tugas p.o

27
TUGAS PERILAKU ORGANISASI Dosen Pengampu : DASAR-DASAR PERILAKU ORGANISASI Kelompok 9 Fajar Rakhman A.S 141120192 Maryandani 141120 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA

Upload: dextermaryono

Post on 22-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

z

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS P.O

TUGAS PERILAKU ORGANISASI

Dosen Pengampu :

DASAR-DASAR PERILAKU ORGANISASI

Kelompok 9

Fajar Rakhman A.S 141120192

Maryandani 141120

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2015

Page 2: TUGAS P.O

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat hidayah dan

inayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas papper ini sebaik-baiknya. Tak lupa

shalawat beserta salam kami ucapkan kepada jungjungan umat muslim Nabi

Muhammad SAW dan para sahabatnya.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Perilsku Organisai.

Penyusun berharap dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan penyusun

khususnya dan para pembaca pada umumnya. Semoga makalah ini dapat menjadi salah

satu sarana penambah pengetahuan kita khususnya mengenai Dasar-dasar Perilaku

Kelompok yang ada dalam suatu organisasi.

Mungkin makalah yang kami susun ini jauh dalam kriteria kesempurnaan, maka

kritik dan saran selalu terbuka bagi para pembaca.

Yogyakarta, Maret 2015

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

Page 3: TUGAS P.O

1.1 Latar Belakang

Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Tentu kita sudah sering mendengar

semboyan tersebut di telinga kita. Semboyan ini merupakan salah satu semboyan

dalam perjuangan bangsa kita, dalam perang untuk merebut kemerdekaan. Hal ini

dapat kita lihat secara nyata dalam contoh sebuah sapu lidi. Batang yang digunakan

untuk membuat sapu lidi teramat tipis dan rapuh. Seorang anak berusia lima tahun

pun dapat mematahkannya dengan mudah. Tetapi apa yang terjadi apabila kita

menyatukan batang lidi yang teramat tipis dan rapuh tersebut menjadi sebuah sapu

lidi? Jangankan seorang anak kecil yang berusia lima tahun, orang dewasa yang telah

berusia dua puluh tahun pun tidak dapat mematahkannya walau ia menggunakan

seluruh tenaganya.

Begitu pula yang akan terjadi apabila kita bekerjasama dalam sebuah tim.

Sebenarnya, setiap orang di bumi ini terlibat, atau melibatkan diri dalam pembangunan

tim. Oleh karena itu, kita dirancang untuk berfungsi dalam jalinan dan hubungan saling

ketergantungan dengan orang lain. Hal ini tidak terlepas dari sifat manusia yang

merupakan makhluk sosial, yang harus berinteraksi dengan sesamanya untuk dapat

hidup dengan baik. 

 Sebuah perusahaan merupakan kerjasama dari tim. Sebuah klub sepak bola

merupakan hasil kerjasama sebuah tim. Bahkan untuk hal-hal yang bersifat individual

pun tetap memerlukan sebuah tim untuk dapat berfungsi secara baik. Sebagai contoh

dapat kita lihat pada olahraga perseorangan seperti olah raga tinju, lari, golf maupun

catur. Kita tidak dapat berhasil mencapai suatu kesuksesan dalam olah raga tersebut

tanpa adanya kerjasama. Seorang atlet tinju, lari, golf, dan olah raga individu lainnya

tetap membutuhkan pelatih, manajer, maupun para pendukungnya untuk saling

bekerjasama dalam mencapai sukses. 

Dengan latar belakang diatas, maka dalam makalah ini akan dijelaskan tentang

dasar-dasar perilaku kelompok serta pentingnya pembentukan kelompok tersebut.

Sehingga akan kita ketahui apa saja yang dapat kita peroleh dari adanya kelompok

tersebut.

Page 4: TUGAS P.O

1.2 Rumusan Masalah

a) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesuksesan suatu kelompok?

b) Apa saja tahap-tahap perkembangan kelompok tersebut?

c) Struktur apa saja yang mendasari pembentukan suatu kelompok?

d) Bagaimana proses pengambilan keputusan dalam suatu kelompok?

e) Dimanakah letak pentingnya akan pembentukan suatu kelompok?

BAB II

PEMBAHASAN

Page 5: TUGAS P.O

2.1 Definisi dan Klasifikasi Kelompok

Ada dua alasan seseorang bergabung dalam kelompok. Pertama, untuk mencapai tujuan

yang bila dilakukan sendiri tujuan itu tidak tercapai. Kedua, dalam kelompok seseorang

dapat tepuaskan kebutuhannya dan mendapatkan reward sosial seperti rasa bangga, rasa

dimiliki, cinta, pertemanan.

Kelompok merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi dan

saling mempengaruhi satu dengan lainnya, dan dibentuk bersama berdasarkan pada

interes atau tujuan yang sama. Kelompok (group) : dua individual atau lebih yang

berinteraksi dan saling bergantung dan saling bergabung untuk mencapai sasaran

tertentu

 Kelompok didefinisikan dalam beberapa arti :

1. Kelompok dalam artian persepsi : adalah sebagai orang yang terlibat dalam

interaksi satu sama lain dalam suatu peprtemuan tatap muka atau serangkaian

pertemuan semacam itu, dimana setiap anggota menerima beberapa kesan atau

persepsi yang cukup jelas tentang anggota lainnya. 

2. Kelompok dalam artian organisasi : adalah suatu sistem yang diorganisasikan dari

dua orang atau lebih yang saling berhubungan sehingga sistem tersebut melakukan

beberapa fungsi, mempunyai seperangkat standar hubungan, peranan antar

anggotanya, dan mempunyai seperangkat norma yang mengatur kelompok dan

masing masiing anggotanya. 

3. Kelompok dalam artian motivasi : adalah sekelompok individu yang keberadaannya

sebagaimana sebagai suatu kumpulan menguntungkan individu individu 

4. Kelompok dalam artian interaksi : adalah sejumlah orang yang berkomunikasi satu

sama lain yang sering melampaui rentang waktu tertentu, dan jumlahnya cukup

sedikit sehingga setiap orang dapat berkomunikasi dengan baik. 

Page 6: TUGAS P.O

Tipe tipe kelompok

Kelompok dapat diklasifikasikan kedalam beberapa tipe, antara lain :

1. Kelompok formal : suatu kelompok kerja yang ditandai dan didefinisikan oleh

struktur organisasi

2. Kelompok informal : suatu kelompok yang tidak terstruktur secara formal atau tidak

ditetapkna secara organisasi. 

3. Kelompok komando : kelompok yang ditetapkan atau diperintahkan langsung oleh

organisasi, yang etrdiri dari seorang manajer dan bawahan langsungnya.

4. Kelompok tugas : kelompok yang terdiri dari mereka yang bekerja bersama untuk

menyelesaikan suatu tugas pekerjaan 

5. Kelompok kepentingan : kelompok yang bekerja bersama untuk mencapai suatu

sasaran khusus yang menjadi kepedulian dari tiap orang 

6. Kelompok persahabatan : mereka yang bergabung bersama sama karena mereka

berbagi satu karakteristik atau lebih. 

2.2 Dasar-dasar Perilaku Kelompok

2.2.1 Pengertian Perilaku Kelompok

a. Pengertian Perilaku

1) Perilaku adalah akibat

2) Perilaku diarahkan oleh tujuan

3) Perilaku dapat diamati dan diukur

4) Ada juga perilaku yang tidak dapat secara langsung diamati

5) Perilaku dimotivasi dan didorong

6) Semua yang dilakukan orang

b. Pengertian Perilaku Kelompok

Perilaku kelompok adalah semua kegiatan yang dilakukan dua atau lebih individu yang

berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantung untuk menghasilkan

prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan diri.

2.2.2 Faktor-faktor Kesuksesan Kelompok

Page 7: TUGAS P.O

Faktor-faktor yang menyebabkan suatu kelompok lebih sukses dari kelompok lain

adalah karena kemampuan anggota kelompok, ukuran kelompok, tingkat konflik, dan

tekanan internal pada anggota untuk menyesuaikan diri pada norma kelompok. Setiap

kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal dan kondisi internalnya.

a. Kondisi Eksternal pada Kelompok 

Semua kelompok kerja dipengaruhi oleh kondisi eksternal yang dipaksakan dari luar.

Kondisi eksternal ini mencakup: strategi keseluruhan organisasi, struktur wewenang,

peraturan formal, sumber daya, proses seleksi karyawan, evaluasi kinerja dan system

imbalan, bidaya, dan tataran kerja fisik.

Strategi Organisasi 

Strategi keseluruhan organisasi yang meliputi tujuan-tujuan organisasi dan cara-cara

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh manajemen puncak.

Struktur Otoritas

Ketentuan mengenai otoritas yang dimiliki oleh setiap bagian / setiap individu dalam

suatu organisasi karena setiap individu atau kelompok memiliki otoritas yang berbeda-

beda, seperti: siapa melapor kepada siapa, siapa yang mengambil keputusan, atau

keputusan apakah yang pengambilannya diberikan kepada individu atau kelompok.

Peraturan formal 

Oraganisasi menciptakan aturan, prosedur, kebijakan, dan ragam lain untuk

membakukan perilaku karyawan. Hal ini dilakukan untuk membuat konsistensi perilaku

karyawan dan bisa diprediksikan apa yang akan dilakukan kelompok kerja karyawan

tersebut.

Sumber Daya Organisasional 

Merupakan sumber daya uang, waktu, bahan mentah, peralatan yang dialokasikan oleh

organisasi pada kelompok. Sumber daya organisasional berpengaruh terhadap perilaku

organisasi.

Proses Seleksi Personil 

Kriteria-kriteria tertentu yang digunakan dalam proses merekrut karyawan yang akan

menentukan siapa yang akan ditempatkan ke dalam suatu kelompok kerja.

Evaluasi Kinerja dan Sistem Ganjaran (imbalan) 

Page 8: TUGAS P.O

Proses melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota kelompok setelah dievaluasi,

maka perlu diteruskan dengan system ganjaran (imbalan) akan hasil evaluasi tersebut.

Budaya Organisasi

Merupakan standar perilaku untuk karyawan mengenai perilaku yang dapat diterima

dengan baik atau yang tidak dapat diterima, seperti cara berpakaian, peraturan

organisasi, perilaku jujur, integritas, dan semacamnya.

Tataran Fisik Kerja 

Tataran fisik kerja yang dipaksakan ke kelompok oleh pihak-pihak eksternal

mempunyai landasan kerja yang penting bagi perilaku kelompok kerja. Seperti arsitek

yang menentukan tata letak ruang kerja untuk mengurangi gangguan suara dan

sebagainya.

b. Sumber Daya Anggota Kelompok

Ada dua sumber daya yang berperan sangat penting pada anggota individu, yaitu

kemampuan dan karakteristik kepribadian.

Kemampuan

Ada hubungan antara kemampuan intelektual (pengetahuan) dan keterampilan dengan

relevansi terhadap tugas terhadap kinerja kelompok.

Karakteristik Kepribadian 

Ada hubungan antara karakteristik kepribadian yang positif dalam budaya terhadap

produktivitas, semangat, dan kekohesifan kelompok.

2.3 Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok

a. Model Lima Tahap

Ada lima tahap perkembangan kelompok, atau lebih dikenal dengan model lima tahap :

1. Tahap pembentukan (forming) : tahap pertama dalam perkembangan kelompok yang

dicirikan oleh banyak nya ketidak pastian. Mengenai struktur, maksud dan tujuan, dan

kepemimpinan kelompok. Pada tahap ini dicirikan oleh banyak ketidakpastian

mengenai maksud, struktur, dan kepemimpinan kelompok. Para anggota melakukan uji

Page 9: TUGAS P.O

coba untuk menemukan tipe-tipe perilaku apakah yang dapat diterima baik. Tahap ini

selesai ketika para anggota telah mulai berfikir tentang diri mereka sendiri sebagai

bagian dari kelompok

2. Tahap keributan (storming) : tahap kedua dalam perkembangan kelompok yang

dicirikan oleh konflik didalam kelompok, artinya para anggota menerima baik

eksistensi kelompok, tetapi melawan adanya kendala kendala yang dikenakan oleh

kelompok terhadap individualitas. Tahap keribuatan adalah tahap komplik di dalam

kelompok (intragrup). 

3. Tahap penormaan (norming) : tahap ketiga dalam perkembangan kelompok, dicirikan

oleh hubungan akrab dan kekohesifan (ke saling tertarikan) Tahap penormaan adalah

tahap di mana berkembang hubungan yang akrab dan kelompok menunjukan sifat

kohesif (saling tarik). Sudah ada rasa memiliki identitas kelompok dan persahabatan

yang kuat. Tahap ini selesai jika telah terbentuk struktur kelompok yang kokoh dan

menyesuaikan harapan bersama atas apa yang disebut sebagai perilaku anggota yang

benar.

4. Tahap pengerjaan (performing) : tahap keempat dalam perkembangan kelompok,

dimana kelompok tersebut sepenuhnya berfungsi dan diterima dengan baik. 

5. Tahap penundaan (adjourning) : tahap terakhir dalam perkembangan kelompok dengan

ciri kepedulian untuk menyelesaikan kegiatan kegiatan, bukan melaksanakan tugas.

b. Model Alternatif : Untuk Kelompok Temporer dengan Tenggat

Kelompok ini memiliki urutan tindakan (atau bukan tindakan) mereka sendiri yang

unik, seperti :

Menentukan arah kelompok

Kerangka pola perilaku dan asumsi dimana kelompok akan melakukan pendekatan

terhada proyeknya muncul dalam pertemuan pertama ini. Pola-pola yang bertahan lama

dapat muncul dini pada detik-detik pertama usia kelompok itu.

Fase inersia (lemas tanpa energy)

Fase transisi (peralihan)

Transisi mengawali perubahan besar

Page 10: TUGAS P.O

Fase inersia kedua mengikuti masa transisi

Pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh kegiatan yang sangat terpicu.

Singkatnya model keseimbangan-tecela mencirikan kelompok - kelompok yang

memperagakan kurun waktu inersia yang panjang yang disla oleh perubahan-erubahan

revolusioner pendek, yang terutama dipicu oleh kesadran anggotanya akan aktu

tenggat. Akan tetapi, ingatlah bahwa model ini tidak berlaku lagi bagi semua kelompok.

Pada hakikatnya itu terbatas pada kelompok tugas temporer yang bekerja dalam tenggat

penyelesaian yang terbatas waktu.

2.4 Struktur Kelompok

Kelompok kerja memiliki struktur yang dapat membentuk perilaku anggota kelompok

tersebut. Ada beberapa variable struktur kelompok, yaitu :

a) Kepemimpinan Formal

Pemimpin formal harus selalu ada dalam setiap kelompok, seperti: manager, Kepala

Satuan Tugas, atau Ketua Komite.

b) Peran

Peran adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang

menduduki posisi tertentu dalam unit sosial tertentu.

Kelompok-kelompok memberlakukan persyaratan peran berlainan ke individu, seperti:

Identitas Peran

Ada sikap dan perilaku actual tertentu yang konsisten dengan peran dan menciptakan

identitas peran.

Persepsi Peran

Pandangan seseorang mengenai bagaimana seseorang seharusnya bertindak dalam

situasi tertentu.

Pengaharapan Peran

Pengharapan peran adalah bagaimana orang lain menyakini apa seharusnya tindakan

anda dalam situasi tertentu.

Konflik Peran

Hal ini terjadi jika individu dihadapkan kepada pengaharapan peran yang

berlainan. Misalnya patuh kepada tuntutan satu peran yang menyebabkan dirinya

kesulitan mematuhi tuntutan peran lain. Setiap anggota kelompok memainkan suatu

Page 11: TUGAS P.O

peran; konsisten dengan perannya atau sebaliknya. Bisa jadi bertemu dengan konflik

dan tuntutan hasil dengan peran itu dari organisasinya.

c. Norma

Norma adalah standar perilaku yang dapat diterima dengan baik dalam suatu kelompok

dan digunakan oleh semua anggota dalam kelompok tersebut. Norma digunakan untuk

mempengaruhi perilaku anggota dan norma setiap kelompok akan berbeda dengan

kelompok lain. Norma bersifat informal walaupun ada yang formal, yaitu yang ditulis

dalam buku petunjuk organisasi.

d. Status

Status adalah posisi yang didefinisikan secara sosial yang diberikan kepada kelompok

atau anggota oleh orang lain. Status ada yang formal dan informal. Status

mempengaruhi kekuatan norma dan tekanan di dalam kelompok.

Status dan Norma.

Status mempunyai beberapa pengaruh yang menarik terhadap kekuatan norma dan

tekanan untuk penyesuaian. Misalnya anggota berstatus tinggi pada kelompok sering

diberi lebih banyak kebebasan untuk menyimpang dari norma dibandingkan anggota

kelompok yang lain.

Kesetaraan Status.

Penting bagi anggota kelompok untuk menyakini bahwa hirarki status itu setara. Jika

dipersepsikan adanya kesetaraan terciptalah ketidakseimbangan yang terjadi dalam

berbagai jenis perilaku korektif.

Status dan Budaya.

Perbedaan budaya akan mempengaruhi status, oleh sebab itu penting adanya status

yang bervariasi di antara berbagai budaya.

Ukuran

Ukuran kelompok dapat mempengaruhi perilaku keseluruhan kelompok tetapi efeknya

tergantung pada variable yang diperhatikan.

Page 12: TUGAS P.O

e. Komposisi

Untuk menyelesaikan suatu kegiatan, kelompok yang terdiri dari beranekaragaman

keterampilan dan pengetahuan ( heterogen ) akan lebih efektif dibanding kelompok

yang anggotanya homogeny.

f. Kepaduan

Kelompok-kelompok itu berbeda menurut kepaduan mereka, yaitu sejauh mana para

anggota tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk di dalam kelompok. Kepaduan itu

akan membuat hubungan kelompok menjadi produktif. 

2.5 Proses Kelompok

Dalam tugas kelompok, sumbangan setiap individu tidak nampak jelas karena ada

individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil yang diperoleh oleh kelompok

maksimal tetapi ada juga individu yang menciptakan keluaran (ouput) lebih besar dari

pada masukan ( input ).

Sinergi

Sinergi adalah tindakan dua atau lebih substansi yang menghasilkan dampak atau efek

yang berbeda dari penjumlahan masing-masing substansi itu.

Seperti: kemalasan social memperlihatkan sinergi yang negative.

Efek Fasilitas Sosial

Efek fasilitas social mengacu pada kecenderungan membaik atau memburuknya

kinerja sebagai respons atas kehadiran orang lain.

2.6 Pengambilan Keputusan Kelompok

1. Komposisi kelompok

Ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun komposisi kelompok:

Penerimaan tujuan umum; mempengaruhi kerjasama dan tukar informasi 

Pembagian (divisibilitas) tugas kelompok; tidak semua tugas dapat dibagi 

Page 13: TUGAS P.O

Komunikasi dan status struktur; biasanya yang osisinya tertinggi paling mendominasi

dalam kelompok. 

2. Ukuran kelompok :

Semakin besar kelompok semakin menyebar opini, konsekuensinya adalah semakin

lemah partisipasi individu dalam kelompok tersebut. 

3. Kesamaan anggota kelompok

Keputusan kelompok akan cepat dan mudah dibuat bila anggota kelompok sama satu

dengan yang lain.

4. Pengaruh (pengkutuban) polarisasi kelompok.

Seringkali keputusan yang dibuat kelompok lebih ekstrim dibandingkan keputusan

individu. Hal itu disebabkan karena adanya perbadingan sosial, tidak semua orang

berada di atas rata-rata. Oleh karena itu untuk mengimbanginya perlu dibuat keputusan

yang jauh dari pendapat orang tersebut.

Cara lain untuk memahami tindak komunikasi dalam kelompok adalah dengan

melihat bagaimana suatu kelompok menggunakan metode-metode tertentu untuk

mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi. Dalam dataran teoritis, kita

mengenal empat metode pengambilan keputusan, yaitu kewenangan tanpa diskusi

( authority rule without discussion ), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan

setelah diskusi ( authority rule after discussion ), dan kesepakatan (consensus).

a. Kewenangan Tanpa Diskusi

Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik

atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu

cepat, dalam arti ketika kelompok tidak mempunyai waktu yang cukup untuk

memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat

diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-

persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan

para anggotanya.

Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan,

ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para

anggota kelompok terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka

Page 14: TUGAS P.O

kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan

keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-

sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil

secara individual.

b. Pendapat Ahli

Kadang-kadang seorang anggota kelompok oleh anggota lainnya diberi predikat

sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan

untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan

baik, apabila seorang anggota kelompok yang dianggap ahli tersebut memang benar-

benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota kelompok

lainnya.

Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah

masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat

mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang

yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan,

namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut.

Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah

persoalan yang rumit.

c. Kewenangan Setelah Diskusi

Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan

dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini

pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota kelompok dalam proses

pengambilan keputusan.

Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan

mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga

munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil

dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain,

pendapat anggota kelompok sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan,

namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.

Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada

anggota kelompok akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat

keputusan. Artinya bagaimana para anggota kelompok yang mengemukakan

Page 15: TUGAS P.O

pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan

kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.

d. Kesepakatan

Kesepakatan atau konsensusakan terjadi kalau semua anggota dari suatu kelompok

mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki

keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota kelompok akan dapat

meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para

anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat

penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan

kompleks.

Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan melalui

kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol

adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode

ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.

Keempat metode pengambilan keputusan di atas, menurut Adler dan Rodman, tidak

ada yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu

metode lebih unggul dibandingkan metode pengambilan keputusan lainnya. Metode

yang paling efektif yang dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada

faktor-faktor :

jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan, 

tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan 

kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola

kegiatan pengambilan keputusan tersebut. 

Dengan menyatukan berbagai sumber daya dari beberap individu, kita

membawa lebih banyak masukan ke dalam proses keputusan. Selain banyak masukan,

kelompok dapat membaa heterogenitas ke proses keputusan. Kelompok menawarkan

peningktan keanekargaman pandangan. Ini membuka peluang ke lebih banyak

pendekatan dan alternative menuju dipertimbangkan. Bukti menunjukan bahwa

kelompok hamper selalu akan bekinerja baik bahkan lebih baik daripada individu

terbaik. Dengan demikian kelompok menghasilkan keputusan bermutu yang lebih

tinggi. Pada akhirnya. Kelompok menghasilkan peningkatan penerimaan terhadap

Page 16: TUGAS P.O

solusi. Banyak keputusan gagal setelah pilihan kahir diambil karena orang-orang tidak

menerima solusi itu. Anggota kelompok yang berpartisipasi dalam membuat keputusan

itu mungkin dengan antusiasnya mendukung keputusan tersebut dan mendorong yang

lain untuk menerimanya.

Kelemahan pengambilan keputusan kelompok

Meskipun ada banyak nilai tambah, keputusan kelompok memiliki

kelemahan.pengambilan keputusan kelompok menghabiskan waktu. Khususnya

membutuhkan waktu lebih banyak untuk mencapai pemecahan disbanding dalam

kasus dimana keputusan diambil seseorang saja ada tekanan konformitas dalam

kelompok. Hasrat dari anggota kelompok untuk diterima dan dianggap sebagai asset

bagi kelompok itu dapat mengakibatkan dihentkannya setiap kesepakatan yang

muncul. Keputusan kelompok dapat didominasi oleh satu atau beberapa orang. Jika

koalisi dominant ini terdiri atas anggota dengan kemampuan rendah atau sedang,

efektivitas seluruh kelompok akan berkurang. Akhirnya keputusan kelompok menjadi

tidak efektif akibat tanggung jawab yang ambigu. Dalam keputusan individual, jelas

siapa yang bartanggung jawab. Dalam keputusan kelompok, tanggung jawab masing -

masing anggota menjadi berkurang.

Efektivitas dan efisiensi

Menurut kriteria ketepatan (akurasi), keputuan kelompok cenderung lebih tepat.

Bukti menunjukan bahwa rata-rata kelompok mengambil keputusan dengan kualitas

yang lebih baik daripada individu. Tetapi jika efekibitas keputusan didefinisikan

menurut kecepatan, individu lebih unggul.

Jika kreativitas itu penting, kelompok cenderung lebih efektif daripada individu.

Jika efektivitas berarti tingkat penerimaan yang dicapai oleh keputusan akhir, maka

sekali lagi kelompok lebih unggul. Menurut kriteria efisiensi, kelompok hampir selalu

kalah telak dibanding pengambil keputusan secara individual.

Dengan beberapa pengecualian, pengambilan keputusan kelompok

menghabiskan lebih banyak jam kerja daripada jika individu harus menangani masalah

yang sama sendirian. Pengecualian cenderung berupa kasus-kasus dimana, keputusan

tunggal harus mengahabiskan banyak waktu untuk mengkaji dokumen dan berbicara

dengan orang lain. Karena kelompok mencakup anggota dari bidang beraneka, waktu

Page 17: TUGAS P.O

yang dihabiskan untuk menelusuri informasi dapat dikurangi. Umumnya kelompok

kurang efisien daripada individu.

Dua efek samping dari pengambilan keputusan kelompok mendapat perhatian cukup

banyak dari para peneliti OB, kedua fenomena ini mempunyai potensi mempengaruhi

kemampuan kelompok untuk menilai alternatif secara positif dan mengahsilkan solusi

keputusan yang berkualitas.

Fenomena pertama, yang disebut pikiran kelompok (Groupthink).

Merupakan proses ketika kelompok menghadapi keputusan yang penuh stres,

mereka menjadi lebih memperhatikan adanya kesepatan daripada mengevaluasi fakta-

fakta yang muncul dalam situasi yang dipikirkan. Hal ini bisa saja terjadi karena

kelompok melakukan devensive avoidance, yaitu mencoba menghindari informasi yang

mungkin menyebabkan kecemasan.

Janis (1982) menulis bahwa group thinking terjadi karena pembuat keputusan

itu adalah kelompok yang kohesif, ada kesalahan struktural dalam organisasi

( pimpinan yang dominan ), adanya situasi yang provokatif.

Gejala Groupthink dapat digambarkan dari 3 tipe yaitu:

over-estimasi terhadap kelompoknya,

kedekatan berpikir, dan

tekanan untuk menjadi sama (seragam).

Kelompok dapat menghindari Groupthink dengan dua tahap: discouraging

leader bias, dan menghindari isolasi kelompok. Kelompok jangan sampai dominan, dan

memberikan kepada anggota untuk mengkritik. Untuk menghindari isolasi kelompok,

rencana kebijakan kelompok dapat dibagi ke dalam sub grup dan dan sub grup ini

bertemu untuk membahas tujuan kelompok secara terpisah, dengan pemimpin masing-

masing sub group yang berbeda dengan pemimpin semula.

Fenomena kedua disebut pergeseran kelompok ( grupshift ).

Fenomena ini mengindikasikan bahwa dalam membahas seperangkat alternatif

dan mencapai pemecahan tertentu, para naggota kelompok cenderung membesar-

besarjkan posisi ( pendirian ) awal yang mereka anut, dalam beberapa situasi, sikap

hati-hati medominasi, dan ada pergeseran konservatif.

Page 18: TUGAS P.O

Tetapi bukti sering menunjukkan bahwa kelompok cenderung mengarah ke

pergeseran yang riskan. Dalam diskusi kelompok menimbulkan geseran pendapat

anggota yang signifikan ke pendapat yang lebih estrem ke pendapat mereka sebelum

melakukan diskusi. Pergeseran kelompok sesungguhnya daat dipandang sebagi kasus

istimewa atas pikiran kelompok. Keputusan kelompok mencerminkan norma

pengambilan keputusan dominan yang berkembang selama diskusi kelompok. Apakah

pergeseran keputusan kelompok menuju ke arah lebih berhati-hati ataukah ke arah

yang lebih banyak resikonya, hal itu tergantung pada norama pradiskusi yang

dominan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi

sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam

perusahaan itu, para karyawanlah yang menentukan keberhasilannya. Sehingga berbagai

upaya meningkatkan produktivitas perusahaan harus dimulai dari perbaikan produktivitas

karyawan. Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku organisasi menjadi sangat penting

dalam rangka meningkatkan kinerjanya. 

Perilaku kelompok dalam suatu masyarakat dipengaruhi dua proses yang saling

berkaitan, yaitu intregasi sosial dan deferensiasi sosial. Integrasi sosial lebih kecenderungan

saling menarik dan menyesuaikan diri, sedang deferensiasi sosial lebih ke arah perkembangan

sosial yang berlawanan menurut jenis kelamin, agama dan profesi.

Di lain pihak, organisasi berharap dapat memenuhi standar-standar sekarang yang

sudah ditetapkan serta dapat meningkat sepanjang waktu. Masalahnya adalah cara

menyelaraskan sasaran-sasaran individu dan kelompok dengan sasaran organisasi; dan jika

memungkinkan, sasaran organisasi menjadi sasaran individu dan kelompok. Untuk itu

diperlukan pemahaman bagaimana orang-orang dalam organisasi itu bekerja serta kondisi-

kondisi yang memungkinkan mereka dapat memberikan kontribusinya yang tinggi terhadap

organisasi.