tugas perkot no. 4 ghavi & agam

5
Ghavi Yuda Sefaji I0613021 M. Arwanda Agam N. I0613027 Praktek Perencanaan di Kota Semarang Kota Semarang, adalah ibu kota Provinsi Jawa Tengah, dan salah satu pusat perdagangan Negara Indonesia dengan adanya Pelabuhan Tanjung Mas yang merupakan salah satu pelabuhan kargo besar di Negara Indonesia. Batas wilayah administratif Kota Semarang sebelah barat adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai mencapai 13,6 kilometer. Kota Semarang memiliki posisi astronomi di antara garis 6 0 50’ – 7 0 10’ Lintang Selatan dan garis 109 0 35’ – 110 0 50’ Bujur Timur. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai Utara; koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten Demak/Grobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal. Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta api dan jalan) serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah. Kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 Km. Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, PERENCANAAN KOTA 2015 1 PRAKTIK PERENCANAAN KOTA SEMARANG

Upload: ghavi-yuda-sefaji

Post on 15-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perencanaan Kota

TRANSCRIPT

Praktik Perencanaan Kota Semarang

Ghavi Yuda SefajiI0613021M. Arwanda Agam N.I0613027Praktek Perencanaan di Kota SemarangKota Semarang, adalah ibu kota Provinsi Jawa Tengah, dan salah satu pusat perdagangan Negara Indonesia dengan adanya Pelabuhan Tanjung Mas yang merupakan salah satu pelabuhan kargo besar di Negara Indonesia. Batas wilayah administratif Kota Semarang sebelah barat adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai mencapai 13,6 kilometer. Kota Semarang memiliki posisi astronomi di antara garis 6050 7010 Lintang Selatan dan garis 1090 35 1100 50 Bujur Timur. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai Utara; koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten Demak/Grobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal. Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta api dan jalan) serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah. Kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 Km. Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22% wilayahnya adalah dataran dengan kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 15-40%.Untuk mengelola dan merencanakan Tata guna Lahan yang baik untuk penduduk dan alamnya, Pemerintah kota Semarang telah mengeluarkan beberapa Perda tentang Perencanaan Tata Ruang beserta Rencana Pembangunannya (diurutkan berdasarkan Hierarki Rencana), yaitu:1. RPJPD Kota Semarang 2005 20252. RPJMD Kota Semarang 2005 20103. RPJMD Kota Semarang 2010 20154. RTRW Kota Semarang 2011 20315. RDTRK BWK I X Kota Semarang 2000 2010 6. RTBL Kawasan Kota Lama SemarangKonsep hirarkis dalam penyusunan dokumen rencana tata ruang digunakan dengan tujuan agar fungsi yang ditetapkan antar-dokumen tata ruang tetap sinergis dan tidak saling bertentangan karena dokumen tata ruang yang berlaku pada lingkup mikro merupakan penjabaran dan pendetilan dari rencana tata ruang yang berlaku pada wilayah yang lebih makro.Untuk Rencana rencana Pembangunan dan Rencana Tata Ruang Kota, wilayah cakupannya menjangkau seluruh bagian Kota Semarang. Rencana Detail Tata Ruang memiliki cakupan wilayah Bagian Wilayah Kota yang menjadi subjek rencananya, sementara Rencana Tata Bangunan dan Lingkungannya hanya mengatur Kawasan Kota Lama Semarang saja.Rencana rencana tersebut memiliki masa berlaku yang berbeda, sesuai dengan isi UU no. 25/2004 tentang Sistem Penyelenggaraan Perencanaan Nasional dan UU no 26/2007 tentang Penataan Ruang. RPJP dan RTRW memiliki masa berlaku yang sama, yaitu 20 tahun. RPJM memiliki masa berlaku 5 tahun, sesuai dengan hierarkinya yaitu langsung dibawah RPJP. RDTR memiliki masa berlaku 20 tahun, dan RTBL masa berlakunya tidak ditentukan atau habis ketika RTBL dinyatakan tidak berlaku lagi. Dan karena semua rencana ini bersifat dinamis, untuk rencana yang memiliki jangka waktu berlaku 20 tahun dapat ditelaah kembali per 5 tahun pelaksanaannya.Sementara RPJPD, menurut UU no. 25/2004 tentang SPPN Pasal 5 ayat 1 memuat:1. Visi Misi Pemimpin Daerah2. Arahan Pembangunan Daerah yang mengacu pada RPJPNDan RPJPD Kota Semarang juga sudah memuat keduanya, dengan rincian isi RPJPD Kota Semarang memuat:1. Pendahuluan2. Kondisi Umum Kota Semarang3. Visi, Misi, dan Strategi Pembangunan Daerah Kota Semarang tahun 2005 20254. Sasaran, Arah, Tahapan, dan Prioritas Pembangunan Daerah Kota SemarangDan RPJMD sebagai penjabaran RPJPD harus memuat (UU no. 25/2004 tentang SPPN):1. Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN2. Arah kebijakan Keuangan Daerah3. Strategi Pembangunan Daerah4. Kebijakan Umum5. Program SKPD dan lintas SKPD6. Program kewilayahan7. Kerangka regulasi rencana Kerja, dan8. Indikasi Kerangka PendanaanRPJMD Kota Semarang telah memenuhi kesemuanya, dengan isi dari RPJMD Kota Semarang sendiri adalah:1. Pendahuluan2. Gambaran Umum Kondisi Daerah3. Gambaran Pengelolaan keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan4. Analisis Isu isu Strategi5. Visi, Misi, serta Tujuan dan Sasaran6. Strategi dan Arah Kebijakan7. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah8. Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Rencana Kebutuhan Pendanaan9. Penetapan Indikator Kinerja Daerah, dan10. Pedoman Transisi dan Kaidah PelaksanaanIsi dari Rencana Tata Ruang Wilayah sendiri, menurut Permen PU no.17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah, menyebutkan bahwa muatan RTRW adalah:1. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota (penataan kota); 2. Rencana struktur ruang wilayah kota; 3. Rencana pola ruang wilayah kota; 4. Penetapan kawasan strategis kota; 5. Arahan pemanfaatan ruang wilayah kota; dan 6. Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota.Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang sudah mengandung keenam hal hal diatas.Tentu saja, pada Hierarki di bawah RTRW, yaitu RDTR, menurut Permen PU no. 20/2011 tentang Pedoman Penyusunan RDTR dan Zonasi Blok, memuat:1. Tujan Penataan Ruang Wilayah Perencanaan2. Rencana Pola Ruang3. Rencana Jaringan Prasarana4. Penetapan bagian dari Wilayah Perencanaan yang Diprioritaskan Penanganannya5. Arahan Pemanfaatan Ruang6. Peraturan ZonasiUntuk butir terakhir, yaitu Peraturan Zonasi, apabila dipisahkan dari RDTR, namanya menjadi Ketentuan Tambahan dan Ketentuan Khusus Peraturan Zonasi.Sedangkan RDTRK BWK I X Kota Semarang, kesemuanya mengandung:1. Azas, Maksud, dan Tujuan RDTR2. Ruang Lingkup3. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang (BWK I X)4. Pelaksanaan RDTR (BWK I X)5. Pengawasan dan Pengendalian Pemanfaatan RuangDapat dilihat bahwa RDTR Kota Semarang belum memasukkan peraturan zonasi dan Penetapan wilayah Prioritas pada isinya, karena RDTR ini dikeluarkan pada periode sebelum adanya perubahan isi dari Pedoman Penyusunan RDTR pada tahun 2011 (RDTR Kota Semarang yang kami jadikan acuan adalah RDTR Kota Semarang periode 2000 2010)

Perencanaan Kota 20151