tugas mata kuliah dosen pembimbing
TRANSCRIPT
TUGAS MATA KULIAH DOSEN PEMBIMBING
PENGETAHUAN LINGKUNGAN HADI PURWANTO,S.Pd
LAPORAN HASIL OBSERVASI HUTAN DATARAN RENDAH BULUH CINA
DISUSUN OLEH KELOMPOK 6
1. 6. 2. 7. 3. 8. 4. 9.5. 10.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Jurnal tentang hutan wisata Bulucina.
Jurnal ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu
tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggung jawabkan
hasilnya. Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah
membantu dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar
pada Jurnal ini. Oleh karna itu penulis mengundang pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu
pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif
bagi kita semua.
Pekanbaru , Juni 2013
Kelompok 6
HUTAN DATARAN RENDAH BULUH CINA
Abstrack
Ecosystem is a pattern of interaction between abiotic and biotic components in it are
related to each other. There are various types of these ecosystems which, taken
together, it forms the biosphere. One type of ecosystem is very important is the
existence of forest ecosystems. He is a natural ecosystem land group has been dubbed
the "lungs of the earth". One easy parameter to measure the health of the earth is to
examine the state of the forest. And, if the sample is taken today, can we conclude the
earth is "sick" because the forest ecosystem is increasingly restricted to certain areas
only.
Keyword: Ecosystem, Forest
PENDAHULUAN
Ekosistem adalah suatu tatanan dan kesatuan yang secara utuh dan
menyeluruh di antara segenap komponen lingkungan hidup. Komponen ini saling
berinteraksi dan pada akhirnya membentuk kesatuan yang teratur dan dinamis.
Dengan demikian, dalam ekosistem bisa saja terjadi suatu perubahan, suatu
ketidakseimbangan baik itu besar maupun kecil yang faktor pemicunya bisa saja
oleh manusia atau alam.
Wilayar riparian adalah mintakat peralihan antara sungai dengan daratan.
Wilayah ini memiliki karakter yang khas, karena perpaduan lingkungan perairan
dan daratan. Salah satunya, komunitas tumbuhan pada mintakat ini dicirikan oleh
tetumbuhan yang beradaptasi dengan perairan, yakni jenis-jenis tumbuh hidrofilik
yang di kenal sebagai vegetasi riparian. Perkataan riparian berasal dari bahasa
latin ripa yang berarti “tepian sungai”. (Wikipedia,2011)
Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti
penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan
peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global.
Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan
yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya
berjuta tanaman.
Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat
menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di
dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar.
Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama
pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.
Hutan sebagai suatu ekosistem tidak hanya menyimpan sumberdaya alam
berupa kayu, tetapi masih banyak potensi non kayu yang dapat diambil
manfaatnya oleh masyarakat melalui budidaya tanaman pertanian pada lahan
hutan. Sebagai fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti
penyedia sumber air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna, dan
peran penyeimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global.
Sebagai fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan
yang sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat bertumbuhnya
berjuta tanaman. (Wikipedia 2013)
Hutan dataran rendah merupakan hutan yang tumbuh di daerah dataran rendah
dengan ketinggian 0 - 1200 m. Hutan hujan tropis yang ada wilayah Dangkalan
Sunda seperti di Pulau Sumatera, dan Pulau Kalimantan termasuk hutan dataran
rendah. Hutan dataran rendah Sumatera memiliki keanekaragaman hayati yang
terkaya di dunia. Sebanyak 425 jenis atau 2/3 dari 626 jenis burung yang ada di
Sumatera hidup di hutan dataran rendah bersama dengan harimau Sumatera,
gajah, tapir, beruang madu dan satwa lainnya. Selain itu, di hutan dataran rendah
Sumatera juga ditemukan bunga tertinggi di dunia (Amorphophallus tittanum) dan
bunga terbesar di dunia (Rafflesia arnoldi).
BAB I
HUTAN DATARAN RENDAH
1.1 Defenisi Riparian
Riparian berasal dari bahasa Latin riparius. Menurut Kamus Webster, riparia
artinya “milik tepi sungai”. Istilah riparia secara umum menggantikan bahasa
Latin tersebut. Riparia biasanya menggambarkan komunitas biotik yang
menghuni tepian sungai, kolam, danau dan lahan basah lainnya (Naiman et al.
2000; Naiman et al. 2005). Naiman et al. (2005) menggunakan istilah “riparian”
sebagai kata sifat dan istilah “riparia” sebagai kata benda tunggal atau majemuk.
Istilah riparia untuk menekankan pada perpaduan biotik dari zona transisi akuatik-
teresterial yang berasosiasi dengan air mengalir.
Mitsch dan gosselink (1993) mendefinisikan ekosistem riparian adalah daratan
yang berada didekat sungai atau badan air lainnya yang paling tidak secara
periodic dipengaruhi oleh banjir.
Ekosistem riparian memiliki karakter khas yang membedakan dengan
ekosistem dataran atas ( upland). Karakteristik riparian yaitu menurut Brinson et
al (1981) memiliki tiga karakter umum yang membedakannya dengan ekosistem
yaitu:
a. Ekosistem riparian secara umum memiliki suatu bentuk linear sebagai
akibat dari proksimitasnya ke sungai.
b. Energy dan materi yang berasal dari sekitar lansekap bergabung dan
menuju ekosistem riparian dalam jumlah yang jauh lebih banyak
daripada ekosistem lahan basah lainnya. Oleh karena itu, system
riparian adalah sisem terbuka.
c. Ekosistem riparian secara fungsional berhubungan dengan sungai
bagian hulu dan bagian hilir dan secara lateral berhubungan dengan
ekosistem lereng atas(daratan) dan lereng bawah(akuatik).
Menurut kepres No.32/1990 tentang pengelolaan kawasan
lindung,sempadan sungai adalah kawasan sepanjang kanan kiri sungai termasuk
sungai buatan yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan fungsi
sungai. Lebar sempadan sungai besar di luar pemikiman (>100m), anak sungai
besar (>50m) dan di daerah permukiman berupa jalan inspeksi (10-15m) (anonym
1990)
Fungsi dan Nilai Riparia
Riparia memiliki karakteristik fungsional ganda sebagai akibat lingkungan
fisik yang unik.Secara umum mudah dikenali bahwa produktivitas ekosistem
riparian tinggi akibat konvergensi energi dan materi yang melintasi riparian dalam
jumlah yang besar (Mitsch dan Gosselink 1993).
Gordon et al. (2004) menyebutkan bahwa sungai memiliki 2 nilai.Nilai yang
dimiliki ekosistem sungai juga dimiliki oleh ekosistem riparian. Nilai riparia
tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu:
1. Nilai ulitarian
Nilai pemanfataan konsumtif
Nilai pemanfaatan produktif
Nilai jasa
Nilai pendidikan dan penelitian
Nilai budaya, spiritual, eksperensial dan eksistensi
Nilai estetika, rekreasi dan wisata
2. Nilai intrinsik
Etika ekosentris
Etika biosentris
Nilai intrinsik ditekankan pada nilai dari spesies dan komunitas yang tidak
tergantung pada perspektif manusia.Nilai ulitarian tergantung pada pendapat dan
kebutuhan manusia.Nilai ekosentris mengacu pada keutuhan komunitas biologis
misalnya keterwakilan, keanekaragaman, kelangkaan dan kealamian. Nilai
biosentris menekankan akan adanya nilai pada setiap individu organisma.
Manusia perlu menghargai setiap bentuk kehidupan di lingkungan alami (Gordon
et al. 2004). FAO (1998) menyebutkan bahwa riparia memiliki empat (4) fungsi
utama yaitu mengendalikan kualitas air, melindungi habitat sungai, memberikan
naungan dan serasah organik, konservasi alami dan sebagai tempat rekreasi.
Malanson (1995) menyebutkan bahwa riparian memiliki nilai ekonomi baik
langsung maupun tidak langsung yaitu sumber kayu, mencegah banjir, mengisi
kembali akuifer, sumber air permukaan dan produktivitas perikanan.Nilai sosial
yang dimiliki riparian yaitu tempat rekreasi, penelitian, pendidikan dan
estetika/keindahan.Fungsi vegetasi riparian sangat besar bagi keberlangsungan
kehidupan organisma teresterial dan akuatik.Vegetasi riparian penting sebagai
habitat ikan, pendukung rantai makanan, habitat hidupan liar, mempertahankan
suhu, stabilisasi tepian sungai, perlindungan kualitas air, mempertahankan
morfologi sungai dan mengendalikan banjir (Chang 2006).Gangguan terhadap
riparian menjadi penyebab utama terjadinya penurunan struktur dan fungsi sungai
(Gordon et al. 2004).
Struktur dan karakteristik hutan dataran rendah
Vegetasi hutan dataran rendah memiliki keunikan tersendiri. Dua karakteristik
utama yang membedakanhutan dataran rendah dengan bioma terestrial
lainnyaadalah tingginya kerapatan jenis pohon dan statuskonservasi tumbuhannya
yang hampir sebagian besar dikategorikan jarang secara lokal (Clarket al.,
1999).Komposisi jenis dan keanekaragaman tumbuhan di hutantergantung pada
beberapa faktor lingkungan sepertikelembaban, nutrisi, cahaya matahari,
topografi, batuaninduk, karateristik tanah, struktur kanopi dan sejarahtataguna
lahan (Hutchincsonet al ., 1999).
Suatu vegetasi terbentuk oleh adanya kehadiran daninteraksi dari beberapa
jenis tumbuhan di dalamnya. Salahsatu bentuk interaksi antar jenis ini adalah
asosiasi. Asosiasi adalah suatu tipe komunitas yang khas, ditemukandengan
kondisi yang sama dan berulang di beberapalokasi. Asosiasi dicirikan dengan
adanya komposisi floristikyang mirip, memiliki fisiognomi yang seragam
dansebarannya memiliki habitat yang khas (Daubenmire, 1968;Mueller-Dombois
dan Ellenberg, 1974; Barbour et al., 1999).
Asosiasi terbagi menjadi asosiasi positif dan asosiasinegatif. Asosiasi positif
terjadi apabila suatu jenis tumbuhanhadir secara bersamaan dengan jenis
tumbuhan lainnyadan tidak akan terbentuk tanpa adanya jenis tumbuhanlainnya
tersebut. Asosiasi negatif terjadi apabila suatu jenistumbuhan tidak hadir secara
bersamaan (McNaughton danWolf, 1992)
Karakteristik hutan dataran rendah yaitu sesaknya pepohonan dalan satu area.
Kita dengan mudah menjumai bagian-bagian pohon banyak bertebaran di dalam
hutan. Dari bagian-bagian tumbuhan ini memberikan kontribusi yang besar untuk
bahan anorganik di dalam hutan siklus hara. Hal ini menciptakan variasi tipe-tipe
hutan berdasarkan bahan anorganiknya. Karakteristik hutan dataran rendah yang
sering basah membuat mudah di jumpai tumbuhan pemanhat, pohon penahan.
Akar-akar pepohonan harus bersaing dengan organism lain seperti pancang ,
tiang , batang , sandling , mendapatkan senyawa karbon organic dan nutrisi hara.
Faktor Edaphis dan Klimatologis Ekosistem Hutan Dataran Rendah
Klimatologi merupakan ilmu tentang atmosfer. Mirip dengan meteorologi, tapi
berbeda dalam kajiannya, meteorologi lebih mengkaji proses di atmosfer
sedangkan klimatologi pada hasil akhir dari proses-proses atmosfer.
Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim,
mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara
iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi
dari data-data yang banyak dehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya,
orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik
(Tjasyono, 2004).
Edaphis (Penyeimbang Alam) merupakan pembentukan tempat-tempat hidup
alami bagi satwa yang hidup di sekitarnya. Manfaat Edaphis adalah manfaat
dalam kaitan dengan tempat hidup binatang. Di lingkungan yang penuh dengan
pohon-pohon, secara alami satwa dapat hidup dengan tenang karena lingkungan
demikian memang sangat mendukung.
Ketinggian tempat merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kondisi
iklim, baik dari segi suhu, kelembaban udara maupun curah hujan, yang
selanjutnya mempengaruhi vegetasi yang ada. Masing-masing zona ketinggian
tempat memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik dari segi floristik,
komposisi maupun struktur.
Faktor- faktor pendukung Klimatologis dan Edaphis Ekosistem Rawa Air
tawar antara lain :
1) Iklim dengan unsur-unsurnya, seperti suhu udara, tekanan udara,
kelambapan udara, angin dan curah hujan merupakan faktor utama yang
mempengaruhi perseberan tumbuhan (flora) di permukaan bumi.
Curah Hujan
Hutan ini, banyak dipengaruhi oleh curah hujan yang sedang atau berkisar
antara 2000 – 3000 mm / tahun, karena pohon yang ditemui pada
umumnya tidak terlalu tinggi dan besar. Hal ini berbeda dengan hutan
hujan tropis.
Suhu
Pada Hutan dataran rendah, kadar oksigen rata-rata tiap bulannya
mencapai (0 – kurang dari 800 m dpl.). Suhu ini juga mempengaruhi
keanekaragaman dan jenis fauna yang terdapat didalamnya.
Udara
Selain berperan dalam menentukan kelembaban, angin juga berperan
sebagai penyebaran biji tumbuhan tertentu. angin diturunkan oleh pola
tekanan yang luas dalam atmosfir yang berhubungan dengan sumber
panas atau daerah panas dan dingin pada atmosfir. Kecepatan angin
selalu diukur pada ketinggian tempat ternak berada. Hal ini penting karena
transfer panas melalui konveksi dan evaporasi di antara ternak dan
lingkungannya dipengaruhi oleh kecepatan angin. Udara di atmosfer
tersusun atas nitrogen (N2, 78 %), oksigen (O2, 21 %), karbon dioksida
(CO2,0,03 %), dan gas lainnya. Jadi gas nitrogen merupakan penyusun
udara terbesar di atmosfer bumi (Wirakusuma, 2003).
Sinar / Cahaya Matahari
Sinar matahari mempengaruhi sistem secara global, karena sinar matahari
menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang
dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis
(Chantalakhana, 2002).
Angin dan kelembaban
Angin berperan membantu penyerbukan tumbuhan, menyebarkan spora
dan biji tumbuhan. Beberapa serangga hama tumbuhan dapat diterbangkan
oleh angin ke tempat lain yang jauh. Kelembaban berperan menjaga
organisme agar tidak kehilangan air karena penguapan. Beberapa
mikroorganisme seperti jamur dan bakteri hidup di tempat-tempat yang
lembab. Mikroorganisme tersebut tidak dapat hidup ditempat-tempat
kering. Kelembaban adalah jumlah uap air dalam udara. Kelembaban
udara penting, karena mempengaruhi kecepatan kehilangan panas dari
ternak. Kelembaban dapat menjadi kontrol dari evaporasi kehilangan
panas melalui kulit dan saluran pernafasan (Chantalakhana, 2002).
Selanjutnya Chantalakhana, 2002 menyatakan Kelembaban biasanya
diekspresikan sebagai kelembaban relatif (Relative Humidity = RH) dalam
persentase yaitu ratio dari mol persen fraksi uap air dalam volume udara
terhadap mol persen fraksi kejenuhan udara pada temperatur dan tekanan
yang sama (Yousef, 1984). Pada saat kelembaban tinggi, evaporasi terjadi
secara lambat, kehilangan panas terbatas dan dengan demikian
mempengaruhi keseimbangan termal ternak.
Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam
pertumbuhan, per-kecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan
manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya
transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik
lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan
pelapuk (Chantalakhana, 2002).
2) Faktor-faktor Edhapis
Topografi
Topografi artinya keadaan naik turunnya permukaan bumi di suatu daerah.
Topografi berkaitan dengan kelembaban, cahaya, suhu, serta keadaan
tanah disuatu daerah. Interaksi berbagai faktor itu membentuk lingkungan
yang khas. Sebagai contoh keanekaragaman hayati di daerah perbukitan
berbeda dengan di daerah datar. Organisme yang hidup di daerah berbukit
berbeda dengan daerah datar. Topografi juga mempengaruhi penyebaran
mahkluk hidup. Kawasan ini memiliki topografi landai hingga berbukit.
Keadaan tanah
Hutan dataran rendah memiliki ketinggian 2 – 100 mdpl. Hutan dataran
rendah ini didominasi oleh pepohonan besar yang membentuk tajuk
berlapis-lapis (layering), sekurang-kurangnya tinggi tajuk teratas rata-rata
adalah 45 m (paling tinggi dibandingkan rata-rata hutan lainnya), rapat,
dan hijau sepanjang tahun. Ada tiga lapisan tajuk atas di hutan ini:
a. Lapisan pohon-pohon yang lebih tinggi, muncul di sana-sini dan menonjol
di atas atap tajuk (kanopi hutan) sehingga dikenal sebagai “sembulan”
(emergent). Sembulan ini bisa sendiri-sendiri atau kadang-kadang
menggerombol, namun tak banyak. Pohon-pohon tertinggi ini bisa
memiliki batang bebas cabang lebih dari 30 m, dan dengan lingkar batang
hingga 4,5 m.
b. Lapisan kanopi hutan rata-rata, yang tingginya antara 24–36 m.
c. Lapisan tajuk bawah, yang tidak selalu menyambung. Lapisan ini tersusun
oleh pohon-pohon muda, pohon-pohon yang tertekan pertumbuhannya,
atau jenis-jenis pohon yang tahan naungan.Kanopi hutan banyak
mendukung kehidupan lainnya, semisal berbagai jenis epifit (termasuk
anggrek), bromeliad, lumut, serta lumut kerak, yang hidup melekat di
cabang dan rerantingan. Tajuk atas ini demikian padat dan rapat,
membawa konsekuensi bagi kehidupan di lapis bawahnya. Tetumbuhan di
lapis bawah umumnya terbatas keberadaannya oleh sebab kurangnya
cahaya matahari yang bisa mencapai lantai hutan, sehingga orang dan
hewan cukup leluasa berjalan di dasar hutan.
Ada dua lapisan tajuk lagi di aras lantai hutan, yakni lapisan semak dan
lapisan vegetasi penutup tanah. Lantai hutan sangat kurang cahaya,
sehingga hanya jenis-jenis tumbuhan yang toleran terhadap naungan yang
bertahan hidup di sini; di samping jenis-jenis pemanjat (liana) yang melilit
batang atau mengait cabang untuk mencapai atap tajuk. Akan tetapi
kehidupan yang tidak begitu memerlukan cahaya, seperti halnya aneka
kapang dan organisme pengurai (dekomposer) lainnya tumbuh berlimpah
ruah.
Dedaunan, buah-buahan, ranting, dan bahkan batang kayu yang rebah,
segera menjadi busuk diuraikan oleh aneka organisme tadi. Pemakan
semut raksasa juga hidup di sini. Pada saat-saat tertentu ketika tajuk
tersibak atau terbuka karena sesuatu sebab (pohon yang tumbang,
misalnya), lantai hutan yang kini kaya sinar matahari segera diinvasi oleh
berbagai jenis terna, semak dan anakan pohon; membentuk sejenis rimba
yang rapat.
Flora dan Fauna
Pengaruh faktor-faktor lingkungan dan kisarannya untuk suatu tumbuh-
tumbuhan berbeda-beda, karena satu jenis tumbuhan mempunyai kisaran
toleransi yang berbeda-beda menurut habitat dan waktu yang berlainan.
Tetapi pada dasarnya secara alami kehidupannya dibatasi oleh: jumlah dan
variabilitas unsur-unsur faktor lingkungan tertentu (seperti nutrien dan
faktor fisik, misalnya suhu udara) sebagai kebutuhan minimum, dan batas
toleransi tumbuhan terhadap faktor atau sejumlah faktor lingkungan
tersebut.
Hubungan tumbuh-tumbuhan dengan udara atmosfir pada umumnya
berkaitan dengan gas CO2, O2, dan angin. Tumbuh-tumbuhan berperanan
penting dalam siklus karbon yang berhubungan dengan ketersediaan CO2
dan O2 dalam proses fotosintesis dan respirasi makhluk hidup. Gerakan
udara sebagai angin mempunyai peranan ekologis dapat menguntungkan
maupun merugikan, misalnya terhadap penyebaran serbuk sari, spora atau
biji-bijian. Sebaliknya jika kecepatan angin terlalu besar dapat
menyebabkan penurunan berbagai proses metabolisme, tumbuhan menjadi
layu atau mati (Kartasapoetra).
Flora maupun fauna pada hutan ini terpengaruh iklim, namun kaya akan
keanekaragaman jenis baik flora maupun fauna, memiliki strata tajuk yang
lengkap serta memiliki variasi yang tinggi berdasarkan perbedaan tempat
tumbu.
BAB II
EKOSISTEM HUTAN DATARAN RENDAH BULUH CINA
Lokasi pelaksanaan observasi
Desa Wisata Buluh cina adalah sebuah Desa yang berada di Kabupaten kampar,
Untuk sampai ke desa tersebut, tentunya tak memakan waktu lama. Jaraknya dari
ibukota Provinsi Riau, Pekanbaru hanya sekitar 25 kilometer jalan darat.
Warga Desa Buluhcina memiliki kebudayaan kearifan lokal untuk tidak merusak
lingkungan dan hutan. Di Desa Buluhcina terdapat Hutan Wisata Buluhcina. Hutan
Wisata Buluhcina ini luasnya 1.000 hektare. Hutan ini sangat asri dan sangat alami
dan sudah terpelihara semenjak ratusan tahun yang lalu, di hutan ini dapat kita jumpai
flora dan fauna, seperti rotan, anggrek, monyet,burung,kupu-kupu,harimau dan juga
pepohonan yang sangat besar dan tinggi, dikawasan hutan ini terdapat tujuh danau
yaitu : Danau Pinang Luar, Danau Pinang Dalam, Danau Tanjung Putus, Danau Baru,
Danau Lubuk Siam, Danau Atehutan, dan Danau Tatangah, masing-masing danau
memiliki keunikan tersendiri.
Selain dapat menikmati pesona alam dengan pepohonan dan sungai serta
suasana perkampungan dengan penduduknya yang ramah, Anda juga bisa
memancing ikan. Kalau lagi untung, bisa saja Anda mendapat ikan besar. Seperti
ikan Patin, ikan Baung, dan jenis ikan khas Sungai Kampar lainnya.
Desa Wisata Buluh Cina merupakan lokasi atau tempat wisata yang
mengasyikkan. Jangan takut, budaya menghargai dan menghormati pendatang
sudah menjadi bahagian kehidupan warga di sana.
Desa Buluh Cina sendiri terdiri dari dua bagian. Keduanya dibelah oleh aliran
sungai Kampar. Nah untuk menghubungkan kedua belahan desa ini, ada “kapal
roro” mini bernama Tilan. Kapal inilah yang bolak balik mengantar orang dan
barangmenyeberangisungai.
Untuk pengganti biaya operasional, setiap orang dipungut biaya Rp 2.000 sekali
menyeberang. Tapi jika orang tersebut membawa sepeda motor, ongkosnya Rp
3.000sekalimenyeberang.
Aktivitas keseharian warga desa Bulu Cina sendiri beragam. Mulai dari bertani,
berkebun, pencari hasil hutan, pencari ikan alias nelayan sungai hingga peternak
ikan sungai. Makanya, di sana Anda juga akan menjumpai kerambah ikan yang
banyak mengapung di tepian sungai Kampar
Hutan wisata Buluhcina awalnya berasal dari tanah dan lahan warga Desa
Buluhcina yang mereka ikhlaskan untuk dijadikan kawasan hutan wisata alam tanpa
diganti-rugi. Maret 2004 lalu, ninik mamak, pemerintahan desa dan ketua Lembaga
Musyawarah Besar ( LMB ) Buluh Cina menyerahkan lahan ulayat seluas 1.000 ha
kepada Gubernur Riau. 1500 penduduk Desa Buluhcina memberikan dengan ikhlas
lahan yang mereka miliki tanpa kompensasi materi, mereka cuma mengharapkan
bantuan berupa perbaikan dan peningkatan infrastruktur, pengembangan dan
peningkatan ekonomi desa seperti pemberdayaan pemuda dan masyarakat sekitar,
namun sampai saat ini apa yang mereka harapkan belum dapat terwujud. Hutan
Wisata Buluhcina ini dikelola oleh masyarakat dan adat secara bersama di bawah
koordinasi ninik mamak Desa Buluhcina. dan LMB (Lembaga Musyawarah Besar)
yang diketuai oleh Bapak Makmur Hendrik.
Harapan ini pun disambut oleh pemerintah provinsi Riau dengan menjadikan
kawasan tersebut menjadi taman wisata alam. Hutan Buluh Cina merupakan Hutan
Produksi Terbatas yang sebagian kawasan hutan ini telah diubah dan ditunjuk
menjadi Kawasan Taman Wisata Alam dengan Keputusan Gubernur Riau Nomor
468/IX/2006 tanggal 6 September 2006 tentang penunjukan kelompok hutan Buluh
Cina di Kabupaten Kampar Provinsi Riau seluas 1.000 Ha sebagai kawasan taman
wisata alam.
Sebagai lembaga yang bergerak di bidang konservasi, maka WWF Indonesia
sangat mendukung langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Lembaga Musyawarah
Besar tersebut. Awal mula keterlibatan WWF dalam mendukung upaya yang
dilakukan oleh masyarakat di desa Buluh Cina dimulai sekitar tahun 2004-2005,
ketika bpk. Makmur Hendrik (Ketua Lembaga Musyawarah Adat Nuluh Cina)
bertemu dengan manajemen yayasan WWF Indonesia. Dalam kesempatan itu, bp
Makmur Hendrik mengutarakan niatnya meminta dukungan lembaga konservasi
dalam upaya pelestarian hutan ulayat masyarakat. Langkah in kemudian dilanjutkan
oleh WWF Program Riau pada September 2006 dengan melakukan pertemuan
dengan ketua dan para pemuka adat Buluh Cina Kenegerian Enam Tanjung beserta
masyarakat di desa Buluh Cina.
Guna menunjang pengelolaan kawsan taman wisata alam tersebut diperlukan
pengamanan dan pembangunan sarana dan prasarana. Pengelolaan kawasan yang
efektif dilakukan bertujuan untuk menjamin dan memelihara keutuhan keberadaan
kawasan dan ekosistemnya, potensi dan nilai-nilai keanekaragaman tumbuhan, satwa,
komunitas, ekosistem penyusun kawasan, pemanfaatan kawasan secara optimal,
lestari dan bijaksana untuk kepentingan kegiatan penelitian, pendidikan dan
pariwisata alam bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kerjasama yang bergulir kemudian antara WWF dan masyarakat Buluh Cina
adalah berupa bantuan operasional dan infrasrtuktur yang mendukung upaya
perlindungan kawasan hutan tersebut. selain itu, WWF dan pihak masyarakat Buluh
Cina bersepakat untuk membentuk gugus tugas pengamanan kawasan hutan ulayat di
kawasan hutan wisata tersebut sesuai tugas pokok dan fungsi lembaga yang terlibat.
Satuan tugas akan melibatkan masyarakat desa terutama kaum pemuda dibawah
bimbingan lembaga adatnya.
Desa wisata Buluhcina memiliki potensi wisata yang luar biasa, selain hutan
wisata yang menjadi andalan utama, kawasan desa Buluhcina ini juga dapat menjadi
pilihan yang terbaik untuk memancing dan menjala ikan, pemandangan yang indah
dan alami di hutan buluhcina juga dapat dijadikan sebagai tempat hiking, kemah atau
kemping. Masyarakat ataupun pemuda disini sangat welcome terhadap siapapun,
mereka akan meyambut kedatangan siapapun dengan ramah, mereka membantu
pengunjung sebagai pemandu wisata dan jika kita ingin menikmati kuliner mereka
bersedia untuk memasakkan ikan baung yang segar yang langsung diambil dari
sungai, asam pedas baung yang khas menjadi kuliner andalan dan juga ada embut
rotan beserta belacan ala buluhcina. Selain itu juga di Desa Wisata Buluhcina juga
sering diadakan lomba pacu sampan dan biasanya dilakukan pada saat menjelang
Bulan Ramdahan dan pada saat setelah lebaran idhul fitri, dulunya tiap tahun ada
agenda Pacu Sampan Piala Presiden di Desa Buluhcina,kini agenda pacu sampan
Piala Presiden sudah tidak pernah diadakan lagi.
A.
TRANSPORTASI PENYEBERANGAN WARGA
RUMAH PENDUDUK DI SEKITAR HUTAN WISATA BULUHCINA
DESA BULUHCINA KE HUTAN WISATA BULUHCINA
PENGUKURAN IKLIM PERIODE APRIL-DESEMBER 2013
JANUARI – MARET 2013
(Berdasarkan rekapitulasi data klimatologis sekunder dari stasiun Mini Meteorologi Balai Penelitian Tanaman Serat Departemen Kehutanan untuk data Iklim seputar hutan dataran rendah Kampar)
A. Rata-rata intensitas radiasi matahari (Watt/m2)
No BulanRadiasi harian ( Watt/m2/menit )
9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00
1. April 103,9522
103,3915
103,3522
102,0316
103,6935 103,0290
103,0290
2. Mei 142,0522
142,6222
142,2296
102,2292
142,2322 142,0220
142,0220
3. Juni 188,0558
185,0665
185,1641
155,5561
158,8465 156,8551
156,8551
4. Juli 88,8851
115,8851
155,6551
155,6458
154,6656 155,6655
155,6655
5. Agustus
102,9660
103,9922
103,6623
102,1052
103,3105 103,0222
103,0222
6. September
102,2252
102,2322
103,6623
100,5391
103,2222 102,6622
102,6622
7. Oktober
102,2662
102,9921
103,0222
102,6225
102,9920 103,6692
103,6692
8. Nove 102,6 102,22 103,669 103,92 103,6623 103,96 103,96
mber 666 51 2 10 35 35
9. Desember
102,9660
103,9922
103,0150
102,1052
103,3105 103,0222
103,0222
10. Januari
102,2252
102,2322
103,6623
100,5291
103,2222 102,6622
102,6622
11. Februari
102,2662
102,9921
103,0222
102,6225
102,9920 103,6692
103,6692
12. Maret 102,6666
102,2251
103,6692
103,9210
103,6623 103,9635
103,9635
B. Rata-rata suhu udara (ºC)
No Bulan Suhu udara harian (ºC)
9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00
1. April 26,1 26,0 26,0 26,5 26,2 26,1 26,1
2. Mei 28,1 26,1 26,5 29,1 29,1 26,2 26,2
3. Juni 26,1 26,4 29,0 28,0 28,1 29,1 29,1
4. Juli 26,4 26,2 29,2 28,5 28,4 28,1 29,1
5. Agustus 26,5 29,1 26,2 28,0 28,1 29,1 29,1
6. September 28,1 26,1 26,1 28,4 29,2 29,1 26,1
7. Oktober 28,4 26,1 26,1 28,1 29,1 29,1 26,0
8. November 28,1 26,1 26,4 29,0 29,1 26,5 26,2
9. Desember 26,5 26,1 26,2 28,0 28,1 29,1 26,1
10. Januari 28,1 26,1 26,1 28,4 29,2 29,1 26,0
11. Februari 28,4 26,1 26,1 28,1 29,1 29,1 26,1
12. maret 28,1 26,1 26,4 29,0 29,1 26,5 26,2
C. Rata-rata kelembaban udara (%)
No Bulan Suhu udara harian (ºC)
9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00
1. April 66 64 64 64 66 65 65
2. Mei 65 61 64 63 64 64 64
3. Juni 69 66 65 64 64 65 64
4. Juli 62 64 65 61 61 64 64
5. Agustus 66 64 63 65 66 64 65
6. September 63 62 65 65 65 66 64
7. Oktober 64 62 65 64 64 66 69
8. November 65 64 62 69 66 66 69
9. Desember 62 64 65 61 61 64 64
10. Januari 66 64 63 65 66 64 65
11. Februari 63 62 65 65 65 66 64
12. maret 64 65 65 64 64 66 69
Kriteria Penilaian Tanah Menururt Pusat Penelitian Tanah
( Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimakt, 1993)
Ciri-ciri Tanah TingkatanSangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
Rendah Tinggi
C-Organik (%) < 1,00 1,00-2,00 2,01-3,00 3,01-5,00 >5,00
N-total (%)
a. Mineral <0,10 0,10-0,20 0,21-0,50 0,51-0,75 >0,75
b. Gambut
< 0,80 0,80-2,50 >2,50
Rasio C/N < 5 5-10 11-15 16-25 >25
P2O5 Bray 1 (ppm)
< 5 10-15 16-25 26-35 >35
K (me/100 g) < 0,10 0,10 – 0,30
0,30 – 0,50 0,60 – 1,00 >1,00
Na (me/100 g) < 0,10 0,40 – 0,30
0,40 – 0,70 0,80 – 1,00 >1,00
Mg (me/100 g) < 0,40 0,40 – 1,00
1,00 – 2,00 2,10 – 8,00 >8,0
Ca (me/100 g) < 2 2 – 5 6 – 10 11 – 20 >20
KTK (me/100 g)
< 5 5 – 16 17 – 24 25 – 40 >40
Kejenuhan Basa (%)
< 20 20 – 35 36 - 50 51 – 70 >70
Kadar Abu (%) < 5 5 – 10 >10
Sangat Masam
Masam Agak Masam
Netral Agak Alkalis
Alkalis
pH (H2O)
a. Mineral
< 4,5 4,5 – 5,5
5,6 – 6,5 6,6 – 7,5 7,6 – 8,5 >8,5
Sangat Asam Sedang Tinggi
pH (H2O)
b. gambu <4,0 4 – 5 >5
t
Kisaran nilai dan tingkat penilaian analisis agregat kimia tanah hutan dataran rendah desa Buluh Cina Kabupaten Kampar
sifat kimia tanahkedalaman lapisan contoh (cm)0 – 30 30 – 60Nilai Peringkat Nilai Peringkat
Ph (H2O) 6,4 - 6,8 S 6,4 - 6,9 SC-organik (%) 5,62 - 5,77 S 5,58 - 5,89 SN-total (%) 12,78 - 13,45 S 12,47 - 13,84 SP2O5 Bray 1 (ppm) 18,2 - 20,8 S 20,0 - 22,7 SCa (me/100 g) 6,01 - 6,41 S 6,37 - 6,69 SMg (me/100 g) 1,12 - 1,24 S 1,31 - 1,41 SK (me/100 g ) 0,39 - 0,41 S 0,37 - 0,45 SNa (me/ 100 g ) 0,38 - 0,41 S 0,37 - 0,45 STotal Basa (me/100 g) 9,12 - 9,18 9,03 - 9,24 KTK (me/100 g) 21,6 - 22,6 S 23,6 - 24,7 SKejenuhan Basa (%) 37,8 - 41,8 43,9 - 47,7 Kadar Abu (%) 8,06 - 8,81 8,66 - 8,77 Kadar Air Lapang (%) 78,6 - 79,6 77,6 - 67,7 Kadar Air Tanah (%) 79,6 - 81,9 75,7 - 88,7 Keterangan : SM = Sangat Masam T = Tinggi R = RendahST = Sangat Tinggi S = Sedang SR = Sangat Rendah
Keanekaragaman Hayati Ekosistem Hutan Dataran Rendah Buluh Cina
Keanekaragaman hayati yang kami temukan di buluh cina
Berdasarkan transek jalur dan sub plot 5x5m
Transek Nama tumbuhan Dominasi frekuensi
PC Kanan Kiri 1
PC Kanan kiri 2
PC kanan Kiri 3
Dari hasil observasi kami memasuki hutan buluh cina sepanjang 1km ke dalam , di
dominasi dari beberapa tumbuhan yang sama.
Dan masi banyak sandling, tiang dan batang terus bersaing untuk terus bertahan
hidup , mendapatkan sinar matahari , unsure hara.
Foto-foto pepohonan yang terdapat dalam hutan wisata buluh cina
Daftar pustaka
Wikipedia.com
Soerianegara, I dan A. Indrawan. 1983. Ekologi Hutan Indonesia. Bogor:
Departemen Kehutanan-IPB.
http://www.anakkendari.co.cc/2009/01/hutan-jenis-dan-manfaatannya/
Sugiharyoanto. 2007. Geografi dan Sosiologi 1 SMP Kelas VII. Jakarta:
YudhistiraMackinnon, Kathy.1986. Alam Asli Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia
Farb, Peter.1982. HUTAN. Jakarta: Tri Pustaka
http://www.e-dukasi.net/
http://e-ducation-center.blogspot.com/2009/06/hutan-dan-pemanfaatannya-geografi-
smp.html
http://bimaindonesia.blogspot.com/2008/08/hutan-pegunungan-baturaden.html