ppk guidelines
DESCRIPTION
ppkTRANSCRIPT
12/11/2013
1
Evidence-BasedCLINICAL PRACTICE GUIDELINES
(Panduan Praktik Klinis)
Pendahuluan
Peningkatan pelayanan merupakan upaya berkelanjutan
Kemajuan IPTEK yang cepat menimbulkan masalah dalam implementasi
Paradigma EBM untuk pasien secara individual sangat baik
Perlu standardisasi untuk penyakit yang banyak, risiko tinggi, mahal, bervariasi dalam praktik
12/11/2013
2
“Hierarki” ilmu kedokteran klinis
Peneliti menawarkan apa yang dapat dilakukan (what we can do)
HTA melakukan kajian terhadap opsi yang ditawarkan (which we can do)
Panduan praktik klinis menetapkan apa yang seharusnya dilakukan (what we should do)
Praktisi menerapkan apa yang harus dilakukan (doing what we should do)
Kendali mutu-audit klinis (did we do what we should do)
Clinical Governance
"A framework through which NHS organizations are accountable for
continuously improving the quality of their services and safeguarding high standards of care, by creating an environment in which excellence in
clinical care will flourish."
12/11/2013
3
Clinical
Governance
Clinical
audits
Education
& Training
Risk
management
Account-
ability
Research &
development
Clinical
Effective-
ness
EBM:
# HTA# Clinical guidelines
# Clin pathways# Algorithms# Protocols
# Procedures#Standing orders
Patient safety
Clinical audits
Patient’s preferenceEvidence
Physician’s proficiencyEBM Practice
12/11/2013
4
Health care
problem
Search the
evidence
Criticallyappraise
the evidence
Formulatein answerablequestion
Recom-mendation
The EBM Paradigm
Taxonomy of health system standards(Ashton, 2002)
Clinical practice guidelines
Clinical pathways
Protocols
Procedures
Algorithms
Standing orders
Must be:# Evidence-based# Periodically
revised
12/11/2013
5
The jungle of terms
Standar pelayanan, standar pelayanan kedokteran, standar pelayanan kesehatan, standar prosedur operasional, prosedur operasional standar, standar profesi, standar fasilitas, standar pelayanan medis, pedoman pelayanan medis, panduan pelayanan medis, panduan praktik klinis, prosedur baku, etc etc.
Juliet Capulet:
What’s in a name?
A rose by any other name
would smell as sweet
The Merchant of Venice – W. Shakespeare
12/11/2013
6
Standardisasi istilah
Banyak istilah yang rancu / tumpang tindih
Mengacu pada Ashton (2002): Taxonomy of Health System Standards, dengan modifikasi:– Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK)
– Panduan Praktik Klinis (PPK) yang dapat disertai:
• Alur klinis (clinical pathway) (CP)
• Algoritme
• Protokol
• Prosedur
• Standing orders.
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK)
PNPK adalah penyataan yang dibuat secara sistematis yang didasarkan pada bukti ilmiah (scientific evidence),untuk membantu dokter dll. tentang tata laksana penyakit atau kondisi klinis yang spesifik. Sinonim: clinical guidelines, clinical practice guidelines, practice parameters. Dalam pustaka istilah Clinical Guidelines digunakan baik pedoman yang bersifat nasional/global, maupun lokalDalam dokumen ini:– dokumen yang dibuat oleh kelompok pakar koordinasi
Kemenkes disebut sebagai Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK),
– yang telah diadaptasi sesuai dengan fasilitas setempat disebut sebagai Panduan Praktik Klinis (PPK) dan perangkat lokal lainnya yang secara keseluruhan disebut sebagai standar prosedur operasional.
12/11/2013
7
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK)
PNPK = penyataan yang dibuat secara sistematis yang didasarkan pada bukti ilmiah (scientific evidence), untuk membantu dokter dll. tentang tata laksana penyakit atau kondisi klinis yang spesifik.
Dibuat oleh pakar, disahkan MenteriSistematisEvidence-basedKomprehensifTerkini
Siapa yang berhak membuat PNPK?
Siapa saja: Kemenkes, org. profesi, FK, RS, LSM, kelompok pakar, dst.
”Model Amerika” – pakar, tanpa pengesahan pemerintah
”Model Inggris” – pakar, dengan pengesahan pemerintah
Indonesia seyogianya menggunakan model Inggris
12/11/2013
8
Bilakah perlu dibuat PNPK?
PNPK diperlukan bila:
– jumlah kasusnya banyak (high volume)
– mempunyai risiko tinggi (high risk)
– cenderung memerlukan biaya tinggi/banyak sumber daya (high cost)
terutama bila terdapat variasi yang luas di antara para praktisi untuk penanganan kasus yang sama.
Karakteristik PNPK
Sahih / valid
Reproducible
Cost-effective
Representatif, seringkali multidisiplin
Dapat diterapkan dalam praktik
Fleksibel
Jelas
Terjadwal untuk dilakukan revisi
Dapat digunakan untuk audit klinis
12/11/2013
9
Proses pembuatan PNPK
Pemilihan dan penentuan topik
– Kemenkes menulis surat kepada organisasi profesi, rumah sakit pendidikan, rumah sakit besar untuk mengusulkan topik
– Seleksi awal
– Yang terpilih dilengkapi secara rinci alasan topik tersebut dipilih, pakar-pakar yang diusulkan, perkiraan proyek akan selesai, dll
– Penentuan prioritas
Proses pembuatan PNPK
Pembentukan Panel Pakar PNPK
– Kemenkes membentuk panel pakar
– Dalam rapat pertama:
• Maksud pembuatan PNPK
• Format PNPK
• Cara kerja, termasuk time-table
• Penentuan Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Staf
12/11/2013
10
Proses pembuatan PNPK
Pembuatan draft dan Rapat-rapat
– Draft awal PNPK dapat dibuat bersama oleh Ketua & Staf
– Draft awal tersebut dikembangkan bersama oleh seluruh anggota panel dengan mekanisme yang disepakati, termasuk komunikasi melalui email.
– Rapat Panel tiap bulan untuk membahas perkembangan pembuatan draft PNPK
– Selesai dalam waktu 3-4 kali pertemuan draft
– Pleno dengan KUK, serahkan ke Dirjen
Tampilan PNPK
Tampilan PNPK dibakukan, dengan sampul yang menunjukkan pengesahan dari Kementerian Kesehatan serta organisasi profesi yang terlibat dalam pembuatan PNPK.
Para pakar yang langsung terlibat dalam pembuatan PNPK dicantumkan sebagai kontributor.
12/11/2013
11
Format Isi PNPKIntroduction: why important?
– High volume/risk/cost/variability
Methods
– Search strategy: key words, databases
– Critical appraisals
– Level of evidence: I, II, III, IV
– Grade of recommendations: A, B, C, D
Results and Discussion
Recommendations
References
American Association of Clincal Endocrinologists. Medical Guideline for Clinical Practice for the Management of Diabetes Mellitus. 67 halaman, ratusan rujukan (dibuat terpisah per topik bahasan). http://www.aace.com/pub/pdf/guidelines/DMGuidelines2007.pdfAmerican Academy of Pediatrics. Clinical Practice Guideline: Diagnosis and Evaluation of the Child With Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder. 13 halaman, 60 rujukan. http://aappolicy.aappublications.org/cgi/reprint/pediatrics;105/5/1158.pdfGuideline for Alzheimer’s Disease Management. Final Report 2008. Supported by the State of California, Department of Public Health. California Version © April 2008. 57 halaman plus apendiks, total 122 halaman, lebih dari 300 rujukan. http://www.caalz.org/PDF_files/Guideline-FullReport-CA.pdf
Contoh Clinical Practice Guidelines ∞
12/11/2013
12
ACC/AHA 2008 Guidelines for the Management of Adults With Congenital Heart Disease: Executive Summary. 49 halaman, 202 rujukan. http://circ.ahajournals.org/cgi/reprint/118/23/2395Americal College of Cardiology / American Heart Association (2002): Guideline update for the management of chronic stable angina. 136 halaman, 1053 rujukanMOH Malaysia. Clinical Practice Guidelines Management of Dengue Fever in Children, 2005. 22 halaman, 33 rujukan. http://www.acadmed.org.myMalaysian Society of Neurosciences, Academy of Medicine Malaysia, Ministry of Health Malaysia. Clinical practice guidline. Management of stroke. 37 halaman, 150 rujukan. http://www.acadmed.org.myIndeks untuk pelbagai jenis CPG di Malaysia dapat diakses melalui http://www.acadmed.org.my/index.cfm?&menuid=67Singapore MOH Clinical Practice Guideline 2004. Management of atrial fibrillation. 70 halaman total, 83 rujukan. http://www.moh.gov.sg/cpg
12/11/2013
13
12/11/2013
14
12/11/2013
15
12/11/2013
16
12/11/2013
17
12/11/2013
18
12/11/2013
19
Panduan Praktik Klinis (PPK)
Dalam UUPK / Permenkes PPK = SPO
Dibuat dengan rujukan PNPK / sumber lain
Bersifat hospital specific
Dapat dilengkapi dengan
– Clinical pathway
– Algoritme
– Protokol
– Prosedur
– Standing orders
12/11/2013
20
Panduan Praktik Klinis (PPK)
PNPK harus diterjemahkan sesuai dengan kondisi dan fasilitas setempat menjadi PPK
PPK dapat sama/berbeda di RS yang beda:
– PPK untuk DBD tanpa syok, mungkin bersifat sama, di rumah sakit tipe, A, B, C, D.
– Di RS tipe A, PPK untuk PJB dari Dx sampai bedah, di RS tipe A yang lain hanya Dx lalu rujuk
– Di RS tipe B clinical pathway untuk strokemelibatkan bedah saraf, di RS B yang lain tidak
Dengan demikian maka PPK bersifat hospital specific.
Tujuan PPK
Meningkatkan kualitas pelayanan pada keadaan klinis dan lingkungan tertentu
Mengurangi intervensi yang tidak perlu/berbahaya
Memberikan opsi pengobatan terbaik dengan keuntungan maksimal
Memberikan opsi pengobatan dengan risiko terkecil
Tata laksana dengan biaya yang memadai
12/11/2013
21
PPK untuk penyakit yang umum
Utk penyakit yg tidak memenuhi syarat PNPK, atau PNPK-nya belum ada, PPK dibuat dengan merujuk:
– pustaka mutakhir: artikel asli, review / metaanalisis
– PNPK asing, evidence-based textbooks, etc
– panduan organisasi profesi, direktorat Kemenkes, dll
– kesepakatan para staf medis
Di RSU: PPK penyakit-penyakit terbanyak untuk setiap departemen, sedangkan untuk RS rujukan: PPM untuk penyakit-penyakit tiap subdisiplin
Pembuatan PPK dikoordinasi oleh Komite Medis setempat dan berlaku setelah disahkan oleh Direksi.
PPK memuat setidaknya 10 butir:
1. Pengertian
2. Anamnesis
3. Pemeriksaan fisis
4. Prosedur diagnostik
5. Diagnosis banding
6. Pemeriksaan penunjang
7. Terapi
8. Edukasi
9. Prognosis
10. Pustaka
12/11/2013
22
Perangkat untuk pelaksanaan PPK
Dalam PPK mungkin perlu rincian langkah demi langkah: – Stroke iskemik: tata laksana multidisiplin dan dengan
pemeriksaan serta intervensi dengan urutan tertentu. Karakteristik penyakit ini sesuai untuk dibuat alur klinis (clinical pathway)
– Gagal ginjal kronik perlu hemodialisis. Uraian rinci tentang hemodialisis dimuat dalam protokol hemodialisis pada dokumen terpisah.
– Kejang demam kompleks perlu dilakukan pungsi lumbal > prosedur pungsi lumbal
– Kejang demam perlu pemberian diazepam rektal segera oleh perawat bila dokter tidak ada; ini diatur dalam “standing order”.
Clinical Pathway (CP)
CP = care pathway, care map, integrated care pathways, multidisciplinary pathways of care, pathways of care, collaborative care pathways. CP merinci apa yang harus dilakukan pada kondisi klinis tertentu. CP = rencana tata laksana hari demi hari dengan standar pelayanan yang sesuai. CP bersifat multidisiplin sehingga semua dapat menggunakan format yang sama. Perkembangan pasien dapat dimonitor setiap hari, baik intervensi maupun outcome-nya. CP paling layak untuk penyakit multidisiplin, dan perjalanan klinisnya dapat diprediksi (pada >70% kasus). Perjalanan menyimpang ∞ varian
12/11/2013
23
Royal Children’s Hospital (RCH), Melbourne
A CP is a plan of care, drafted in advance for predictable patient groups which is developed and used by multidisciplinary team. It forms part of the written documentation, includes outcomes to be achieved and the capacity for recording and variance.
The RCH is committed to providing patients and their families with coordinated, standardised, evidence based care. This care should be clearly documented, and the information collected should be used for monitoring and improving performance. CPs are a tool used to achieve all of these aims.
A care pathway is a description of a care process from an organization point of view for a specific disease and for a specific (group of) patient(s), which is based on evidence and on (clinical) guidelines and it is designed to improve efficiency and improve patient outcomes.
Douglas et al, 2012
12/11/2013
24
Criteria for CPs5 criteria for CPs. The intervention: 1. is a structured multidisciplinary plan; 2. is used to channel the translation of guidelines or
evidence into local structures; 3. details the steps in a course of treatment or care in a
plan, pathway, algorithm, guideline, protocol or other 'inventory of actions';
4. has timeframes or criteria-based progression (that is, steps were taken if designated criteria were met);
5. aims to standardise care for specific clinical problem, procedure of healthcare in a specific group of pts.
Kinsman et al. BMC Medicine 2010, 8:31
Clinical pathways, also called care pathways, critical pathways, integrated care pathways, or care maps, are one of the tools designed to achieve standardization of care processes, aiming to improve quality of care, equity of treatment, optimal allocation of resources and a rational division of labor between health care professionals. Their goal is to improve decision making and transparency in health care by embedding medical knowledge by sequencing practitioner's care and the respective patient journey.
(Eshuis et al, 2010)
12/11/2013
25
“A care pathway is a complex intervention for the mutual decision-making and organisation of care processes for a well-defined group of patients during a well-defined period.
Vanhaecht K, De Witte K, Sermeus W. The impact of clinical pathways on the organisation of care processes. PhD dissertation, Belgium: KU Leuven; 2007.
Apakah semua penyakit perlu CP?
Tidak.
Di RSU hanya 30% dirawat dengan CP, selebihnya dirawat dengan usual care.
CP hanya efektif dan efisien apabila dilaksanakan untuk penyakit atau kondisi kesehatan yang perjalanannya predictable, khususnya bila memerlukan perawatan multidisiplin.
12/11/2013
26
Tidak
CP mungkin dapat menjadikan biaya perawatan menjadi lebih murah
Data CP juga dapat menjadi masukan untuk program lain yang menyangkut pembiayaan, misalnya ”diagnostic related group” (DRG)
CP tidak dibuat untuk memperoleh rincian biaya perawatan, dengan konsekuensi dibuatnya secara dipaksakan CP untuk semua jenis penyakit
Apakah CP dibuat untuk memperoleh rincian biaya?
Siapa yang harus membuat CP?
A. Organisasi profesi
B. Kemenkes dibantu pakar
C. Staf rumah sakit
D. Egepe
12/11/2013
27
Dapatkah CP dibuat untuk kelainan atau penyakit lain?
CP - standardisasi pemeriksaan dan perawatan pasien yang memililiki pola tertentu. Bila perjalanan klinis sangat bervariasi, sulit untuk membuat ‘standar’ pemeriksaan hari demi hari.Dapat dibuat CP bagi penyakit apa pun, asalkan:
• kriteria inklusi dan eksklusi jelas, • bila pasien dirawat dengan CP mengalami komplikasi
atau terdapat ko-morbiditas tertentu, maka pasien tersebut harus dikeluarkan dari CP
Keputusan untuk membuat CP harus pertimbangkan efektivitas, sumber daya, dan waktu yang diperlukan.
Contoh: CP diare akut pada bayi dan anak
Kriteria inklusi (harus memenuhi semua)– Usia 1-5 tahun– Diare akut tanpa komplikasi / ko-morbid– Dehidrasi <10%– Tidak ada indikasi bedah
Kriteria eksklusi (satu atau lebih keadaan ini):– Pasien dengan imunokompromais– Muntah, atau nyeri perut tanpa diare– Diare >5 hari
Pasien harus dikeluarkan dari CP bila ada salah satu/>:
– Tidak terdapat perbaikan klinis dalam waktu 48 jam
– Terdapat muntah empedu dengan nyeri perut– Diagnosis awal diragukan
12/11/2013
28
Algoritme
Algoritme merupakan format tertulis berupa flowchart
dari pohon pengambilan keputusan. Dengan format
ini dapat dilihat secara cepat apa yang harus
dilakukan pada situasi tertentu. Algoritme merupakan
panduan yang efektif dalam beberapa keadaan
klinis tertentu misalnya di ruang gawat darurat atau
instalasi gawat darurat. Bila staf dihadapkan pada
situasi yang darurat, dengan menggunakan algoritme
ia dapat melakukan tindakan yang cepat untuk
memberikan pertolongan.
ProtokolProtokol = panduan tata laksana untuk kondisi tertentu. Misalnya dalam PPM disebutkan bila pasien mengalami gagal napas perlu pemasangan ventilasi mekanik.
Protokol pemasangan ventilasi mekanik: dari pemasangan endotracheal tube, mengatur konsetrasi oksigen, kecepatan pernapasan, pemantauan, apa yang harus diperhatikan, pemeriksaan berkala apa yang harus dilakukan, dan seterusnya.
Dalam protokol harus termasuk siapa yang dapat melaksanakan, komplikasi yang mungkin timbul dan cara pencegahan atau mengatasinya, kapan suatu intervensi harus dihentikan, dan seterusnya.
12/11/2013
29
Prosedur
Prosedur merupakan uraian langkah-demi-langkah untuk melaksanakan tugas teknis tertentu. Prosedur dapat dilakukan oleh perawat (misalnya cara memotong dan mengikat talipusat bayi baru lahir, merawat luka, suctioning, pemasangan pipa nasogastrik), atau oleh dokter (misalnya pungsi lumbal atau biopsi sumsum tulang).
Standing orders
Standing orders adalah suatu set instruksi dokter kepada perawat atau profesional kesehatan lain untuk melaksanakan tugas pada saat dokter tidak ada di tempat. Standing orders dapat diberikan oleh dokter pada pasien tertentu, atau secara umum dengan persetujuan komite medis. Contoh: perawatan pascabedah tertentu, pemberian antipiretik untuk demam, pemberian antikejang per rektal untuk pasien
kejang, defibrilasi untuk aritmia tertentu.
12/11/2013
30
Bagaimana dokter menerapkanstandar pelayanan
PPK harus diterapkan secara individual. PPK bersifat rekomendasi atau advis, tidak harus diterapkan pada semua pasien – PPK dibuat untuk ’average patients’.– PPK dibuat untuk penyakit tunggal. – Respons pasien terhadap prosedur diagnostik dan
terapeutik sangat bervariasi. – PPK dianggap valid pada saat dicetak. – Praktik kedokteran modern mengharuskan kita
mengakomodasi apa yang dikehendaki oleh keluarga dan pasien.
60
Disclaimer
SPM/PPM dibuat untuk average patients
SPM/PPM untuk isolated disease/condition
Respons individual thd prosedur Dx & Rx
Valid pada saat dicetak
Praktik modern > mengakomodasi pasien
Penggunaan Standar Pelayanan Medis / Panduan PMini harus disesuaikan secara individual:
12/11/2013
31
61
Applying guidelines to the care of an individual patient
always requires judgment
Tambahan untuk disclaimer
PPK dimaksudkan untuk tata laksana pasien sehingga tidak berisi informasi lengkap tentang penyaki atau kondisi kesehatan tertentu
PPK bukan merupakan hal terbaik untuk semua pasien
Dokter yang memeriksa harus melakukan konsultasi bila merasa tidak menguasai atau ragu dalam menegakkan diagnosis dan memberikan terapi
Penyusun PPK tidak bertanggung jawab atas hasil apa pun yang terjadi akibat penggunaan PPK dalam tata laksana pasien.
12/11/2013
32
MOH Singapore, Statement of Intent
These guidelines are not intended to serve as a standard of medical care (SMC).SMC are determined on the basis of all clinical data for an individual case and are subject to change as scientific knowledge advances and patterns of care evolve.Adherence to these guidelines may not ensure a successful outcome in every case. These guidelines should neither be construed as including all proper methods of care, nor exclude other acceptable methods of care. Each physician is ultimately responsible for the management of his/her unique patient, in the light of the clinical data presented by the patient and the diagnostic and treatment options available.
64
Disclaimer (RWH)
Whilst appreciable care has been taken in the preparation of clinical guidelines which appear on this web page, The RWH provides these as a service only and does not warrant the accuracy of these guidelines.
Any representation implied or expressed concerning the efficacy, appropriateness or suitability of any treatment or product is expressly negated.
In view of the possibility of human error and / or advances in medical knowledge, The RWH cannot and does not warrant that the information contained in the guidelines is in every respect accurate or complete.
12/11/2013
33
65
Disclaimer (RWH)
Accordingly, The RWH will not be held responsible or liable for any errors or omissions that may be found in any of the information at this site.
You are encouraged to consult other sources in order to confirm the information contained in any of the guidelines and in the event that medical treatment is required to take professional, expert advice from a legally qualified and appropriately experienced medical practitioner.
NOTE: Care should be taken when printing any CPG from this site. Updates to these guidelines will take place as necessary. It is therefore advised that regular visits to this site will be needed to access the most current version of these guidelines.
66
Disclaimer (RCH)The emergency paediatric guidelines presented on this site were developed by RCH clinicians primarily for use within the inpatient wards and emergency dept of RCH
They detail the initial assessment and management of many common (and some rare but important) conditions that present to doctors who see acutely unwell and injured children.
They do not constitute a text-book and therefore deliberately provide little, if any, explanation or background to the conditions and treatment outlined. They are however designed to acquaint the reader rapidly with the clinical problem and provide practical advice regarding assessment and managmnt.
12/11/2013
34
Disclaimer (RCH)
These CPG were produced by staff of The Depts. of General & Emergency Medicine, with input from subspecialists. Where possible we have achieved consensus between clinicians. The CPGs do not necessarily represent the views of all the clinicians in the RCH.
The recommendations contained in these guidelines do not indicate an exclusive course of action, or serve as a standard of medical care. Variations, taking individual circumstances into account, may be appropriate.
The authors of these CGL have made considerable efforts to ensure the information is accurate and up to date. Users are strongly recommended to confirm that the information, especially drug doses, is correct. The authors accept no responsibility for any inaccuracies, information perceived as misleading, or the success of any treatment regimen detailed in the guidelines.
Can care be changed or varied during the course of a CP?
There are no restrictions of treatment choice for the patient and clinician. It is always important to provide care that is tailored to suit the individual patient based upon the best practice evidence available. The clinicians’ continuous assessment and review of the patient while the patient is under their care determines whether the care provided needs to be varied. When care needs to be varied, the variance is documented during the course of the CP.
Each Statewide Clinical Pathway must state: “Clinical Pathways never replace clinical judgement. Care outlined in this pathway must be altered if it is not clinically appropriate for the individual patient”.
http://www.health.qld.gov.au/caru/pathways/docs/pathway-faq.pdf
12/11/2013
35
Siapa yang menetapkan?
Orang yang paling berwenang menilai secara komprehensif keadaan pasien adalah dokter yang bertugas merawat. Dialah yang akhirnya menentukan untuk memberikan atau tidak memberikan obat atau prosedur sesuai dengan PPK. Dalam hal ia tidak melaksanakan apa yang ada dalam PPK, maka ia harus menuliskan alasannya dengan jelas dalam rekam medis, dan ia harus siap untuk mempertanggungjawabkannya. Bila ini tidak dilakukan maka dokter tersebut dianggap lalai melakukan kewajibannya kepada pasien.
The cardinal rule in medical records:
If it isn’t written down,
it didn’t happen
12/11/2013
36
Revisi PPK
Terkini
Revisi periodik
Lazimnya: 2 tahun
Menghemat biaya: intranet
Panduan Praktik Klinis(Bab V Pasal 10, ayat 5)
1. Pengertian2. Anamnesis
3. Pemeriksaan fisis4. Kriteria diagnosis5. Diagnosis banding
6. Pemeriksaan penunjang7. Terapi
8. Prognosis9. Edukasi10. Pustaka
12/11/2013
37
3/17/10
Protocols
Clinical Practice Guidelines
Clinical Pathways
Algorithma
Procedures
Standing Orders
J Ashton, 2002
PNPK Artikel asli, Meta-analisis
PNPK (asing), Buku ajar
Buku SPM Profesi
Petunjuk pelaksanaan program
Kesepakatan staf medis
PathwaysAlgoritmsProtocols
ProseduresStanding orders
Standar Prosedur Operasional(Panduan Praktik Klinis)
Sesuai dengan Jenis dan strata(hospital specific)
Dapat dilakukansekarang tanpamenunggu PNPK
Dapat disertai dengan
High Volume
RiskCost
Variability
12/11/2013
38
Beberapa pengertian yang perlu diluruskan/disepakati/kesamaan persepsi:
PNPK
– High volume, high risk, high cost, high variability
– Dibuat oleh tim pakar, hampir selalu multidisiplin
– Informasi mutakhir, ideal, evidence-based
– Disahkan Menteri
– Harus diterjemahkan ke fasilitas pelayanan menjadi PPK (dalam UU-PK disebut sebagai Standar Prosedur Operasional)
PNPKFormat
– Pendahuluan: mengapa diperlukan
– Metodologi: search strategy, keywords, levels of evidence, grades of recommendations
– Hasil dan pembahasan
– Rekomendasi
– Daftar pustaka
Perlu waktu beberapa minggu / bulan untuk 1 PNPK
Terjadwal untuk revisi
12/11/2013
39
PPK
Bersifat hospital specific
Dibuat dengan rujukan utama PNPK (bila tersedia)
Bila PNPK belum / tidak / tidak perlu ada, PPK dibuat oleh fasyankes dengan merujuk pada
– Literatur mutakhir (artikel asli, SR/meta-analisis, dll)
– Clinical guidelines asing
– Buku ajar, evidence-based textbooks
– Panduan dari organisasi profesi, direktorat tertentu Kemenkes dll [Usul nama: Panduan Umum PPK]
– Kesepakatan profesional
Clinical pathwaysMerupakan bagian atau pelengkap PPK karenanya memiliki karakteristik PPK termasuk:
– Hospital specific– Dibuat oleh fasyankes dengan merujuk PNPK atau
sumber pustaka lain
Terbaik untuk penyakit / kondisi yang perlu penanganan multidisiplin, dan perjalanan klinisnya predictable
Jangan dipaksakan, hindarkan “mentalitas menerabas”
Tidak menggantikan clinical judgment
Harus patient oriented, jangan sampai DRG-oriented atau length of stay oriented
12/11/2013
40
Rencana selanjutnya?
Sementara ditangani oleh KUK
– Tidak sesuai dengan “nature” konsorsium
– Cenderung “amatiran”
– Fakta: tidak semua pakar membuat sesuai panduan, Editor kelimpungan
– Jumlah: puluhan sampai ratusan / tahun
Perlu dibentuk semacam NICE?
– Perlu sumber daya: manusia, dana, waktu
– Sistem, leadership
12/11/2013
41
If you are not
confused,
you are not well-
informed
Thank youThank youThank youThank you