tugas pelabuhan_arya pratapa p_l2a009230_kelas d
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
L2A009230
Diketahui :
Untuk melindungi Kolam Pelabuhan, breakwater akan dibangun suatu Pelabuhan Batu Bara sekitar Kabupaten Batang.Dari pengamatan pasang surut, diperoleh suatu grafik PASANG SURUT dengan simpulan data sebagai berikut : HHWL = 150 cm, MHWL = 110 cm, MWL = 80 cm, MLWL = 50 cm, LLWL = 10 cm. Arah angin dominan dari Barat Laut.Berdasarkan peta kedalaman, kedalaman air di lokasi pekerjaan breakwater (dibagian ujung) = 4,00 m diukur terhadap LLWL.Berat isi batu buatan yang berfungsi sebagai lapis pelindung = 2,0 t/m3.Tinggi gelombang rencana (HD) di lokasi pelabuhan = 2,20 mGelombang tidak pecah, nilai koefisien stabilitas batu pelindung = 8,0 di bagian lengan breakwater dan 5,5 di bagian ujung breakwater. Cotangen sudut lereng breakwater = 3,0Jumlah lapis batu = 2, koefisien lapis pelindung = 1,04 dan porositas lapis lindung = 50%
Ditanyakan :1. Rencanakan breakwater, meliputi :
a. Hitung berat batu lapis lindung breakwaterb. Tentukan dimensinya, dengan menghitung lebar puncak breakwater, tebal lapis
lindung, dan jumlah butir batu pelindung.c. Buatlah gambar potongannya, lengkap dengan elevasi muka airnyad. Buat sketsa breakwater berdasarkan arah angin dominan. Jelaskan!
2. Apabila data kapal : Bobot = 250.000 DWT; Loa = 332 M; Lebar kapal (B)= 50,4 M; draft = 19,40 M; Lpp = 314 M; Displacement G = 273.000 ton.Hitung :
a. Rencanakan Lebar alur pelayaran dan Kedalaman alur pelayaran. Jelaskan!b. Tentukan kedalaman dan luas kolam pelabuhannya
SOLUSI1. Perencanaan breakwater :
a. Berat batu lapis lindung dihitung menggunakan rumus HudsonKD = 8,0 (lengan)KD = 5,5 (ujung)
Sr = γ r
γ a; γ a= 1,03 t/m3, γ r= 2,0 t/m3
Berdasarkan nilai koefisien batu lapis lindung (KD), lapis lindung merupakan jenis tetrapod (Tabel 5.1).Maka :
L2A009230
Wlengan = γr H D
3
KD ( Sr−1 )3 cotθ=
2,0 t /m3 × (2,2 m )3
8,0( 2,0 t /m3
1,03 t /m3 −1)3
×3,0=1,062 Ton
Wujung = γr H D
3
KD ( Sr−1 )3 cotθ=
2,0 t /m3 × (2,2 m )3
5,5( 2,0 t /m3
1,03t /m3 −1)3
×3,0= 1,545 Ton
b. Penentuan dimensi breakwater :i. Lebar puncak break water (B) :
n = jumlah butir batu = 3 (minimum)k ∆ = 1,04
Blengan =n k ∆[W lengan
γ r ]1/3
= 3 ×1,04 [ 1,062 t2,0 t /m3 ]
1 /3
= 2,527 m
Bujung =n k ∆[W ujung
γ r ]1/3
= 3 ×1,04 [ 1,545 t2,0 t /m3 ]
1 /3
= 2,863 m
ii. Tebal lapis lindung (t)n = 2 (tabel 5.2)
tlengan = n k ∆[W lengan
γ r ]1/3
= 2 ×1,04 [ 1,062 t2,0 t /m3 ]
1 /3
= 1,684 m
tujung = n k ∆[W ujung
γ r ]1 /3
= 2 ×1,04 [ 1,545 t2,0 t /m3 ]
1 /3
= 1,909 m
iii. Jumlah butir batu pelindung (N)n = 2A = luas permukaan = 10 m2 (minimum)P = porositas = 50 %
Nlengan = An k∆[1− P100 ][ γ r
W lengan ]2/3
= 10 m2× 2× 1,04[1− 50100 ][ 2,0 t /m3
1,062 t ]2/3
= 15,86 16
Nujung = An k∆[1− P100 ][ γ r
W ujung ]2/3
= 10 m2× 2× 1,04[1− 50100 ][ 2,0 t /m3
1,545 t ]2/3
= 12,353 13
c. Gambar potongan :
L2A009230
Penentuan elevasi puncak pemecah gelombang :Elevasi puncak pemecah gelombang dihitung berdasarkan tinggi runup. Kemiringan sisi pemecah gelombang ditetapkan 1:3Tinggi gelombang di laut dalam :
Lo = 1,56T2 = 1,56 x 102 = 156 m
Bilangan Irribaren :
Ir =
tgθ
( HD
Lo)
0,5=
1 /3
( 2,2156 )
0,5 = 2,807
Dengan menggunakan grafik pada Gambar 5.10, dihitung nilai runup untuk lapis lindung tetrapod :
Ru
HD = 0,79 Ru = 0,79 x HD = 0,79 x 2,2 = 1,738 m
Elevasi puncak pemecah gelombang dengan memperhitungkan tinggi kebebasan 0,5m.
El Pem Gel = HHWL + Ru + tinggi kebebasan
= 1,5 + 1,738 + 0,5 = 3,738 m
Tinggi pemecah gelombang :
H Pem Gel = El Pem Gel – El Dsr Laut
= 3,738 – (- 4)
= 7,738 m
Kedalaman air di lokasi bangunan :
dHHWL = 1,5 – (- 4) = 5,5 m
dMHWL = 1,1 – (- 4) = 5,1 m
dMWL = 0,8 – (- 4) = 4,8 m
dMLWL = 0,5 – (- 4) = 4,5 m
dLLWL = 0,1 – (- 4) = 4,1 m
Gambar potongan breakwater :
i. Lengan Breakwater
L2A009230
ii. Ujung Breakwater
d. Sketsa breakwaterdengan arah angin dominan dari Barat Laut
Sketsa pelabuhan dibuat sedemikian rupa untuk menghindari masuknya gelombang ke dalam kolam pelabuhan yang dapat mengganggu pergerakan kapal saat masuk ke pelabuhan.
2. Alur Pelayaran dan Kolam Pelabuhana. Alur Pelayaran
Lebar alur pelayaran = 2 x Loa = 2 x 332 m = 664 m (berdasarkan tabel 4.1 dengan asumsi panjang alur relative panjang dan kondisi pelayaran dengan kapal sering bersimpangan)Kedalaman alur pelayaran (H) = d + G + R + P + S + K
L2A009230
Draft kapal + angka koreksi (d) = 19,4 + 0,3 = 19,7 m Ruang kebebasan bruto (Brunn;1981) kolam pelabuhan yang terlindung dari
gelombang= 7 % x draft= 0,07 x 19,7= 1,379 m
Ruang kebebasan bersih (dasar laut berpasir) = 0,5 m G = 1,379 m – 0,5 m = 0,879 m Ketelitian pengukuran (P) = 0,5 m Sedimen (S) = 1 m Toleransi pengerukan (K) = 0,5 m
H = d + G + R + P + S + K = 19,7 + 0,879 + 0,5 + 0,5 + 1 + 0,5 = 23,079 mb. Kolam Pelabuhan
Lebar kolam pelabuhan = Loa = 332 m (asumsi dermaga digunakan untuk tambatan tiga kapal atau kurang)Luas kolam putar = R2 ; R = 1,5 Loa = 1,5 x 332 = 498 m
= π x 4982 = 779127, 5445 m2
Dengan memperhitungkan gerak osilasi kapal karena pengaruh alam seperti gelombang, angin dan arus pasang surut,Kedalaman kolam pelabuhan = 1,1 x draft kapal = 1,1 x 19,7 m = 21,67 m
L2A009230
BAB 2BEBERAPA TINJAUAN DALAM PERENCANAAN PELABUHAN
1.1 Tinjauan Umum
Pembangunan pelabuhan perlu perencanaan yang matang karna ada menyangkut
masalah ekonomi, politik dan teknis. Mengingat biaya yang dikeluarkan sangat banyak maka
perlu visibiliy study untuk memperkirakan tingkat kegunaan pelabuhan tersebut. Setelah
study dilakukan langkah selanjutnya adalah pemilihan lokasi secara umum, fungsi utama,
jenis dan volume barang yang dapat dilayani.
1.2 Persyaratan dan perlengkapan pelabuhan
Untuk bisa memberikan pelayanan yang tebaik, maka pelabuhan harus memenuhi
beberapa persyaratan berikut :
a. akses yang mudah pada transportasi
b. daerah pengaruh pelabuhan merupakan daerah yang subur dan padat penduduk
c. kedalaman air dan lebar alur yang cukup
d. harus mempunyai fasilitas bongkar muat barang
e. harus mempunyai fasilitas untuk reparasi kapal
Untuk bisa memenuhi persaratan tersebut pada umumnya pelabuhan mempunyai
bangunan – bangunan berikut ini :
a) Pemecah gelombang, yang berfungsi untuk melindungi daerah perairan pelabuhan
dari gangguan gelombang.
b) Alur pelayaran, yang berfungsi untuk mengarahkan kapal – kapal yang akan keluar /
masuk ke pelabuhan. Alur pelayaran harus mempunyai kedalaman dan lebar yang
cukup untuk bias dilalui kapal – kapal yang menggunakan pelabuhan.
c) Kolam pelabuhan, merupakan daerag perairan di mana kapal berlabuh (di kolah
putar), dsb. Kolam pelabuhan harus terlindung dari gangguan gelombang dan
mempunyai kedalaman yang cukup.
L2A009230
d) Dermaga, adalah bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapatnya kapal dan
menambatkannya pada waktu bongkar muat barang.
e) Alat penambat, digunakan untuk menambatkan kapal pada waktu merapat ke dermaga
maupun menunggu di perairan sebelum bias merapat ke dermaga. Alat penambat
biasa diletakkan di dermaga atau di perairan yang berupa pelampung penambat.
f) Gudang Lini 1 dan lapangan penumpukan terbuka, yang terletak di belakang dermaga
untuk menyimpan barang – barang yang harus menunggu pengapalan atau yang
dibongkar dari kapal sebelum dikirim ke tempat tujuan. Gudang lini 1 digunakan
untuk menyimpan barang – barang yang mudah rusak, mudah hilang dan barang
berharga yang memerlukan perlindungan terhadap cuaca dan hujan. Sedangkan
lapangan penumpukan terbuka digunakan untuk menyimpan barang – barang besar,
berat (mesin, besi, pipa, dll) yang tidak mudah hilang dan rusak akibat cuaca dan
hujan.
g) Gedung terminal untuk keperluan administrasi.
h) Fasilitas bahan bakar untuk kapal.
i) Fasilitas pandu kapal, kapal tunda dan perlengkapan lain yang diperlukan untuk
membawa kapal masuk / keluar pelabuhan. Untuk kapal – kapal besar, keluar /
masuknya kapal dari / ke pelabuhan tidak boleh dengan kekuatan ( mesin ) nya
sendiri, sebab perputaran baling – baling kapal dapat menimbulkan gelombang yang
akan mengganggu kapal – kapal yang sedang melakukan bongkar muat barang.
j) Peralatan bongkar muat barang seperti kran darat ( gantry crane ), kran apung,
kendaraan untuk mengangkat / memindahkan barang seperti forklift, straddle carrier,
sidelift truck, dsb.
k) Fasilitas – fasilitas lain untuk keperluan penumpang, anak buah kapal dan muatan
kapal seperti terminal penumpang, ruang tunggu, karantina, bea cukai, imigrasi,
dokter pelabuhan, keamanan, dll.
1.3 Pemilihan lokasi pelabuhan
beberapa faktor pemilihan lokasi pelabuhan yaitu meliputi aksesibilitas yang
berkembang dengan baik, daerah pengaruh yang subur dengan populasi yang cukup padat,
ketersediaan lahan yang cukup luas, perairan pelabuhan yang harus tenang terhadap serangan
gelombang dan fasilitas pendukung yang memadai.
Ada beberapa tinjauan yang harus diperhatikan berkaitan dengan bentuk dari
pelabuhan, yaitu:
L2A009230
a) Tinjauan Hidro-oseanografi
Kondisi hindri-oseanografi sangat penting di dalam menentukan tata letak suatu
pelabuhan.Kondisi hidro-oseanografi yang ditinjau meliputi gelombang, arus, sedimentasi
dan pengaruhnya terhadap gerak kapal yang masuk ke pelabuhan. Pelabuhan harus bias
memberi kemudahan dan keamanan dari kapal – kapal yang masuk dan keluar ke dan dari
pelabuhan.
b) Tinjauan pelayaran
Pelabuhan yang dibangun harus mudah dilalui kapal – kapal yang akan
menggunakannya. Kapal yang berlayar dipengaruhi oleh faktor – faktor alam seperti
angin, gelombang dan arus yang dapat menimbulkan gaya – gaya yang bekerja pada badan
kapal.
c) Tinjauan gelombang
Perairan pelabuhan harus tenang terhadap gangguan gelombang supaya kapal dapat
melakukan kegiatan bongkar muat barang dan menarik turunkan penumpang.Mulut
pelabuhan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga gelombang tidak langsung masuk
ke perairan pelabuhan.Dengan demikian perairan pelabuhan bias tenang.
d) Tinjauan Sedimentasi
Pengerukan untuk mendapatkan kedalaman yang cukup bagi pelayaran di daerah
perairan pelabuhan memerlukan biaya yang cukup besar.Pengerukan ini dapat dilakukan
pada waktu membangun pelabuhan maupun selama perawatan.Pengerukan selama
perawatan harus sedikit mungkin.
e) Penentuan tata letak pemecah gelombang
Arah gelombang dan angin dominan merupakan faktor penting penentuan letak
pemecah gelombang.Hal tersebut berkaitan agar di dalam kolam pelabuhan, kapal – kapal
tidak mendapat goncangan akibat gelombang yang besar yang dapat mengganggu kegiatan
di pelabuhan.
1.4 Tata letak fasilitas pelabuhan
Tata letak mulut pelabuhan harus direncanakan dengan cermat yang memungkinkan
kapal dapat masuk dan keluar pelabuhan dengan aman dan mudah.
1.5 Mulut pelabuhan
Tata letak mulut pelabuhan ditentukan berdasarkan tinjauan kemudahan pelayaran,
ketenangan perairan terhadap gangguan gelombang, dan pengaruh sedimentasi.Untuk
L2A009230
kemudahan pelayaran, lebar alur dibuat menghadap langsung ke laut dan cukup lebar serta
arah angin dominan dan gelombang tidak mengenai sisi samping kapal.
BAB IV
Alur pelayaran
1) Pendahuluan
Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan masuk ke kolam
pelabuhan. Alur pelayaran dan kolam pelabuhan harus cukup tenang terhadap pengaruh
gelombang dan arus. Perencanaan alur pelayaran dan kolam pelabuhan ditentukan oleh kapal
terbesar yang akan masuk ke pelabuhan dari kondisi meteorology dan oseanografi.
2) Pemilihan Karakteristik Alur
Alur masuk ke pelabuhan biasanya sempit dan dangkal.Alur – alur tersebut
merupakan tempat terjadinya arus, terutama yang disebabkan oleh pasang surut. Faktor –
faktor yang mempengaruhi pemilihan karakteristik alur masuk ke pelabuhan adalah sebagai
berikut :
a) Keadaan trafik kapal
b) Keadaan geografi dan meteorology di daerah alur
c) Sifat – sifat fisik dan variasi dasar saluran
d) Fasilitas – fasilitas atau bantuan – bantuan yang diberikan pada pelayaran
e) Karakteristik maksimum kapal – kapal yang menggunakan pelabuhan
f) Kondisi pasang surut, arus dan gelombang
Suatu alur masuk ke pelabuhan yang lebar dan dalam akan memberikan keuntung –
keuntungan baik langsung maupun tidak langsung, seperti ;
a) Jumlah kapal yang dapat bergerak tanpa tergantung pada pasang surut akan lebih
besar
b) Berkurangnya batasan gerak dari kapal – kapal yang mempunyai draft besar.
c) Dapat menerima kapal yang berukuran besar ke pelabuhan
d) Mengurangi waktu penungguan kapal – kapal yang hanya dapat masuk ke pelabuhan
pada waktu air pasang.
L2A009230
e) Mengurangi waktu transit barang – barang.
3) Kedalaman Alur
Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di alur massuk harus
cukup besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air terendah dengan kapal bermuatan
penuh.
Kedalaman air ini ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu :
a) Draft kapal
Draft kapal ditentukan oleh karakteristik kapal terbesar yang menggunakan
pelabuhan, muatan yang diangkut, dan juga sifat – sifat air seperti berat jenis, salinitas
dan temperatur.
b) Squat
Adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan oleh kecepatan
kapal. Squat ini diperhitungkan berdasarkan dimensi dan kecepatan kapal dan
kedalaman air.
Besar squat dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut yang didasarkan pada
percobaan di laboratorium (Bruun, P., 1981) :
z = 2,4 x Δ
Lpp2 xFr2
√1−Fr2
dengan :
Δ : Volume air yang dipindahkan (m3)
Lpp : Panjang garis air (m)
Fr : Angka Fraude = √ gh (Tak berdimensi)
V : Kecepatan (m/det)
g : Percepatan gravitasi (m/det2)
h : Kedalaman air (m)
c) Gerak kapal karena pengaruh gelombang
Gerak kapal relative terhadap posisinya pada waktu tidak bergerak di air diam adalah
penting di dalam perencanaan alur pelayaran dan mulut pelabuhan.
L2A009230
Gerak vertical kapal digunakan untuk menentukan kedalaman alur, sedang gerak
horisontal terhadap sumbu alur yang ditetapkan adalah penting untuk menentukan
lebar alur.
Untuk menyederhanakan hitungan, Bruun (1981) memberikan nilai ruang kebebasan
bruto secara umum untuk berbagai daerah berikut ini :
1. Dilaut terbuka yang mengalami gelombang besar dan kecepatan kapal
masih besar, ruang kebebasan bruto adalah 20 % dari draft kapal.
2. Di daerah tempat kapal melempar sauh di mana gelombang besar, ruang
kebebasan bruto adalah 15 % dari draft kapal.
3. Alur di luar kolam pelabuhan di mana gelombang besar, ruang kebebasan
bruto adal 15 % dari draft kapal
4. Alur yang tidak terbuka terhadap gelombang, ruang kebebasan bruto adalah
10 % draft kapal
5. Kolam pelabuhan yang tidak terlindung dari gelombang, ruang kebebasan
bruto adalah 10 – 15 % dari draft kapal
6. Kolam pelabuhan yang terlindung dari gelombang, ruag kebebasan bruto
adal 7 %.
4) Lebar Alur
Lebar alur biasanya diukur pada kaki sisi – sisi miring saluran atau pada
kedalaman yang direncanakan. Lebar alur tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
a) Lebar, kecepatan dan gerakan kapal
b) Trafik kapal, apakah alur direncanakan untuk satu atau dua jalur
c) Kedalaman alur
d) Apakah alur sempit atau lebar
e) Stabilitas tebing alur
f) Angin, gelombang, arus dan arus melintang dalam alur
Lebar alur menurut OCDI :
Panjang alur Kondisi pelayaran Lebar
Relatif panjang Kapal sering
bersimpangan
Kapal tidak sering
2 Loa
1,5 Loa
L2A009230
bersimpangan
Selain dari alur diatas
Kapal sering
bersimpangan
Kapal tidak sering
bersimpangan
1,5 Loa
Loa
BAB V
PEMECAH GELOMBANG
Pemecah gelombang adalah bangunan yang digunakan untuk melindungi daerah
perairan pelabuhan dari gangguan gelombang. Bangunan ini memisahkan daerah perairan dari
laut bebas, sehingga perairan pelabuhan tidak banyak dipengaruhi oleh gelombang besar laut.
Pada prinsipnya, pemecah gelombang dibuat sedemikian rupa sehingga mulut pelabuhan tidak
menghadap ke arah gelombang dan arus dominan yan terjadi di lokasi pelabuhan.
Menurut bentuknya, pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi pemecah
gelombang sisi miring, sisi tegak, dan campuran.
Pemecah gelombang sisi miring
-
-
Pemecah gelombang sisi tegak
Tipe pemecah gelombang yang digunakan ditentukan oleh ketersediaan material di dekat
lokasi pekerjaan, kondisi dasar laut, kedalaman air,fungsi pelabuhan dan ketersedian
peralatan kerja.
L2A009230
Keuntungan pemecah gelombang sisi tegak:
1. Memberikan daerah (kolam) pelabuhan yang lebih luas dan memungkinkan pintu
masuk yang sempit, sehingga memberikan perlindungan yang lebih baik.
2. Memungkinkan pada sisi bangunan untuk tambatan kapal
3. Perhitungan lebih pasti.
4. Biaya pemeliharaan kecil dan praktis tidak ada.
Kerugian pemecah gelombang sisi tegak:
1. Dapat dibangun secara aman bila kondisi pondasi dapat mendukung (kuat dan
stabil)
2. Struktur tidak fleksibel terhadap penurunan struktur.
3. Bila rusak sukar diperbaiki.
4. Puncak lebih tinggi, karena adanya klapotis.
Keuntungan Pemecah gelombang sisi miring:
1. Elevasi puncak bangunan rendah
2. Gelombang refleksi kecil/meredam energi gelombang
3. Kerusakan berangsur-angsur
4. Perbaikan mudah
5. Murah
Kerugian pemecah gelombang sisi miring:
1. Butuh material banyak
2. Pelaksanaan pekerjaan lama
3. Kemungkinan kerusakan pada waktu pelaksanaan besar
4. Lebar dasar besar
Keuntungan pemecah gelombang campuran:
1. Pelaksanaan cepat
2. Kemungkinan kerusakan pada waktu pelaksanaan kecil
3. Luas perairan pelabuhan besar
Kerugian pemecah gelombang campuran:
1. Mahal
2. Diperlukan peralatan berat
3. Diperlukan tempat pembuatan kaison yang luas