tugas padatan

13

Click here to load reader

Upload: putry-dwi-gamekyu

Post on 11-Sep-2015

233 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Kimia Padatan dan antar muka

TRANSCRIPT

  • TUGAS

    KIMIA PADATAN DAN ANTAR MUKA

    PADATAN AMORF, METALIK DAN MOLEKULER

    OLEH :

    PUTRI DWI HUMAERAH (A1C4 12 009)

    NOVA PERMATA INTAN (A1C4 12 043)

    MAHFUZ ASIRI (A1C4 12 024)

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS HALU OLEO

    KENDARI

    2015

  • 2

    PADATAN AMORF, METALIK DAN MOLEKULER

    Di alam ini, dikenal jenis zat dalam 3 bentuk atau fasa, yaitu padatan, cair,

    dan gas. Jika diartikan secara sederhana, padatan adalah benda yang keras, zat cair

    adalah benda yang berbentuk cairan/air yang dapat mengalir, dan gas adalah

    benda yang tidak terlihat tapi dapat dirasakan keberadannya karena dapat

    menyebar ke segala arah.

    Zat padat adalah sebuah objek yang cenderung mempertahankan

    bentuknya ketika gaya luar mempengaruhinya. Partikel penyusun padatan sangat

    teratur dan hanya bervibrasi pada posisi tertentu sehingga tidak dapat bergerak

    bebas. Berdasarkan gaya yang mengikat partikel penyusunnya padatan dibagi

    menjadi padatan kovalen, ion, molekuler dan padatan logam sedangkan

    berdasarkan pola geometrinya padatan dibagi menjadi padatan kristal dan padatan

    amorf.

    A. Padatan Amorf

    Berdasarkan aspek geometrinya, padatan dibedakan menjadi tiga

    kelompok utama yaitu kristal, semikristal dan amorf. Kristal adalah padatan yang

    memiliki keteraturan yang kaku dan menjangkau-jauh atom-atomnya, molekul-

    molekulnya atau ion-ionnya menempati tempat tertentu. Susunan atom, molekul

    atau ion dalam padatan kristal adalah sedemikian rupa sehingga gaya tarik-

    menarik antarmolekul pada keadaan maksimumnya. Gaya yang menyebabkan

    kestabilan kristal dapat berupa gaya ion, ikatan kovalen, gaya van der Waals,

    ikatan hidrogen atau kombinasi gaya-gaya ini.

  • 3

    Perbedaannya dengan amorf adalah jika dikarakterisasi menggunakan

    XRD akan terlihat dari peak yang tajam-tajam pada kristalin dan sebaliknya pada

    padatan amorf. Zat padat kristal adalah zat yang susunan atom-atom atau molekul-

    molekulnya memiliki keteraturan jarak panjang dan periodik. Contoh dari zat

    padat kristal adalah es, tembaga garam dan lain-lain.

    Zat padat amorf adalah zat padat yang susunan atom-atomnya hanya

    memiliki keteraturan jarak pendek. Misalnya adalah plastik, kaca, aspal. Selain

    itu, bentuk strukturnya pun berbeda. Kristalin membentuk struktur tetrahedral,

    sedangkan grafit berbentuk planar. Kristal memiliki bentuk yang lebih teratur dan

    kaku, tapi kalau amorf lebih fleksibel sehingga dapat bergeser satu sama lain

    (karena bentuknya planar yang bertumpuk). Fitur padatan amorf dapat dianggap

    intermediat antara padatan dan cairan.

    Gambar 1. Perbedaan struktur padatan kristalin (kiri) dan amorf (kanan)

  • 4

    Amorf (Amorphous), merupakan defenisi struktural dari suatu material,

    dimana atom-atomnya tersusun secara tidak teratur, sehingga panjang dan sudut

    ikatan antar atom juga tidak teratur. Kasus inilah yang diketahui sebagai bentuk

    penyimpangan struktural. Padatan Amorf adalah padatan yang tidak memiliki titik

    beku yang tetap dan kelarutan lebih bagus dibanding Kristal. Amorf memiliki pola

    susunan atom-atom atau molekul-molekul yang acak dan tidak teratur secara

    berulang. Amorf terbentuk karena proses pendinginan yang terlalu cepat sehingga

    atom-atom tidak dapat dengan tepat menempati lokasi kisinya.

    Beberapa sifat amorf :

    a. Absorbsi zat berbentuk amorf lebih besar daripada bentuk Kristal karena

    zat yang amorf lebih mudah larut.

    b. Stabilitas produk berbentuk amorf lebih kecil daripada bentuk Kristal.

    Susunan partikel dalam padatan amorf sebagian teratur dan sedikit agak

    mirip dengan padatan kristalin. Namun, keteraturan ini, terbatas dan tidak muncul

    di keseluruhan padatan. Banyak padatan amorf di sekitar kita seperti gelas, karet

    dan polietena memiliki keteraturan sebagian. Beberapa ilmuwan bertahan dengan

    pendapat bahwa padatan amorf dapat dianggap wujud keempat materi.

    Padatan amorf, kedudukan partikel-partikelnya acak, satu sama lain tidak

    teratur dan renggang. Rongga diantara partikel relatif luas/besar namun tak

    teratur. Kaca adalah contoh zat padat amorf. Ketika kaca terjatuh dan pecah,

    tampak pecahannya tak menentu. Pecahan ini dapat menunjukkan keadaan dari

    struktur zat padat amorf. Partikel-partikelnya tersusun acak tidak menentu. Inilah

    penyebabnya zat padat amorf tidak memiliki bentuk tertentu.

  • 5

    Gambar 2. Gelas kaca sebagai contoh padatan amorf

    Beberapa contoh padatan amorf

    No Amorf Penggunaan Material

    1 Gelas kuarsa Serat optik

    2 Gelas khalkogenida Membran selenium untuk mesin fotokopi

    3 Silikon amorf Sel surya

    4 Logam besi/kobal

    amorf Bahan magnetik

    5 Polimer Polistirene

    6 Karbon amorf Karbon hitam (adsorben)

    7 Silika gel Gel (adsorben)

    B. Padatan Metalik

    Atom logam adalah atom yang memiliki energi ionisasi yang kecil

    sehingga electron valensinya mudah lepas dan menyebabkan atom membentuk

    kation. Apabila ada dua atom logam yang saling berdekatan, maka akan terjadi

    tumpang tindih antara orbital-orbitalnya sehingga membentuk suatu orbital

    molekul yang baru. Peristiwa tumpang tindih orbital ini terjadi secara berulang-

    ulang, sehingga dapat menyebabkan electron-elektron pada kulit terluar setiap

    atom dipengaruhi oleh atom lain sehingga dapat bergerak bebas dalam kisi.

  • 6

    Padatan metalik atau logam tersusun atas atom-atom logam dalam pola

    legular yang terikat oleh ikatan logam. Ikatan logam merupakan ikatan yang

    terbentuk karena adanya gaya tarik-menarik yang terjadi antara ion-ion logam

    yang bermuatan positif dengan electron-elektron yang bebas bergerak yang

    bermuatan negative. Atom-atom logam ini, dapat diibaratkan seperti bola

    pingpong yang terjejal rapat satu dengan yang lainnya.

    Atom logam memiliki sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah

    untuk dilepaskan dan dapat membentuk ion positif. Oleh karena itu, kulit terluar

    atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga elektron

    dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain. Elektron-elektron valensi yang berbaur

    membentuk awan elektron yang menutupi ion-ion positif logam.

    Drude dan Lorentz mengemukakan bahwa logam sebagai suatu kristal

    terdiri dari ion-ion positif logam dalam bentuk bola-bola keras dan sejumlah

    elektron yang bergerak bebas dalam ruang antara. Elektron-elektron valensi logam

    tidak terikat erat (karena energi ionisasinya rendah), sehingga relatif bebas

    bergerak. Hal ini dapat dimengerti mengapa logam bersifat sebagai penghantar

    panas dan listrik yang baik, dan juga mengkilat.

    Model lautan elektron ini sesuai dengan sifat-sifat logam, seperti: dapat

    ditempa menjadi lempengan tipis, ulet karena dapat direntang menjadi kawat, titik

    leleh dan kerapatan yang tinggi. Logam dapat direntangkan dan dimampatkan

    tanpa patah, karena atom-atom dalam struktur kristal harus berada diposisi yang

    sedemikian rupa sehingga atom-atom yang bergeser akan tetap pada posisi yang

  • 7

    sama. Hal ini disebabkan mobilitas lautan elektron di antara ion-ion positif

    merupakan penyangga.

    Keadaan tersebut sangat berbeda dengan kristal ionik. Pada kristal ionik,

    seperti NaCl, gaya pengikatnya adalah gaya tarik menarik antar ion-ion yang

    muatannya berlawanan dengan elektron valensi yang menempati posisi tertentu di

    sekitar inti atom. Apabila kristal ionik ini ditekan, maka menyebabkan keretakan

    atau pecah. Hal ini disebabkan karena adanya pergeseran ion positif dan negatif

    sedemikian rupa sehingga ion positif berdekatan dengan ion positif dan ion negatif

    dengan ion negatif, peristiea tersebut menyebabkan terjadi tolak-menolak

    sehingga kristal ionik menjadi retak atau pecah.

    Ikatan logam merupakan ikatan yang terbentuk karena adanya gaya tarik-

    menarik yang terjadi antara ion-ion logam yang bermuatan positif dengan

    electron-elektron yang bebas bergerak yang bermuatan negative. Atom-atom

    logam ini, dapat diibaratkan seperti bola pingpong yang terjejal rapat satu dengan

    yang lainnya. Atom logam memiliki sedikit elektron valensi, sehingga sangat

    mudah untuk dilepaskan dan dapat membentuk ion positif. Oleh karena itu, kulit

    terluar atom logam relatif longgar (terdapat banyak tempat kosong) sehingga

    elektron dapat berpindah dari 1 atom ke atom lain. Elektron-elektron valensi yang

    berbaur membentuk awan elektron yang menutupi ion-ion positif logam.

    Logam mempunyai banyak sifat fisis yang berbeda dari sifat-sifat fisika

    padatan lainnya. Hal itu dapat dilihat dari daya pantul, daya hantar, dan sifat-sifat

    mekanik yang dimiliki oleh logam. Beberapa logam memilki warna nyala yang

    spesifik dan untuk mempertegas warna yang dihasilkan, biasanya digunakan

  • 8

    indikator. Secara kimia, kebaanyakan logam bersifat kurang stabil dan mudah

    bereaksi dengan oksigen dalam udara dan dapat membentuk oksida dalam jangka

    waktu yang berbeda-beda tiap logam.

    Kemudahan suatu logam kehilangan elektron untuk menjadi kation

    merupakan istilah reaktivitas dalam memberikan sifat logam. Logam yang sangat

    reaktif mudah kehilangan elektron sehingga mudah dioksidasi. Mudahnya logam

    teroksidasi merupakan sifat penting dari logam.

    Elektron yang berada dalam kristal logam dimiliki oleh orbital-orbital

    dengan nilai energi diskontinyu, dan situasinya hampir sama dengan elektron yang

    mengelilingi inti atom. Tetapi, dengan meningkatnya jumlah orbital atom yang

    berinteraksi banyak, celah energi dari teori MO menjadi lebih sempit, dan

    akhirnya perbedaan antar tingkat- tingkat energi dapat diabaikan. Sehingga,

    banyak tingkat energi akan bergabung membentuk pita energi dengan lebar

    tertentu. Teori ini disebut juga dengan teori pita.

    Logam adalah salah satu jenis material yang kegunaannya banyak

    diaplikasikan dalam berbagai macam bidang. Salah satunya yaitu sebagai bahan

    konstruksi, dimana ia memiliki sifat-sifat yang baik. Diantaranya yaitu memiliki

    kuat tarik yang tinggi, bentuknya dapat diubah, mudah untuk disambung atau di

    las, memiliki harga konduktivitas listrik yang tinggi, konduktivitas panas yang

    tinggi, serta dapat dihaluskan sehingga permukaannya berkilau.

    Tetapi, dalam keadaan tertentu, jenis material ini juga memiliki

    kemampuan yang terbatas. Salah satu keterbatasannya yaitu material ini dapat

    bereaksi dengan lingkungan disekelilingnya sehingga dapat menyebabkan

  • 9

    kerusakan. Reaksi logam dengan lingkungan disekelilingnya ini biasa disebut

    dengan korosi. Bahan-bahan baru dari logam yang biasa juga disebut metalik

    dalam beberapa penelitian digunakan untuk membuat material baru yang

    mempunyai sifat yang lebih baik.

    Padatan logam tersusun atas logam-logam sangat rapat, dapat berbentuk

    kubus, trigonal dan lain-lain. Padatan logam sifatnya lunak hingga sangat keras

    dan dapat mengkilap karena cahaya yang megenai permukaan logam dapat

    dipantulkan oleh elektron. Contoh padatan logam yaitu besi dan tembaga.

    Gambar 3. Contoh padatan logam, besi batangan

    Gambar 4. Contoh padatan logam, tembaga

  • 10

    Secara singkat sifat padatan logam, yaitu :

    - Titik didih dan titik leleh tinggi

    Padatan logam memiliki titik didih yang tinggi. Gaya tarik menarik

    yang terjadi antara kation logam dan elektron valensi cukup kuat.

    Untuk memutuskan ikatan tersebut dibutuhkan energi yang sangat

    besar. Itulah yang menyebabkan titik didih dan titik leleh suatu logam

    sangat tinggi. Sebagai contoh tembaga meiliki titik leleh 1.083oC dan

    titik didih 2.301oC sedangkan besi memiliki titik leleh 1.538C dan

    titik didih 2.862C.

    - Konduktor panas dan listrik

    Padatan logam merupakan konduktor panas dan listrik yang sangat

    baik, dimana daya konduktor merupakan mobilitas ion. Suatu logam

    dapat juga menghantarkan listrik karena saat arus listrik dialirkan ke

    logam, elektron akan berpindah sekaligus menghantarkan listrik dari

    kutub negatif ke kutub positif. Logam dapat menghantarkan panas

    karena energi panas menyebabkan elektron bergerak lebih cepat serta

    tumbukan antara elektron dan proton semakin banyak sehingga

    menghasilkan panas.

  • 11

    Gambar 5. Sifat logam dan konduktivitasnya

    - Dapat ditempa dan di bentuk

    Beberapa logam juga memiliki sifat dapat ditempa (malleable) dan dan

    dibentuk serta diukur (ductille) tanpa harus menghancurkannya lebih

    dahulu. Logam logam yang dapat ditempa diantaranya adalah

    alumunium, tembaga, timbel, emas, dan perak. Adapun logam yang

    dapat diulur adalah nikel, krom dan besi. Pada saat ditempa logam

    dapat melunak karena pada saat logam dikenakan energi, susunan atom

    logam tidak berubah, meskipun posisi atom berubah namun ion logam

    tetap berikatan dengan elektron.

    C. Padatan Molekuler

    Padatan melekuler terbentuk oleh molekul-molekul atau atom-atom yang

    terikat pada bentuk kisi oleh gaya antarmolekul semacam gaya Van der Waals.

    Sifat dari padatan molekuler ialah relatif lunak, titik lelehnya rendah hingga

    sedang, konduktor panas dan listrik yang lemah. Kristal dapat terbentuk tanpa

    bantuan ikatan, tetapi dengan interaksi lemah antar molekulnya. Bahkan gas mulia

  • 12

    mengkristal pada temperatur sangat rendah. Argon mengkristal dengan gaya Van

    der Waals dan mempunyai titik leleh -189,2oC. dapat terlihat bahwa Kristal argon

    yang merupakan contoh dari padatan molekuler memiliki titik leleh yang rendah.

    Penyebabnya karena gaya yang terlibat dalam padatan molekuler hanya gaya

    antarmolekul yang relative lemah sehingga interaksi dalam padatan lebih mudah

    putus saat diberi panas.

    Pada umumnya, kristal terbentuk dari sutau jenis ikatan kimia antara atom

    atau ion. Namun, pada kasus kristal molekular, kristal terbentuk tanpa bantuan

    ikatan, tetapi melalui interaksi lemah antara molekulnya. Salah satu contoh dari

    kristal molekular adalah kristal iodin.

    Padatan molekul adalah zat-zat yang terdiri atas molekul-molekul dan

    berwujud padat. Molekul-molekul itu merapat membentuk padatan. Setiap

    molekul terdiri atas inti atom dan elektron-elektron yang terdapat dalam orbital

    masing-masing, mengelilingi intinya. Antar molekul satu dengan molekul yang

    lain saling tarik menarik dengan gaya tarik antar molekulnya. Jenis gaya tarik

    bergantung pada jenis molekulnya.

    Contohnya, I2 dan CO2 memiliki gaya tarik Van Der Waals, karena

    molekul-molekul itu tergolong non polar, jadi terdapat gaya tarik antar molekul

    non polar atau gaya tarik antar dipol sesaat. Sedangkan pada H2O, terdapat ikatan

    hidrogen antara molekul satu dengan molekul lainnya, yaitu atom O molekul yang

    satu dengan atom H pada molekul yang lain. Contoh dari padatan molekuler

    seperti kristal dari senyawa organik netral, gas mulia seperti Argon, metana

    (CH4), sukrosa (C12H22O11), es kering (Dry Ice atau CO2).

  • 13

    Gambar 6. Dry Ice atau es kering (CO2) sebagai contoh padatan molekuler