tugas mata kuliah pengantar ekonomi pertanian analisis biaya usaha tani kedelai

12
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN “ANALISIS BIAYA USAHA TANI KEDELAI” Disusun Oleh: Nama : Mualifah Hana Rusyiana NIM : 125040200111084 Kelas : J Dosen : Bapak Hendro PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Upload: mumuifah

Post on 23-Nov-2015

62 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR EKONOMI PERTANIANANALISIS BIAYA USAHA TANI KEDELAI

Disusun Oleh:

Nama : Mualifah Hana RusyianaNIM: 125040200111084Kelas: JDosen: Bapak Hendro

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2014

PENDAHULUANUsaha tani merupakan suatu organisasi produksi, petani sebagai pelaksana untuk mengorganisasi tanah (alam), tenaga kerja dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian baik yang didasarkan atas pencaharian laba atau tidak. Usahatani dikatakan berhasil apabila usahatani tersebut dapat menghasilkan pendapatan untuk membayar semua biaya dan alat yang diperlukan, dengan kata lain keberhasilan suatu usahatani berkaitan erat dengan pendapatan dan biaya yang dikeluarkan. Kemampuan menghasilkan produk pertanian pangan ditentukan oleh berbagai faktor, termasuk biofisik, sosial, ekonomi dan politik.Dalam berusahatani terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengusahakan komoditi pada lahan yang dimilikinya. Faktor ekonomi meliputi penguasaan modal, harapan keuntungan yang lebih besar dari usahatani yang akan dipilih jika dibandingkan dengan bentuk usahatani lainnya, umur tanaman, kestabilan hasil produksi, mudah tidaknya hasil tersebut dijual sewaktu-waktu. Faktor teknis di antaranya adalah kualitas dan luas lahan yang dimiliki, ketahanan komoditas terhadap hama dan penyakit, potensi produksi, tingkat adaptasi dan kesesuaian dengan iklim. Faktor sosial meliputi tradisi dan kebiasaan yang telah berlangsung lama, usahatani tetangga, ketersediaan tenaga kerja, kepentingan petani dan keluarganya, tingkat pendidikan dan sebagainya.Salah satu komoditas pertanian yang menjadi perhatian pemerintah adalah komoditas kedelai, dimana tingkat konsumsi masyarakat akan kedelai sangatlah besar sementara disisi lain produksi dalam negri belum mampu untuk memenuhinya sehingga pemerintah masih harus mengimport kedelai dari luar negeri. Prospek pengembangan kedelai di dalam negeri untuk menekan impor cukup baik, mengingat ketersediaan sumberdaya lahan yang cukup luas, iklim yang cocok, teknologi yang telah dihasilkan, serta sumberdaya manusia yang cukup terampil dalam usahatani. Di samping itu, pasar komoditas kedelai masih terbuka lebar.Kedelai (Glycine max L.) adalah salah satu komoditas utama kacang-kacangan yang menjadi andalan nasional karena merupakan sumber protein nabati penting untuk diversifikasi pangan dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Setiap tahun, kebutuhan kedelai mencapai 2 juta ton, sedangkan produksi kedelai dalam negeri hanya 0,8 juta ton per tahun, sehingga untuk memenuhinya diperlukan impor sebanyak 1,2 juta ton per tahun.

ANALISIS USAHATANI KEDELAI

Tanaman kedelai secara luas telah lama diusahakan di lahan garapan baik sawah maupun tegal di kecamatan Sukorejo, yang telah mempunyai varietas kedelai local yang diberi nama varietas Gepak Kuning dan Gepak Ijo yang telah berkembang pesat di masyarakat. Namun pada saat penelitian yang digunakan responden hanya jenis gepak kuning.Teknologi yang digunakan dalam usahatani kedelai di daerah penelitian dari informasi yang didapat masih manual. Di dalam usahatani kedelai sarana produksi (input) yang digunakan atau dimanfaatkan oleh petani dalam berusahatani meliputi bibit, pupuk, obat-obatan dan tenagakerja. Biaya atau pengeluaran usahatani adalah biaya yang digunakan untuk melakukan kegiatan usahatani. Biaya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani yang jumlahnya relatif tetap tidak bergantung kepada besar kecilnya produksi. Contoh biaya tetap adalah biaya pajak. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang nilainya bergantung pada nilai produksi yang diperoleh. Contoh biaya variabel adalah baiaya untuk tenaga kerja (Soekartawi1995). Secara rinci hasil analisis usahatani kedelai dapat dilihat pada table 1 sebagai berikut. Tabel 1. Hasil Analisis Usahatani Kedelai di Kecamatan Sukorejo Kabupaten Ponorogo. MH 1 (Musim tanam Nop10 Jan11

NoInput Jumlah(kg, Lt, HOK) Harga (Rp)Biaya Input (Rp)Penerimaan (Rp) R/C ratio

1Lahan Sawah

Luas Lahan0.372813.875 5.172,000

Bibit12.8571 6.000 77.142,600

Pupuk An-organik8.6571 2.000 17.314,200

Pupuk organic88.8571 500 44.428,550

Obat-obatan1.114.500 15.950,000

TK Pria20.428525.000510.712,500

TKWanita 9.342820.000186.856,000

Biaya Variabel857.575,850

Biaya Tetap 60.143,000

Total Biaya917.718,850

Produksi386.714260002.320.285,2002,52

2Lahan Tegal

Luas Lahan0.274013.875 3.801,700

Bibit10.333 6.000 61.996,000

Pupuk An-organik6.3703 2.000 12.740,600

Pupuk organic139.2592 500 69.629,600

Obat-obatan1.0014.500 14.500,000

Tenagakerja Pria12.037025.000300.925,000

Tenagakerja Wanita8.851820.000177.036,000

Biaya Variabel640.628,950

Biaya Tetap 34.444,000

Total Biaya675.072,950

Produksi205.1851 60001.231.110.6001,82

Sumber: Data diolah

(1) Bibit Bibit yang digunakan oleh petani dalam berusahatani kedelai di daerah penelitian adalah bibit local yaitu Gepak Kuning karena bibit jenis ini menurut mereka berpotensi hasil lebih tinggi, umur panen pendek (73 hari). Bibit ini diperoleh petani selain dengan cara mengusahakannya sendiri juga dibeli di pasaran, kemudian diseleksi diambil biji yang bagus dan utuh. Rata-rata penggunaan bibit pada usahatani kedelai di daerah peneltian untuk lahan tegal sebanyak 10.333 kg, dengan harga bibit kedelai sebesar Rp 6.000,-/kg. Sehingga rata-rata jumlah biaya bibit yang dikeluarkan petani responden adalah Rp 61.996,000 ,-/luas garapan. Sedangkan usahatani kedelai pada lahan sawah jumlah bibit yang digunakan rata-rata sebesar 12.8571 kg dengan harga Rp .6000,-/kg, sehingga rata-rata biaya bibit sebesar Rp 77.142,600 ,-/luas garapan.

(2) Pupuk Dari hasil penelitian ternyata semua responden menggunakan pupuk An-organik atau kimia dan pupuk organic (kompos/kandang). Namun jika dilihat dari jumlah pupuk yang digunakan anatara An-organik dan organic perbandingannya cukup besar, baik pada responden lahan tegal maupun sawah. Dimana penggunaan jumlah pupuk organic lebih banyak dibanding penggunaan pupuk An-organik. Rata-rata penggunaan pupuk an-organik pada responden lahan sawah adalah 8.6571 kg dengan rata-rata biaya Rp17.314,200 -/luasan lahan dan pupuk organic rata-rata sebesar 88.8571 kg dengan rata-rata biaya Rp 44.428,550,-/luasan lahan, dan pada responden di lahan tegal penggunaan pupuk An-organik 6.3703 rata-rata kg dengan rata-rata biaya Rp 12.740,600,-/luasan lahan. Sedangkan penggunaan pupuk organic pada responden di lahan tegal adalah 139,2592 kg dengan biaya rata-rata Rp 69.629,600,-/luasan lahan.(3) Obat-obatan Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman kedelai di daerah penelitian secara umum adalah penghisap polong, ulat grayak dan penggerek polong. Untuk memberantasnya responden di daerah penelitian dengan menggunakan Furadan, dan Arivo, dengan cara disemprotkan. Rata-rata obat-obatan yang digunakan oleh petani responden kedelai di lahan tegal adalah 1,0 lt dengan rata-rata biaya sebesar 14.500,-/ luasan lahan, sedangkan pada responden di lahan sawah rata-rata 1,1 lt dengan biaya rata-rata sebesar Rp 15.950,500,-/luasan lahan. Rendahnya biaya obat-obatan yang digunakan ini tidak lepas dari pemahaman petani responden akan bahayanya oabt-obatan kimia yang berlebihan terhadap kesehatannya dan lingkangannya. (4) Tenagakerja Tenagakerja yang digunakan oleh responden selain menggunakan tenagakerja dalam keluarga juga dari luar keluarga. Tingkat upah yang berlaku di daerah penelitian, yaitu tenagakerja pria sebesar Rp 25.000,-/HOK dan tenagakerja wanita sebesar Rp 20.000,-/HOK. Kegiatan dalam usahatani kedelai meliputi pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, penyemprotan, penyiangan dan pemanenan. Penggunaan tenagakerja yang digunakan dalam berusahatani kedelai di daerah penelitian untuk lahan tegal rata-rata tenagakerja pria 12,0370/HOK dengan biaya rata-rata Rp 300.925,000,-/luasan lahan dan tenagakerja wanita rata-rata 8,8518/HOK dengan biaya rata-rata Rp 177.036,000,-/luasan lahan. Sedangkan untuk responden lahan sawah tenagakerja pria rata-rata 20,4285/HOK dengan biaya rata-rata Rp 510.712,500,-/luasan lahan, dan tenagakerja wanita rata-rata 9,11 HOK dengan besarnya biaya rata-rata Rp 188.571,000,-/luasan lahan.

(5) Penerimaan Produksi kedelai yang dihasilkan oleh petani responden kedelai di Kecamatan Sukorejo adalah hasil kedelai selama satu kali musim tanam. Di daerah penelitian rata-rata produksi kedelai pada usahatani kedelai di lahan sawah adalah 386,7142kg dengan tingkat harga di pasar Rp 6000,-/kg sehingga rata-rata penerimaan petani responden adalah sebesar Rp 2.320.285,-/luasan lahan. Sedangkan pada usahatani kedelai di lahan tegal rata-rata produksi kedelai yang diperoleh adalah 205,1851 kg dengan tingkat harga jual di pasaran Rp 6000,-/kg, sehingga rata-rata penerimaan petani kedelai di lahan tegal adalah Rp 1.231.110,. (6) Efisiensi Efisiensi usahatani kedelai yang diperoleh pada petani dari : besarnya penerimaan yang diperoleh dibagi dengan biaya total yang dikeluarkan untuk proses produksi. Pada usahatani kedelai di lahan tegal diperoleh tingkat efisiensi atau R/C ratio = 1,82 dan pada usahatani kedelai lahan sawah sebesar R/C ratio = 2,52 . Dari hasil tersebut dapat disimpulakan bahwa usahatani kedelai di daerah penelitian sama-sama menguntungkan, akan tetapi pada lahan sawah lebih menguntungkan disbanding pada lahan tegal.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis usaha tani yang telah di jabarakan diatas dapat disimpulkan bahwa pada penanaman komoditas kedelai di lahan sawah dan tegal memiliki perbedaan biaya produksi dimana penanaman pada tegal lebih murah biaya produksinya. Namun pada usahatani kedelai di lahan tegal diperoleh tingkat efisiensi atau R/C ratio = 1,82 dan pada usahatani kedelai lahan sawah sebesar R/C ratio = 2,52 . Dari hasil tersebut dapat disimpulakan bahwa usahatani kedelai di daerah penelitian sama-sama menguntungkan, akan tetapi pada lahan sawah lebih menguntungkan disbanding pada lahan tegal

DAFTAR PUTAKA

Gunawan, Handoko dan Rika Asnita, 2009. Peningkatan Keuntungan Usahatani Kedelai Melalui PTT di Bojonegoro. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa TimurMubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian, Edisi Ketiga. PT Pustaka LP3ES, Jakarta.Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Penerbit Universitas Indonesia. JakartaSri Sulastri.2011. Analisis usahatani kedelai (glycine max l.) Yang berkelanjutan di kecamatan sukorejo kabupaten ponorogo. Universitas Brawijaya Malang, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang