tugas merangkum

Upload: meymelvinaffany

Post on 11-Oct-2015

217 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

TUGAS MERANGKUMDRS. HERMAN DARMAWIMANAJEMEN RESIKODosen : Dr. H. Rahmat Madjid, SE. MS

M E Y Y A N AB1 B2 08 132

PROGRAM STUDI NON REGULER MANAJEMENFAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI2014BAB IK O N S E P R I S I K OA. PENGERTIAN TENTANG RISIKO

Manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Vaughan ( 1978 ) mengemukakan beberapa definisi risiko, diantaranya :

Risk is the chance of loss ( Risiko adalah kans kerugian ) ; biasanya dipergunakan menunjukan suatu keadaan di mana terdapat suatu keterbukaan ( exposure ) terhadap kerugian atau suatu kemungkinan kerugian. Risk is the possibility of loss ( Risiko adalah kemungkinan kerugian ); berarti bahwa probabilitas Sesutu peristiwa beradadi antara nol dan satu. Risk is Uncertanty ( Risiko adalah ketidakpastian ) ; bahwa uncertainty ada yang bersifat subyektif ( penilaian individu terhadap suatu risiko ) dan bersifat obyektif ( risiko dalam pengambilan keputusan ). Risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk ( kerugian ) yang tak diinginkan, atau terduka. Ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko, yang disebabkan oleh ; Jarak waktu dimulai perencanaan atas kegiatan sampai kegiatan itu berakhir. Makin panjang jarak waktu makin besar ketidakpastiannya. Keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan. Keterbatasan pengetahuan/keterampilan/tehnik mengambil kepeutusan.

B. KONSEP-KONSEP LAIN YANG BERKAITAN DENGAN RISIKO.

Konsep lain yang yang berkaitan dengan risiko adalah Peril ( bencana, Musibah ) adalah suatu peristiwa yang dapat menimbulkan suatu kerugian. Sedangkan Hazard adalah keadaan dan kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril.

Tipe-tipe Hazard : harzard adalah suatu keadaan yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril. Harzard dapat diklasifikasikan dalam 4 bentuk yaitu :1. Physical Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara fisik dari suatu obyek yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu kerugian.2. Moral Hazard, adalah suatu kondisi yang bersumber dari orang yang bersangkutan yang berkaitan dengan sikap mental atau pandangan hidup serta kebiasaannya yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu peril ataupun suatu kerugian.3. Morale Hazard , meskipun pada dasarnya setiap orang tidak menginginkan terjadinya suatu kerugian, akan tetapi karena merasa bahwa ia telah memperoleh jaminan baik atas diri maupun harta miliknya, maka seringkali menimbulkan kecerobohan atau kurang hati-hati.4. Legal Hazard, seringkali berdasarkan peraturan-peraturan ataupun perundang-undangan yang bertujuan melindungi masyarakat justru diabaikan atau pun kurang diperhatikan sehingga dapat memperbesar terjadinya suatu peril.

C. JENIS-JENIS RESIKO YANG DITANGANI MANAJER RISIKO

Kerugian potensial yang bersifat ekonomi yang harus ditangani manajer risiko dapat dikategorikan atas :a. Kerugian terhadap harta.b. Tanggung jawab terhadap pihak lain.c. Kerugian personil.

D. BIAYA-BIAYA YANG DITIMBULKAN KARENA MENANGGUNG RISIKO

Biaya biaya uang bersifat ekonomi karena menanggung risiko atau ketidakpastian dapat dibagi sebagai berikut : Biaya-biaya dari kerugian yang tidak diharapkan. Biaya-biaya dari ketidakpastian itu sendiriFungsi manajemen risiko lebih baik dijelaskan dan dipahami melalui langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan. Proses itu dimulai dengan mengenal berbagai resiko yang sedang dihadapi. Langkah itu disebut mengidentifikasikan atau mendiagnosa risiko. Kemudian risiko itu mesti diukur, dianalisis dan dievaluasi dalam ukuran frekuensi, keparahan dan variabilitasnya. Selanjutnya keputusan harus diambil seperti memilih dan menggunakan metode-metode untuk menangani masing-masing risiko yang telah diidentifikasikan itu. Sebagian risiko tertentu mungkin perlu dihindarkan, sebagai lagi mungkin perlu ditanggung sendiri, dan lainnya mungkin perlu diasuransikan.BAB IIMENGIDENTIFIKASIKAN RISIKOA. KLASIFIKASI KERUGIAN

Pengidentifikasian risiko itu merupakan proses penganalisisan untuk menemukan secara sistematis dan secara berkesinambungan risiko ( kerugian yang potensial ) yang menantang perusahaan. Untuk itu diperlukan :Pertama: Suatu checklist dari pada semua kerugian potensial yang mungkin bisa terjadi pada umumnya pada setiap perusahaan.Kedua : Untuk menggunakan checklist itu diperlukan suatu pendekatan yangsistematis untuk menentukan mana dari kerugian potensial yang tercantum dalam checklist itu yang dihadapi oleh perusahaan yang dianalisis. Checklist itu di terbitkan oleh : (1). Perusahaan asuransi, (2). Badan penerbitan asuransi, (3). Asosiasi Manajemen Amerika (AMA)., (4). Ikatan Manajemen Risiko dan Asuransi. Salah satu alternative system pengklasifikasikan kerugian dalam suatu checklist adalah : 1. Kerugian Hak Milik ( Property Losses ). Kerugian langsung yang dihubungkan dengan kebutuhan untuk mengganti/reparasi atau kehilangan harta. Kerugian tidak langsung, seperti keharusan untuk menghancurkan sisa gedung yang rusak akibat kerugian langsung. Kerugian pendapatan ( net income ) seperti penghentian kegiatan sementara yang disebabkan oleh suatu kerugian dimana tidak boleh ditempatinya ruangan kerja.

2. Kewajiban Mengganti Kerugian Orang Lain ( Liability Losses ), karena rusaknya hak milik orang lain atau terlukanya orang lain.

3. Kerugian Personalia ( Personnel Losses ). Kerugian bagi perusahaan, karena kematian, cacat, atau mengundurkan dirinya pegawai, langganan atau pemilik. Kerugian bagi keluarga pegawai, yang disebabkan oleh kematian, cacat, atau pemberhentian.

B. PENGGUNAAN SUATU CHEKLIIST

Langkah kedua pengidentifikasian risiko adalah menggunakan checklist yang dibangun dalam langkah pertama untuk menemukan risiko dan menjelaskan jenis-jenis kerugian yang dihadapi oleh perusahaan. Kebanyakan perusahaan sifat operasinya kompleks, berdiversifikasi dan dinamis, maka diperlukan metode yang lebih sistematis untuk mengeksplorasi semua segi dari sebuah perusahaan tertentu. Metode yang dianjurkan untuk dipergunakan adalah :1. Questionnaire analisis risiko ( risk analysis questionnaire )2. Metode Laporan Keuangan ( Financial statement method )3. Metode Peta-Aliran ( flow-chart )4. Inspeksi langsung pada obyek5. Interaksi yang terencana dengan bagian-bagian perusahaan6. Catatan statistic dari kerugian masa lalu7. Analisis Lingkungan.Sebelum memakaikan metode-metode tersebut perlu dipertekankan 3 hal berikut : Masing- masing metode itu saling melengkapi. Oleh karena itu jangan percaya pada hasil satu metode saja. Risiko yang dihadapi mungkin berubah-ubah dari waktu ke waktu . oleh karena itu pengidentifikasian risiko merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Gap yang mungkin terdapat dalam checklist sebaiknya dikoreksi. RISK ANALYSIS QUESTIONNAIREAnalisis ini menjuruskan manajer risiko untuk memastikan bahwa informasi yang diperlukan berkenaan dengan harta dan operasi perusahaan tidak ada yang terlupakan. METODE LAPORAN KEUANGANDengan menggabungkan laporan keuangan dengan lamaran keuangan dan anggaran, maka manajer dapat menemukan risiko yang akan dihadapi, sebab setiap transaksi bisnis pada akhirnya menyangkut baik uang maupun hak milik. METODE PETA-ALIRANSuatu peta-aliran menggambarkan seluruh operasi dari perusahaan yang bersangkutan, yang dimulai dari bahan mentah, listrik dan input yang lain-lain pada lokasi supplier dan berakhir dengan produk jadi dalam tangan langganan. Checklist dari kerugian potensial dipakaikan kepada masing-masing milik dan operasi yang terlihat dalam peta-aliran itu untuk menentukan kerugian yang mana yang dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan.

INSPEKSIDengan mengamati langsung jalannya operasi, bekerjanya mesin, peralatan, lingkungan kerja, kebiasaan kerja pegawai, dan seterusnya, manajer risiko dapat mempelajari lebih banyak dan meyakinkantentang hazard yang mungkintidak disadari oleh pekerja ataupun yang mungkin tidak pernah ditemukan dalam laporan tertulis. Oleh karena itu inspeksi langsung ke obyek ini merupakan suatu keharusan. INTERAKSI DENGAN BAGIAN LAINInteraksi ini meliputi : Untuk memperoleh pemahaman yang sempurna dari kegiatan suatu bagian mengidentifikasikan kerugian potensial yang ditimbulkan oleh kegiatan itu, maka manajer risiko sering mengunjungi manajernya serta dapat mengadakan Tanya jawab langsung dengan pegawai Laporan lisan ataupun tertulis dari bagian-bagian perusahaan itu, baik atas inisiatif mereka, maupun sebagai laporan rutin yang memberi informasi yang up to date mengenai perkembangan yang relevan. STATISTIK KERUGIANPendekatan ini dapat memberikan petunjuk tentang kerugian mana diantaranya yang sering terjadi. ANALISIS LINGKUNGANLingkungan yang relevan adalah :1. Langganan2. Pemasok3. Saingan4. Undang-undang dan ketentuan-ketentuan lainnya.Dalam menganalisis masing-masing komponen pertimbangan yang penting adalah :1. Sifat hubungannya2. Keanekaannya3. Kestabilannya.

C. ANALISIS LINGKUNGAN PENGGUNAAN PIHAK LUAR UNTUK MENGIDENTIFIKASIKAN RISIKO.

Manajer risiko boleh percaya pada pihak luar untuk pengidentifikasian risiko pada suatu saat bisa mengandung kelemahan; Pertama : Walaupun banyak dari agen asuransi dan broker lebih baik dan lebihberpengalaman menemukan resiko pada berbagai perusahaan, tetapi kebanyakan mereka membatasi bagi risiko yang diasuransikan saja. Kedua : Disebabkan oleh waktu dan energy yang dikerahkan dalam mempersiapkan survai menyeluruh, terutama bagi perusahaan besar, maka kebanyakan agen asuransi dan broker yang penghasilannya tergantung pada komisi yang di berikan oleh perusahaan asuransi, maka dapat dimengerti mereka menolak melakukan survey menyeluruh.

BAB IIIPENGUKURAN RISIKOA. DIMENSI YANG HARUS DIUKUR.Perlunya dilakukan pengukuran risiko adalah :1. Untuk menentukan relative pentingnya.2. Untuk memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan kombinasi peralatan manajemen risiko yang cocok untuk menanganinya.Informasi yang diperlukan berkenaan dengan dua dimensi risiko yang perlu diukur, yaitu;1. Frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi2. Keparaharan dari kerugian itu.Paling sedikit untuk masing-masing dimensi itu, yang ingin diketahui ialah :1. Rata-rata nilainya dalam periode anggaran.2. Variasi nilai itu, dari satu periode anggaran ke periode anggaran sebelum dan berikutnya.3. Dampak keseluruhan dari kerugiaan-kerugian itu jika seandainya kerugian itu ditanggung sendiri, harus dimasukkan dalam analisis, jadi tidak hanya nilainya dalam rupiah saja.

B. MENENTUKAN KEPARAHAN.

Dalam menentukan keparahan kerugian, manajer harus berhati-hati untuk memasukkan semua kerugian yang mungkin bisa terjadi sebagai akibat suatu peristiwa tertentu, sebagaimana dampaknya yang terakhir terhadap keuangan perusahaan yang bersangkutan.

C. PENGUKURAN RISIKO DENGAN DISTRIBUSI PROBABILITAS.

Distribusi probabilitas menunjukan probabilitas kejadian bagi masing-masing outcome yang mungkin. Karena outcome itu merupakan mutually exclusive, maka semua probabilitas itu jika dijumlahkan maka jumlahnya sama dengan satu. Tiga macam distribusi probabilitas memperlihatkan outcome yang mungkin untuk :1. Total kerugian per tahun ( atas per periode budget ).2. Banyaknya kejadian per tahun.3. Kerugian per kejadian.

D. KONSEP PROBABILITAS.

Dalam menjelaskan konsep mengenai probabilitas kita awali dengan konsep mengenai sample space ( lingkup kejadian ) dan event suatu kejadian/peristiwa. Menurut theorem ( aturan ) probabilitas, jika dua atau lebih peristiwa yang mutually exclusive, maka probabilitas terjadinya salah satu peristiwa itu adalah merupakan jumlah probabilitas masing-masing peristiwa. Jadi jika A dan B merupakan dua peristiwa yang mutually exclusive, maka probabilitasnya terjadinya A atau B dinyatakan sebagai berikut :

P ( A atau B ) = P(A) + P(B)

E. BAGAIMANA MEMBANGUN DISTRIBUSI PROBABILITAS.

Untuk membangun distribusi probabilitas dapat dipergunakan : Data Historis; dengan mengamati berulang kali berbagai kerugian potensial yang telah terjadi selama jangka waktu lama yang kondisinya serupa, maka dapat diperoleh informasi berapa kalikah terjadinya kerugian itu dalam masa tertentu. Distribusi Teoritis; adalah distribusi yang bisa diharapkan terjadi berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya atau berdasarkan kepada pertimbangan teoritis.

BAB IVPENGENDALIAN RISIKOA. MENGHINDARI RISIKO.

Salah satu cara mengendalikan suatu risiko murni adalah menghindari harta, orang, atau kegiatan dari exposure terhadap risiko dengan jalan :1. Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan itu walaupun hanya untuk sementara.2. Mnyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima, atau segera menghentikan kegiatan begitu kemudian diketahui mengandung risiko. Jadi menghindari risiko berarti juga menghilangkan risiko itu.

B. PENGENDALIAN KERUGIAN ( LOSS CONTROL )

Pengendalian kerugian dijalankan dengan :1. Merendahkan kans ( chance ) untuk terjadinya kerugian.2. Mengurangi keparahannya jika kerugian itu memang terjadi. Kedua tindakan itu dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara ;

1. Tindakan pencegahan kerugian atau tindakan pengurangan kerugian; program pencegahan kerugian berusaha mengurangi atau menghilangkan kans ( chance ) kerugian. Program pengurangan kerugian bertujuan untuk mengurangi keparahan potensialdari kerugian. Program pengurangan kerugian terbagi atas 2 yaitu Minimization Program dan Salvage Program. Perbedaan antara keduanya ialah Minimization program dijalankan sebelum kerugian terjadi atau selama kerugian itu sedang terjadi dengan tujuan membatasi besarnya kerugian. Sedangkan salvage program bertujuan untuk menyelamatkan.

2. Menurut sebab kejadian yang akan dikontrol; secara tradisional tehnik pengendalian kerugian diklasifikasiakan menurut pendekatan yang dilakukan: Pendekatan Enginering; menekankan kepada sebab-sebab yang bersifat fisikal dan mekanikal Pendekatan hubungan kemanusiaan ( humam relations ); menekankan sebab-sebab kecelakan yang berasal dari factor manusia.

3. Menurut lokasi daripada kondisi-kondisi yang akan dikontrol;

4. Menurut timing-nya; terdiri dari 3 fase pengendalian yaitu: Phase perencanaan, dilakukan segala pertimbangan untuk mengadakan perubahan dimana perlu dipandang dari sudut pencegahan kerugian atau pengurangan kerugian. Phase pengamanan-perawatan, meliputi program untuk memeriksa pelaksanaan dan mengusulkan perubahan bila perlu. Phase darurat, meliputi program-program yang yang menjadi efektif dalam keadaan darurat.

C. ANALISIS KERUGIAN DAN ANALISIS HAZARD

Langkah pertama dalam pengendalian kerugian adalah untukmengidentifikasikan dan menganalisis kerugian yang telah terjadi & hazard yang menyebabkan kerugian itu atau yang mungkin akan menyebabkan kerugian di masa yang akan dating. Langkah ini memerlukan suatu system yang komprehensif dan Inspeksi secara berkala.

Untuk mendapatkan informasi atas kerugian , maka pengendalian kerugian perlu untuk membangun :1. Jaringan pemberi informasi , yang bersumber dari supervisor lini yang bertanggung jawab terhadap operasi di mana kecelakaan itu terjadi.2. Formulir untuk melaporkan kerugian, Sedangkan analisis hazard tidak dapat dibatasi pada analisis hazard yang telah menyebabkan kecelakaan saja. Alat untuk menemukan hazard melalui inspeksi adalah checklist dan fault free analysis. D. PEMISAHAN

Yang dimaksud dengan pemisahan disini adalah menyebarkan harta yang menghadapi risiko yang sama, menggantikan penempatan dalam satu lokasi. Kombinasi atau pooling menambah banyaknya eksposure unit dalam batas kendali perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang akan dialami lebih dapat diramalkan, jadi risiko dikurangi. Salah satu cara perusahaan mengkombinasikan risiko adalah dengan perkembangan internal.

E. PEMINDAHAN RISIKO.

Pemindahan risiko dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :1. Harta milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dapat dipindahkan kepada pihak lain, baik dinyatakan dengan tegas, maupun berikut dengan berbagai transaksi atau kontrak.2. Risiko itu sendiri yang dipindahkan.3. Suatu risk financing transfer menciptakan suatu loss exposure untuk transferee. Pembatalan perjanjian itu oleh transferee dapat dipandang sebagai cara ketiga dalam risk control transfer.

BAB VPEMBELANJAAN RISIKO ( RISK FINANCING )A. MEMINDAHKAN RISIKO DISERTAI DENGAN PEMBIAYAAN ( RISK FINANCING TRANSFERS ).

Pemindahan risiko melalui cara pengendaliain risiko, tidak memerlukan pengerahan dana karena dijalankan dengan :1. Memeindahkan harta atau kerugian yang bersangkutan kepada pihak lain.2. Memindahkan tanggung jawab kepada transferee dengan maksud menghilangkan atau mengurangi tanggung jawab transferor terhadap kerugian yang bersangkutan.3. Menganggap kerugian yang bersangkutan dipikul pihak lain.

Risk financing dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Transfer risiko kepada perusahaan asuransi dan Transfer risiko kepada perusahaan lain yang bukan perusahaan asuransi ( nonisurance transfer )

B. MENANGGUNG SENDIRI RISIKO ( RISK RETENTION ). Penanggungan sendiri ini bisa bersifat pasif atau tidak direncanakan ( unplanned retention ); bila manajer risiko tidak memperhatikan tentang adanya exposure dan karena itu tidak melakukan usaka apapun untuk menanganinya. Bisa juga bersifat aktif atau direncanakan ( planned retention ); bila manajer mempertimbangkan metode-metode lain untuk menangani risiko dan kemudian memutuskan secara sadar untuk tidak memindahkan kerugian potensial itu.

Alasan Perusahaan Melakukan Retention.

Alasan perusahaan melakukan retention dapat digolongkan ke dalam salah satu kategori berikut :1. Keharusan ( default ), karena tidak tersedianya alternative lain; 2. Biaya; jika perusahaan memindahkan risiko kepada perusahaan asuransi, maka perusahaan ini harus membayar premi yang dapat dibagi ke dalam 2 bagian yaitu; Loss allowance, yaitu perkiraan pihak asuransi tentang kerugian-harapan pihak tertanggung. Loading yang meliputi biaya profit margin, dan perkiraan pengeluaran tak terduga. Loading ini bisa mencapai 30-40 % dari premi.3. Kerugian Harapan.4. Opportunity Costs; menyangkut timing pembayaran premium dibandingkan dengan pengeluaran untuk kerugian.5. Kualitas daripada service.6. Pajak.

Ikhtisar Faktor-faktor yang Mendorong dan Menghambat Retention.

Hal-hal yang mendorong pemakaian peralatan retention adalah :1. Jika biayanya lebih rendah dari biaya yang dibebankan pihak perusahaan asuransi.2. Jika kerugian-harapan ( expected losses ) lebih rendah dari perkiraan perusahaan asuransi.3. Jika unit yang menghadapi risiko ( exposure unit ) banyak, sehingga risiko akan menjadi lebih rendah karena perusahaan itu akan sanggup memperkirakan probabilitas kerugiannya dengan akurat.4. Tujuan manajemen risiko yang menerima variasi yang besar dalam kerugian tahunan.5. Pembayaran expense dan kerugian membengkak selama jangka waktu yang panjang, yang menghasilkan opportunity cost yang besar.6. Peluang yang kuat bagi investasi, yang mengakibatkan opportunity cost yang besar.7. Keuntungan pelayanan internal atau noninsurer servicing.

Hal-hal yang membuat retention kurang menarik adalah sebagai berikut :1. Biaya yang lebih besar daripada biaya yang dibebenkan pihak asuransi.2. kerugian-harapan ( expected losses ) lebih rendah dari perkiraan perusahaan asuransi.3. Exposure unit sedikit jumlahnya, yang berarti bahwa risiko akan tinggi dan perusahaan yang bersangkutan, tidak akan sanggup untuk meramalkan kerugiaannya dengan ketepatan yang memuaskan.4. Ketidakmampuan keuangan menopang maximum possible losses atau maximum probable losses dalam short run.5. Tujuan manajemen risiko yang ditekankan kepada ketengan pikiran dan pada variasi laba tahunan yang kecil.6. Pembayaran kerugian dan expanse membengkak selam jangka waktu yang pendek jadi mengurangi opportunity cost.7. Peluang investasi yang terbatas serta pengembaliaanya ( return ) yang rendah.8. Lebih menguntungkannya jasa perusahaan asuransi.9. Peraturan perpajakan bisa pula menyebabkan retention menjadi kurang menarik.

Cara Penyediaan Dana

Penyediaan dana untuk program retention dapat dilakukan dengan salah satu cara-cara sebagai berikut :1. Tidak ada penyediaan dana sebelumnya.2. Membentuk dana dan cadangan. Ada beberapa kelemahan cara ini yaitu : Cadangan adalah pemindahbukuan secara akunting. Oleh karena itu perusahaan mungkin akan mengalami kesilitan mendapatkan uang tunai untuk menutupi risiko. Penaksiran expected loss itu jarang yang tepat. Masih dalam pertanyaan apakah pembentukan dana seperti ini diizinkan oleh pemerintah, jika ditinjau dari sudut perpajakan. 3. Asuransi- sendiri ( self insurance ).4. Captive Insurance.

BAB VIPEMINDAHAN RISIKO KEPADA PERUSAHAAN ASURANSIA. DIFINISI ASURANSI

Asuransi dapat didefinisikan dari dua sudut pandang yang berbeda. Pertama, asuransi sebagai perlindungan terhadap keuangan yang disediakan pihak insurer. Kedua, asuransi alat penggabungan risiko dari 2 pihak atau lebih orang-orang tau perusahaan-perusahaan melaui sumbangan actual atau yang dijanjikan untuk membentuk dana guna membyar klaim.Ciri-ciri khusus asuransi sebagai sarana transfer risiko adalah bahwa ia memerlukan penyatuan ( pooling ) risiko; yaitu insurer menggabungkan risiko-risiko dari banyak tertanggung. B. PERBEDAAN ANTARA ASURANSI DENGAN BONDING

Bagaimanapun kontrak/perjanjian asuransi kerugian ( property insurance ) berbeda dari surety bond, paling sedikit dalam 4 hal yaitu:1. Surety bonding mempunyai 3 kelompok dalam kontrak yaitu principal, oblige dan surety, sedangkan pada insurance hanya da 2 pihak yang bersangkut dalam kontrak yaitu tertanggung ( insured ) dan penanggung ( insurer ).2. Dalam surety bond, biasanya principal memperoleh surat tanggungan ( bond ) dan membayar premi, tapi oblige menerima perlindungan ( principal ). Bagaimanapun, biasanya principal memindahkan biaya kepada oblige dengan jalan memasukkan ke dalam biaya/harga jasa pelayanan yang akan dilakukan. Seorang insured biasanya membeli kontrak asuransi untuk melindungi dirinya sendiri.3. Kerugian dalam surety bond bisa disebabkan dengan sengaja oleh tertanggung ( principal ) sedangkan kerugian asuransi haruslah bersifat kebetulan jika dibanding dari sudut tertanggung ( insured ).4. Jika kerugian terjadi surety ( penjamin ) mempunyai hak meminta penggantian kepada principal ( reimbursement ). Seorang insurer tidak mempunyai hak seperi ini terhadap tertanggung ( insured ).

C. MANFAAT ASURANSI

Dengan singkat dapat disimpulakan bahwa manfaat asuransi yang ditawarkan perusahaan asuransi adalah :1. Melindungi kerugian bagi orang yang menderita kerugian-harapan.2. Mengurangi siksaan mental dan fisik bagi pihak tertanggung yang disebabkan rasa takut dan kekhawatiran.3. Menghasilkan tingkat produksi, tingkat harga dan struktur harga yang optimum.4. Menyediakan dana untuk investasi.5. Memperbaiki posisi persaingan perusahaan kecil.

D. SYARAT-SYARAT IDEAL RISIKO YANG DAPAT DI ASURANSIKAN.

Risiko yang dapat di asuransikan haruslah memenuhi syarat-syarat berikut :1. Kerugian potensial cukup besar tetapi probabilitasnya tidak tinggi, sehingga membuat perusahaan asuransi dapat bekerja seekonomis mungkin ( kelayakan ekonomis ).2. Probabilitas kerugian dapat diperhitungkan.3. Terdapat sejumlah besar unit yang terbuka ( expose ) terhadap risiko yang sama ( missal dan homogeny ).4. Kerugian yang terjadi bersifat kebetulan ( fortuitous ).5. Kerugian tertentu ( definite ).6. Bukan risiko catastrophe ( bencana besar dan serentak ).

BAB VIISUATU RPENDEKATAN KUALITATIF DALAM PEMILIHAN METODE PENANGANAN RISIKO

A. PENDEKATAN DUA LANGKAHSalah satu pendekatan terhadap perencanaan total risiko adalah suatu prosedur dua langkah yang sering disebut sebagai metode asuransi.Penutupan dalam daftar itu diubagi 3 golongan utama atas dasar keparahan kerugian yang ditutupnya. Kemudian manajer risiko meninjau kembali kontrak asuransi dalam setiap golongan untuk menetapkan yang mana diantara kerugian-kerugian ini yang mungkin memuaskan ditangani dengan cara-cara lain dari asuransi.

B. PENDAFTARAN SEMENTARADalam langkah pertama, manajer risiko harus menetapkan : pertama, kombinasi penutupan asuransi yang dapat memberikan perlindungan terbaik terhadap risiko yang dihadapi perusahaan yang bersangkutan. Dengan asumsi setiap perusahaan lebih suka membeli pertanggunangan asuransi sepanjang jasa asuransi yang diingini tersedia. Tujuannya adalah untuk mengadakan perlindungan yang paling lengkap dengan biaya yang paling murah.Manajer risiko harus memilih limit dari kebijaksanaan yang memberi perlindungan, selengkap mungkin. Umumnya limit kebijaksanaan dalam daftar sementara ini seharusnya sama dengan kerugian maksimum yang mungkin (maximum possible loss), tetapi kadang-kadang kerugian ini melebihi penutupan makksimum yang tersedia.Sesudah manajer risiko menetapkan kombinasi penutupan yang terbaik dan limit kebijaksanaan, maka ia membagi kontrak asuransi ke dalam 3 golongan yaitu :1. Penutupan yang esensial2. Penutupan yang diinginkan3. Penutupan yang tersediaPenutupan esensial adalah penutupan yang diwajibkan oleh Undang-undang (misalnya asuransi kompensasi tenaga kerja, ASTEK), atau yang diwajibkan oleh perjanjian (seperti perjanjian dengan serikat buruh, perjanjian dengan pemberi hipotik dan sebagainya).

Membuat Daftar Yang Telah DiperbaikiSebagai contoh kontrak-kontrak yang dikeluarkan dari golongan yang esensial mungkin meliputi perlindungan terhadap :1.Kerugian yang bias dipindahkan kepada pihak lain (bukan perusahaan asuransi) dengan biaya yang lebih murah dari premi asuransi2.Kerugian yang bisa dicegah atau dikurangi sedemikian rupa sehingga tidak lagi merupakan kerugian yang parah3.Kerugian yang terjadi demikian seringnya sehingga kerugian itu dapat diperkirakan dengan seksama. Dalam hal ini asuransi mandiri lebih menarik karena menghemat pengeluaran.

Kontrak-kontrak asuransi yang esensial dan diinginkan yang belum dihapuskan dalam pendaftaran kedua ini seharusnya dibeli jikalau kebutuhan dari dana premi tidak lebih penting. Beberapa factor pendukung seperti berikut ini :1. Status ekonomi dari perusahaan yang bersangkutan2. Obyektif manajemen risiko perusahaan yang bersangkutan3. Sifat daripada exposure4. Sikap penolakannya terhadap risiko5. Ketepatan pengukuran kerugian potensialContoh daftar yang sudah dipersingkat diberikan dibawah ini :A. Penghindaran (tidak mungkin)B. Pencegahan dan pengurangan kerugian1. Inspeksi keselamatan harta benda2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi pegawai-pegawai yang pentingC. Penanggungan sendiri1. Kerugian-kerugian sampai Rp. 1. 000.000,- bagi jenis mana saja.D. Pemindahan risiko yang bukan kepada asuransi1. Persetujuan leasing bagi peralatan dan gedung.

BAB VIIIPENDEKATAN KUANTITATIF DALAM PROSES PEMILIHAN METODE PENANGANAN RISIKO

Penerapan pendekatan ini agak terbatas, disebabkan oleh beberapa hambatan sebagai berikut :1. Data yang diperlukan tidak ada atau tidak mencukupi2. Kemungkinan kurangnya pengalaman penggunaan cara ini.

A. MATRIK KERUGIANUntuk menggambarkan konsep matrik kerugian anggaplah bahwa sebuah gedung yang dimiliki oleh suatu perusahaan dihadapkan pada suatu kerugian karena kebakaran dan yang akan terjadi adalah kerugian total atau sama sekali tidak ada kerugian. Manajer risiko harus memutuskan antara tiga (3) perangkat tindakan yaitu;1. Untuk menanggung (retain) risiko.2. Untuk menanggung (retain) risiko serta menambah beberapa usaha pengamanan sehingga mengurangi kans suatu kebakaran.3. Untuk membeli perlindungan asuransi.Kerugian-kerugian itu jatuh ke dalam dua kategori :1.Kerugian secara kebetulan yang akan terjadi hanya jika ada suatu kebakaran2.Biaya yang akan timbul baik ada kebakaran maupun tidak ada kebakaran.

Kerugian secara kebetulan (accidental loses) ini dapat dibagi lagi ke dalam :1.Yang dapat diasuransikan2.Yang tidak dapat diasuransikan

Untuk menyederhanakan penyajian konstruksi matrik kerugian ini, cadangan tidak diadakan karena dalam suatu program penanggungan sendiri sebagian kerugian dan biaya tidak akan timbul dengan segera.Sebaiknya, daftar tersebut menganggap bahwa manajer risiko tidak menilai jasa-jasa seperti jasa pengendalian kerugian dan jasa loss adjustment , yang diberikan oleh perusahaan asuransi.Jika perusahaan memikul risiko yang bersangkutan, tetapi tidak terjadi kebakaran, maka perusahaan yang bersangkutan tidak akan menderita kerugian sama sekali.

B. PENGARUH KECEMASAN DALAM MENETAPKAN KEPUTUSAN

Kecemasan tentang kemungkinan terjadi kerugian dalam uraian di atas, belum diperhitungkan sebagai biaya. Nilai ini tergantung atas distribusi probabilitas dari pada : Ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi menurut perasaan pribadi manajer risiko yang bersangkutan Risiki-risiko lain yang dihadsapi perusahaan yang bersangkutan Tujuan manajemen risiko akan mempengaruhi factor kecemasan tersebut sebab : Tujuan manajemen risiko menentukan seberapa besar pentingnya faktor kecemasan itu seharusnya ditempatkan pada kerugian potensial. Tujuan manajemen risiko mencerminkan sikap perusahaan yang bersangkutan terhadap risiko.

C. OBYEKTIF DAN ATURAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Obyektif yang menganggap manajer risiko tidak dapat memperkirakan probabilitas kerugian kebakaran2. Obyektif yang menganggap manajer risiko dapat memperkirakan probabilitas kerugian tersebut.1.Jika Probabilitas Tidak Dapat DiperkirakanAda dua obyektif yang akan dipertimbangkan yang termasuk ke dalam kategori ini.1. Meminimumkan kerugian potensial yang maksimum selama periode yang bersangkutan (Minimax)Manajer risiko dengan obyektif ini ingin melindungi perusahaan terhadap kerugian yang paling buruk yang mungkin terjadi.2. Minimumkan kerugian potensial yang minimum (minimin) dalam periode yang bersangkutan.Dengan obyektif ini manajer risiko menginginkan kerugian yang paling rendah yang mungkin terjadi, tanpa memilih pada outcome.

2.Probabilitas Dapat DiperkirakanTujuan yang bersifat minimax tersebut diatas sedikit sekali faedahnya bagi manajer risiko.3. Minimumkan kerugian yang berkenaan dengan autcome yang paling mungkin.Walaupun tidak terlalu berfaedah, obyek ini memberi peringatan karena sebagian orang mungkin mempertimbangkannya layak.4. Minimumkan kerugian-kerugian selama periode kebijaksanaan itu.dalamManajer risiko yang meminimumkan kerugian-harapan dalam long run akan mempunyai kerugian rata-rata yang terkecil.

D. MENGAPA SESEORANG MEMBELI ASURANSIFaktor dibawah inimerupakan faktor yang mendorong orang membeli asuransi :1.Ingin membuang kecemasan akibat fluktuasi dalam kerugian kebetulan (accidental Loss)2.Menanggung sendiri kerugian kebetulan yang dapat di asuransikan mungkin akan menimbulkan kerugian kebetulan yang tak dapat diasuransikan3.Mungkin faktor pajak menyebabkan membeli asuransi lebih menguntungnkan4.perkiraan kerugian yang dihitungkan sendiri lebih besar dari perkiraan pihak asuransi5.Nilai servis yang disediakan pihak asuransi, seperti inspeksi keselamatan (safety), penyesuaian kerugian (loss adjustment).

Menanggung sendiri (relention) risiko akan lebih disukai dalam satu atau lebih kondisi berikut ini :1.Nilai kecemasan (worry value) lebih rendah2.Tidak terdapat kerugian kebetulan yang tidak dapat diasuransikan3.Kans kerugian diperkirakan lebih rendah4.Opportunity Cost asuransi ditaksir terlalu besar. Filosofi dasar lahirnya konsep organisasi antara lain dapat di simak dari pernyataan Kast dan Rosenzweing (1974:4-5)1. Manusia adalah mahluk social yang memiliki naluri saling mengenal, saling membutuhkan, saling bekerjasam dan saling ketergantungan tanpa mengholangkan nilai-nilai individu.2.Kerjasama adalah satu prinsip dasar yang memandang bahwa setiap manusia tidak mungkin dapat mencapai kebutuhan dan atau tujuannya tanpa membutuhkan bantuan orang lain.3.Organisasi adalah kumpulan orang-orang (manusia) yang memiliki kesamaan tujuan4.Organisasi merupakan kesatuan orang-orang yang diarahkan untuk mengembangkan system kerjasama dan prinsip saling membutuhkan dan saling memperkuat dalam mencapai suatu tujuan yang disepakati bersama5.Manajemen adalah sarana yang diperlukan dalam rangka mengelola dan atau mengembangkan system kerjasama dan koordinasi orang-orang dan sumberdaya lain dalam mencapai suatu tujuan6.Manajemen memiliki 4 (empat) elemen dasar yakni :1.Tujuan Organisasi yang hendak dicapai2.Pencapaian tujuan melalui orang3.Melalui Teknik tertentu4.Melalui wadah organisasi

Dalam perspektif organisasi sebagai suatu system, maka secara teoritis dapat dibedakan antara sisitem tertutup dan sisten terbuka yaitu sistem tertutup adalah suatu sistem yang terlepas dengan lingkungan luarnya dan sistem terbuka adalah menciptakan hubungan interaksi dengan lingkungan luarkondisi adalah kumpulan orang-orang yang diarahkan untuk mengembangkan.

Azas-azas manajemen dari Taylor dan Fayol Dapat dikemukakan masing-masing sebagai berikut :1.Kembangkan suatu sains untuk tiap unsur kerja bagi setiap individu2.Seleksi karyawan secara ilmiah, kemudian dilatih, diajari dan dikembangkan keterampilannya3.Kembangkan kerjasama antar individu agar tercipta kerjasama yang sungguh-sungguh berdasarkan metode ilmiah yang telah ditetapkan4.Adanya pembagian kerja dan tanggung jawab yang merata antara manajemen dengan pekerja.

Esensi dari pandangan aliran kontigensi adalah bahwatidak ada one-best way dalam mengelola organisasi tetapi yang ada adalah gabungan antara universal principle dan it al depens.Konsep ini kemudian lebih banyak di anut oleh para praktisi organisasi dengan alas an-alasan sebagai berikut :1.Orang akan selalu menghadapi tekanan perubahan lingkungan global yang demikian kompleks dan begitu cepat2.Kebutuhan akan desain dan restrukturisasi organisasi akan berjalan begitu dinamis sesuai perubahan lingkungan organisasi3.Adanya tekanan yang semakin tinggi terhadap perbaikan kualitas dan pemberdayaan karyawan dalam rangka meningkatkan daya saing organisasi secara global4.Adanya tuntutan untuk mengurangi kompleksitas masalah konflik organisasi, peningkatan kecepatan sebagai sebagai reaksi atas perubahan lingkungan persaingan global5.adanya tuntutan atas kepatuhan terhadap etika dan moral manajemen dalam pengelolaan oeganisasi.

BAB IXMETODE KECEMASAN UNTUK MENSELEKSI TEKNIK PENANGANAN RISIKO

Dengan metode kecemasan, manajer risiko memilih keputusan yang dalam waktu lama (long run) akan menghasilkan kerugian rata-rata pertahun yang paling rendah.

Manajer risiko harus memilih di atara 8 tindakan1.Menanggung risiko2.Menanggung risiko, juga memasang suatu sprinkler otomatis3.Pemeblian asuransi Rp. 50.000.000,-4.Pembelian asuransi Rp. 50.000.000,- juga memasang suatu sprinkler otomatis5.Pembelian asuransi Rp. 200.000.000,- dengan sebuah deductible Rp. 1.000.000,-6.Pembelian asuransi Rp. 200.000.000,- dengan sebuah deductible Rp. 1.000.000,- dan juga memasang suatu sprinkler otomatis7.Pembelian asuransi Rp. 200.000.000,-8.Pembelian sprinkler otomatis.

BAB XEKSPOSURE KERUGIAN TERHADAP PENDAPATAN

Perusahaan mungkinmenmgalami menurunnya pendapatan jika harta yang rusak itu mengganggu produksi dan kegiatan lain, seluruhnya maupun sebagai akibatnya antara lain :1.Menurunnya pendapatan atau2.Meningkatnya biaya-biaya.Beberapa kejadian utama yang menurunkan pendapatan sebagai akibat dari kerugian kebetulan yang terjadi terhadap hak milik termasuk :1.Kerugian sewa2.Terganggunya kegiatan perusahaan3.Treganggunya operasi perusahaan pemasok atau pemakai4.Berkurangnya laba pada barang jadi5.Pengumpulan piutang mengecil

A. KERUGIAN SEWASeandainya bangunan secara tidak sengaja rusak atau hancur, dan apabila perjanjian menyebutkan bahwa penyewa tidak bertanggung jawab untuk membayar sewa selama periode hak milik tersebut tidak dapat dipergunakan, maka sipemilik menderita rugi sewa, dikurangi beberapa biaya selama masa untuk memperbaiki gedung itu sampai seperti semula.

B. TERGANGGUNYA KEGIATAN PERUSAHAANKerugian karena terganggunya perusahaan seperti itu meliputi :1.Laba bersih perusahaan yang akan diperoleh jika perusahaantidak terganggu2.Pengeluaran (biaya) yang tetap harus dibayar, seperti gaji pegawai, penyusutan, premi asuransi dan sebagainya.

Kerugian Netto atas laba akan tergantung atas :a.Keadaan perekonomianb.Keadaan umum perusahaan-perusahaan dalam kelompok industri ituc.Keadaan perusahaan itu sendiri.

C. TERGANGGUNYA KESATUAN PERUSAHAANBeberapa perusahaan hanya hanya tergantung pada satu pemasok untuk penyediaan tenaga, bahan atau peralatan.

D. PENGUMPULAN PIUTANG YANG SEMAKIN MENGECILSeandainya catatan piutang suatu perusahaan rusak atau hilang, hal ini bisa menyebabkan kesulitan yang semakin besar terhadap pengumpulan piutang dari langganan.

E. MENINGKATNYA BIAYABiaya bisa men ingkat karena kebetulan kerugian terjadi pada bermacam-macam hal yang termasuk :1.Kerugian nilai sewa2.Pengeluaran ekstra agar perusahaan tetap beroperasi3.Pebatalan leasing4.Kerugian penggunaan oleh penyewa yang terpaksa harus dipindahkan selama masa percobaan.F. KERUGIAN NILAI SEWASeandainya perusahaan memiliki gedungmyangntidak dapat ditempati karena kebetulannrusaknya bentuk fisik, kerugian memiliki terhadaop nilai sewa gedung untuk beberapa waktun terjadinya selama masa perbaikan.G. BIAYA-BIAYA EKSTRA

1. Dengan adanya rencana perusahan akan lebih cepat menemukan jalan keluar dari musibah itu dibandingkan jika tidak ada pra-kerugian (pre-loss planing) sama sekali.2. Rencana itu menyajikan yang wajar dari biaya ekstra yang akan terjadi untuk melanjutkan operasi seterusnya.