tugas metilllll

Download TUGAS METILLLLL

If you can't read please download the document

Upload: amalliadina8417

Post on 16-Jun-2015

1.074 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM PEMANFAATAN ENZIM PAPAIN DALAM PROSES PENGEMPUKKAN DAGING BIDANG KEGIATAN PENELITIAN Disusun oleh : Catur Puspa Nirna Fitri Tri Yulianti (B04060208) (B04060417) (B04061452)

Dina Amallia (B04060794) Ady Wibowo (B04061514)

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan Enzim Papain dalam Proses Pengempukan Daging 2. Bidang Kegiatan : PKM Penelitian 3. Bidang Ilmu : Teknologi pangan 4. Ketua Pelaksana Kegiatan Nama Lengkap : Ady Wibowo NIM/NRP : B04061514 Jurusan : Fakultas Kedokteran Hewan Universitas/Institut : Institut Pertanian Bogor Alamat/Telp./fax : Alamat email : 5. Anggota Pelaksana Kegiatan 6. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar b. NIP 7. Biaya Kegiatan Total a. Dikti b. Sumber lain 8. Jangka Waktu Pelaksanaan Menyetujui, Ketua Departemen

a. b. c. d. e. f.

: 4 orang : : : Rp : Rp 6.000.000 : Rp : 5 (lima) bulan Ketua Pelaksana Kegiatan

Adi Wibowo NIM B04061514 Wakil Rektor III, Kemahasiswaan IPB Dosen pembimbing

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan proposal kegiatan yang berjudul Pemanfaatan Enzim Papain dalam Proses Pengempukan Daging. Bidang kegiatan dari proposal ini adalah penelitian. Proposal ini kami susun sebagai langkah awal dari proses penelitian yang akan kami laksanakan selama tiga bulan di laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor. Proposal ini menggambarkan secara rinci mekanisme kerja penelitian enzim papain yang dimanfaatkan dalam proses pengempukan daging. Besar harapan kami agar proposal ini dapat terealisasi dengan baik, agar penelitian dapat segera terlaksana sesuai dengan target yang ingin dicapai. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi solusi bagi konsumen dalam mensiasati daging yang keras akibat dari kesalahan pemotongan maupun akibat dari kondisi ternak sendiri. Selain bermanfaat bagi konsumen, hasil dari penelitian ini akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas daging bagi produsen, karena selain dengan biaya yang relatif terjangkau, mekanisme kerja dari enzim papain ini sangat sederhana dan pastinya lebih efisien. Proposal ini kami susun dengan daya dan upaya yang kami miliki yang tentunya tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh sebab itu, dengan terselesaikannya proposal ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penyusunan proposal ini. Besar harapan kami agar proposal ini dapat terealisasikan dengan baik.

Bogor, 15 November 2007

Penulis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN 1. PENDAHULUAN Latar belakang masalah Perumusan masalah.. Tujuan penelitian.. Manfat penelitian.. 2. TINJAUAN PUSTAKA.. 3. METODOLOGI PENELITIAN DAFTAR PUSTAKA.. LAMPIRAN.

PENDAHULUAN Daging merupakan salah satu bahan pangan yang dibutuhkan manusia. Pada umumnya, mayarakat lebih menyukai daging yang empuk. Sebenarnya, pengempukkan daging sudah sejak dahulu dilakukan oleh nenek moyang kita, dengan menggunakan daun pepaya. Namun, hal tersebut hanya dilakukan berdasarkan pengetahuan, yaitu informasi turun-temurun, belum berdasarkan ilmu pengetahuan. Hal tersebutlah yang mendorong kami melakukan penelitian. Sifat keempukkan daging mendasari penilaian mutu daging, yaitu mudah tidaknya dikunyah. Adapun faktor yang mempengaruhi daging itu sendiri adalah tenunan pengikat, serabut daging, sel lemak diantara serabut daging, dan rigor morti daging yang terjadi setelah ternak dipotong. Sebelum pengempukkan daging dengan enzim, cara untuk memperoleh daging yang empuk dilakukan dengan pemuliaan ternak karena keempukkan daging merupakan faktor genetik, kemudian memberikan pakan yang terbaik karena pakan pembentuk tekstur tubuh, dan menyimpan daging dalam suhu yang dingin. Di Indonesia, ternak besar seperti sapi dan kerbau, umumnya digunakan sebagai ternak kerja pada waktu muda dan baru dipotong jika sudah tua. Keadaan tersebut menyebabkan daging yang dihasilkan menjadi a lot, liat dan kenyal. Daging yang tidak empuk ini membuat orang capai memakannya. Untuk mengatasi keadaan tersebut, nenek moyang kita secara naluriah telah biasa menggunakan daun pepaya untuk membungkus daging yang akan disate atau didendeng. Mereka juga biasa memasak daging yang kenyal bersama irisan buah pepaya muda. Pepaya muda mengandung enzim papain, hal inilah yang membuat daging terasa lebih empuk. Selain sebagai pengempuk daging, ia juga sebagai zat anti kanker. Semua bagian dari pepaya memiliki khasiat sehingga kami ingin mengetahui secara jelas proses kerja dari enzim papain (salah satu kandungan pepaya) sehingga mampu mengempukkan daging. Penggunaan pepaya dalam skala besar contohnya adalah produksi enzim papain. Enzim ini merupakan enzim proteolitik (enzim pemecah protein) hasil isolasi getah pepaya. Kini cara pengempukkan daging sudah maju, yaitu dengan enzim protease, bahkan enzim tersebut diproduksi dalam skala industri baik larutan maupun tepung. Ini artinya penggunaan enzim papain sudah diterim dengan baik oleh masyarakat.

PERUMUSAN MASALAH Perumusan masalah program penelitian yang akan kami laksanakan adalah untuk mengetahui seluk beluk enzim papain. Hal ini disebabkan oleh semakin seringnya penggunaan enzim dalam proses peningkatan industri pengolahan daging. Proposal ini akan menjelaskan kandungan enzim papain sehingga layak untuk digunakan dalam proses pengempukkan daging. Selain itu, mekanisme kerja enzim papain juga akan digambarkan secara rinci sebagai pedoman dalam proses penelitian. TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan yang terdapat pada enzim papain dan mengetahui mekanisme kerja enzim papain. Hal ini akan sangat bermanfaat karena akan diperoleh daging yang berkualitas tinggi dengan proses yang sederhana, biaya terjangkau dan dapat digunakan oleh semua kalangan, baik untuk industri maupun konsumsi sehari-hari. MANFAAT Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan kualitas daging yang baik dengan biaya yang relatif terjangkau baik untuk industri maupun konsumsi sehari-hari. Hal ini sangat bermanfaat karena kualitas daging sangat ditentukan oleh keempukkan daging, sedangkan untuk mendapatkan daging yang empuk harus diperoleh dari hewan yang masih muda. Oleh sebab itu, perlu adanya enzim papain yang dapat mengempukkan daging, sehingga hewan yang sudah tua pun dapat dimanfaatkan. TINJAUAN PUSTAKA Daging adalah bahan pangan bagi manusia yang kaya akan protein dan mengandung asam-asam amino yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan tubuh. (www.poultryindonesia.com,2005). Daging yang empuk dapat diperoleh dengan beberapa cara, diantaranya dengan pemuliaan ternak karena 50% dari faktor yang menentukan keempukkan daging adalah faktor genetik. Selain itu, berbagai perlakuan terhadap ternak sebelum dan sesudah disembelih merupakan faktor yang paling

berpengaruh terhadap keempukan daging. Ternak yang disembelih dalam keadaan stres akan memiliki daging yang keras. Disamping itu, cara pemberian pakan dan cara pemeraman (penyimpanan dalam suhu dingin) juga mempengarui kualitas keempukan daging. Pendinginan yang cepat setelah proses penyembelihan menyebabkan serat-serat otot mengerut dengan kuat. Terjadinya keempukan daging selama pemeraman disebabkan protein daging yang mengalami perubahan oleh enzim proteolitik dan struktur otot yang mengendur dan memanjang. Secara umum yang dimaksud dengan papain adalah salah satu enzim proteolitik yang dihasilkan dari isolasi penyadapan getah buah pepaya (Carica papaya, L.). Papain memiliki EC 3.4.4.10 yang tersusun atas 212 residu asam amino dengan berat molekul 21000 Dalton (Enot Hasanah, 2005) Pengempukan daging dapat dimanipulasi dengan berbagai proses. Diantaranya, proses pengempukan daging dengan menggunakan protease (enzim pemecah protein). Enzim protease yang paling banyak digunakan adalah enzim papain yang terdapat pada buah pepaya terutama dalam getah pepaya. Getah pepaya mempunyai kandungan enzim papain, khimopapain, dan lisozim. Berat molekul enzim papain adalah 21.000 mol dengan titik isoelektrik 8.75 dan kandungan dalam getah sebesar 10%, sedangkan berat molekul khimopapain 36.000 mol dengan titik isoelektrik 10.10 dan kadar dalam getahnya 45%. Enzim ini paling banyak terdapat pada getah pepaya dan memiliki daya kerja yang mirip dengan enzim papain. Selain itu, enzim khimopapain lebih tahan terhadap keasaman tinggi (pH 2.0) serta mempunyai daya tahan panas yang lebih besar jika dibandingkan dengan enzim yang lain. Berat molekul dari enzim lisozim adalah 25.000 mol dengan titik isoelektrik 10.50 Selain enzim papain,terdapat beberapa enzim yang dapat digunakan untuk proses pengempukkan daging, yaitu bromelin yang berasal dari nanas matang dan fisin yang berasal dari getah pohon ficus. METODOLOGI ILMIAH Berkembangnya teknologi di bidang pangan menjadi sumber inspirasi untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam buah papaya. Buah ini banyak dan memiliki kadar 20% dalam getah buah pepaya.

mengandung enzim papain yang berfungsi merusak struktur primer protein, yaitu ikatan antar asam amino pada reaksi polimer asam amino. Oleh sebab itu, diperlukan metodologi pelaksanaan sehingga diperoleh data yang akurat. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium dan rumah sakit hewan Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor dalam jangka waktu tiga bulan (urutan pelaksanaan terlampir). Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dengan sumber data primer dari hasil eksperimen dan data sekunder dari berbagai sumber yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Cara perolehan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengamatan dan eksperimen, yaitu dengan mengatur dan memberikan perlakuan tertentu kepada suatu variabel. Hipotesis dari penelitian ini adalah adanya kandungan dalam enzim papain yang berperan dalam proses pengempukkan daging. Alat yang diperlukan dalam percobaan ini adalah alat penggilingan, oven, saringan 80 mesh, alat sentrifuse, saringan bakteri (seitz filter), timbangan, tempat penampungan, jarum dan alat suntik serta pisau. Penentuan objek penelitian harus mempertimbangkan tingkat kekerasan dari daging hewan tersebut, sehingga dalam penelitian ini kami menggunakan kambing jawa yang sudah tua dan ayam kampung. Disamping itu, diperlukan juga buah pepaya muda untuk diambil getahnya, gliserin murni serta air hasil penyulingan. Desain penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu penelitian kandungan enzim papain dalam getah buah papaya muda, pembuatan tepung dan pasta papain, serta pemberian enzim papain pada objek penelitian. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang kandungan enzim papain, proses kerja enzim papain, dan aktifitas optimum enzim papain. Penelitian untuk menentukan adanya enzim papain serta kandungannya dilakukan di dalam laboratorium. Hasil dari tahap pertama ini digunakan untuk pembuatan tepung dan pasta enzim papain. Pembuatan tepung papain sebenarnya dapat secara langsung dibuat dari getah buah pepaya muda dengan cara diambil getahnya, kemudian ditampung dalam tempat penampungan sementara. Setelah terkumpul cukup banyak, dilakukan proses pengeringan getah dengan bantuan sinar matahari atau dikeringkan dengan oven pada suhu 40 hingga 50C. Proses pengeringan harus dilakukan dengan benar, agar menghasilkan tepung papain yang berkualitas. Setelah getah benar-

benar kering, dilakukan penggilingan atau penumbukkan hingga terbentuk tepung yang halus. Hasil inilah yang disebut tepung papain. Pembuatan pasta dilakukan untuk teknik pengempukan daging secara antemortem, yaitu pengempukan daging sebelum pemotongan. Cara ini dilakukan dengan menambahkan 75 gram gliserin murni pada tepung papain sebanyak 75 gram yang telah disaring hingga lolos pada saringan 80 mesh. Kemudian dilarutkan dalam air destilasi sebanyak 15000 ml, lalu disentrifuse atau diendapkan sehingga didapat larutan bening. Larutan ini disterilkan dengan saringan bakteri (seitz filter). Keaktifan enzim yang diperoleh antara 800 hingga 1500 tyrosil unit/ml. Hasil dari pembutan pasta tepung papain digunakan dalam tahap terakhir, yaitu penyuntikan objek penelitian dengan pasta enzim papain. Percobaan dilakukan pada tiga hewan ternak besar, yaitu kambing jawa yang sudah tua. Selain itu, percobaan ini dilakukan juga terhadap tiga ekor unggas, dalam hal ini peneliti menggunakan ayam sebagai objek penelitian. Masing-masing hewan coba diberi perlakuan yang berbeda dengan satu variabel kontrol negatif atau tidak diberi perlakuan apapun,variabel kedua dilakukan pengempukkan antemortem,dan variabel terakhir ditaburkannya enzim papain dalam bentuk tepung ke seluruh permukaan hewan coba yang telah dipotong atau disebut juga dengan pengempukkan postmortem. Penyuntikan terhadap objek dilakukan beberapa waktu sebelum ternak dipotong. Jumlah larutan yang disuntikkan pada ternak besar biasanya sekitar 80 hingga 120 ml dan pada unggas 2 hingga 3 ml. Hal ini didasarkan pada lamanya sirkulasi darah secara lengkap pada ternak besar, yaitu sekitar 1 hingga 2 menit dan pada unggas hanya membutuhkan waktu 2 detik. Penyuntikan pada ternak besar dilakukan pada vena jugularis dan unggas dilakukan pada vena sayap. Setelah semua hewan coba disuntikkan enzim papain, hewan segera dipotong dan dilakukan proses pemasakan agar enzim papain dapat bekerja. Hal ini dilakukan mengingat enzim papain bekerja secara aktif pada suhu tinggi. Setelah masak, dilakukan proses pemotongan pada tiap-tiap bagian dari hewan coba. Kualitas daging dapat dilihat dari segi pemotongannya, sehingga semakin mudah pemotongannya maka semakin baik kualitas daging tersebut. Keempukkan daging dapat diketahui dengan mengukur tenaga yang digunakan ketika memotong daging. Semakin tinggi tenaga yang digunakan maka

daging itu semakin keras. Metode ini dikenal dengan nama Warner-Bratzler shear force test, yaitu kekuatan (kg) yang dibutuhkan untuk memotong satu sentimeter kubik sampel daging. Output yang ingin dicapai oleh peneliti adalah didapatkannya daging yang empuk dengan enzim papain sehingga terjadi peningkatan pemanfaatan enzim papain yang berasal dari getah buah pepaya. Selain itu, diharapkan masyarakat menggunakan enzim papain untuk pengempukan daging berdasarkan ilmu pengetahuan yang benar.

GAMBARAN UMUM Enzim papain berasal dari buah pepaya, sedangkan kandungan tertinggi terdapat pada buah pepaya muda. Pepaya tergolong dalam famili caricaceae dan khas tumbuh di negara tropis. Semua bagian dari pepaya dapat dimanfaatkan dengan baik untuk kesejahteraan manusia. Mulai dari daun, buah yang masih muda maupun yang telah matang, hingga batangnya pun dapat dimanfaatkan. Buah papaya mengandung kalori 46 K, protein 0.50 gram, karbohidrat 12.20 gram, kalsium 23 mg, besi 1.7 mg, vitamin A 365 SI, vitamin B1 0.04 mg, vitamin C 78.9 mg, dan air 86.7 mg. Lebih dari lima puluh jenis asam amino terkandung dalam getah buah pepaya muda, antara lain asam aspartat, treonin, serin, asam glutamat, prolin, glisin, alanin, valine, isoleusin, leusin, tirosin, fenilalanin, histidin, lysine, arginin, triptop han, dan sistein. Dalam getah pepaya yang masih muda terdapat tiga jenis enzim, yaitu enzim papain, kimopapain dan lisozim. Enzim papain dan kimopapain ini mempunyai kemampuan menguraikan ikatan-ikatan dalam molekul protein, sehingga protein terurai menjadi polipeptida dan dipeptida. Akan tetapi, untuk proses pengempukkan daging lebih efektif menggunakan enzim papain. Keistimewaan enzim papain dalam hal ini adalah mempunyai kestabilan yang $baik pada larutan yang mempunyai pH 5.0, memiliki keaktifan sintetik serta daya tahan panas yang lebih tinggi dari enzim lain, bahkan proses pengempukan daging terjadi dalam proses pemasakan, yaitu pada suhu tinggi. Disamping itu, enzim papain memiliki kemampuan membentuk protein baru atau senyawa yang menyerupai protein disebut

dengan plastein dari hasil hidrolisis protein. Pembentukan plastein ini dapat lebih mengempukkan daging. Enzim papain akan menghidrolisis kolagen daging sehingga bentuknya menjadi kendur dan daging akan lebih empuk. Enzim papain inilah yang merombak protein (kolagen) menjadi beberapa bagian. Proses pengempukkan daging terjadi karena proteolisis pada berbagai fraksi protein daging oleh enzim. Proteolisis kolegen menjadi hidroksiprolin mengakibatkan shear force kolagen berkurang sehingga keempukan daging meningkat. Proteolis miofibril menghasilkan fragmen protein dengan rantai peptida lebih pendek. Semakin banyak terjadi proteolisis pada miofibril maka semakin banyak protein terlarut dalam larutan garam encer. Aktivitas enzim papain ditandai dengan proses pemecahan substrat menjadi produk oleh gugus histidin dan sistein pada sisi aktif enzim. Aktivasi katalitik enzim papain juga dipengaruhi oleh karakteristik getah pepaya yang digunakan untuk isolasi enzim papain serta proses pengeringan getah. Aktivasi enzim papain cukup spesifik karena papain hanya dapat mengkatalisis proses hidrolisis dengan baik pada kondisi pH serta sushu dalam kisaran tertentu. Daya proteolitik papain sangat aktif pada suasana reduktif, karena itu adanya penambahan bahan-bahan pereduksi dapat menambah aktivitas papain. (Putri Nur Sabariyyah, 2005) Penggunaan tepung enzim papain untuk pengempukan daging setelah pemotongan/ postmortem dilakukan dengan berbagai macam cara. Biasanya dilakukan dengan cara menaburkan bubuk enzim pada daging mentah,. Penggunaan tepung yang ditabur atau dioleskan pada permukaan daging menghasilkan daging yang mempunyai keempukan tidak merata, bagian luar lebih empuk dari bagian dalam maka umunnya daging ditusuktusuk terlebih dahulu sebelum diberi enzim. Daging yang telah dicampur dengan tepung enzim dapat langsung dimasak tanpa diperam terlebih dahulu. Dalam bentuk segar proses pengempukan belum terjadi. Proses pengempukan daging dengan enzim papain akan berlangsung selama proses pemasakan (enzim ini akan aktif pada suhu pemasakan). Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan merendam pada larutan enzim, dengan penyemprotan larutan enzim atau dengan penyuntikan larutan enzim di beberapa tempat pada karkas atau daging segar. Cara penggunaan enzim papain setelah pemotongan ternak memiliki kecenderungan penyebaran enzim yang tidak merata.

Pada unggas dilakukan 5 10 detik sebelum hewan dipotong. Waktu penyuntikan ini ada hubungannya dengan sirkulasi darah secara lengkap (dari jantung keseluruhtubuh kemudian kembali ke jantung lagi) pada hewan. Untuk hewan besar, sirkulasi lengkap sekitar 1 2 menit dan pada unggas hanya 2 detik. Jumlah larutan yang disuntikan kedalam ternak besar biasanya 80 120 ml dan pada unggas 2 3 ml. Papain memiliki sifat kestabilan yang relatif tinggi terhadap faktor suhu dan pH. Papain umumnya aktif pada pH 5,0 hingga 7,0 dengan titik isoelektrik 8,75 dan suhu 50 sampai 600C. keatifan papain berkurang hingga 20% apabila dipanaskan pada suhu 750C selam 30 menit dan 50% pada suhu 76 sampai 850C selama 65 menit pada pH 7,0. Aktivitas papain masih dapat dipertahankan apabila enzim tersebut distabilkan dalam bentuk kristal melalui penambahan senyawa EDTA, sistein, dan dimerkaptopropanol dengan kondisi penyimpanan pada suhu 50C selama 6 hingga 12 bulan. (Putri Nur Sabariyyah, 2005) Dari ketiga cara tersebut, pengempukkan antemortem dianggap paling efisien. Hasil dari teknik disebut dengan daging proten. Sistem peredaran darah dapat membagi dosis papain keseluruh tubuh karena jantung dapat memompa enzim keseluruh jaringan tubuh dengan proporsi yang diharapkan, jika hewan tidak jadi dipotong, ia masih dapat hidup terus karena papain dapat dikeluarkan dari tubuh hewan tersebut melalui sistem metabolismenya. Menurut Goser (1961), cara penyuntikan antemortem dianggap paling efisien karena sistem vaskuler dari hewan yang masih hidup merupakan sistem distribusi yang sempurna karena saluran peredaran darah dapat membagi dosis papain keseluruh jaringan tubuh menurut proporsi yang diharapkan. (Sutrisno Koswara dalam www.ebookpangan.com 2007) DAFTAR PUSTAKA Asmara, Reni. 2002. Pengaruh Teknik Penambahan Enzim terhadap Kecernaan Protein [skripsi]. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor Hasanah, Enok. 2005. Pengaruh Penambahan Antioksidan dan Ppengkelat Logam terhadap Aktifitas Proteolitik Enzim Papain [skripsi]. FMIPA-IPB, Bogor

Hidayat, Taufik. 2005. Pembuatan Hidrolisat Protein dari Ikan Selar Kuning dengan Menggunakan Enzim Papain [skripsi]. Fakultas Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor Koswara, Sutrisno. 2007. Tepung Getah Pepaya, Pengempukkan Daging [Artikel terhubung berkala]. http://www. Poltryindonesia.com. [16 November 2007] Menteri Negara Riset dan Teknologi. 2007. Teknologi Tepat Guna tentang Pengolahan Pangan Buah dan Sayuran, Pepaya [Artikel terhubung berkala]. http://www.iptek.net.id. [16 November 2007] Sabariyyah, Putri Nur. 2005. Pemanfaatan Enzim Papain dalam Produksi Hidrolisat Protein Susu Sapi [skripsi]. FMIPA-IPB, Bogor Shiddieqy, M. Ikhsan. 2007. Enzim [Artikel terhubung berkala]. http://wikipedia.org. [15 November 2007] . 2007. Daun Pepaya Pelarut Protein, Pengempukkan Daging [Artikel terhubung berkala]. http://wikipedia.org. [15 November 2007] Poultry Indonesia. 2007. Daging Lebih Empuk dengan Enzim [Artikel terhubung berkala].http://www.poultyrindonesia.com. [16 November 2007]

Lampiran 1. Anggaran Biaya Pendapatan Dikti Sumber lain Rp 6.000.000,00 Rp 1. 260.000,00 Rp 7. 260.000,00 Pengeluaran Kambing jawa sebanyak 3 ekor Ayam kampung sebanyak 3 ekor Buah papaya 100 kg 500.000,00 1 kg pepaya Rp 5.000,00 Gliserin murni 1 liter 20.000,00 Air suling 10.000,00 Biaya pemeliharaan objek penelitian 2.000.000,00 Alat dan jarum suntik Pembuatan Proposal : 5 x @ Rp 5.000 Biaya operasional : 5 bln x Rp 320.000 Dokumentasi Administrasi Pembuatan Laporan : 5 x @ Rp 5.000 Rp Rp 30.000,00 25.000,00 Rp Rp Rp Rp 2.400.000,00 Rp 300.000,00 Rp @ Rp 800.000,00 @ Rp 100.000,00 +

Rp 1.600.000,00 Rp Rp Rp 250.000,00 100.000,00 25.000,00 +

Rp 7.260.000,00

Lampiran 2.Urutan Pelaksanaan Penelitian ini ditargetkan selesai dalam waktu tiga bulan, sehingga untuk mencapai target tersebut diperlukan urutan pelaksanan yang jelas, antara lain sebagai berikut: Kegiatan Survey objek penelitian Persiapan bahan dan alat yang diperlukan Pembuatan tepung papain dari getah papaya Pembuatan pasta papain dari tepung papain Penyuntikan pasta papain ke dalam tubuh hewan ternak coba Bulan I Bulan II Bulan III

Lampiran 3.Metodologi Penelitian

Eksperimen di laboratorium

Penelitian kandungan enzim Peng ekstrakka n getah buah papaya muda Peng eringan Dapat menggun akan oven atau sinar matahari Peng

Di Laboratorium

Pembuatan tepung

Prose s penyarin gan terhadap tepung papain Pena mbahan gliserin murni sehingga berbentu k pasta Pelar utan pada air suling Peng endapan

Pembuatan pasta papain

Penyuntikan pasta papain pada hewan coba (antemortem)

Pemotongan hewan

Penaburan enzim papain ke seluruh permukaan daging (postmortem)