tugas metodologi penelitian bisnis (pengaruh knowledge management terhadap kinerja karyawan pada...

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel sebagai salah satu industri jasa yang menyediakan jasa penginapan mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga timbul banyak persaingan dalam industri ini. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak yang menyadari adanya tuntutan untuk memiliki kemampuan dalam membuat rencana pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam upaya pengembangan ini, pihak manajemen khususnya di bidang jasa seperti hotel dapat melakukan perbaikan ke dalam, yaitu dengan melakukan performance appraisal. Menurut Rivai (2005) evaluasi kinerja (performance evaluation) yang dikenal juga dengan istilah penilaian kerja (performance appraisal), performance rating, performance assessment, employee evaluation, merit, rating, efficiency rating, service rating, pada dasarnya merupakan proses yang digunakan perusahaan untuk mengevaluasi job performance. Jika dikerjakan dengan benar, hal ini akan memberikan manfaat yang penting bagi karyawan, departemen sumber daya manusia, maupun bagi hotel itu sendiri (Kosasih, 2007). 1

Upload: alfred-luhulima

Post on 18-Aug-2015

37 views

Category:

Business


4 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hotel sebagai salah satu industri jasa yang menyediakan jasa penginapan

mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga timbul banyak persaingan

dalam industri ini. Di masa krisis yang melanda seperti saat ini, banyak pihak

yang menyadari adanya tuntutan untuk memiliki kemampuan dalam membuat

rencana pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam upaya

pengembangan ini, pihak manajemen khususnya di bidang jasa seperti hotel

dapat melakukan perbaikan ke dalam, yaitu dengan melakukan performance

appraisal. Menurut Rivai (2005) evaluasi kinerja (performance evaluation) yang

dikenal juga dengan istilah penilaian kerja (performance appraisal), performance

rating, performance assessment, employee evaluation, merit, rating, efficiency

rating, service rating, pada dasarnya merupakan proses yang digunakan

perusahaan untuk mengevaluasi job performance. Jika dikerjakan dengan benar,

hal ini akan memberikan manfaat yang penting bagi karyawan, departemen

sumber daya manusia, maupun bagi hotel itu sendiri (Kosasih, 2007).

Knowledge management menjadi bidang yang penting dalam proses

pembelajaran sebuah organisasi. Pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi harus

mampu memberikan kemajuan bagi organisasi itu sendiri. Untuk itu dibutuhkan

pengentahuan manajemen yang kuat agar mengakar disetiap individu dalam

organisasi dan tidak hilang begitu saja dengan didukung infrastuktur dan

teknologi untuk penyebaran informasi dilingkungan organisasi.

Lebih lanjut kinerja karyawan akan mencapai hasil yang lebih maksimal

apabila didukung dengan knowledge yang dimiliki. Setiap karyawan diharapkan

dapat terus menggali pengetahuannya dan tidak hanya bergantung atau terpaku

pada sistem yang ada. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap karyawan

mempunyai peran di dalam meningkatkan perusahaannya Seperti yang dikatakan

1

oleh Fatwan (2006), faktor yang mempengaruhi lingkungan bisnis saat ini bukan

lagi era informasi, tetapi sudah beralih ke era pengetahuan (Kosasih,2007).

Untuk menghasilkan kinerja yang baik, maka perusahaan membutuhkan

sistem yang baik pula. Sistem ini bukan hanya peraturan atau standar yang ada

melainkan juga melibatkan pihak-pihak yang terkait langsung yaitu sumber daya

manusianya. Salah satu sistem manajemen yang menawarkan suatu disiplin yang

memperlakukan intelektual sebagai aset yang dikelola adalah knowledge

management (Honeycutt, 2002), yang diukur dengan 3 variabel yaitu personal

knowledge, job procedure, dan technology. Dalam prakteknya knowledge

management dapat menjadi petunjuk tentang pengelolaan asset perusahaan yang

menjadi pilar perusahaan dalam menciptakan nilai. Perusahaan perlu mengetahui

sejauh mana knowledge management berperan didalam meningkatkan kinerja

karyawan khususnya di indusrti perhotelan.

Knowledge management merupakan aspek penting yang harus dimiliki oleh

organisasi untuk meningkatkan kinerja. Untuk dapat bertahan dalam persaingan,

organisasi harus mampu mengelola pengetahuan (knowledge). Knowledge

management diperlukan oleh setiap organisasi untuk meningkatkan kinerja

karyawannya. Menurut Halawi (2008) bahwa untuk bertahan dalam kompetisi,

organisasi perlu memiliki pengetahuan yang cukup dan mampu mengelola

pengetahuan tersebut menjadi sumber daya yang merupakan keunggulan

organisasi. Dalam lingkungan yang didukung oleh pengetahuan, pekerja akan

memiliki hubungan yang berbeda dengan pekerja lainnya. Selain itu, dengan

pengetahuan diharapkan pekerja akan memiliki cara kerja dan meningkatkan

kinerja yang lebih efektif, efisien, dan inovatif (Halawi, 2008).

2

1.2 Rumusan Masalah

Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah adanya pengaruh antara knowledge management terhadap kinerja

karyawan pada Departemen Front Office Swissbell Manokwari Hotel ?

2. Bagaimana penerapan antara knowledge management terhadap kinerja

karyawan pada Departemen Front Office Swissbell Manokwari Hotel ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan pertanyaan penelitian diatas,

maka tujuan proposal ini adalah :

1. Untuk menganalisis dan menguji pengeruh penerapan antara knowledge

management terhadap kinerja karyawan pada Departemen Front Office

Swissbell Manokwari Hotel ?

2. Untuk menganalisis dan menguji faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan

pada Departemen Front Office Swissbell Hotel Manokwari ?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penyusunan proposal ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Pimpinan Swissbell Manokwari Hotel, penelitian ini diharapkan dapat

menjadi bahan masukan bagi para pimpinan manejerial untuk lebih

meningkatkan mutu pelayanan pada Swissbell Hotel Manokwari.

2. Pada Peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan menjadi sumber referensi

bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian yang sama namun pada

tempat atau objek yang berbeda.

3. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan menjadi pengaplikasian ilmu yang

diperoleh secara khusus tentang knowledge management.

3

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang disusun meliputi Bab I yaitu Pendahuluan, yang

berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan, manfaat

penelitian. Sedangkan pada Bab II akan membahas tentang landasan teori yang

berisi : Penelitian terdahulu, Kerangka berpikir dan Hipotesis. Dan Bab III yaitu

metode penelitian yang berisi : jenis penelitian, populasi dan sampel, teknik

pengambilan sampling, sumber data, instrument penelitian dan analisis data.

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Knowledge Management

Knowledge management menjadi guidance atau petunjuk tentang pengelolaan

intangible assets atau asset yang tak terbatas dan yang menjadi pilar perusahaan

dalam menciptakan nilai (dari produk/ jasa/ solusi) yang ditawarkan perusahaan

kepada pelanggannya. Oleh karena itu, pemahaman mengenai nilai buku

perusahaan harus disertai dengan pemahaman nilai intangible assets perusahaan.

Jenis penerapan knowledge management ada dua, yaitu:

1. Tacit KnowledgePada dasarnya tacit knowledge bersifat personal, dikembangkan melalui

pengalaman yang sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo et

al., 2004). Berdasarkan pengertiannya, maka tacit knowledge dikategorikan

sebagai personal knowledge atau dengan kata lain pengetahuan yang

diperoleh dari individu (perorangan). Menurut Bahm (1995:199) penelitian

pada sifat dasar pengetahuan seketika mempertemukan perbedaan antara

knower dan known, atau seringkali diartikan dalam istilah subject dan object,

atau ingredient subjective dan objective dalam pengalaman (Kosasih, 2007).

Pengalaman yang diperoleh tiap karyawan tentunya berbeda-beda

berdasarkan situasi dan kondisi yang tidak dapat diprediksi. Definisi

experience yang diambil dari kamus bahasa Inggris adalah the process of

gaining knowledge or skill over a period of time through seeing and doing

things rather than through studying. Yang artinya proses memperoleh

pengetahuan atau kemampuan selama periode tertentu dengan melihat dan

melakukan hal-hal daripada dengan belajar (Kosasih, 2007).

5

2. Explicit knowledge

Explicit knowledge bersifat formal dan sistematis yang mudah untuk

dikomunikasikan dan dibagi (Carrillo et al, 2004). Penerapan explicit

knowledge ini lebih mudah karena pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk

tulisan atau pernyataan yang didokumentasikan, sehingga setiap karyawan

dapat mempelajarinya secara independent. Explicit knowledge dalam

penelitian ini adalah job procedure dan technology. Job procedure adalah

tanggung jawab atau tugas yang bersifat formal atau perintah resmi atau cara

melakukan hal-hal.

Menurut Anshori (2004) dalam Kosasih (2004) selaku pihak yang

mencetuskan knowledge management, salah satu bentuk konkret dari explicit

knowledge adalah standard operation procedure. Standard operation

procedure atau prosedur pelaksanaan dasar dibuat untuk mempertahankan

kualitas dan hasil kerja, dimana tugas-tugas akan semakin mudah dikerjakan

dan tamu akan terbiasa dengan sistem pelayanan yang ada. Teknologi

merupakan salah satu elemen pokok yang terdapat pada knowledge

management, dikenal sebagai media yang mempermudah penyebaran explicit

knowledge.

Salah satu teknologi paling mutakhir yang saat ini digunakan oleh

banyak perusahaan untuk proses penyebaran knowledge adalah intranet,

dimana hal ini didasarkan pada kebutuhan untuk mengakses knowledge dan

melakukan kolaborasi, komunikasi serta sharing knowledge secara on line.

Intranet atau disebut juga internal internet merupakan salah satu bentuk

teknologi yang diterapkan pada usaha perhotelan. Intranet menawarkan

kesempatan untuk menggunakan telekomunikasi yang maju yang telah

dikembangkan dari internet.

6

2.2 Kinerja Karyawan

Kinerja merupakan hasil kerja atau karya yang dihasilkan oleh masing-masing

karyawan untuk membantu badan usaha dalam mencapai dan mewujudkan tujuan

badan usaha. Pada dasarnya kinerja dari seseorang merupakan hal yang bersifat

individu karena masing-masing dari karyawan memiliki tingkat kemampuan

yang berbeda. Kinerja seseorang tergantung pada kombinasi dari kemampuan,

usaha, dan kesempatan yang diperoleh (Dale, 1992:3). Menurut Bernardin dan

Russel (1993:382) terdapat 6 kriteria untuk menilai kinerja karyawan, yaitu:

1. Quality

Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara yang ideal di dalam

melakukan aktifitas atau memenuhi aktifitas yang sesuai harapan.

2. Quantity

Jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui nilai mata uang, jumlah unit,

atau jumlah dari siklus aktifitas yang telah diselesaikan.

3. Timeliness

Tingkatan di mana aktifitas telah diselesaikan dengan waktu yang lebih

cepat dari yang ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada untuk

aktifitas lain.

4. Cost effectiveness

Tingkatan dimana penggunaan sumber daya perusahaan berupa manusia,

keuangan, dan teknologi dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang

tertinggi atau pengurangan kerugian dari tiap unit.

5. Need for supervision

Tingkatan dimana seorang karyawan dapat melakukan pekerjaannya tanpa

perlu meminta pertolongan atau bimbingan dari atasannya.

6. Interpersonal impact

Tingkatan di mana seorang karyawan merasa percaya diri, punya keinginan

yang baik, dan bekerja sama di antara rekan kerja.

7

2.3 Penelitian Terdahulu

1. Kosasih (2007)

Pengaruh knowledge management terhadap kinerja karyawan pada

Depatemen Front Office Surabaya Plaza Hotel. Dari keseluruhan analisis

yang telah dilakukan, penulis dengan menggunakan regresi linier berganda

dan dibantu Analisis Path dengan menggunakan permodelan SEM

(Structure Equation Modelling), serta menemukan bahwa adanya pengaruh

langsung antara job procedure ke kinerja sehingga menunjukan arah yang

posistif namun nilainya sangat kecil yaitu sebesar 0,099. Namun apabila

melihat pengaruh secara total antara personal knowledge dan job procedure

ke kinerja maka perolehan nilainya akan lebih tinggi, dengan pertimbangan

sebagai berikut :

Pengaruh total terhadap kinerja = (o,561 x 0,099) + 0,499 = 0,555,

yang artinya job procedure yang di imbangi dengan personal knowledge

akan memberikan pengaruh yang baik bagi kinerja karyawan hotel.

Menurut Kosasih (2007) secara keseluruan implementasi knowledge

management di Surabaya Plaza Hotel sudah cukup baik, hal ini juga dapat

dilihat dari program-program yang ada dan menawarkan bentuk pelatihan

atau training agar karyawan diberi kesempatan untuk mengembangan

pengetahuan yang dimilikinya. Program lain yang diadakan yaitu sharing

best practices yang menjadi wadah bagi para karyawan untuk melakukan

transfer knowledge demi peningkatan kinerja hotel.

2. Warouw (2014)

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu tentang Pengaruh Knowledge

Management terhadap Kinerja Operasional pada PT BTN (PERSERO)

TBK. Cabang Manado, diperoleh data penelitian sebagai berikut :

berdasarkan data yang diperoleh, koefisien determinasi digunakan untuk

mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat

(Y) dan koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan variabel

8

bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Pengaruh antara teknologi, job

procedure dan personal knowledge dapat dilihat melalui koefisien korelasi.

Hasil koefisien korelasi atau R sebesar 0,723 hal ini menunjukkan bahwa

pengaruh teknologi, job procedure dan personal knowledge terhadap

Kinerja operasional, mempunyai pengaruh yang positif yaitu sebesar 72,3%

. Hasil Koefisien Determinasi atau R square adalah Nilai Adjusted R

Square (Adj R2) adalah sebesar 0,492. Hal ini berarti bahwa besarnya

peran atau kontribusi secara bersama-sama atau simultan dari variabel X1

atau Teknologi, X2 atau Job procedure, koefisien regresi X3 atau Personal

knowledge, adalah sebesar 0,492 atau 49,2%. Sedangkan sisanya (100% -

49,2% = 50,8%) yaitu sebesar 50,8% dijelaskan oleh variabel lainnya atau

sebab lainnya di luar model penelitian.

3. Fitriasmi (2010)

Berdasarkan hasil penelitian tentang evaluasi kesuksesan aplikasi

knowledge management dalam organisasi memperoleh hasil sebagai

berikut: Kualitas sistem berhubungan positif terhadap penggunaan sistem.

Hasil perhitungan software Smart PLS 2.0 menunjukkan bahwa faktor

kualitas pengetahuan berpengaruh positif signifikan terhadap penggunaan

system dengan koefisien beta sebesar 0,314737 dan t value sebesar

2,719701. Hal ini berarti, hipotesis pertama terdukung. Hal ini sesuai

dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh DeLone dan McLean

(2003); Almutairi dan Subramanian (2005); Sabherwal et al. (2007);

Halawi et al. (2008) dalam Warouw (2014) yang menunjukkan bahwa

kualitas sistem berpengaruh positif terhadap penggunaan sistem.

Hal ini berarti semakin berkualitas sistem, maka akan semakin

meningkatkan penggunaan sistem. Hal ini didukung oleh indikator-

indikator pengukur yang signifikan, yang menunjukkan bahwa sistem yang

user friendly, adanya ketersediaan sistem, akses yang cepat, terintegrasi,

memiliki fitur yang menarik, dan memiliki fungsi kegunaan menstimulus

9

pengguna untuk terus menggunakan sistem K-Lynx. Konteks penelitian ini

adalah bank sentral dengan karyawan yang mempunyai tingkat kesibukan

cukup tinggi, sehingga perlu adanya sistem yang dapat mereka akses setiap

saat. Liu (2003) berpendapat bahwa tuntutan syarat kualitas sistem oleh

pengguna akan beragam tergantung pada perbedaan tugas, tipe bisnis, dan

lain-lain. Hal ini berarti bahwa K-Lynx mampu memenuhi tuntutan-

tuntutan yang dipersyaratkan oleh pengguna, sehingga penting bagi Bank

Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas sistem K-Lynx.

2.4 Kerangka Berpikir

H1

H2

H3 H4

Sumber : Warouw (2014)

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

10

Personal Knowledge (X1)

Job Procedure (X2)

Technology (X3)

Kinerja Karyawan (Y)

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori di atas, dan penelitian terdahulu maka disusun hipotesis

sebagai berikut :

H1 : Personal knowlegde diduga berpengaruh terhadap kinerja karyawan

Swisbell Manokwari Hotel,

H2 : Job procedure diduga berpengaruh terhadap kinerja karyawan Swissbell

Manokwari Hotel,

H3 : Technology diduga berpengaruh terhadap kinera karyawan Swissbell

Manokwari Hotel,

H4 : Personal knowledge, job procedure dan technology di duga secara

bersama-sama berpengaruh pada kinerja karyawan Swissbell Manokwari

Hotel.

11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian penjelasan

(explanatory research) dengan metode kuantitatif. Lokasi peneliitian yang akan

dilakukan oleh peneliti yaitu pada Swissbell Manokwari Hotel. Sasaran yang

menjadi objek peneliti yaitu karyawan yang telah bekerja selama minimal 1

tahun dan menempati Departemen Front Office pada Swissbell Manokwari

Hotel.

3.2 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh kumpuan elemen yang menunjukan ciri-ciri tertentu

yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan. Populasi juga dapat

diartikan sebagai wujud keneralisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Kumpulan

elemen atau objek maupun subjek itu menunjukan jumlah, sedangkan cirri-

ciri tertentu menunjukan karakteristik dari kumpulan itu (Sanusi, 2011 dalam

Warouw, 2014). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh

karyawan Departemen Front Office Swissbell Manokwari Hotel.

2. Sampel

Sampel merupajan sebagian dari populasi yang mempunyai karakteristik

hendak diteliti atau diduga (Djarwanto, 1994 dalam Warouw, 2014). Sampel

yang baik adalah sampel yang kesimpulanya dapat dikenakan pada populasi

yaitu sampel yang dapat menggambarkan keadaaan karakteristik populasi.

metode yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu

menggunakan teknik pengambilan sampel secara non probabilitas yaitu

teknik pengambilan sampel yang ditentukan berdasarkan pertimbangan oleh

12

penelitii. Sedangkan dalam penarikan sampelnya, peneliti menggunakan cara

purposive sampling atau judgment sampling yang merupakan cara penarikan

sampel berdasarkan kriteria yang paling baik dalam menetapkan sampel

penelitian (Kundjojo, 2009). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu

karyawan yang telah berkerja minimal 1 tahun dan menempati Departemen

Front Office pada Swissbell Manokwari Hotel.

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitan ini adalah metode nonprobability

sampling atau pengambilan sampel secara non probabilitas yaitu teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang sama

bagi setiap unsur untuk dipilih menjadi sampel. Teknik penarikan sampel dalam

penelitian ini dengan menggunakan cara purposive sampling atau penarikan

sampel yang dilakukan dengan memilih subjek penelitian berdasarka kriteria

spesifik yang ditetapkan oleh peneliti (Kundjojo, 2009), atau pengambilan

sumberdata dengan pertimbangan tertentu berdasarkan hasil yang diharapkan

(Sugiyono, 2014).

3.4 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabelnya

1. Personal knowledge adalah pengetahuan yang diperoleh karyawan room

division berupa pengalaman baik dari kejadian sehari-hari ataupun dari

sumber lainnya (Carrillo, 2004 dalam Warouw 2014). Indikatornya adalah :

a. Ide, artinya seberapa jauh seseorang peka terhadap suatu informasi yang

kemudian mengembangkan informasi tersebut menjadi ide atau

kreativitas.

b. Community & networks, dengan mempunyai komunitas, orang dapat

membangun dan memelihara jaringan serta dapat bertukar informasi dan

ide.

13

2. Job procedure adalah tanggung jawab atau tugas yang harus dijalankan oleh

karyawan roomdivision berdasarkan Standard Operation Procedure yang ada

dan sifatnya formal (Carrillo, 2004 dalam Warouw 2014). Indikatornya

adalah :

a. Ekspektasi, hal ini hampir sama dengan target, dengan sedikit membuat

target lebih dari rata-rata.

b. Peningkatan kinerja, karyawan akan meningkatkan kinerja lebih baik dari

yang sudah ditentukan.

c. Pelatihan, Pelaksanaan prosedur kerja yang sesuai dengan ekspektasi

harus bersamaan dengan pelatihan yang baik dari manajer, agar orientasi

dari prosedur kerja dapat tercapai.

3. Technology adalah media penyebaran informasi melalui sarana intranet yang

digunakan untuk mendukung tiap kegiatan kerja didalam perusahaan

(Carrillo, 2004 dalam Warouw 2014). Indikatonya adalah:

a. Pemahaman intranet sudah baik

b. Frekunsi pengunaan intranet

c. Fasilitas intranet dalam bekerja

4. Kinerja karyawan (Y) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2005:47

dalam Warouw, 2014). Indikatornya adalah :

a. Kualitas

b. Kuantitas

c. Ketepatan waktu

d. Efisiensi

e. Standar Prosedur kerja

14

3.5 Pengujian Insrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Uji Validitas Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. Uji signikasikasi dilakukan dengan

membandingkkan nilai r hitung (nilai Corrected Item - Total Correlation

pada output Cronbach Alpha) dengan nilai r tabel untuk degree of freedom

(df) = n - k, dalam hal ini n merupakan jumlah sampel dan k merupakan

jumlah variabel independen. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah

atau tidaknya satu kuesioner. Satu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan

pada pertanyaan kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur

oleh kuesioner tersebut (Warouw, 2014).

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsistensi konstruk atau indikator

(variabel) penelitian. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari

waktu ke waktu. Pengukuran reabilitas dapat dilakukan dengan one shot atau

pengukuran sekali saja. Untuk menguji keandalan kuesioner yang digunakan,

maka dilakukan analisis reliabilitas berdasarkan koefisien Alpha Cronbach.

Koefisien Alpha Cronbach menafsirkan korelasi antara skala yang dibuat

dengan semua skala indikator yang ada dengan keyakinan tingkat kendala.

Indikator yang dapat diterima apabila koefisien alpha diatas 0,60 (Warouw,

2014).

15

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk

mengumpulkan data. Beberapa teknik pengumpulan data yang biasa digunakan

adalah :

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya

menyangkut sikap dari responden, namun juga dapat digunakan untuk

merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi dan kondisi), (Kundjojo,

2009). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari

perilaku manusi, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada

responden yang tidak telalu besar.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data mmaupun

peneliti terhadap narasumber atau sumber data (Kundjojo, 2009)

3. Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang

dijadikan responden untuk dijawabnya (Kundjojo, 2009)

3.7 Analisis Data

1. Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk meneliti pengaruh dari beberapa

variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel Y)

(Ghozali, 2005:81). Pada regresi berganda variabel independen (variabel X)

yang diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel dependen (variabel Y),

jumlahnya lebih dari satu. Adapun formula yang digunakan dalam metode

analisis regresi berganda adalah sebagai berikut:

16

Y = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 +e i

Keterangan :

Y : Kinerja operasional

α : Konstanta

b1, b2, b3 : Koefisien masing-masing faktor

X1 : Technology

X2 : Job procedure

X3 : Personal knowledge

e : Standard error

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolineritas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Dallam model regresi

yang digunakan ditemukan adanya hubungan antara variable bebas.

Dalam permodelan regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel bebas (Ghozali, 2005).

b. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regres

yang digunakan tidak ditemukannya persamaan variabel dari satu

pengamatan ke pengamatan yang lain, maka disebut heteroskedastisitas

(Ghozali, 2009).

c. Uji Normalitas

Pengujian asumsi ini digunakan untuk menguji apakah variabel

dependen/ variabel indenpenden atau keduanya merupakan sebuah

moedel regresi yang mempunyai distribusi yang normal atau sebaliknya.

Model regresi yang baik dan dapat digunakan adalah yang memili

distribusi data yang normal (Ferdinand, 2012).

17

3. Goodness of Fit Regression Modelling

Pengujian ini dilakukan untuk mengukur ketepatan dari fungsi regresi sampel

yang digunakan menaksir nilai secara actual melalui metode statistik, dengan

cara mengukur nilai koefisien determinasi, yaitu nilai statistik F dan nilai

statistik t (Ghozali, 2005).

a. Uji F (Uji koefisien regresi secara bersama-sama)

Uji F adalah uji yang digunakan untuk menguji dan menunjukkan apakah

semua variabel independen (X1: teknologi; X2: job procedure; X3:

personal knowledge) yang dimasukkan ke dalam model secara simultan

atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Y:

kinerja operasional) (Ghozali 2005:83). Menentukan F tabel dan F hitung

dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikasi sebesar

5% (α = 0,05).

b. Uji t (Uji koefisien regresi secara parsial)

Uji t yaitu suatu uji yang digunakan untuk mengetahui signifikansi

pengaruh variabel independen (X1: teknologi; X2: job procedure; X3:

personal knowledge) secara parsial atau individual terhadap variabel

dependen (Y: kinerja operasional).

18

DAFTAR PUSTAKA

Fitriasmi, Sebtina Mulya. 2010. Evaluasi Kesuksesan Aplikasi Knowledge Management Dalam Organisasi, Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 1, No. 1, 18-26

Kuncoro, Mudjarad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Kosasih, Natalia. 2007. Pengaruh Knowledge Management Terhadap Kinerja Karyawan pada Departemen Front Office Surabaya Plaza Hotel, Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol. 3, No. 2, 81 – 87

Warouw, Boby T ; Kawet, Lodje. 2014. Knowledge Manajement Terhadap Kinerja Operasional Pada PT. BTN (PERSERO) TBK. Cabang Menado, Jurnal EMBA, Vol. 2, No. 1, 234-242

Prastowo, Andi. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Prespektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta : Ar-ruzz Media.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Cetakan. IX. Bandung : Alfabeta

19

TUGAS PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN BISNIS

PENGARUH KNOWLEDGE MANAGEMENT TERHADAP

KINERJA KARYAWAN

(STUDI KASUS DEPERTEMEN FRONT OFFICE SWISSBELL

MANOKWARI HOTEL)

Disusun oleh :

ALFRED. I. STEFANUS 2012 66 066

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PAPUA

MANOKWARI

2015

20