tugas os tifanidhia 201211157

33
Nama : Tifanidhia NIM : 201211157 Kelas : C MACAM-MACAM BEDAH PREPOSTETIK A. Alveolektomi/Alveoplasti Alveolektomi adalah pengurangan tulang soket dengan cara mengurangi plate labial/bukal dari prosessus alveolar dengan pengambilan septum interdental dan interadikuler. Atau Tindakan bedah radikal untuk mereduksi atau mengambil procesus alveolus disertai dengan pengambilan septum interdental dan inter radikuler sehingga bisa di laksanakan aposisi mukosa. Alveolektomi termasuk bagian dari bedah preprostetik, yaitu tindakan bedah yang dilakukan untuk persiapan pemasangan protesa. Tujuan dari bedah preprostetik ini adalah untuk mendapatkan protesa dengan retensi, stabilitas, estetik, dan fungsi yang lebih baik. Tindakan pengurangan dan perbaikan tulang alveolar yang menonjol atau tidak teratur untuk menghilangkan undercut yang dapat mengganggu pemasangan protesa dilakukan dengan prinsip mempertahankan tulang yang tersisa semaksimal mungkin. Seringkali seorang dokter gigi menemukan sejumlah masalah dalam pembuatan protesa yang nyaman walaupun kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan prosedur bedah minor. Penonjolan tulang atau tidak teratur dapat menyebabkan protesa tidak stabil yang dapat mempengaruhi kondisi tulang dan jaringan lunak dibawahnya. Tujuan alveolektomi adalah : 1. Membuang ridge alveolus yang tajam dan menonjol

Upload: tifani-dhia

Post on 25-Sep-2015

242 views

Category:

Documents


51 download

DESCRIPTION

bedah prepostetik

TRANSCRIPT

Nama : Tifanidhia

NIM : 201211157

Kelas : C

MACAM-MACAM BEDAH PREPOSTETIKA. Alveolektomi/Alveoplasti

Alveolektomi adalah pengurangan tulang soket dengan cara mengurangi plate labial/bukal dari prosessus alveolar dengan pengambilan septum interdental dan interadikuler. Atau Tindakan bedah radikal untuk mereduksi atau mengambil procesus alveolus disertai dengan pengambilan septum interdental dan inter radikuler sehingga bisa di laksanakan aposisi mukosa.

Alveolektomi termasuk bagian dari bedah preprostetik, yaitu tindakan bedah yang dilakukan untuk persiapan pemasangan protesa. Tujuan dari bedah preprostetik ini adalah untuk mendapatkan protesa dengan retensi, stabilitas, estetik, dan fungsi yang lebih baik. Tindakan pengurangan dan perbaikan tulang alveolar yang menonjol atau tidak teratur untuk menghilangkan undercut yang dapat mengganggu pemasangan protesa dilakukan dengan prinsip mempertahankan tulang yang tersisa semaksimal mungkin. Seringkali seorang dokter gigi menemukan sejumlah masalah dalam pembuatan protesa yang nyaman walaupun kondisi tersebut dapat diperbaiki dengan prosedur bedah minor. Penonjolan tulang atau tidak teratur dapat menyebabkan protesa tidak stabil yang dapat mempengaruhi kondisi tulang dan jaringan lunak dibawahnya.

Tujuan alveolektomi adalah :1. Membuang ridge alveolus yang tajam dan menonjol

2. Membuang tulang interseptal yang sakit sewaktu dilakukan gingivektomy

3. Untuk membuat kontur tulang yang memudahkan pasien dalam melaksanakan pengendalian plak yang efektif.

4. Untuk membentuk kontur tulang yang sesuai dengan kontur jaringan gingival setelah penymbuhan.

5. Untuk memudahkan penutupan luka primer.

6. Utuk membuka mahkota klinis tambahan agar dapat dilakukan restorasi yang sesuai.

Klasifikasi Alveolektomia. Simple alveolektomiSetelah dilakukanmultiple extractions,lapisan alveolar bukal dan tulang interseptal diperiksa untuk mengetahui adanya protuberansia dan tepi yang tajam. Incisi dibuat melintangiinterseptal crests. Mukoperiosteum diangkat dengan hati-hati dari tulang menggunakanMolt curetno.4 atau elevator periosteal. Kesulitan terletak pada permulaan flap pada tepi tulang karena periosteum menempel pada akhiran tulang, tetapi hal ini harus dilatih agar flap tidak lebih tinggi dari dua per tiga soket yang kosong. Jika terlalu tinggi akan dapat melepaskan perlekatan lipatan mukobukal dengan mudah, dengan konsekuensi hilangnya ruang untuk ketinggiandenture flange.

Flap diekstraksi dengan hati-hati dan tepi dari gauze diletakkan di antara tulang dan flap. Rongeur universal diletakkan pada setengah soket yang kosong, dan lapisan alveolar bukal atau labial direseksi dengan ketinggian yang sama pada semua soket. Rounger diposisikan pada sudut 45 di atasinterseptal crest, satu ujung pada masing-masing soket, dan ujunginterseptal crestdihilangkan. Prosedur ini dilakukan pada semuainterseptal crests. Perdarahan tulang dikontrol dengan merotasi curet kecil pada titik perdarahan. File ditarik secara ringan pada satu arah pemotongan secara menyeluruh sehingga meratakan tulang. Partikel-partikel kecil dihilangkan, gauze juga dilepaskan sehingga awalan flap terletak pada tulang, dan jari digesek-gesekkan (dirabakan) pada permukaan mukosa untuk memeriksa kedataran tulang alveolus.

Lapisan bukal harus dibuat kontur kurang lebih setinggi lapisan palatal dan dibuat meluas dan datar. Undercut pada bagian posterior atas dan anterior bawah perlu deperhatikan. Sisa jaringan lunak dan jaringan granulasi kronis juga dihilangkan dari flap bukal dan palatal, kemudian dijahit menutupi area interseptal tetapi tidak menutupi soket yang terbuka. Penjahitan secara terputus atau kontinyu dilakukan tanpa tekanan.

b. Radikal alveolektomi

Pembentukan kontur tulang bagian radiks dari tulang alveolar diindikasikan karena terdapat undercuts yang sangat menonjol, atau dalam beberapa hal, terdapat perbedaan dalam hubungan horizontal berkenaan dgn rahang atas dan rahang bawah yang disebabkan oleh overjet. Beberapa pasien mungkin memerlukan pengurangan tulang labial untuk mendapatkan keberhasilan dalam perawatan prostetik.

Dalam beberapa kasus, flap mukoperiosteal menjadi prioritas untuk melakukan ekstraksi. Ekstraksi gigi, pertama dapat difasilitasi dengan menghilangkan tulang labial diatas akar gigi. Penghilangan tulang ini juga akan menjaga tulang intraradikular. Setelah itu sisa-sisa tulang dibentuk dan dihaluskan sesuai dengan tinggi labial dan oklusal menggunakan chisel, rongeur dan file. Sisa jaringan pada bagian flape labial dan palatal dihaluskan, yang diperkirakan akan menganggu atau melanjutkan kelebihan sutura pada septa (continuoussutures over the septa).

Dalam penutupan flap, penting untuk menghilangkan jaringan pada area premolar agar terjadi penuruan pengeluaran dari tulang labial. Dalam pembukaan flap yang besar, harus dilakukan pemeliharaan yang tepat untuk memelihara perlekatan dari lipatan mukobukal sebaik mungkin, atau selain itu penghilangan kelebihan flap yang panjang harus dilakukan pada akhirnya. Jika flap tidak didukung dengan gigi tiruan sementara (immediate denture)dan sisa jaringan tidak dihilangkan, tinggi dari lapisan mukobukal akan berkurang secara drastis.

Alveoloplasty adalah prosedur bedah yang biasanya dilakukan untuk mempersiapkan linggir alveolar karena adanya bentuk yang irreguler pada tulang alveolar berkisar dari satu gigi sampai seluruh gigi dalam rahang, dapat dilakukan segera sesudah pencabutan atau dilakukan tersendiri sebagai prosedur korektif yang dilakukan kemudian.

Tujuan alveoplasti adalah :

a. menghilangkan tulang yang menimbulkan undercut

b. memudahkan insersi protesa

c. mencegah iritasi karena tulang

d. meningkatkan dimensi vertikal

e. meningkatkan stabilitas protesa

Macam alveoplasti adalah :

a. Simple alveolplasty/ Primary alveolplasty Tindakan ini dilakukan bersamaan dengan pencabutan gigi , setelah pencabutan gigi sebaiknya dilakukan penekanan pada tulang alveolar soket gigi yang dicabut . Apabila setelah penekanan masih terdapat bentuk yang irreguler pada tulang alveolar maka dipertimbangkan untuk melakukan alveolplasty. Petama dibuat flap mukoperiosteal kemudian bentuk yang irreguler diratakan dengan bor , bone cutting forcep atau keduanya setelah itu dihaluskan dengan bone file. Setelah bentuk tulang alveolar baik dilakukan penutupan luka dengan penjahitan. Selain dengan cara recontouring tadi apabila diperlukan dapat disertai dengan tindakan interseptal alveolplasty yaitu pembuangan tulang interseptal, hal ini dilakukan biasanya pada multipel ekstraksi.

b. Secondary alveolplasty. Linggir alveolar mungkin membutuhkan recountouring setelah beberapa lama pecabutan gigi akibat adanya bentuk yang irreguler. Pembedahan dapat dilakukan dengan membuat flap mukoperiosteal dan bentuk yang irregular dihaluskan dengan bor, bone cutting forcep dan dihaluskan dengan bone file setelah bentuk irreguler halus luka bedah dihaluskan dengan penjahitan. Pada secundary alveolplasty satu rahang sebaiknya sebelum operasi dibuatkan dulu Surgical Guidance Yang berguna sebagai pedoman pembedahan.

Penaalaksanaan/ prosedur alveolektomiTeknik untuk alveolektomi maksila dan mandibula:

1. Jika kasus salah satu dari gigi yang tersisa baru dicabut, mukoperiosteum harus dicek untuk memastikan bahwa telah terdapat kedalaman minimum sebesar 10mm.Dari semua tepi gingival yang mengelilingi area yang akan dihilangkan.

2. Pastikan bahwa insisi telah dibuka mulai dari midpoint dari puncak alveolar pada titik di pertengahan antara permukaan buccal dan lingual dari gigi terakhir pada satu garis, yaitu gigi paling distal yang akan dicabut, menuju ke lipatan mukobukal pada sudut 450setidaknya 15mm. tarik insisi ke area dimana gigi tersebut sudah dicabut sebelumnya.3. Angkat flap dengan periosteal elevator dan tahan pada posisi tersebut dengan jari telunjuk tangan kiri atau denganhemostatyang ditempelkan pada tepi flap atau dengantissue retactor.

4. Bebaskan tepi flap dari darah menggunakansuction apparatus, dan jaga dari seluruh area operasi.

5. Letakkanbone shearatausingle edge bone-cutting rongeurdengan satu blade pada puncak alveolar dan blade lainnya dibawah undercut yang akan dibuang, dimulai pada regio insisivus sentral atas atau bawah dan berlanjut ke bagian paling distal dari alveolar ridge pada sisi yang terbuka.

6. Bebaskanmukoperiosteal membranedari puncak alveolar dan angkat menuju lingual, sehingga plate bagian lingual dapat terlihat. Prosedur ini akan memperlihatkan banyak tulang interseptal yang tajam.

7. Hilangkan penonjolan tulang interseptal yang tajam tersebut denganend-cutting rongeurs.

8. Haluskan permukaan bukal dan labial dari alveolar ridge denganbone file. Tahanbone filepada posisi yang sama sebagaistraight operative chisel, pada posisi jari yang sama, dan file area tersebut pada dengan gerakan mendorong.

9. Susuri soket dengansmall bowl curretedan buang tiap spikula kecil tulang atau struktur gigi atau material tumpatan yang masuk ke dalam soket. Ulangi prosedur ini pada sisi kiri atas dan lanjutkan ke tahap berikutnya.

10. Kembalikan flap pada posisi semula, kurang lebih pada tepi jaringan lunak, dan ratakan pada posisi tersebut dengan jari telunjuk yang lembab.

11. Catat jumlah jaringan yang overlapping, yang notabene bahwa tulang dibawahnya telah dikurangi, yang akhirnya meninggalkan tulang yang lebih sedikit dilapisi oleh jaringan lunak.

12. Dengan gunting, hilangkan sejumlah mukoperiosteum yang sebelumnya terlihat overlap.

13. Ratakan jaringan lunak tersebut kembali ketempatnya menggunakan jari telunjuk yang lembab, perkirakan tepi dari mukoperiosteum, lalu catat apakah ada penonjolan tajam yang tersisa pada alveolar ridge. Operator dapat merasakannya dengan jari telunjuk.

14. Jika masih terdapat penonjolan dari tulang yang tersisa, hilangkan denganbone fie.15. Jahit mukoperiosteum kembali ketempatnya. Disarankan menggunakan benang jahitan sutra hitam kontinyu nomor 000. Walaupun demikian, jahitaninterruptedjuga dapat digunakan jika diinginkan.

Medikasi Pasca BedahAnalgesic

Perawatan Pasca Operasi

Rasa sakit dan tidak nyaman muncul pada waktu kembalinya sensasi (saat kerja obat anestesi telah usai ). Oleh karena itu, analgesic diperlukan untuk mengontrol rasa sakit dan tidak nyaman setelah operasi dilakukan.

Antibiotik

Antibiotik dapat bekerja secara primer dengan menghentikan pembelahan sel (bakteriostat), atau dengan membunuh mikroorganisme secara langsung (bakterisida) (Brooker, 2005). Obat antibiotik digunakan untuk menghilangkan dan mencegah infeksi pasca bedah.

Gargarisma

Penggunaan Gargarisma secara efektif dianjurkan karena hampir selalu terjadi kondisi di mana kebersihan mulut jelek karena penyikatan gigi masih sakit.

Aplikasi dingin untuk mengontrol pembengkakan

Pembengkakan mencapai puncaknya kurang lebih 24 jam sesudah pembedahan. Pembengkakan dapat bertahan 1 minggu.

Aplikasi dingin dilakukan pada daerah wajah dekat dengan daerah yang dilakukan pembedahan.B. Torektomi

Torektomi adalah suatu prosedur dimana dilakukan pengambilan torus, apabila pada pemasangan gigi tiruan torus mengganggu. Proses pembedahan yang dilakukan untuk menghilangkan satu atau lebih tonjolan pada maksila atau mandibula.

Oral tori merupakan tonjolan tulang yang dapat terjadi pada mandibula atau maksila. Oral tori merupakan lesi jinak, tumbuhnya lambat, tidak menimbulkan rasa sakit, pada palpasi terasa keras, terlokalisir dan berbatas jelas, etiologi belum diketahui dengan pasti tetapi beberapa ahli menduga terjadi karena adanya proses inflamasi pada tulang. Pembedahan terhadap oral tori jarang dilakukan , kecuali pada keadaan terdapatnya gangguan pembuatan protesa yang tidak dapat diatasi sehingga harus dilakukan pembedahan. Terdapat 2 macam oral tori yaitu :

a. Torus mandibularis Biasanya terdapat pada lingual rahang bawah didaerah kaninus atau premolar kiri dan kanan, bisa single atau mulriple.

b. Torus palatinus. Torus palatinus terdapat pada palatum sepanjang sutura palatinus media dan dapat meluas ke lateral kiri dan kanan. Ukurannya bervariasi pada torus palatinus berukuran besar dapat mengganggu fungsi bicara dan pengunyahan. Pembedahan dilakukan apabila terdapat gangguan fungsi bicara dan pengunyahan.

Cara pemeriksaan torus mandibularis sama seperti torus palatinus, pemeriksaan dengan cara menekan daerah palatum menggunakan burnisher. Bila terasa ada daerah keras dan daerah tersebut berwarna putih bila ditekan maka tedapat torus. Kehadiran torus mandibularis dapat mempersulit upaya untuk memperoleh gigi tiruan yang nyaman karena tepi-tepi gigi tiruan langsung menekan mukosa yang menutupi tonjolan tulang tersebut. Dalam hal ini demikian perlu dilakukan pengambilan torus secara torektomi. Biasanya dialkukan pengambilan pada tulang ini bila pada pemasangan gigi tiruan dirasakan terganggu kestabialn gigi truan pasien.

Penatalksaaan torektomi

a. torus palatinus

insisi awal pada pengambilan torus palatinus adalah pada bidang sagital,

dua insisi serong dibagian anterior membentuk huruf V,flap yang terbentuk dipertahankan pada posisi retraksi dengan jahitan sementara. Torus dibur dengan bur fisur sampai kedalaman tertent(sesuai ketinggian torus) dan dibuat menjadi segmen-segmen, kemudian segmen-segmen tersebut dikeluarkan dengan menggunakan osteotom, dengan menggunakan mallet atau ditekan dengan tangan. Penghalusan akhir dilakukan dengan bur besar bulat atau bur bur akrilik yang berbentuk buah pir dan kikir tulang. Lakukan irigasi dan inspeksi,dan penjagaan penutupan flap Apabila terdapat jaringan lunak yang berlebihan maka dilakukan pemotongan seperlunya. Pentupan dimulai daro posterior dan dengan beberapa jahitan matres hotizontal terputus.

b. torus mandibula

pembuatan flap envelope yang relatif panjang di lingual tanpa insisi tambahan suatu insisi dengan ketebalan penuh(menyertakan mukosa dan periosteum) dibuat diatas puncak lingir residual atau pada kreviks gingival bagian lingual, apabila gingival masih ada flap mukoperiosteal tersebut kemudian disingkapkan dari permukaan superior dan permukaan lingual dari lingir dan torus dengan hati-hati untuk menghindari sobeknya flap. Dengan menggunakan bur bulat atau fisur dilakukan pengeburan kedalaman 3-4 mm sepanjang garis pertemuan trorus dengan permukaan kortikal mandibula dari posterior ke anterior. Pengeboran ini dibuat sejajar atau sedikit atau sedikit miring terhadap permukaan medial mandibula. Pengambilan torus dengan osteotom, kemudian penghalusan akhir dengan menggunakan bur dan kikir tulang, bagian tersebut diirigasi dengan salin steril dan diinspeksi. Penutupan dilakukan dengan jahitan kontinyu dari posterior ke anterior.C. Eksisi/hypermobile tissue

Bedah eksisi adalah salah satu cara tindakan bedah yaitu membuang jaringan (tumor) dengan cara memotong. Tindakan ini dilakukan untuk berbagai tujuan antara lain pemeriksaan penunjang (biopsy), pengobatan lesi jinak ataupun ganas dan memeperbaiki penampilan secara kosmetis.Eksisi adalah suatu tindakan pengangkatan masa tumor dan jaringan sehat di sekitarnya.Indikasi1. Kista Dermoid

Kista dermoid adalahkistakongenital yang berasal dari kelainan pertumbuhan kulit pada masa embrio.

Pada pemeriksaan tampak berupa benjolan bulat pada lapisan subkutan dengan ukuran bervariasi hingga 10 cm sepertikistaepidermoid dan terdiri dari kelenjar sebasea, folikel rambut yang rudimenter, elemen kelenjar keringat yang dekat pada garis epitelial. Letaknya terutama di sisi lateral alis mata, sepanjang akarhidung, leher, sublingual, daerah sternal, perineal, skrotum, dan sakral. Biasanya lepas, tak melekat pada kulit di atasnya tetapi sering melekat pada periosteum sehingga tidak lepas dari dasarnya. Dapat terjadi degenerasiganas, tetapi lebih sering terjadi infeksi, terutama padakistadi daerah sakrum.

Bila terjadiperforasispontan, sering timbul fistula yang sulit sembuh. Sebagai diagnosis banding adalah sinus-pilinoidalis, suatu fistel di daerah sakrum karena masuknya rambut ke dalam kulit. Pada kistayang terletak di atas alis mata, eksisinya harus hati-hati, karena dapat mencederai cabang saraf fasialis.

2. Kista Epidermoid

Kista epidermoid adalahkistayang berasal dari sel epidermis yang masuk dan tumbuh kejaringan subkutis akibattraumatajam..

Pada pemeriksaan tampak benjolan subkutis bulat, maksimal sebesar kelereng, kenyal dan permukaan rata, yang biasanya ditemukan di telapak kaki/tangan, dan jari-jari sisi volarnya. Benjolan ini berisi massa seperti bubur yang merupakan produk keratin. Kadang-kadang kulit di atasnya terdapat jaringan parut yang merupakan tanda bahwa pernah adatrauma. Kulit di atasnya biasanya tipis karena tekanan yang terus menerus di atas hiperkeratosis yang menstimulasi penyebab utamanya. Bila pada perabaan terasa nyeri di daerah tersebut, maka hal ini merupakan petunjuk adanyakistaini.

Tonjolan ini berdinding putih, tebal dan jarang menjadi besar, tetapi cukup mengganggu karena letaknya. Tindakan yang dilakukan adalah eksisi total untuk menentukan diagnosis pasti (pemeriksaan PA) dalam menghilangkan keluhan serta indikasi kosmetis. Bila melekat pada periosteum, maka perlu dilakukan kuretase tulang. Eksisikistayang terletak di daerah sakral ataukistayang terinfeksi di unit rawat jalan tidak dianjurkan.

Penatalaksanaan :1. Bersihkan daerah operasi (daerah kulit di ataskistadan sekitarnya).

2. Lakukananestesi lokal(blok/infiltrasi) pada daerah operasi.

3. Eksisikistadi antara jaringan yang normal, eksisi berbentuk elips dengan sumbu panjang sesuai dengan arah ketegangan kulit. Bagian kulit yang telah terpotong kemudian dipreparasi (dibebaskan dari dasar, jaringan subkutis) dengan memakai skapel.

4. Dilakukan kuretase tulang, jikakistamelekat pada periosteum.

5. Hentikan perdarahan yang terjadi dengan kompresi dan dilakukan jahitan kulit. Jahitan dilakukan dengan jahitan klasik sederhana yaitu simpul satu per satu dengan jahitan ulang alik.

6. Setelah eksisi yang luas, kadang-kadang perlu dilakukan pembebasan kulit tepi luka dari dasarnya(undermining)untuk mendapatkan jahitan tanpa ketegangan kulit.

7. Tutup luka operasi

D. Frenektomi

Frenektomi, suatu tindakan bedah untuk merubah ikatan frenulum baik frenulum labialis atau frenulum lingualis. Frenulum merupakan lipatan mukosa yang terletak pada vestibulum mukosa bibir, pipi dan lidah.

Frenektomiadalah salah satu prosedur bedah pre prostetik, prosedur sederhana dimana sebagian atau seluruh frenulum yang bermasalah dibuang secara bedah dengan tujuan untuk mengembalikan keseimbangan kesehatan mulut dan retensi dan stabilitas gigi tiruan. Umumnya dilakukan dengan lokal anestesi. Perlekatan frenulum labial, terdiri dari kumpulan jaringan fibrosa tipis yang ditutupi mukosa, memanjang dari bibir dan pipi ke periosteum alveolar. Level perlekatan frenulum bervariasi dari tinggi vestibulum sampai puncak ridge alveolar dan bahkan ke daerah insisal papila di maksila anterior. Pembuangan frenulum lingual di bawah lidah disebut lingual frenektomi (angkilotomi) yang dilakukan pada penderitatongue tie(angkiloglosia). Segera setelah bedah minor dilakukan, lidah dapat dijulurkan keluar mulut dimana sebelumnya tidak dapatdilakukan.inimerupakan salah satu treatment yang harus disertai informed consent.Semuatreatmentberesiko yang memiliki kemungkinan terjadinya komplikasi atau bahkan kegagalan, wajib disertakaninformed consent. Sebelumnya, pasien diberi penjelasan lengkap tentang penyakitnya, meliputi diagnosis, etiologi, terapi acuan, terapi alternatif, serta prognosis. Setelah itu baru diberikaninformed consentsebagai bukti bahwa pasien setuju menerima tindakan perawatan yang akan dilakukan oleh dokter giginya.

a. Frenulum labialis Pada frenulum labialis yang terlalu tinggi akan terlihat daerah yang pucat pada saat bibir diangkat ke atas. Frenektomi pada frenulum labialis bertujuan untuk merubah posisi frenulum kalau diperlukan maka jaringan interdental dibuang. Pada frenulum yang menyebabkan diastema sebaiknya frenektomi dilakukan sebelum perawatan ortodonti . Macam-macam frenektomi : - Vertical incision - Cross diamond incision - Tehnik Z Plasty

b. Frenulum lingualis yang terlalu pendek. Pada pemeriksaan klinis akan terlihat : Gerakan lidah terbatas, Gangguan bicara , gangguan penelanan dan pengunyahan. Frenektomi frenulum lingualis pada anak-anak dianjurkan sedini mungkin karena akan membantu proses bicara, perkembangan rahang dan menghilangkan gangguan fungsi yang mungkin terjadi. Sedangkan pada orang dewasa dilakukan karena adanya oral hygiene yang buruk. Cara pembedahan dilakukan dengan insisi vertikal dan tindakannya lebih dikenal sebagai ankilotomi

Indikasi frenektomi :

1. Mengatasi mukogingival problem

2. Optimasi kebersihan mulut

3. Petimbangan estetik

4. Keperluan perawatan ortodontik

5. Perlekatan frenal yang tinggi dengan resesi gingiva

6. Midline gigi diastema setelah erupsi gigi caninus perman

7. Fenrenum lingualis yang menghambat lidah menyentuh gigi insisivus sentral RA

8. Perlekatan frenal yang tinggi dengan peradangan gigi yang belum ditangani dengan root planning dan kebersihan mulut yang baik (OH baik).Teknik Frenektomi konvensional:

persiapan alat bedah

1. Desinfeksi denganIod gliserinpada daerah yang akan di anestesi. Anestesi padasinistradandextra frenulum labialis superioryang akan dieksisi dan bagian palatal perluasanfrenulum labialis superior.

2. Jepit frenulum pada kedalaman vestibulum dengan hemostat dan dekat dengan permukaan mukosa bibir untuk menghindari perdarahan pasca eksisi.

3. Eksisi frenulum labialis superior di bawah hemostat.dengan scalpel.

4. Daerah dasar vestibulum dan mukosa bibir dijahit agar tidak terjadi perluasan daerah irisan dan perdarahan yang berlebihan.

5. Eksisi perluasan frenulum labialis superior yang melebar hingga palatal.

6. Lakukan kuret di daerah permukaan tulang. Bersihkan semua serabut periosteum agar tidak terjadi pertemuan serabut bagian koronal dan apikal

7. Irigasi dengan saline, tekan 3-5 menit

8. Pemasanganperiodontal packpada daerah bedah agar penyembuhan luka optimal dan tidak terjadi perlekatan bibir dengan gingival selama proses penyembuhan gingival.

9. Pemberian resep dan instruksi; obat yang digunakan berupa analgetik dan antibiotik.

10. Kontrol I (1 minggu pasca operasi): pembukaanperiodontal packdan pengambilan jahitan, irigasi dengan antiseptic dan instruksi untuk perawatan di rumah.

11. Kontrol II ( 2-3 minggu pasca operasi): penyembuhan 2 minggu pasca operasi, irigasi dan instruksi perawatan.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan frenektomi:

1. Kondisi kesehatan umum

2. Nutrisi dan diet

3. Oral hygiene

4. Pemberian resep obat

E. Eksisi Fibrous Hiperplasia

Prosedur pembedahan Hiperplasia vestibular yang mengalami keradangan dan linger yang kendur akibat dari cedera oleh karena pemakaian protesa ditambah resorpsi tulang, baik patologis atau fisiologis. Lesi hiperplastik berkembang di dekat pinggiran protesa dan berbentuk sebagai mukosa yang panjang, mengandung jaringan fibrosa atau sikatrik atau jaringan parut dan kadang-kadang mengalami ulserasi. Tujuan dari prosedur ini adalah mendapat kecekatan gigi tiruan didalam rongga mulut.Penatalaksanaan :

Mula-mula dilakukan anastesi terlebih dahulu, lalu perawatan dilakukan dengan eksisi sederhana tetapi ini tidak akan berarti apabila tidak dilakukan tebasing pada protesa atau dibuatkan protesa yang baru yang baru, paling tidak sayap yang mengiritasi diperbaiki. Tidak melakukan pemeriksaan histopatologi terhadap jaringan yang dieksisi tersebut, bisa merupakan kesalahan yang serius karena karsinoma papila, kadang memberikan tanda-tanda klinis yang serupa.F. Augmentasi dengan hidroksiapatit(HA)Augmentasi linggir alveolar adalah suatu prosedur bedah untuk memperbaiki bentuk dan ukuranlinggir alveolar dalam persiapan untuk menerima danmempertahankan protesa gigiTerdapat beberapa cara untuk menambah ketinggian linggir alveolar, yaitu :Penambahan dengan menggunakan hidroxilapatit (HA). Hidroxilapatit merupakan suatu bahanalloplastik yang HA yang relatif biokompatibel, non-biodegradasi, osteokonduktif, danosteofilik, tetapi non-osteogenik, dan mempunyai partikel granular yang halus, tersusun secarateratur ataupun tidak. Secara kimiawi, mirip dengan kalsium fosfat yang menyusun email atautulang.Insersi bahanini segera padatempat bekas pencabutan menunjukkan hasil klinis danlaboratoris yang baik dalam mempertahankan linggir alveolar.Terdapat beberapa pendapat lain mengenai cara untuk menambah ketinggian linggir alveolar, yaitu :

1) Cangkok tulang autogenous, tulang dapat diperoleh dari crista iliaca atau tulang iga. Cristailiaca member fasilitas tulang konselus lebih banyak dan dengan kemampuan osteogenik lebihbaik disbanding tulangiga. Cangkokancrista iliaca biasanya bersifat unikortikal dan lebihcocokuntuk rahang atas dimana adaptasi dan konturing tidak begitu ditekankan. Cangkokan tulang igabiasanyadiambilsecaralongitudinaldandiukurkanmelintangsebelumdiadaptasikanpadamandibula. Cangkokan tulang distabilisasi dengan pengawetan langsung (transoseus) padalinggir residual rahang atas maupun rahang bawah

2) Osteotomi, yaitu Visor Osteotomi atau Sandwich Osteotomi

3) Penambahan dengan menggunakan hidroxilapatit (HA). Hidroxilapatit merupakan suatu bahanalloplastik yang HA yang relatif biokompatibel, non-biodegradasi, osteokonduktif, danosteofilik, tetapi non-osteogenik, dan mempunyai partikel granular yang halus, tersusun secarateratur ataupun tidak. Secara kimiawi, mirip dengan kalsium fosfat yang menyusun email atautulang.Insersi bahanini segera padatempat bekas pencabutan menunjukkan hasil klinis danlaboratoris yang baik dalam mempertahankan linggir alveolar.

Indikasi untuk augmentasi tulang adalah: kelainan kraniofasial cleft fasial. Pasien pada kasus ini sering mengalami hipoplasia maksila. Bahkan setelahperbaikansumbingnyadanperawatanortodontik,defisiensimaksilayangparahmasihtetap ada. Augmentasi tulang secara eksternal dapat memperlambat ekspansi padajaringan sekitarnya, sehingga tubuh bisa mengakomodasi posisi baru maksila. defisiensi linggir alveolar trauma kompleks anomali dengan defisiensi maksila, misalnya kasus sindrom Crouzon atau sindromPfeiffer kekurangan tulang alveolar. Kekurangan tulang alveolar mungkin merupakan hasil darikeadaan, seperti trauma avulsi gigi insisivus rahang bawah atau cacat bawaan. bila daerah yang mendukung protesa dari linggir yangatropi yang besar tidak bisa dibaikidengan vestibuloplastiG. Transplantasi tulang/bone graft

Graft adalah suatu bagian jaringan yang diambil dari satu tempat dan ditransplantasikan ke tempat lain, baik pada individu yang sama maupun yang berlainan. Tujuannya adalah untuk memperbaiki suatu cacat yang disebabkan oleh penyakit, kecelakaan, atau anomaly pertumbuhan dan perkembangan. Dilihat dari asal donor, ada beberapa macam bone graft, yaitu xenograft, allograft, autograft, alloplastic graft. Sedangkan materi augmentasi dapat dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:

1. Autogenus

Merupakan bone graft yang diambil dari tubuh pasien itu sendiri. Merupakan gold standard dalam pemilihan bone graft. Kelemahan jenis ini antara lain karena jumlahnya yang terbatas, meninggalkan resiko kehilangan daerah dan menambah waktu operasi, dan menyebabkan morbiditas pada daerah donor.

2. Allogenik

Merupakan bone graft yang berasal dari spesies yang sama dari genetic yang berbeda. Terdapat tiga bentuk allograft yaitu fresh frozen, freeze-dried,dan demineralized freeze-dried bone. Pada umumnya bone allograft dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu donor hidup dan donor jenazah.3. Xenogenik

Merupakan bone graft yang berasal dari spesies yang berbeda, dalam hal ini diambil dari sapi. Kekurangannya adalah dapat menyebabkan reaksi imun yang berat karena perbedaan molekul antara jaringan pada spesies yang berbeda dan hasilnya kurang memuaskan.

4. alloplastik

merupakan bone graft yang berasal dari jaringan sintetis yang terbagi dalam tiga jenis, yaitu hidroksiapatit, keramik, dan polimer.

Tulang mencangkok adalah prosedur pembedahan yang menggantikan tulang yang hilang dalam rangka untuk memperbaiki patah tulang yang sangat kompleks, menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan untuk pasien, atau gagal untuk menyembuhkan benar.

Tulang umumnya memiliki kemampuan untuk meregenerasi sepenuhnya tapi membutuhkan ruang fraktur yang sangat kecil atau semacam perancah untuk melakukannya. Cangkok tulang mungkin autologus (tulang dipanen dari tubuh pasien sendiri, sering dari krista iliaka), allograft (tulang kadaver biasanya diperoleh dari bank tulang), atau sintetis (sering dibuat dari hidroksiapatit atau zat alami dan biokompatibel lainnya) dengan sejenis sifat mekanik ke tulang. Kebanyakan cangkok tulang diharapkan akan diserap kembali dan diganti sebagai tulang alami menyembuhkan dari waktu ke waktu beberapa bulan.

Prinsip-prinsip yang terlibat dalam cangkok tulang sukses termasuk osteoconduction (membimbing pertumbuhan reparatif dari tulang alami), osteoinduction (mendorong sel berdiferensiasi menjadi osteoblas aktif), dan osteogenesis (hidup sel-sel tulang dalam bahan cangkok berkontribusi untuk remodeling tulang). Osteogenesis hanya terjadi dengan autograft jaringan dan tulang seluler allograft matriks, seperti Trinity ELITE (MTF / Orthofix) dan Osteocel ditambah.

H. Vestibuloplasty

Vestibuloplasty, suatu tindakan bedah yang bertujuan untuk meninggikan

sulkus vestibular dengan cara melakukan reposisi mukosa , ikatan otot dan

otot yang melekat pada tulang yang dapat dilakukan baik pada maksila

maupun pada mandibula dan akan menghasilkan sulkus vestibular yang

dalam untuk menambah stabilisasi dan retensi protesa. Vestibulum dangkal

dapat disebabkan resorbsi tulang alveolar, perlekatan otot terlalu tinggi,

adanya infeksi atau trauma.

Vestibuloplasti adalah prosedur penambahan lingir yangrelatif. Tujuannya adalah membuat permukaan lingir yang ada meningkat sehingga permukaan yang digunakan untuk menahan protesa menjadi lebih besar. Hal ini sering dilakukan dengan jalan migrasi apikal dari mukosa bukal (split thickness flap). Cacat pada permukaan periosteum yang terjadi diharapkan sembuh dengan membentuk jaringan granulasi atau re-epitelisasi, atau ditutup dengan flap mukosa yang digeser, atau cangkokan mukosa atau kulit. Prosedur vestibuloplasti dikelompokkan berdasarkan luasnyatotalatausebagian.

I. Vestibuloplasti total rahang bawah

Pendekatan standar vestibuloplasti total mandibula biasanya mencangkup merendahkan sulkus lingual dan memerlukan rawat inap. Pemilihan pasien sangatlah penting karena atropi yang berlebihan tidak memberikan ketinggian dan lebar lingir yang memadai, sehingga prosedur untukpeninggian absolutseperti penambahan lingir merupakan indikasi. Sebelum dilakukan pembedahan, dibuat sendok cetak akrilik yang digunakan untuk mendapatkan cetakan dari daerah yang sudah dipersiapkan yang juga bertindak sebagaistentuntuk membawa cangkokan kulit. Pada mulanya insisi dibuat tepat di lingual dari puncak lingir residual. Dengan diseksi supraperiosteal, mukosa disingkapkan ke lingual untuk memaparkan m.mylohyoideus, yang dipisahkan pada bagian di dekat origonya pada linea milohioidea. M. genioglossus direseksi sebagian pada origonya, biasanya kurang lebih sepertiga sampai setengah ketinggiannya. Periosteum bukal dibedah dengan jalan mendiseksi mukosa dengan membuat insisi kedua yang terletak di bukal dari puncak lingir. Keberadaan n. mentalis juga harus diperhatikan.

II Reposisi flap ke apikal

Dengan menggunakan penusuk, jahitan dimasukkan lewat tepi anferior mandibula untuk menekan flap lingual ke bukal dan dengan efektif mereposisi kedua flap kearah apikal. Cangkokan kulit yang tipis didapatkan dari daerah yang relatif tidak berambut (biasanya kulit paha) dan diadaptasikan pada cetakan kompound dari daerah operasi yang dilapisi gutta percha (protaform). Stent tersebut di jahit dengan jahitan atau kawat yang mengelilingi mandibula (sirkum-mandibula). Sesudah 7-8 hari stent dilepas dan cangkokan dievaluasi. Biasanya terdapat 80-90% dari cangkokan kulit mengelupas. Protesa pasien direlining dan segera dipasang. Cangkokan kulit secara efektif menghalangi migrasi ulang dari mukosa dan perlekatan otot yang telah direposisi kearah oklusal.

III Vestibuloplasti subtotal

Vestibuloplasti bisa dimodifikasi sesuai dengan luas dan sifat dari cangkokan. Vestibuloplasti segmental terbatas pada regio anterior bawah yang menggunakan flap bukal yang ditransposisikan, atau cangkokan mukosal yang diambil dari palatum. Kadang-kadang pada lengkung rahang atas vestibuloplasti dilakukan tanpa cangkokan, dan penyembuhan terjadi dengan granulasi dan re-epitelisasi. Prosedur ini memerlukan diseksi apikal supraperiosteal yang luas, karena setengah dari ketinggian lingir yang didapat biasanya akan hilang pada akhir tahun pertama.

Tidak semua keadaan sulkus vestibular dangkal dapat dilakukan

vestibuloplasty tetapi harus ada dukungan tulang alveolar yang cukup untuk

mereposisi N. Mentalis, M. Buccinatorius dan M. Mylohyiodeus. Banyak faktor

yang harus diperhatikan pada tindakan ini antara lain : Letak foramen

mentalis, Spina nasalis dan tulang malar pada maksila.

Berbagai macam teknik bedahvestibuloplastydapat digunakan antara lain submukosa vestibuloplasty,vestibuloplastydengan epitelisasi sekunder danvestibuloplastydengan transplantasi jaringan lunak.Saat ini teknikvestibuloplastydengan transplantasi jaringan lunak merupakan pilihan yang paling sering digunakan pada kasus resorpsi alveolar berlebih karena hasilnya yang memuaskan untuk mendapatkan vestibulum yang dalam yang dapat meningkatkan retensi dan stabilisasi.

Macam-macam tehnik vestibuloplasty :

Vestibuloplaty submukosa

Vestibuloplasty dengan cangkok kulit pada bagian bukal

Vestibuloplasty dengan cangkok mukosa yang dapat diperoleh dari mukosa

bukal atau palatal.

I. Segmental osteotomi

osteotomi segmental memberikan pendekatan pengobatan yang penting untuk koreksi maloklusi skeletal-gigi yang seharusnya dapat diatur dengan ortodonti konvensional. Penggunaan gabungan ortodontik dan bedah ortognatik juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam koreksi cacat perkembangan dan traumatis. Perlengkapan implan sangat malpositsi mungkin tidak mengizinkan koreksi restoratif bahkan dengan peralatan prostetik kustom. Sebagai alternatif untuk penghapusan implan, yang dapat dikaitkan dengan kerusakan alveolar yang signifikan, bedah ortognatik mungkin menawarkan modalitas pengobatan untuk meningkatkan perlengkapan keselarasan, sehingga memungkinkan sebuah estetika yang lebih menguntungkan dan prostesis fungsional.

Anterior segmental osteotomiOperasi ini adalah dikenal dengan protruded lips surgery. Terutama gigi (ke-4 dari tengah, premolar pertama) Dan tulang dan gigi alveolar yang maju didorong ke dalam. Operasi ini terutama dilakukan jika rahang atas dan bawah memiliki oklusi normal dan tingkat kemajuan tinggi (lebih dari 4 ~ 5mm).

Operasi ini sering dilakukan dengan bedah rahang persegi dan pengurangan zygoma secara bersamaan. Mereka yang telah menjalani ortodontik, setelah pencabutan gigi di masa lalu, tidak bisa menggunakan metode bedah bibir dengan pencabutan gigi.

Prosedur bedah untuk Anterior Segmental Osteotomy1. Sebanyak 4 gigi (2 di setiap sisi) dicabut untuk mendorong rahang atas dan bawah.2. Selaput lendir dan tulang dikurangi dan membuat dasar ruang untuk gusi.3. Setelah mendorong tulang ke dalam, permukaan oklusal yang baru diperiksa (pasien menggigit frame ini dengan gigi atas dan bawah selama operasi).4. Jika dagu bergeser sejauh yang direncanakan, maka tulang dipatenkan.

Double-jaw Surgery for Correcting Protruded Lipsjika tingkat kemajuan tidak tinggi (kurang dari 4 ~ 5mm), dapat diperbaiki dengan cepat dengan Bedah ini. Risiko efek samping seperti kelebihan koreksi, dll dapat dikurangi oleh dokter bedah karena dapat mengontrol seberapa jauh untuk mendorong bibir selama operasi. Wajah yang tampak panjang, dan gusi yang terlihat juga dapat diperbaiki secara bersamaan.

Operasi ini jauh lebih efektif untuk memperbaiki maloklusi bibir yang maju (dengan rahang atas lebih menonjol daripada rahang bawah) daripada metode pembedahan dengan pencabutan gigi.