tugas manajemen knowledge
DESCRIPTION
Tugas Manajemen KnowledgeTRANSCRIPT
Tugas Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan
Angkatan Reguler 38
Dosen : Ir. Arif Iman Suroso, MSc
PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN
DI BIDANG PERKEBUNAN
OLEH :
YAUMIL HUSNA KHAIR
P056071061.38
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS
SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
PENDAHULUAN
Pesatnya perkembangan perekonomian di dunia ini, yaitu
globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin cepat dan canggih membawa manusia pada
penyadaran untuk mengantisipasi kesiapan membangun
masyarakat berbasis pengetahuan, yaitu dengan peningkatan
kualitas sumber daya manusia dan pengembangan manusia.
Pengetahuan merupakan modal yang mempunyai
pengaruh besar dalam menentukan kemajuan individu maupun
kelompok (organisasi). Dalam lingkungan yang sangat cepat
berubah, pengetahuan akan mengalami keusangan oleh sebab
itu perlu terus-menerus diperbaharui melalui proses belajar.
Belajar dalam era pengetahuan seperti sekarang ini sangat
berbeda dengan belajar dimasa lalu. Semua orang dituntut untuk
belajar baik sendiri maupun bersama dengan cepat, mudah dan
menyenangkan tanpa memandang waktu dan tempat. Hal ini
mendorong berkembangnya konsep organisasi belajar yang
menyatukan proses belajar dan bekerja. Disisi lain pengetahuan
yang melekat pada anggota suatu organisasi juga perlu diuji,
dimutakhirkan, ditransfer, dan diakumulasikan, agar tetap
memiliki nilai. Hal ini menyebabkan para pakar manajemen
mencari pendekatan untuk mengelola pengetahuan yang
sekarang dikenal dengan manajemen pengetahuan atau
Knowledge Management (KM). Suatu organisasi agar dapat
mencapai visi dan misinya harus mengelola pengetahuan yang
dimilikinya dengan baik agar dapat bersaing dengan organisasi
yang lain. Salah satu cara tersebut adalah dengan menerapkan
manajemen pengetahuan.
Manajemen pengetahuan saat ini merupakan hal yang
menarik, berbagai konferensi dan workshop digelar untuk
mengetahui dan meningkatkan manfaat menajemen
pengetahuan diberbagai bidang pengetahuan. Di Indonesia,
manajemen pengetahuan yang dimuat di media massa masih
berkutat pada teknologi informasi. Padahal manfaat dan
kegunaan manajemen pengetahuan ini tidak terbatas. Tulisan ini
mencoba untuk memaparkan bagaimana penerapan manajemen
pengetahuan dalam bidang perkebunan khususnya perkebunan
sawit di PT. Perkebunan Nusantara III.
MANAJEMEN PENGETAHUAN
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang
diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan merupakan
berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang
menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda
atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya.
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan
pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau
pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan
dengan melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan
secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga
dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila
seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri,
sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut.
Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman
pribadi manusia yang terjadi berulangkali.
Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang
didapat melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai
rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang
bersifat apriori tidak menekankan pada pengalaman.
Pemahaman konsep pengetahuan dan informasi
menimbulkan berbagai penafsiran berbeda-beda. Para ahli
dibidang informasi menyebutkan bahwa informasi adalah
pengetahuan yang disajikan kepada seseorang dalam bentuk
yang dapat dipahami, atau data yang telah diproses atau ditata
untuk menyajikan fakta yang mengandung arti. Sedangkan
pengetahuan berasal dari informasi yang relevan yang diserap
dan dipadukan dalam pikiran seseorang. Sedangkan
pengetahuan berkaitan dengan apa yang diketahui dan dipahami
oleh seseorang. Informasi cenderung nyata, sedangkan
pengetahuan adalah informasi yang diinterpretasikan dan
diintegrasikan.
Von Krogh, Ichiyo, serta Nonaka 2000 dalam Bambang
Setiarso, disampaikan ringkasan gagasan yang mendasari
pengertian mengenai pengetahuan :
a. Pengetahuan merupakan justified true believe.
Seorang individu membenarkan (justifies) kebenaran atas
kepercayaannya berdasarkan observasinya mengenai
dunia. Jadi bila seseorang menciptakan pengetahuan , ia
menciptakan pemahaman atas suatu situasi baru dengan
cara berpegang pada kepercayaan yang telah dibenarkan.
Dalam definisi ini, pengetahuan merupakan konstruksi dari
kenyataan, dibandingkan sesuatu yang benar secara
abstrak. Penciptaan pengetahuan tidak hanya merupakan
kompilasi dari fakta-fakta, namun suatu proses yang unik
pada manusia yang sulit disederhanakan atau ditiru.
Penciptaan pengetahuan melibatkan perasaan dan sistem
kepercayaan (believe system) dimana perasaan atau
sistem kepercayaan itu tidak bisa disadari.
b. Pengetahuan merupakan sesuatu yang eksplisit sekaligu
teratinkan (tacit).
Beberapa pengetahuan dapat dituliskan diatas kertas,
diformulasikan dalam bentuk kalimat-kalimat, atau
diekspresikan dalam bentuk gambar. Namun ada pula
pengetahuan yang terkait dengan perasaan, keterampilan
dalam bentuk bahasa utuh, persepsi pribadi, pengalama
fisik, petunjuk praktis (rule of thumb) dan intuisi.
Pengetahuan terbatinkan seperti itu sulit digambarkan
kepada orang lain. Mengenali nilai dari pengetahuan
terbatinkan dan memahami bagaimana menggunakannya
merupakan tantangan utama organisasi yang ingin terus
menciptakan pengetahuan.
c. Penciptaan pengetahuan secara efektif tergantung pada
bagaimana konteks yang memungkinkan terjadinya
penciptaan tersebut.
Apa yang dimaksud dengan konteks yang memungkinkan
terjadinya penciptaan pengetahuan adalah ruang bersama
yang dapat memicu hubungan-hubungan yang
muncul.Dalam konteks organisional, bisa berupa fisik,
maya, mental atau ketiganya. Pengetahuan bersifat
dinamis, relasional dan berdasarkan tindakan manusia.
d. Penciptaan pengetahuan melibatkan lima langkah utama.
Berbagi pengetahuan terbatinkan.
Menciptakan konsep.
Membenarkan konsep.
Membangun prototype.
Melakukan penyebaran pengetahuan diberbagai fungsi
dan tingkat di organisasi.
2. Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
Manajemen pengetahuan merupakan suatu kosep yang
berpijak pada kesadaran akan pentingnya mengelola aset
pengetahuan, baik yang bersifat tacit (berada di masing-masing
individu) maupun explicit (tersebar di berbagai dokumen) yang
dimiliki organisasi atau perusahaan. Inti pengelolaan yang
dimaksud adalah bagaimana pengetahuan yang dimiliki atau
terdapat pada organisasi/perusahaan dikumpulkan, disimpan,
diorganisasikan, disintesakan, disebarkan, dimanfaatkan, dan
didayagunakan seoptimal mungkin bagi setiap individu untuk
meningkatkan kinerja.
Secara umum Manajemen Pengetahuan didefenisikan
sebagai teknik untuk membangun suatu lingkungan
pembelajaran sehingga orang-orang di dalamnya terus
termotivasi untuk terus belajar, memanfaatkan informasi yang
ada, serta pada akhirnya mau berbagi pengetahuan yang baru
didapat. Manajemen Pengetahuan juga diartikan mengelola
pengetahuan dalam organisasi untuk menciptakan nilai dan
meningkatkan keunggulan kompetitif. Jadi, Manajemen
Pengetahuan meliputi : proses penciptaan pengetahuan,
distribusi pengetahuan dan aplikasi pengetahuan. Dalam
Manajemen Pengetahuan, selain manusia sebagai subjek
inspirasi pengetahuan, dua hal lain yang perlu di-manage adalah
tempat (hard & soft) yang menjadi media dalam proses meraih
pengetahuan serta isi pengetahuan itu sendiri.
Knowledge Management (KM) merupakan intervensi
bersama-sama dari sumber daya manusia, proses dan teknologi
untuk mendukung proses pembuatan ( creation ), pembauran (
assimilation ), penyebaran ( dissemination ) dan pemanfaatan (
application ) pengetahuan di dalam lingkungan perusahaan /
organisasi. Pembuatan pengetahuan (knowledge creation)
adalah proses perbaikan pengetahuan tertentu selama proses
pembelajaran. Pembauran pengetahuan (knowledge
assimilation) adalah proses pengumpulan, penyimpanan dan
penyaringan pengetahuan yang dibuat dengan pengetahuan
yang sudah dipunyai sebelumnya. Penyebaran pengetahuan
(knowledge dissemination) adalah proses akses dan distribusi
pengetahuan untuk dipergunakan dalam pekerjaan yang lainnya.
Pemanfaaatan pengetahuan (knowledge application) adalah
penggunaan pengetahuan yang ada untuk mendukung
penyelesaian masalah-masalah yang dihadapinya. Pengetahuan
dibangun atau dikembangkan melalui proses pengalaman
dimana pengetahuan tersebut dipergunakan, seperti proses
penyelesaian masalah, projek atau pekerjaan.
Konsep pemberdayaan pengetahuan (knowledge enabler)
pada hakikatnya adalah merupakan praktek pada konsep
manajemen pengetahuan (knowledge management). Konsep
manajemen pengetahuan berasal dan berkembang didunia
bisnis, diterapkan dengan tujuan untuk meningkatkan dan
memperbaiki pengoperasian perusahaan dalam rangka meraih
keuntungan kompetitif dan meningkatkan laba. Manajemen
pengetahuan digunakan untuk memperbaiki komunikasi diantara
manajemen puncak dan diantara para pekerja untuk
memperbaiki proses kerja, menanamkan budaya berbagai
pengetahuan, dan untuk mempromosikan dan
mengimplementasikan system penghargaan berbasis kinerja
Menurut Koina dalam Siregar (2005) manajemen
pengetahuan adalah suatu disiplin yang mempromosikan suatu
pendekatan terintegrasi terhadap pengidentifikasian,
pengelolaan dan pendistribusian semua asset informasi suatu
organisasi. Sedangkan Laudon dalam Siregar (2005) manajemen
pengetahuan berfungsi meningkatkan kemampuan organisasi
untuk belajar dari lingkungannya dan menggabungkan
pengetahuan dalam suatu organisasi untuk menciptakan,
mengumpulkan, memelihara dan mendiseminasikan
pengetahuan organisasi tersebut. Teknologi informasi
memainkan peranan penting dalam manajemen pengetahuan
sebagai pemungkin proses bisnis yang bertujuan untuk
menciptakan, menyimpan, memelihara dan mendiseminasikan
pengetahuan.
Menurut Kim yang dikutip Siregar (2005) bahwa
pengetahuan adakalanya dikategorikan sebagai terstruktur, tidak
terstruktur, eksplisit atau implisit. Jika pengetahuan
diorganisasikan dan mudah didiseminasikan disebut
pengetahuan terstruktur. Pengetahuan yang tidak terstruktur
dan dipahami, tetapi tidak dengan jelas dinyatakan adalah
pengetahuan implisit. Pengetahuan implisit juga disebut tacit
(dipahami tanpa dikatakan), yaitu keahlian dan pengalaman
pekerja yang belum didokumentasikan secara formal Untuk
mengkonversi pengetahuan implisit ke dalam pengetahuan
eksplisit, pengetahuan tersebut harus diekstraksi dan diformat.
3. Manajemen Pengetahuan di PT.
Perkebunan Nusantara III
Manajemen pengetahuan merupakan konsep baru di dunia
bisnis yang berkembang pesat sejak tahun 2000-an karena
dinilai memberi sumbangan yang besar bagi tumbuh
kembangnya perusahaan. Dikatakan demikian karena
pengetahuan dapat menjadi pendorong untuk peningkatan
kinerja dan efisiensi proses kerja. Pengetahuan dapat
meningkatkan kompetensi dan kemampuan Sumber Daya
Manusia dalam berinovasi. Pengetahuan juga dapat mendukung
pengambilan keputusan dan membantu mengantisipasi
tantangan yang dihadapi perusahaan, baik internal maupun
eksternal. Yang pada akhirnya dapat meningkatkan dan
memperbaiki operasional perusahaan dalam mencari
keuntungan kompetitif. Sebegitu besarnya peran pengetahuan
hingga perlu dikelola agar terus berkembang dan memberi nilai
tambah bagi perusahaan.
Bentuk pengetahuan terbagi 2 (dua), Explicit dan Tacit
Knowledge. Explicit Knowledge, yaitu pengetahuan tertulis yang
sudah terdokumentasi, mudah disimpan, diperbanyak,
disebarluaskan (dikomunikasikan) dan dipelajari. Seperti : materi
pelatihan, karya tulis inovatif dalam metode/teknologi dan
produk, laporan hasil benchmark, hasil evaluasi kinerja, laporan
purna karya, Pedoman Kerja yang mendukung pelaksanaan kerja
yang diterbitkan PT. Perkebunan Nusantara III (seperti Proses
Bisnis, Prosedur/Instruksi Kerja, Code of Conduct, Internal Audit
Chartered, Perjanjian Kerja Bersama, dll), majalah dan jurnal
terbitan PT. Perkebunan Nusantara III, laporan Hasil PKL/Magang
Mahasiswa di PTPN III, karya tulis bebas, resume buku, hasil
belajar mandiri.
Diperkirakan, jumlah Explicit Knowledge berkisar 5%.
Selebihnya sekitar 95% merupakan Tacit knowledge, yaitu
pengetahuan yang masih tersimpan dalam pikiran manusia,
seperti gagasan, persepsi, cara berfikir, pemahaman, kiat-kiat
pribadi, wawasan, keahlian/kemahiran.
Pada dasarnya proses transfer pengetahuan berputar
sebagaimana siklus berikut :
Sosialisasi (percakapan). Disini, tacit knowledge ditransfer
menjadi tacit knowledge, hanya bobotnya menjadi lebih
kaya.
Externalisasi. Pada tahap ini terjadi transfer dari tacit
menjadi explicit knowledge. Misal : penulisan artikel, jurnal,
laporan belajar mandiri, laporan hasil inovasi, dll.
Kombinasi : proses transfer explicit menjadi explicit
knowledge. Misal : Merangkum berbagai pengetahuan
menjadi satu buku, atau Pleno Sistem Manajemen PTPN III
yang menghasilkan suatu pedoman kerja bagi PTPN III.
Internalisasi : proses transfer explicit ke tacit knowledge
kembali. Misal : melalui membaca buku atau pedoman
kerja, melalui trainer dalam proses pelatihan, dll.
Proses transfer pengetahuan ini terus terjadi berulang-
ulang sehingga pengetahuan akan terus berputar dan
berkembang. Pengetahuan yang memiliki nilai tambah yang
telah tercipta perlu dikelola melalui identifikasi, kompilasi, seleksi
dan dokumentasi (pemeliharaan) sebagai aset pengetahuan
perusahaan serta distribusi pengetahuan. Klasifikasi bidang aset
pengetahuan PTPN III adalah : bidang Tanaman, Teknik &
Teknologi, Keuangan, Pemasaran & Pengadaan, SDM Umum &
KBL, Teknologi Informasi.
Setelah aset pengetahuan terdokumentasi, perusahaan
juga semestinya menyediakan fasiltas yang memungkinkan
terjadinya proses sharing sehingga pada saat dan tempat yang
berbeda, pengetahuan itu dapat menjadi inspirasi bagi orang lain
dalam pengambilan keputusan ataupun tindakan sebagaimana
siklus transfer pengetahuan tersebut di atas. Penyediaan fasilitas
dapat dilakukan melalui pemanfaatan Teknologi Informasi (TI).
Beberapa program TI PTPN III yang mendukung proses
penciptaan pengetahuan dan mendukung proses sharing
adalah : EIS (Executive Information System), Data Based
Kepersonaliaan, Decision Supporting System (DSS), Webmail,
Forum dan Internet. Dengan fasilitas TI, proses penciptaan
pengetahuan dan sharing dapat terjadi dengan cepat, disamping
memungkinkan terjadinya transfer dan sharing tanpa kehadiran
personil terkait secara fisik dalam suatu ruang diskusi atau ruang
rapat.
Seiring dengan itu, saat ini PTPN III juga sedang dalam
proses desain Sistem Informasi Manajemen yang juga
merupakan perangkat pendukung bagi perkembangan
pengetahuan perusahaan. Disamping fasilitas IT, perpustakaan
juga dapat berfungsi sebagai media untuk melakukan transfer
informasi dan pengetahuan. Namun, dengan keterbatasan
sarana & prasarana yang ada, perpustakaan PTPN III saat ini
belum difungsikan secara maksimal. Dalam hal proses sharing,
hambatan yang selalu terjadi adalah tidak semua orang mau
berbagi.
KESIMPULAN
Secara umum Manajemen pengetahuan didefenisikan
sebagai teknik untuk membangun suatu lingkungan
pembelajaran sehingga orang-orang di dalamnya terus
termotivasi untuk terus belajar, memanfaatkan informasi yang
ada, serta pada akhirnya mau berbagi pengetahuan yang baru
didapat. Manajemen pengetahuan juga diartikan mengelola
pengetahuan dalam organisasi untuk menciptakan nilai dan
meningkatkan keunggulan kompetitif.
Manajemen pengetahuan meliputi : proses penciptaan
pengetahuan, distribusi pengetahuan dan aplikasi pengetahuan.
Dalam Manajemen pengetahuan, selain manusia sebagai subjek
inspirasi pengetahuan, dua hal lain yang perlu di-manage adalah
tempat (hard & soft) yang menjadi media dalam proses meraih
pengetahuan serta isi pengetahuan itu sendiri
Manajemen pengetahuan dapat meningkatkan nilai
perusahaan, membantu pengembalian keputusan salah satunya
pada PT. Perkebunan Nusantara III. Manfaat-manfaat lain akan
terus ditemukan dan dirasakan berbagai elemen masyarakat
manapun.
DAFTAR PUSTAKA
Http://erwinsutomo.wordpress.com. 2005. Manajemen
Pengetahuan.
Http://forum.ptpn3.co.id. 2008. Manajemen Pengetahuan.
Http://www.geocities.com. 2008. Manajemen pengetahuan:
Tinjauan Psikologi.
Http://www.IlmuKomputer.com. 2007. Penerapan “Creating
knowledge” menjadi model “The knowing organization”
studi kasus: PDII-LIPI.
http://www.sinarharapan.co.id. 2006. Knowledge Management
untuk MKM.
Sutiarso, Bambang. 2003. knowledge Management dan
Knowlwdge Sharing bidang pangan (studi kasus: bidang
perkebunan). http://www.IlmuKomputer.com.
Sutiarso, Bambang. 2007. Pendekatan Knowledge-Base Economy
untuk Pengembangan Masyarakat.
Sutiarso, Bambang. 2006. Manajemen Pengetahuan (Knowledge
Management) dan Proses Penciptaan pengetahuan.
http://www.IlmuKomputer.com.
Sitaniapessy, Arthur. 2005. Pemahaman Global dan Manajemen
Pengetahuan: Jalan Menuju Kesuksesan Global. Jurusan
Politeknik Negeri Ambon.