tugas mekatronika (rangkaian sirine)
DESCRIPTION
rangkaian sirineTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Rangkaian Sirine merupakan rangkaian yang sangat di perlukan bagi
setiap orang, karena rangkaian sirinedapat menandakan telah terjadi sesuatu
bencana seperti datangnya tsunami, kebakaran, alarm mobil polisi dan lain lain.
Sirine adalah sebuah alat yang dapat menghasilkan suara atau bunyi yang nyaring,
sehingga setiap orang pasti akan mengetahui bahwa ada bahaya atau petanda
khusus sebuah pristiwa.
Di Indonesia, Sirene banyak digunakan untuk mobil-mobil layanan darurat
seperti ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan petugas penegak hukum tertentu,
kendaraan petugas pengawal kepala negara atau pemerintahan asing yang menjadi
tamu negara, kendaraan polisi, dan kendaraan palang merah. Selain itu di
Indonesia sirene juga digunakan sebagai peringatan bencana yaitu untuk
peringatan dini tsunami, bukan ancaman bahaya angin tornado seperti di Amerika
Serikat. Beberapa contoh daerah provinsi pesisir rawan tsunami yang telah
dipasangkan sirene untuk peringatan dini tsunami adalah di pesisir
pantai Nanggroe Aceh Darussalam , Sumatera Barat, Bengkulu, dan Bali. Sirene
peringatan dini tsunami ini memiliki radius suara 2 hingga 3 kilometer dan
seluruhnya ini dioperasikan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).
1 . 2 T u j u a n
Tujuan dalam tugas mekatronika ini sebagai berikut :
1. mengetahui cara kerja Sirine
2. mengetahui fungsi masing-masing komponen yang digunakan
3. mamapu membuat rangkaian elektronik sederhana
4. untuk melengkapi tugas mata kuliah mekatronika
BAB II
DASAR TEORI
2.1 KOMPONEN RANGKAIAN SIRINE
2.1.1 PCB (Printed Circuit Board)
Adalah sebuah papan yang penuh dengan sirkuit dari logam yang
menghubungkan komponen elektronik satu sama lain tanpa kabel. Papan
sirkuit cetak dapat digolongkan atas beberapa jenis berdasarkan:
susunan lapis o lapis tunggalo lapis gandao multi lapis (4, 6, 8 lapis)
bentuk o keraso lunak (fleksibel)o gabungan keras dan lunak
spesifikasi o konvensionalo penghubung kepadatan tinggi (High Density Interconnect)
material basis o FR4o Logamo Keramik
Gambar 1 : Papan PCB (Printed Circuit Board)
2.1.2 RESISTOR
Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang didesain untuk
menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan listrik di antara kedua
kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus yang
mengalir, berdasarkan hukum Ohm.
Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit
elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering
digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film,
bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi
seperti nikel-kromium). Karakteristik utama dari resistor adalah
resistansinya dan daya listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain
termasuk koefisien suhu, desah listrik, dan induktansi.
Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit
cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada desain
sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan
kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.
Gambar 2 Bentuk Fisik resistor
Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain
untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan
diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya,
berdasarkan hukum Ohm:
Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit
elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering
digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam kompon dan film,
bahkan kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi
seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya listrik
yang dapat diboroskan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah
listrik, dan induktansi. Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida
dan papan sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki
bergantung pada desain sirkuit, resistor harus cukup besar secara fisik agar
tidak menjadi terlalu panas saat memboroskan daya.
a. Penandaan resistor
Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk
menunjukkan resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara
numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran
kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan
biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain
juga mungkin, seperti merah tua atau abu-abu. Resistor awal abad ke-20
biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh
badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu
ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga.
Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit
resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor
dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau
emas (±5%) pada ujung lainnya.
b. Identifikasi empat pita
Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering
digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan
resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi,
pita ketiga merupakan pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua
digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi.
Kadang-kadang pita kelima menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus
dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit
resistansi. Sebagai contoh,hijau-biru-kuning-merah adalah . Deskripsi yang
lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua,
biru, mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita
ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang menambahkan empat nol di
belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk
toleransi ±2%, memberikan nilai 560.000 pada keakuratan ±2%.Ω
WarnaPita
pertama
Pita
kedua
Pita
ketiga
(pengali)
Pita
keempat
(toleransi)
Pita kelima
(koefisien
suhu)
Hitam 0 0 ×100
Cokelat 1 1 ×101 ±1% (F) 100 ppm
Merah 2 2 ×102 ±2% (G) 50 ppm
Oranye 3 3 ×103 15 ppm
Kuning 4 4 ×104 25 ppm
Hijau 5 5 ×105 ±0.5% (D)
Biru 6 6 ×106±0.25%
(C)
Ungu 7 7 ×107 ±0.1% (B)
Abu-
abu8 8 ×108
±0.05%
(A)
Putih 9 9 ×109
Emas ×10-1 ±5% (J)
Perak ×10-2 ±10% (K)
Gambar 3 :Tabel Nilai Hambatan Resistor
c. Cara Menghitung Resistor
Cara Menghitung Resistor 4 Warna
untuk mengetahui cara menghitung resistor warna kita langsung
pakai contoh saja resistor berikut:
Gelang1=Coklat(1)
Gelang 2 = Hitam ( 0 )
Gelang 3 = Merah ( 102)
Gelang 4 = emas ( 5 % )
Nilai resistor tersebut adalah : 10 X 102= 1000 = 1 K ± 5 %Ω Ω
Cara Menghitung Resistor 5 Warna
kita pakai contoh resistor dengan warna sebagai berikut
Gelang 1 = Merah ( 2 )
Gelang 2 = Kuning ( 4 )
Gelang 3 = Hitam (0)
Gelang 4 = Merah ( 102)
Gelang 5 = Hijau ( 0,5 % )
Nilai resistor tersebut adalah : 240 X 102= 24000 = 24 K ± 0,5 %Ω Ω
Cara Menghitung Resistor 6 Warna
anda mempunyai resistor 6 warna misalnya sebagai berikut
Jadi Nilai resistornya
Gelang 1 = Merah ( 2 )
Gelang 2 = Kuning ( 4 )
Gelang 3 = Hitam (0)
Gelang 4 = Merah ( 102)
Gelang 5 = Hijau ( 0,5 % )
Gelang 6 = Orange (15ppm/derajat celcius)
Nilai resistor tersebut adalah : 240 X 102= 24000 = 24 K ± 0,5 % 15 Ω Ω
ppm/derajat
2.1.3 TRASNSISTOR
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari
sirkuit sumber listriknya.Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita
ukur sentimeter)Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis
(B), Emitor (E) dan Kolektor (C).
Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis,
yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.Transistor
merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat).
Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil
(stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital,
transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor
juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate,
memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
a. Cara kerja Transistor
Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe
dasar transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar) dan
field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara berbeda.
Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi
utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan
lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus
melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan
ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan
untuk mengatur aliran arus utama tersebut.
FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis
pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET,
arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan
depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar
dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari
daerah perbatasan ini dapat diubah dengan perubahan tegangan yang
diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut. Lihat artikel
untuk masing-masing tipe untuk penjelasan yang lebih lanjut.
Gambar 4 Simbol & Bentuk fisik Transistor
2.1.4 KAPASITOR
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat
yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara
mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator
memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday.
Gambar 5 : Macam Kapasitor
Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata
"kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh
Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali
condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu
muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa
dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada
perkataan bahasa Italia "condensatore", bahasa Perancis condensateur,
Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.
Gambar 6 Simbol Kondensator & Kapasitor
Di dalam kapsitor terdapat yang di =namakan Kapasitansi. Satuan
Kapasitansi dari kondensator adalah Farad (F). Tapi farad terlalu besar
sehingga digunakan:
PikoFarad ( F) = 1x10Ƥ -12F
NanoFarad ( F) = 1x10ɳ -9F
MicroFarad ( F) = 1x10μ -6F
Kapasitansi dari kondensator sendiri dapat ditentukan dengan rumus:
C=∈0∈rAd
Dimana: C : Kapasitansi
∈0: Permitivitas hampa
∈r : Permitivitas relatif
A : Luas pelat
d : Tebal pelat
Selain itu nilai kapasitor sendiri dapat langsung dilihat atau diukur dengan
menggunakan Capacitance meter ataupun dengan multimeter analog
maupun digital. jika jarum atau seven segmen berubah atau bergerak pada
saat jarum multi meter disentuhkan ke kaki kapasitor, maka kapasitor itu
masih bagus dan menunjukkan nilai nya.
2.1.5 Push Button
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan
jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya
adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan
listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen
elektronika arus lemah.
Secara sederhana, saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel
pada suatu rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan
keadaan sambung (on) atau putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak
sambungan umumnya dipilih agar supaya tahan terhadap korosi. Kalau
logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida biasa, maka saklar akan sering
tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling tidak logam
kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat. Pada
dasarnya saklar tombol bisa diaplikasikan untuk sensor mekanik, karena alat
ini bisa dipakai pada mikrokontroller untuk pengaturan rangkaian
pengontrolan.
Gambar 7 : Push Button
2.2. SKEMA RANGKAIAN SIRINE
R1 ........................................ 33 K
R2 ....................................... 330 K
R3 ....................................... 330 K
C1 ..................................... 47 K uF
C2 ............................ 100 uF / 10 V
D ..................................... 1N4002
Tr1 ................................. CS 9014
Tr2 ................................. CS 9012
Speaker ....................... 2" / 8 ohm
BAB III
LANGKAH KERJA
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat
No NAMA ALAT GAMBAR
1 Solder
2 Obeng
3 Multimeter
4 Penyedot Timah
b. Bahan
No NAMA BAHANJumlah
(Buah)GAMBAR
1 PCB Berlubang 1
2 Resistor 4
3 Transistor 2
4 Kapasitor 1
5 Timah secukupnya
6 Kabel secukupnya
7 Speaker 8 Ohm 1
8 Push Button 1
3.2 Langkah kerja
a. Mempersiapkan alat dan bahan sesuai dengan list di atas
b. Memasang komponen pad PCB sesuai dengan rangkaian
c. Periksa sekali lagi apakah pemasangan kaki kaki komponen sudah benar
d. Melakukan penyolderan, lakukan dengan hati hati
e. Jika semua sudah selesai, hubungkan dengan catu daya 3 volt sampai 6 volt DC
f. Memeriksa apakan rangkaian bekerja dengan baik mengunakan multimeter.
Analisa data
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN