008 : 41).

18

Gambar 5. Tempe, merupakan contoh bahan makanan yang mengandung protein nabati ( sumber : http://www.waspada.co.id ).

Gambar 6. Telur, merupakan contoh bahan makanan yang mengandung protein hewani ( sumber : http://blog.sedapur.com ). 4) Vitamin Vitamin merupakan zat-zat yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk kelancaran proses-proses di dalam tubuh. Walaupun vitamin hanya diperlukan dalam jumlah yang sedikit namun tanpa vitamin proses dalam tubuh bisa terganggu. Secara garis besar vitamin dikelompokkan menjadi vitamin yang larut dalam lemak (A, D, E, dan K) dan vitamin yang larut dalam air

19

(B dan C). Buah-buahan dan sayuran banyak mengandung vitamin (Karim dkk, 2008 : 42).

Gambar 7. Buah buahan mengandung banyak vitamin ( sumber : http://dwipermanasari.blogspot.com ). Walaupun vitamin tidak diperlukan untuk sumber energi, namun proses pembentukan energi memerlukan vitamin, terutama vitamin B. Dalam tubuh vitamin tidak perlu dicerna lagi untuk dapat diserap karena ukuran molekul vitamin memang relatif kecil ( Karim dkk, 2008 : 42 ). 5) Mineral Mineral merupakan bahan-bahan anorganik (tak hidup). Tubuh kita sangat membutuhkan mineral untuk pem bentukan struktur tubuh. Beberapa mineral yang sangat dibutuhkan tubuh, misalnya kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi, besi untuk pembentukan hemoglobin, natrium untuk proses kontraksi otot, dan fosfor untuk proses pembentukan energi dalam sel. Susu merupakan bahan makanan yang cukup

20

lengkap dan mengandung mineral yang diperlukan oleh tubuh. Seperti halnya vitamin, mineral langsung diserap tanpa harus melalui proses pencernaan ( Karim dkk, 2008 : 43 ).

Gambar 8. Susu, mengandung banyak mineral yang diperlukan oleh tubuh ( sumber : http://ilmu-modern.blogspot.com ).

b. Organ organ Pencernaan Pencernaan adalah proses memperhalus makanan menjadi bentuk yang dapat diserap tubuh. Sistem pencernaan pada manusia terdiri atas beberapa organ. Organ tersebut mencerna makanan melalui proses mekanik maupun kimiawi (Karim dkk, 2008 : 44 ).

21

Gambar

9.

Sistem

pencernaan

manusia

(

sumber

:

http://blog.uad.ac.id/shintakartika ). Berikut penjelasan organ-organ pencernaan pada manusia : 1) Mulut Mulut merupakan organ pencernaan yang pertama bertugas dalam proses pencernaan makanan. Fungsi utama mulut adalah untuk menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup kecil untuk dapat ditelan ke dalam perut. Mulut dapat menghaluskan makanan karena di dalam mulut terdapat gigi dan lidah. Gigi berfungsi menghancurkan makanan. Adapun fungsi lidah adalah membolak-balikan makanan sehingga semua makanan dihancurkan secara merata. Selain itu, lidah berfungsi membantu menelan makanan. Gigi dan lidah termasuk alat pemroses pencernaan secara mekanis (Karim dkk, 2008 : 44 ). Selain mencerna makanan secara mekanis, di mulut juga terjadi pencernaan secara kimiawi. Pencernaan secara kimiawi

22

dimungkinkan karena kelenjar air liur menghasilkan ludah yang mengandung air, lendir, dan enzim ptialin. Air dan lendir berguna untuk melumasi rongga mulut dan membantu proses menelan. Adapun enzim ptialin mengubah amilum menjadi karbohidrat yang lebih

sederhana, yaitu maltosa (Karim dkk, 2008 : 45 ). Dalam mulut selain terdapat gigi juga terdapat lidah. Lidah merupakan indra pengecap yang kita miliki. Karena lidahlah kita dapat merasakan nikmatnya makanan. Walaupun rasa

sesungguhnya hanya dirasakan selama makanan ada di mulut, namun rasa akan meningkatkan selera makan. Tanpa adanya rasa akan cenderung tidak nafsu makan ( Karim dkk, 2008 : 45 ).

Gambar 10. Lidah ( sumber : http://gigi.klikdokter.com ) 2) Kerongkongan Setelah dikunyah di mulut, makanan ditelan agar masuk ke lambung melalui suatu saluran yang disebut kerongkongan. Kerongkongan atau esofagus berfungsi menyalurkan makanan dari mulut ke lambung. Di dalam leher sesungguhnya terdapat dua saluran,

23

yaitu kerongkongan (letaknya di belakang) dan tenggorokan atau trakea (letaknya di de-pan). Kerongkongan merupakan saluran pencernaan yang menghubungkan antara mulut dengan lambung. Tenggorokan merupakan saluran pernapasan yang menghubungkan antara rongga mulut dengan paru-paru ( Karim dkk, 2008 : 47 ). Bagian dalam mulut terdapat persimpangan dua saluran yang dijaga oleh sebuah klep yang disebut epiglotis. Pada waktu bernapas, klep tersebut membuka sehingga udara dapat masuk ke tenggorokan. Sewaktu menelan makanan, klep tersebut akan menutup tenggorokan sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan. Jadi, klep tersebut berfungsi menjaga kerja antara kerongkongan dan tenggorokan agar proses pencernaan dan pernapasan dapat berjalan dengan lancar ( Karim dkk, 2008 : 47 ).

Gambar 11. Epiglotis ( Sumber : http://1.bp.blogspot.com ) Saat melewati kerongkongan, makanan didorong masuk ke lambung oleh adanya gerak peristaltik otot-otot kerongkongan. Hal ini dikarenakan dinding kerongkongan tersusun atas otot polos yang

24

melingkar dan memanjang serta berkontraksi secara bergantian. Akibatnya, makanan berangsur-angsur terdorong masuk ke lambung. Di kerongkongan makanan hanya lewat saja dan tidak mengalami pencernaan ( Karim dkk, 2008 : 47 ).

Gambar

12.

Gerak

peristaltik

(

Sumber

:

http://blog.uad.ac.id/putrinuryani ) 3) Lambung Lambung merupakan alat pencernaan yang berbentuk kantung. Dinding lambung tersusun dari otot-otot yang memanjang, melingkar, dan menyerong. Hal ini memungkinkan makanan yang masuk ke dalam lambung dibolak-balik dan diremas lagi sehingga menjadi lebih halus. Makanan yang dikunyah di mulut belumlah cukup halus. Oleh karena itu, perlu dihaluskan lagi di lambung. Agar lambung tidak bekerja terlalu berat, sebaiknya makanan dikunyah sampai halus benar sebelum menelannya ( Karim dkk, 2008 : 48 ).

25

Selain mencerna makanan secara mekanis, lambung juga mencerna makanan secara kimiawi. Lambung menghasilkan suatu cairan yang mengandung air, lendir, asam lambung (HCl), serta enzim renin dan pepsinogen ( Karim dkk, 2008 : 48 ). Sifat cairan lambung yang asam dapat membunuh kuman yang masuk bersama makanan. Sementara itu, enzim renin akan menggumpalkan protein susu yang ada dalam air susu sehingga dapat dicerna lebih lanjut. Pepsinogen akan diaktifkan oleh HCl menjadi pepsin yang berfungsi memecah protein menjadi pepton ( Karim dkk, 2008 : 48 ).

Gambar 13. Lambung ( sumber : http://gurungeblog.wordpress.com ) 4) Usus Halus Setelah dicerna di lambung makanan akan masuk ke usus halus. Usus halus terdiri atas tiga bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum) (Karim dkk, 2008 : 48 ).

26

Usus dua belas jari dan usus kosong berperan penting dalam pencernaan makanan secara kimiawi. Di usus dua belas jari ini kantong empedu dan pankreas mengeluarkan cairan pencernaannya. Empedu yang dihasilkan oleh kantong empedu akan berperan dalam pencernaan lemak dengan cara mengemulsikan lemak sehingga dapat dicerna lebih lanjut ( Karim dkk, 2008 : 48 - 49 ). Cairan pankreas mengandung enzim-enzim pencernaan penting, yaitu tripsinogen, amilase, dan lipase. Tripsinogen diaktifkan oleh enterokinase menjadi tripsin yang berfungsi mencerna protein menjadi asam amino. Amilase akan mencerna amilum menjadi glukosa, sedangkan lipase mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selain enzim-enzim tersebut usus halus juga menghasilkan enzim-enzim lain yang membantu pencernaan makanan, seperti peptidase dan maltase ( Karim dkk, 2008 : 49 ). Pencernaan makanan berakhir di ileum. Di sini makanan yang telah dicerna akan diserap dinding ileum. Glukosa, asam amino, mineral, dan vitamin akan diserap melalui pembuluh darah dinding ileum. Adapun asam lemak dan gliserol akan diserap melalui pembuluh getah bening. Pembuluh getah bening ini pada akhirnya akan bermuara pada pembuluh darah sehingga sari-sari makanan dapat diedarkan ke seluruh tubuh ( Karim dkk, 2008 : 49 ).

27

Gambar 14. Usus halus ( sumber : http://gurungeblog.wordpress.com ) 5) Usus Besar Zat-zat yang tidak diserap usus halus selanjutnya akan masuk ke usus besar atau kolon. Di usus besar ini terjadi penyerapan air dan pembusukan sisa-sisa makanan oleh bakteri pembusuk.

Pembusukan dilakukan oleh bakteri yang hidup di usus. Akhirnya sisa makanan akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran ( feces ) melalui anus ( Karim dkk, 2008 : 50 ). Pada usus besar terdapat bagian yang disebut usus buntu. Pada manusia, fungsi usus buntu tidak jelas. Pada hewan-hewan pemakan tumbuhan, seperti kelinci dan marmot, usus buntu membantu mencerna selulosa ( Karim dkk, 2008 : 50 ).

28

Gambar 15. Usus besar ( sumber : http://medicastore.com ) c. Gangguan pada sistem pencernaaan Sistem pencernaan pada tubuh, dapat mengalami gangguan. Terganggunya sistem pencernaan ini dapat diakibatkan oleh kelainan sistem pencernaan, masuknya bibit penyakit, dan makanan yang tidak baik. Berikut ini beberapa contoh gangguan pada sistem pencernaan, terutama yang terjadi pada organ pencernaan : 1) Diare, gangguan ini terjadi karena terganggunya penyerapan air pada usus besar. Gangguan ini dapat disebabkan oleh bakteri atau infeksi kuman. 2) Apendisitis, gangguan ini disebut juga radang usus buntu. Gangguan ini terjadi pada umbai cacing atau apendiks. Umbai cacing mengalami peradangan akibat infeksi oleh bakteri.

29

3) Maag, gangguan ini dapat terjadi karena produksi asam lambung berlebih. Gejala dari gangguan ini, yaitu terasa mual dan perih pada lambung. Untuk menghindari gangguan tersebut, dapat dilakukan dengan pola makan yang teratur dan tepat waktu. 4) Ulkus atau radang dinding lambung, yaitu gangguan pada lambung yang disebabkan oleh tingginya produksi asam lambung (HCl) dibandingkan makanan yang masuk. 5) Sembelit, yaitu gangguan yang terjadi akibat penyerapan air di usus besar secara berlebihan. Akibatnya feses menjadi keras. 6) Parotitis (gondong), yaitu gangguan pada kelenjar parotid yang membengkak. Gangguan ini disebut juga penyakit gondong (Karim dkk, 2008 : 50 51).

B. Kerangka Berfikir Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Pembelajaran dengan tipe TGT (Team Games Tournament) di materi pembelajaran SMP Negeri 11 Yogyakarta kelas VIII B pada Sistem pencernaan manusia, dimulai dengan

menanamkan kesadaran diri bahwa siswa baik dalam kelompok maupun dalam kelas harus bekerjasama dan berkompetisi untuk mau mengembangkan potensi menambah ketrampilan, melihat kelemahan, mengambil nilai manfaat,

30

dan kesadaran menentukan pendirian untuk menyemangati diri sendiri dan teman. Kegiatan dimulai dengan mengelompokkan siswa heterogen, tugas tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah , lembut, dan santun. Setelah selesai kerja kelompok, sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas. Untuk lebih menumbuhkan keaktifan dan ketrampilan siswa dilakukan pembelajaran kooperatif dengan turnamen. Apabila keaktifan dan ketrampilan siswa sudah terbentuk dan dapat ditingkatkan akibatnya prestasi belajarnya juga akan meningkat pula. Peningkatan prestasi ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas VIII B di SMP Negeri 11 Yogyakarta pada materi pembelajaran sistem pencernaan manusia yang diperoleh setelah dilakukan evaluasi dengan ulangan harian (dapat dilihat di Leger guru).

C. Hipotesis Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama kegiatan belajar-mengajar maka diperoleh kenyataan bahwa prestasi belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 11 Yogyakarta pada materi pembelajaran sistem pencernaan manusia dapat meningkat setelah dilakukan penerapan model

31

pembelajaran tipe TGT ( Teams Games Tournament ). Oleh karena itu, hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe TGT (Teams Games Tournament ) dapat terlaksana pada siswa kelas VIII B di SMP Negeri 11 Yogyakarta pada materi pembelajaran sistem pencernaan manusia. 2. Hasil belajar siswa meningkat setelah dilakukan pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT ( Teams Games Tournament ).

32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII B SMP Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 11 Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam rentang waktu selama kurang lebih 3 (tiga) bulan, mencakup keseluruhan tahapan yang diperlukan, mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penulisan laporan penelitian. Tepatnya, penelitian ini dijadwalkan dan dilaksanakan mulai awal bulan Maret 2012 sampai dengan akhir bulan Mei 2012.

C. Prosedur Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara langsung. Penelitian ini berbasis kolaboratif, sehingga dalam pelaksanaannya penelitian dilakukan melalui kerja sama dengan guru bidang studi biologi yang selalu berupaya untuk memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur

33

yang efektif, sehingga dimungkinkan adanya tindakan yang berulang dengan revisi untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran biologi. Peneliti berperan sebagai guru untuk melakukan tindakan pembelajaran sesuai perencanaan tindakan yang dibuat. Peneliti selalu bekerja sama dengan guru bidang studi biologi mulai dari: 1) dialog awal; 2) perencanaan tindakan; 3) pelaksanaan tindakan; 4) pemantauan (observasi); 5) perenungan (refleksi) pada setiap tindakan yang dilakukan; 6) penyimpulan hasil berupa pengertian dan pemahaman (evaluasi). Penelitian ini mengarah pada model penelitian tindakan kelas (PTK) yang dapat didefinisikan sebagai salah satu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan alasan melakukan tindakan tertentu agar dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Model penelitian tindakan kelas sebagaimana dinyatakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1988) dalam Zainal Aqib (2008), merupakan penelitian bersiklus yang terdiri dari rencana, aksi/ tindakan, observasi dan refleksi yang dilakukan secara berulang. Mengacu pada teori tentang penelitian tindakan kelas, maka rancangan penelitian disusun menggunakan prosedur sebagai berikut: 1. Dialog Awal Dialog awal dilakukan dengan mengadakan pertemuan peneliti dengan guru bidang studi biologi yang bermaksud mendiskusikan maksud dan tujuan penelitian sehingga peneliti yang akan melakukan tindakan benar-benar mengerti permasalahan yang dihadapi oleh guru di kelas.

34

2. Perencanaan Tindakan a. Setelah ditemukan permasalahan, maka peneliti bersama guru merencanakan tindakan yang akan dilakukan, meliputi model pembelajaran yang akan digunakan, waktu dan hari pelaksanaan. b. Membuat kesepakatan bersama guru bidang studi biologi untuk menetapkan materi yang akan diajarkan. c. Merancang program pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), modul sistem pencernaan manusia, kartu-kartu yang berisi soal turnamen, dan soal post-test serta lembar pengamatan untuk penilaian afektif siswa. d. Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti dan guru berlatih bersama untuk menyamakan persepsi mengenai proses pembelajaran yang telah direncanakan.

3. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti bersama guru melakukan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Peneliti melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam usaha ke arah perbaikan. Suatu perencanaan bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan sesuai dengan apa yang terjadi dalam proses pelaksanaan di lapangan. Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai guru, sedangkan guru berperan sebagai observer. Langkah-langkah

35

pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games-Tournament) yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pembelajaran, kemudian membagikan modul materi sistem pencernaan manusia dan mempresentasikan inti dari materi sistem pencernaan manusia. b. Guru membagi siswa menjadi 6 kelompok (tim) yang masing-masing terdiri dari 5 siswa (anggota tim heterogen). c. Guru memberi kesempatan siswa untuk membaca modul serta berdiskusi dengan timnya mengenai materi. Siswa dipersilakan mengajukan pertanyaan kepada tim sebelum bertanya pada guru dan memberikan umpan balik terhadap ide yang dikemukakan anggota satu tim. Setiap tim bertanggung jawab terhadap anggota timnya, sehingga semua anggota tim dapat memahami materi sebagai persiapan untuk menghadapi turnamen. d. Guru mempersiapkan turnamen dengan menata kartu permainan yang dilengkapi nomor, skor, pertanyaan, dan jawaban mengenai materi pada meja turnamen. e. Tahap permainan/pertandingan (game/turnamen), yaitu : 1) Tiap kelompok (tim) mendapat kesempatan untuk memilih kartu bernomor yang tersedia pada meja turnamen dan mencoba menjawab pertanyaan yang muncul.

36

2) Apabila tiap anggota dalam suatu tim tidak bisa menjawab pertanyaannya, maka pertanyaan tersebut dilempar kepada kelompok lain, searah jarum jam. 3) Tim yang bisa menjawab dengan benar pertanyaan itu akan mendapat skor yang telah tertera dibalik nomor tersebut. Skor ini yang nantinya dikumpulkan tim untuk menentukan skor akhir tim. 4) Pemilihan kartu bernomor akan digilir pada tiap-tiap tim secara bergantian searah jarum jam, sampai habis jatah nomornya. f. Setelah selesai tindakan dilakukan post-test (pemberian tes akhir semua materi) yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan dan hasil belajar. 4. Observasi dan Monitoring Observasi dan monitoring dilakukan bersama ketika pembelajaran (pelaksanaan tindakan) berlangsung. Pengamatan ini tidak dilakukan oleh peneliti sendiri yang bertindak sebagai guru tetapi bekerja sama dengan guru bidang studi biologi. 5. Refleksi Data dari hasil observasi dapat berupa data kuantitatif yang berupa penguasaan materi (nilai post-test) dan tanggapan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Proses refleksi ini memegang peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan penelitian tindakan kelas. Karena dengan adanya suatu refleksi yang tajam dan terpercaya

37

akan didapatkan suatu masukan yang sangat berharga dan akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Data yang diperoleh dari hasil observasi, selanjutnya didiskusikan antara guru bidang studi dengan peneliti untuk mengetahui: a. Apakah tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan rencana. b. Kemajuan apa yang dicapai siswa, terutama dalam hal peningkatan hasil belajar siswa. Jika setelah refleksi terdapat masalah, dilakukan tindakan lanjutan yang meliputi perencanaan, tindakan dan observasi, sehingga masalah tersebut dapat teratasi dan tercapainya hasil yang optimal. 6. Evaluasi Tahap ini merupakan proses mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan informasi sehingga bermanfaat untuk pengambilan keputusan tindakan diantara dialog awal, perencanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang merupakan proses yang terkait secara sistematis dan berkesinambungan. Evaluasi ditujukan pada penemuan bukti adanya peningkatan prestasi belajar biologi siswa kelas VIII B SMP Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Siklus penelitian tindakan dilakukan secara berulang sehingga diperoleh hasil yang optimal. Evaluasi diarahkan pada penemuan bukti-bukti peningkatan prestasi siswa yang meliputi aspek kognitif dan afektif. Aspek kognitif dapat diperoleh melalui hal yang berkaitan dengan kemampuan berpikir siswa, sedangkan

38

aspek afektif dapat diperoleh melalui hal yang berkaitan dengan emosi, dan sikap siswa.

D. Indikator Pencapaian Penelitian ini dikatakan tercapai atau berhasil apabila : 1. Peneliti/guru dapat menerapkan pembelajaran biologi di kelas VIII B SMP Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan baik. 2. Prosentase keaktifan tinggi, dengan ketentuan > 50% jumlah siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran. 3. Hasil evaluasi tes tertulis > 50% jumlah siswa mendapat nilai baik. 4. Hasil evaluasi non tes (pengamatan sikap) > 50% jumlah siswa menunjukkan ketrampilan menjawab dan mengemukakan pendapat.

E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) soalsoal tes mengenai materi pembelajaran sistem pencernaan manusia yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan kognitif siswa, (2) lembar observasi yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai motivasi belajar siswa. Instrumen penelitian yang berupa soal

39

tes, sebelum digunakan dalam penelitian terlebih dahulu dilakukan pengujian dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik-teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah : a. Pelaksanaan observasi, yaitu mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran meliputi data tingkah laku siswa, tanggapan siswa, cara peneliti/guru melakukan tindakan, dan situasi kelas. Dalam melaksanakan observasi ini peneliti melakukan kolaborasi dengan guru mitra. b. Pelaksanaan evaluasi/penilaian hasil belajar Pelaksanaan evaluasi menggunakan tes hasil belajar dan teknik non tes yakni melalui pengamatan sikap siswa.

F. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif karena analisis ini bertalian dengan uraian deskriptif

tentang perkembangan proses pembelajaran. Teknik tersebut mencakup kegiatan mengungkap kelebihan dan kelemahan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar. Hasil analisis tersebut nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya.

40

Selain analisis kritis, digunakan pula teknik analisis kualitatif model alur, meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Milles & Huberman, 1989 dalam Zainal Aqib, 2008). 1. Reduksi data Merupakan proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pengelompokan, dan pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi yang bermakna. Data dan/atau informasi yang relevan terkait langsung dengan pelaksanaan PTK yang diolah untuk bahan evaluasi. 2. Penyajian data Penyajian data merupakan suatu upaya menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif, tabel, grafik, atau perwujudan lainnya yang dapat memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan yang dilakukan. Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman terhadap sejumlah informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. 3. Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat singkat, padat dan bermakna. Penarikan kesimpulan ini dilakukan secara bertahap untuk memperoleh tingkat kepercayaan yang tinggi. Data yang diperoleh dari post-test I, post-test II dan lembar pengamatan untuk penilaian afektif. Perbandingan nilai rata-rata kelas antara post-test I dan post-test II dipergunakan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil

41

belajar siswa. Jika nilai rata-rata kelas pada post-test II lebih besar dari post-test I, maka terdapat peningkatan hasil belajar biologi siswa dengan aplikasi model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-GamesTournament).

42

DAFTAR PUSTAKA

Adi, D. K. 2001. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya: Fajar Mulya. Anonim. 2008. Model Pembelajaran. pembelajaran/. Diakses 5 Juni 2011. http://www.wordpres.com/model_

______. 2009. TGT. http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/tgt.html. Diakses 5 Juni 2011.Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.

Gagne, R. M. 1985. The Conditions of Learning and Theory of Intruction. New York: Holt Rinehart and Winston. Irawan, Prasetyo. 1995. Teori Belajar, Motivasi, Ketrampilan Mengajar, dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Isjoni. 2010. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Karim, dkk.2008.Belajar IPA Membuka Sekitar.Jakarta:CV.Rizqi Mandiri. Cakrawala Alam

Pratiwi, D. A. 2006. Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga. Skinner, B. F. 1953. Science and Human Behavior. New York: Mc Millan. Slavin, R. E. 1985. Cooperative Learning. USA: Allyn and Bacon. Sugiharto, Bowo. 2010. Menentukan Strategi Pembelajaran. http://bowo.staff.fkip.uns.ac.id/2010/08/26/Menentukan_Strategi_Pembel ajaran-Biologi/. Diakses tanggal 20 Januari 2012 Sunarto. 2009. Pengertian Prestasi Belajar. http://sunartombs.wordpress.com/ 2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/. Diakses 20 Januari 2012. Susilo, Muhammad Joko. 2009. Sukses dengan Gaya Belajar. Yogyakarta: Pinus. Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi untuk SMA Jilid IA. Jakarta Erlangga.