tugas ppk perubahan senyawa
TRANSCRIPT
TUGAS PENGANTAR PENGAWETAN KIMIA
“PERUBAHAN SENYAWA”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK
1. Cristin Sapfitri (06101410010)
2. Risa Wardani ( 06101410019)
3. Nursa’id Fitria (06101410022)
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Sanjaya, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
PENGANTAR PENGAWETAN KIMIA
(PERUBAHAN SENYAWA)
Kehidupan yang semakin global dan terdapat banyak polutan, limbah, ataupun
sampah sehingga orang-orang berusaha untuk memanfaatkan limbah dan pengawetan.
Proses pengawetan kimia dalam kehidupan sehari-hari biasanya diperlakukan untuk bahan
sandang, pangan, ataupun papan. Proses pengawetan kimia tersebut yaitu proteksi kimia,
modifikasi kimia dan perubahan senyawa.
Dalam hal ini akan dibahas pengawetan kimia yang berkaitan dengan perubahan
senyawa. Perubahan senyawa (menghasilkan senyawa baru) teknik pengawetan bahan
yang akan diawetkan akan mengalami proses, di mana proses atau zat-zat tersebut dapat
menimbulkan senyawa baru yang berfungsi untuk mengawetkan bahan tersebut.
Perubahan senyawa (menghasilkan senyawa baru) contoh pengawetan dengan teknik
adalah tape. Tape merupakan makanan yang berasal dari singkong atau ketan yang
diawetkan dengan cara fermentasi dengan menggunakan ragi. Perubahan senyawa yang
dimaksud adalah perubahan senyawa karbohidrat menjadi senyawa alcohol.
Fermentasi merupakan proses peruraian senyawa kimia komplek menjadi senyawa
lebih sederhana oleh aktivitas enzimatis jasad renik dalam kondisi anaerob. Sebenarnya
proses fermentasi merupakan peruraiàn gula (karbohidrat) dengan hasil alcohol dan CO.
Berdasarkan ada dan tidaknya alcohol dalam produk, fermentasi dibedakan menjadi dua
yaitu fermentasi alcohol dan fermentasi non alcohol. Proses fermentasi membawa dampak
pengawetan bahan pangan di samping meningkatkan mutunya. Makanan fermentasi
umumnya lebih tahan simpan. Mutu pangan fermentasi lebih unggul dalam artian
komposisinya lebih sederhana sehingga mudah dicerna, disamping senyawa baru yang ikut
menentukan flavour pangan.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai fermentasi tape dan proses pembuatannya.
TAPE DAN FERMENTASI
Aneka bahan pangan yang mengandung karbohidrat dapat diolah menjadi makanan
khas yang disebut tape. Bahan pangan yang umumnya dibuat tape adalah ubi kayu
(singkong), beras ketan putih maupun beras ketan hitam serta sorgum. Singkong dapat
disajikan dalam bentuk tape melalui proses fermentasi, yaitu terjadinya perubahan bahan-
bahan organik dari senyawa-senyawa komplek menjadi senyawa-senyawa yang lebih
sederhana dengan kerja enzim. Ciri-ciri tape yang baik dan bermutu yaitu harum, enak,
legit, dan tidak menyengat karena terlalu tinggi kadar alkoholnya.
Pada dasarnya semua bahan pangan yang kaya akan karbohidrat dapat diolah
menjadi tape. Berdasarkan bahan bakunya, dikenal berbagai jenis tape yaitu tape ketan,
tape singkong, tape beras, tape sorgum, tape pisang, tape ubi jalar dan tape sukun, akan
tetapi dewasa ini yang paling populer adalah tape singkong dan tape ketan.
Tabel Komposisi gizi tape singkong, tape ketan putih dan tape ketan hitam (dalam 100
gram bahan).
Zat gizi Tape singkong Tape ketan putih Tape ketan hitam
Energi (k kal) 173 172 166
Protein (g) 0,5 3,0 3,8
Lemak (g) 0,1 0,5 1,0
Karbohidrat (g) 42,5 37,5 34,4
Kalsium (mg) 30 6 8,0
Fosfor (mg) 30 35 106,0
Besi (mg) 0 0,5 1,6
Vitamin B1 (mg) 0,07 0,04 0,02
Air (g) 56,1 58,9 50,2
Sumber : Direktorat Gizi, Depkes RI
Tape merupakan salah satu jenis makanan dari hasil fermentasi bahan baku yang
diberi ragi sebagai sumber mikrobanya. Tape sebagai hasil fermentasi menghasilkan
alkohol dan gula. Fermentasi dapat didefinisikan sebagai proses metabolisme dimana akan
terjadi perubahan-perubahan kimia dalam substrat organik, kegiatan atau aktivitas mikroba
yang membusukkan bahan-bahan yang difermentasi. Perubahan kimia tadi tergantung
pada macam bahan, macam mikroba, pH, suhu, adanya aerasi atau perlakuan lain yang
berbeda dengan faktor-faktor diatas, misalnya penambahan-penambahan bahan tertentu
untuk menggiatkan fermentasi.
Fermentasi berarti disimilasi anaerobik senyawa-senyawa organik yang disebabkan
oleh aktivitas mikroorganisme atau ekstrak dari sel-sel tersebut. Disimilasi yaitu proses
pengubahan senyawa didalam sel seperti glikogen dan ATP menjadi senyawa yang tingkat
energinya lebih rendah sedemikian rupa sehingga energi dibebaskan dalam proses ini.
Disimilasi berlangsung di dalam sel dan produk-produknya dikeluarkan ke media
sekitarnya. Disimilasi terutama menghasilkan senyawa organik, senyawa anorganik dan
beberapa unsur, contohnya karbohidrat, glikosida, alkohol, asam keto, hidrokarbon, asam
amino dan amina, sejumlah garam Fe, Mn, dan As, unsur karbon, belerang dan lain-lain.
Fermentasi sering disalin dengan perkataan peragian. Hal ini sebenarnya tidak
tepat, kata-kata ragi untuk tempe, ragi untuk tape, ragi untuk roti, ragi untuk oncom, ragi
untuk membuat minuman keras itu menurut sistematika di dalam dunia tumbuh-tumbuhan
banyaklah yang berbeda. Secara fisiologi, ragi-ragi tersebut mempunyai persamaan yaitu
menghasilkan fermen atau enzim yang dapat mengubah substrat menjadi bahan lain
dengan mendapatkan keuntungan berupa energi. Adapun substrat yang mereka ubah itu
berbeda-beda. Orang membatasi pengertian fermentasi hanya pada alkoholisasi dan
laktalisasi.
Fermentasi ada tiga, yaitu :
1. Fermentasi alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol
(etil alkohol) dan karbondioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces
cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras.
2. Fermentasi asam laktat
Fermentasi asam laktat adalah respirasi yang terjadi pada sel hewan atau manusia,
ketika kebutuhan oksigen tidak tercukupi akibat bekerja terlalu berat Di dalam sel otot
asam laktat dapat menyebabkan gejala kram dan kelelahan. Laktat yang terakumulasi
sebagai produk limbah dapat menyebabkan otot letih dan nyeri, namun secara perlahan
diangkut oleh darah ke hati untuk diubah kembali menjadi piruvat.
3. Fermentasi asam cuka
Merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam keadaan aerob.
fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (acetobacter aceti) dengan substrat
etanol. Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh
fermentasi alkohol secara anaerob.
Fermentasi adalah perombakan anaerob karbohidrat yang menghasilkan
pembentukan produk fermentasi yang stabil. Contoh produk fermentasi oleh
mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan meliputi barang-barang seperti etil alkohol,
asam laktat, gliserol dan lain-lain. Fermentasi adalah suatu oksidasi karbohidrat anaerob
dan aerob sebagian dan merupakan suatu kegiatan penguraian bahan-bahan karbohidrat.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses fermentasi, antara lain adalah sebagai
berikut :
1. pH
Mikroba tertentu dapat tumbuh pada kisaran pH yang sesuai untuk
pertumbuhannya.
Tabel Nilai pH Minimum, Optimum, dan Maksimum dari Tiga Golongan Mikroba
Jenis Miroba Minimum Optimum Maksimum
Bakteri 3 – 5 6,5 – 7,5 8 -10
Khamir 2 – 3 4,5 – 5,5 7 – 8
Kapang 1 – 2 4,5 – 5,5 7 – 8
Sumber : Moat
2. Suhu
Suhu yang digunakan dalam fermentasi akan mempengaruhi mikroba yang
berperan dalam proses fermentasi. Suhu optimal pada proses fermentasi yaitu 35° C dan
40° C.
3. Oksigen
Derajat aerobiosis adalah merupakan faktor utama dalam pengendalian fermentasi.
Bila tersedia O2 dalam jumlah besar, maka produksi sel-sel khamir dipacu. Bila produksi
alkohol yang dikehendaki, maka diperlukan suatu penyediaan O2 yang sangat terbatas.
Produk akhir dari suatu fermentasi sebagian dapat dikendalikan dengan tegangan O2
substrat apabila faktor-faktor lainnya optimum.
4. Substrat
Proses fermentasi mikroba memerlukan substrat yang mengandung nutrisi sesuai
dengan kebutuhan untuk pertumbuhannya. Fermentasi adalah perubahan kimia dalam
bahan pangan yang disebabkan oleh enzim-enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme
atau telah ada dalam bahan pangan itu sendiri. Perubahan yang terjadi sebagai hasil
fermentasi mikroorganisme dan interaksi yang terjadi diantara produk dari kegiatan
kegiatan tersebut dan zat-zat yang merupakan pembentuk bahan pangan tersebut.
Pertumbuhan mikroba pada media tumbuhnya ditandai dengan peningkatan jumlah
massa sel. Berdasarkan laju pertumbuhan, pertumbuhan mikroba dapat dibagi menjadi tiga
fase yaitu fase pertumbuhan lambat (Log Phase), fase pertumbuhan ekponensial dan fase
pertumbuhan stasioner.
Proses fermentasi tidak hanya menimbulkan efek pengawetan tetapi juga
menyebabkan perubahan tekstur, cita rasa dan aroma bahan pangan yang membuat produk
fermentasi lebih menarik, mudah dicerna dan bergizi. Proses fermentasi alkohol hanya
dapat terjadi apabila terdapat sel-sel khamir. Dalam pengertian yang luas, fermentasi
adalah aktivitas metabolisme mikroorganisme aerobik dan substrat organic yang cukup
tinggi. Fermentasi gula oleh ragi misalnya Saccharomyces cerevisiae dapat menghasilkan
alkohol dan karbondioksida.
Proses fermentasi gula oleh ragi misalnya Saccharomyces cerevisiae dapat
menghasilkan etanol (etil alkohol) dan karbondioksida melalui reaksi sebagai berikut :
C6H12O6 —–> 2C2H5OH + 2 CO2
(Glukosa) (Etanol) (Karbondioksida)
Fermentasi adalah proses metabolisme atau katabolisme atau bioenergi yang
menggunakan senyawa organic sebagai aseptor elektron akhir. Proses fermentasi biasanya
berlangsung dengan fosforilasi tingkat substrat tanpa perantara atau peran sitokrom oleh
jasad renik anaerob fakultatif atau aerobik mutlak. Said (1987), menyatakan bahwa
fermentasi adalah disimilasi anaerobic senyawa-senyawa organik yang disebabkan oleh
aktivitas mikroorganisme. Fermentasi dalam arti luas tidak hanya meliputi proses
disimilasi alkohol, butanol, aseton, asam laktat, tetapi juga industri cuka, asam sitrat,
enzim pinisilin dan antibiotik lainnya. Proses fermentasi yang terjadi selama pembuatan
tape pada dasarnya meliputi empat tahap penguraian, antara lain sebagai berikut :
1. Molekul-molekul pati terpecah menjadi dekstrin dan gula-gula sederhana, proses ini
disebut hidrolisis enzimatis.
2. Gula yang terbentuk akan diubah menjadi alkohol.
3. Alkohol akan diubah menjadi asam-asam organik oleh bakteri Pediococcus dan
Acetobacter melalui proses oksidasi alkohol.
4. Sebagian asam organik akan bereaksi dengan alkohol membentuk ester yang memberi
cita rasa pada tape.
PROSES PEMBUATAN TAPE
Tape singkong adalah tape yang dibuat dari singkong yang difermentasi. Makanan
ini populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa
Timur. Di Jawa Barat, tapai singkong dikenal sebagai peuyeum (bahasa Sunda).
Pembuatan tape melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai
(Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Ada
dua teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai
kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan.
Tujuan :
1. Untuk mengetahui cara penerapan bioteknologi dengan fermentasi tape.
2. Mengetahui peranan organisme Saccaromyces cereviceae dalam peragian.
Alat :
1. Baskom
2. Kain Lap
3. Kompor
4. Panci Kukus
5. Penyaring
6. Piring
7. Pisau
8. Sendok & Garpu
Bahan :
1. Air secukupnya
2. Daun pisang
3. Ragi yang telah dihaluskan
4. Singkong 2 kg
Cara Kerja :
1. Siapkan semua bahan.
2. Kupas singkong dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat.
3. Potong singkong yang telah dikupas sesuai keinginan.
4. Cuci hingga bersih singkong yang telah dipotong.
5. Sementara menunggu singkong kering, masukkan air ke dalam panci samapai kira
– kira terisi seperempat lalu panaskan hingga mendidih.
6. Setelah air mendidih masukkan singkong ke dalam panci kukus, lalu kukus hingga
singkong ¾ matang, kira – kira ketika ‘daging’ singkong sudah bisa ditusuk dengan
garpu.
7. Setelah matang, angkat singkong yang telah ¾ masak lalu taruh di suatu wadah,
kemudian didinginkan
8. Sambil mengipas – ngipas, teman satu kelompok kami menyiapkan wadah sebagai
tempat untuk mengubah singkong menjadi tape. Wadah itu terdiri dari baskom
yang bawahnya dilapisi dengan daun pisang.
9. Setelah singkong benar – benar dingin, masukkan singkong ke dalam wadah lalu
taburi dengan ragi yang telah dihaluskan dengan menggunakan saringan
10. Singkong yang telah diberi ragi ini kemudian ditutup kembali dengan daun pisang.
Singkong ini harus benar – benar tertutup agar mendapatkan hasil yang maksimal.
11. Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, diamkan selama 1-2 hari hingga
sudah terasa lunak dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi tape.
Reaksi
Reaksi dalam fermentasi singkong menjadi tape adalah glukosa (C6H12O6) yang
merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol
(2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi
makanan.
Persamaan Reaksi Kimia:
C6H12O6 + 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Penjabarannya:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) + Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi
Kesimpulan:
1. Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena
masih menggunakan cara-cara yang terbatas.
2. Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam
singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan
menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol.
3. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim
yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih
sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa
diberi gula sebelumnya.
4. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi
Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu
proses pemecahan enzim tersebut.
Gambar proses pembuatan tape
Gambar 1
(Menyiapkan buah singkong secukupnya)Gambar 2
(Singkong dikupas lalu dicuci hingga bersih)
Gambar 3
(Singkong dipotong-potong sesuai selera)
Gambar 4
(Singkong dikukus sampai matang)
Gambar 6
(Tata singkong kedalam wadah yang telah dialasi daun pisang lalu taburi ragi tape sampai
merata dan tutup wadah dengan rapat )
DAFTAR PUSTAKA
http://haris1aja.wordpress.com/2010/04/28/cara-pembuatan-tape-singkong/
http://www.hermanirsadi.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=161:cara-pembuatan-tape-
kentang&catid=46:kuebasah&Itemid=68
http://moeluzie.blogspot.com/2012/06/laporan-pembuatan-tape-fermentasi.html
http://lucianohimawan.blogspot.com/2011/10/proses-peragian-tape.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Fermentasi