tugas manajemen

2
Tema: bisa menjadi bumerang Jaga Lisan, Dengan Hati-hati Berbicara Sebagai makhluk sosial, tentu semua orang tidak bisa lepas dari interaksi dengan sesama. Siang dan malam kita pasti bertutur kata. Tak satu pun manusia yang bisa hidup tanpa berbicara. Berbicara merupakan media utama dari seluruh proses interaksi sosial. Baik buruknya proses interaksi sosial salah satunya dipengaruh oleh bagaimana kita bertutur kata. Karenanya, agar apa yang kita ucapkan tidak menjadi bumerang bagi diri sendiri, lebih-lebih membahayakan orang lain baik di dunia maupun di akhirat, kita mesti cermat dalam berbicara. Cermat dalam arti mengerti dengan baik bahwa kita hanya boleh berbicara yang memiliki kandungan manfaat, ilmu, atau nasehat, serta yang bisa menjernihkan sebuah permasalahan. Sekiranya kita tidak mengerti apa yang harus kita ucapkan sebaiknya berpikirlah lebih dulu, sebelum memutuskan untuk ikut berbicara. Seringkali seseorang berbicara tanpa diawali proses berpikir dan tidak melalui pertimbangan sebelumnya. Tindakan seperti itu berpotensi mengundang masalah baru yang boleh jadi akan berlarut- larut, sehingga memperkeruh keadaan dan mengancam tali ukhuwah dengan sesama Muslim. Apabila hal ini terjadi maka tidak ada tempat bagi orang yang berbicara kecuali neraka. Pepatah mengatakan, “Mulutmu harimaumu.” Oleh karena itu, kecermatan dalam berbicara mutlak harus kita upayakan. Kita perlu tahu secara pasti, kapan kita bicara, apa yang harus kita bicarakan, dan paling penting adalah manfaat apa yang akan diperoleh diri sendiri, yang mendengar dan orang lain, tatkala kita berbicara.

Upload: taufik-ghockil-zlaluw

Post on 14-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tugas manjemen

TRANSCRIPT

Tema: bisa menjadi bumerangJaga Lisan, Dengan Hati-hatiBerbicaraSebagai makhluk sosial, tentu semua orang tidak bisa lepas dari interaksi dengan sesama. Siang dan malam kita pasti bertutur kata. Tak satu pun manusia yang bisa hidup tanpa berbicara.Berbicara merupakan media utama dari seluruh proses interaksi sosial. Baik buruknya proses interaksi sosial salah satunya dipengaruh oleh bagaimana kita bertutur kata. Karenanya, agar apa yang kita ucapkan tidak menjadi bumerang bagi diri sendiri, lebih-lebih membahayakan orang lain baik di dunia maupun di akhirat, kita mesti cermat dalam berbicara.Cermat dalam arti mengerti dengan baik bahwa kita hanya boleh berbicara yang memiliki kandungan manfaat, ilmu, atau nasehat, serta yang bisa menjernihkan sebuah permasalahan. Sekiranya kita tidak mengerti apa yang harus kita ucapkan sebaiknya berpikirlah lebih dulu, sebelum memutuskan untuk ikut berbicara.Seringkali seseorang berbicara tanpa diawali proses berpikir dan tidak melalui pertimbangan sebelumnya. Tindakan seperti itu berpotensi mengundang masalah baru yang boleh jadi akan berlarut-larut, sehingga memperkeruh keadaan dan mengancam tali ukhuwah dengan sesama Muslim. Apabila hal ini terjadi maka tidak ada tempat bagi orang yang berbicara kecuali neraka.Pepatah mengatakan, Mulutmu harimaumu. Oleh karena itu, kecermatan dalam berbicara mutlak harus kita upayakan. Kita perlu tahu secara pasti, kapan kita bicara, apa yang harus kita bicarakan, dan paling penting adalah manfaat apa yang akan diperoleh diri sendiri, yang mendengar dan orang lain, tatkala kita berbicara.Termasuk tatkala kita ingin menghibur orang lain dengan perkataan lucu. Sekalipun dalam maksud bercanda, berbicara yang lucu tetap tidak boleh mengandung unsur dusta atau sia-sia belaka.Sepanjang hari, siang dan malam setiap orang pasti berbicara. Dan, esok hari pun kita akan berbicara dan terus berbicara. Oleh karena itu hemat dan cermatlah dalam berbicara. Jangan sekali-kali membuka celah untuk berkata bohong. Sebab pintu-pintu kebohongan lainnya akan terbuka demi untuk menutupi kebohongan pertama.Kini, marilah kita jaga lisan kita dari kata-kata yang tak berguna