tugas makalah pak tasman k31
TRANSCRIPT
Tugas Makalah!!!
MANAJEMEN RESIKO K3
OLEH :
KELOMPOK IV
1. SOLIHIN 10. NURAENI2. FADLY FENANSIR ADAM 11. NURAFIAH3. ARFINA 12. WD. ELDA WAHID4. ST. NUR SAFARIDA 13. SUSI FEBRIANTI5. ANDI ERNI HARUN 14. SUSIYANTI6. MURNIATI 15. ST. MAISYARAH7. MURTINI SALAM 16. HASTI KURMIATI8. NANY ZAITUN 17. AJENG NOVELA9. NOVITA SARI 18. WD. NUR ASMIATI K.
SEKOLAH ILMU TINGGI KESEHATAN MANDALA WALUYA KENDARI
OKTOBER
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk sederhana.
Atas bantuan dan bimbingan semua pihak maka makalah ini dapat diselesaikan
tepat waktu. Makalah yang dibuat ini adalah sebagai bentuk tanggung jawab tugas kami
pada Mata Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan judul “Manajemen Resiko
K3”.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kami
memohon maaf jika ada kata-kata yang tidak berkenaan dihati pembaca. Serta masukan
berupa kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.
Kendari, Oktober 2013
Penulis
Page i of xv
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
BAB II MANAJEMEN RESIKO K3.................................................................................3
BAB III PENUTUP.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
Page ii of xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penerapan Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di tempat kerja merupakan upaya
utama dalam mewujudkan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat serta melindungi
dan meningkatkan pemberdayaan pekerja yang sehat, selamat dan berkinerja tinggi.
Sekedar mengetahui dan memahami tujuan yang akan dicapai, tanpa melaksanakan
tindakan nyata dalam aspek higiene perusahaan, ergonomi, kesehatan dan keselamatan
kerja, bukan merupakan cara yang tepat untuk mengatasi kemungkinan terjadinya akibat
negatif di tempat kerja.
Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi
kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang
cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya.
Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena
manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi
apapun.
Resiko adalah manifestasi atau perwujudan potensi bahaya (hazard event) yang
mengakibatkan kemungkinan kerugian menjadi lebih besar, tergantung dari cara
pengelolaannya, tingkat resiko mungkin berbeda dari yang paling ringan atau rendah sampai
ke tahap yang paling berat atau tinggi. Melalui analisis dan evaluasi semua potensi bahaya
dan resiko, diupayakan tindakan minimalisasi atau pengendalian agar tidak terjadi bencana
atau kerugian lainnya.
Berkaitan dengan uraian diatas, strategi penerapan manajemen resiko
sesungguhnya sangat dibutuhkan dalam mencapai dan mempertahankan keunggulan suatu
organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Apa itu Manajemen Resiko?
Apa saja langkah-langkah Manajemen Resiko K3
Page 1 of 15
Apa saja manfaat Manajemen Resiko?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui Pengertian Manajemen Resiko.
Mengetahui langkah-langkah Manajemen Resiko K3
Untuk mengetahui manfaat Manajemen Resiko
Page 2 of 15
BAB II MANAJEMEN RESIKO K3
2.1 Pengertian Manajemen Resiko K3
Manajemen Resiko K3 adalah suatu upaya mengelola resiko untuk mencegah
terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur
dalam suatu kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan manajemen
untuk meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis resiko yang ada.
Pendekatan Manajemen Resiko yang terstruktur dapat meningkatkan perbaikan
berkelanjutan.
2.2 Langkah-Langkah Manajemen Resiko K3
Dalam menerapkan Manajemen Resiko K3, ada beberapa tahapan/langkah yang
perlu dilakukan. Hal ini bertujuan agar proses manajemen resiko K3 dapat berjalan dengan
tepat dan sesuai. Tahapan yang perlu dilakukan dalam menerapkan manajemen resiko K3
adalah:
1. Menentukan Konteks
Dalam menentukan konteks dilakukan dengan cara melihat visi misi
perusahaan, ruang lingkup bisnis perusahaan mulai dari proses kerja awal sampai
akhir. Hal ini dilakukan karena konteks resiko disetiap perusahaan berbeda-beda
sesuai dengan kegiatan bisnis yang dilakukan. Kemudian langkah selanjutnya
adalah menetapkan kriteria resiko yang berlaku untuk perusahaan berdasarkan
aspek nilai kerugian yang dapat ditanggulangi oleh perusahaan. Kriteria resiko
didapat dari kombinasi kriteria tingkat kemungkinan dan keparahan. Dalam
menentukan tingkatan tersebut dapat digambarkan pada beberapa tabel berikut :
Tabel 1 Nilai Tingkat Kemungkinan
Likelihood/Probability Rating Deskripsi
Frequent 5 Selalu terjadi
Probable 4 Sering terjadi
Occasional 3 Kadang-kadang dapat terjadi
Page 3 of 15
Unlikely 2 Mungkin dapat terjadi
Improbable 1 Sangat jarang terjadi
Untuk menentukan nilai tingkat keparahan, dapat digunakan tabel tersebut.
Sehingga setiap kegiatan dapat dinilai tingkatan kemungkinannya dalam
menimbulkan incident atau kerugian.
Tabel 2 Nilai Tingkat Keparahan
Severity Rating Deskripsi
Catastrophic
5
Meninggal dunia, cacat permanen/ serius,
kerusakan lingkungan yang parah, kebocoran B3,
kerugian finansial yang sangat besar, biaya
pengobatan > 50 juta.
Major
4
Hilang hari kerja, cacat permanen/ sebagian,
kerusakan lingkungan yang sedang, kerugian
finansial yang besar, biaya pengobatan < 50 juta.
Moderate/Serious
3
Membutuhkan perawatan medis, terganggunya
pekerjaan, kerugian finansial cukup besar, perlu
bantuan pihak luar, biaya pengobatan < 10 juta.
Minor
2
Penanganan P3K, tidak terlalu memerlukan
bantuan dari luar, biaya finansial sedang, biaya
pengobatan < 1 juta
Negligible
1
Tidak mengganggu proses pekerjaan, tidak ada
cidera/ luka, kerugian financial kecil, biaya
pengobatan < 100 ribu.
Untuk menentukan tingkatan nilai keparahan yang terjadi dari kegiatan yang
dilakukan, dapat menggunakan tabel 2. Kemudian kriteria resiko dapat
digambarkan seperti pada tabel berikut :
Tabel 3 Skala Tingkatan Resiko
Risk Rank Deskripsi
Page 4 of 15
17-25 Extreme High Risk – Resiko Sangat Tinggi
10-16 High Risk – Resiko Tinggi
5-9 Medium Risk – Resiko Sedang
1-4 Low Risk – Resiko Rendah
Konteks manajemen resiko ini akan dijalankan dalam organisasi atau
perusahaan untuk acuan langkah manajemen resiko k3 yang selanjutnya.
2. Melakukan Identifikasi Resiko
Identifikasi bahaya adalah salah satu tahapan dari manajemen resiko k3 yang
bertujuan untuk mengetahui semua potensi bahaya yang ada pada suatu kegiatan
kerja/ proses kerja tertentu. Identifikasi bahaya memberikan berbagai manfaat
antara lain :
a. Mengurangi peluang kecelakaan karena dengan melakukan identifikasi
dapat diketahui faktor penyebab terjadinya keceakaan,
b. Untuk memberikan pemahaman bagi semua pihak mengenai potensi
bahaya yang ada dari setiap aktivitas perusahaan, sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan karyawan untuk meningkatkan kewaspadaan
dan kesadaran akan safety saat bekerja,
c. Sebagai landasan sekaligus masukan untuk menentukan strategi
pencegahan dan penanganan yang tepat, selain itu perusahaan dapat
memprioritaskan tindakan pengendalian berdasarkan potensi bahaya
tertinggi.
d. Memberikan informasi yang terdokumentasi mengenai sumber bahaya
dalam perusahaan.
Cara melakukan identifikasi bahaya adalah :
1. Tentukan pekerjaan yang akan diidentifikasi
2. Urutkan langkah kerja mulai dari tahapan awal sampai pada tahap akhir
pekerjaan.
Page 5 of 15
3. Kemudian tentukan jenis bahaya apa saja yang terkandung pada setiap
tahapan tersebut, dilihat dari bahaya fisik, kimia, mekanik, biologi,
ergonomic, psikologi, listrik dan kebakaran.
4. Setelah potensi bahaya diketahui, maka tentukan dampak/kerugian yang
dapat ditimbulkan dari potensi bahaya tersebut. Dapat menggunakan
metode What-If.
5. Kemudian catat dalam tabel, semua keterangan yang didapat.
Salah satu metoda yang dapat digunakan dalam melakukan identifikasi
bahaya adalah dengan membuat Job Safety Analysis/Job Hazard Analysis. Selain
JSA, ada beberapa teknik yang dapat dipakai seperti (Fault Tree Analysis) FTA,
(Event Tree Analysis) ETA, (Failure Mode and Effect Analysis) FMEA, (Hazards
and Operability Study) Hazop, (Preliminary Hazards Analysis) PHA, dll.
3. Penilaian Resiko
Setelah semua tahapan kerja diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
melakukan penilaian resiko untuk menentukan besarnya tingkatan resiko yang
ada. Tahapan ini dilakukan melalui proses analisa resiko dan evaluasi resiko.
Analisa Resiko :
Analisa resiko dilakukan untuk menentukan besarnya suatu resiko
dengan mempertimbangkan tingkat keparahan dan kemungkinan yang
mungkin terjadi. Analisa ini dilakukan berdasarkan konteks yang telah
ditentukan oleh perusahaan, seperti tingkat kemungkinan tabel 1., tingkat
keparahan 2. dan tingkat resiko tabel 3. Cara melakukan analisa adalah :
1. Lakukan analisa dari setiap langkah kerja yang telah diidentifikasi pada
tahapan identifikasi bahaya.
2. Mengukur tingkat kemungkinan terjadinya incident dari setiap tahapan
kegiatan yang dilakukan berdasarkan acuan konteks yang telah
ditentukan pada tabel 1.
Page 6 of 15
3. Mengukur tingkat keparahan yang dapat ditimbulkan dari setiap potensi
bahaya pada setiap tahapan kerja yang telah diidentifikasi. Ukuran
tingkat keparahan ditentukan berdasarkan acuan konteks yang telah
dibuat pada tabel 2.
4. Setelah tingkatan kemungkinan dan keparahan diketahui, lakukan
perhitungan menggunakan rumus berikut untuk mengetahui nilai
resikonya :
5. Membuat matriks resiko.
Tabel 4 Matriks Resiko
LikelihoodSeverity
Negligible Minor Moderate Major Extreme
Rare Low (1x1) Low (1x2) Low (1x3) Low (1x4) Medium (1x5)
Unlikely Low (2x1) Low (2x2) Medium (2x3) Medium (2x4) High (2x5)
Possible Low (3x1) Medium (3x2) Medium (3x3) High (3x4) High (3x5)
Likely Low (4x1) Medium (4x2) High (4x3) High (4x4) Very High (4x5)
Almost Certain Medium (5x1) High (5x2) High (5x3) Very High (5x4) Very High (5x5)
6. Tentukan tingkatan resiko pada setiap tahapan kerjanya berdasarkan
nilai resiko yang telah didapat dari perhitungan. Ukuran tingkat resiko
dinilai berdasarkan acuan konteks yang telah dibuat pada tabel 2 dan
tabel 3.
Evaluasi Resiko :
Setelah setiap tahapan kerja diidentifikasi dan dianalisa tingkat
resikonya, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi resiko. Evaluasi
resiko dilakukan untuk menentukan apakah resiko dari setiap tahapan kerja
dapat diterima atau tidak. Cara melakukan evaluasi adalah :
Page 7 of 15
1. Perusahaan/organisasi membuat kriteria resiko yang dapat diterima
(tingkat resiko low), tidak dapat diterima (tingkat resiko high dan very
high) dan dapat ditolerir (tingkat resiko medium).
2. Setiap tahapan kerja yang telah dianalisa dan diketahui tingkat resikonya,
maka lakukan evaluasi apakah tingkatan resiko tersebut dapat diterima,
tidak dapat diterima atau dapat ditolerir.
3. Jika tingkatan resiko yang ada tidak dapat diterima, maka perlu dilakukan
tindakan pengendalian resiko guna menurunkan tingkatan resiko tersebut
sampai tingkatan rendah atau dapat ditolerir.
4. Pengendalian Resiko
Pengendalian risiko merupakan langkah penting dan menentukan dalam
keseluruhan manajemen risiko. Pengendalian risiko berperan dalam meminimalisir/
mengurangi tingkat risiko yang ada sampai tingkat terendah atau sampai tingkatan
yang dapat ditolerir.
Cara pengendalian risiko dilakukan melalui :
a. Eliminasi : pengendalian ini dilakukan dengan cara
menghilangkan sumber bahaya (hazard).
b. Substitusi : mengurangi risiko dari bahaya dengan cara
mengganti proses, mengganti input dengan yang lebih rendah risikonya.
c. Engineering : mengurangi risiko dari bahaya
dengan metode rekayasa teknik pada alat, mesin, Infrastruktur,
lingkungan, dan atau bangunan.
d. Administratif : mengurangi risiko bahaya dengan cera
melakukan pembuatan prosedur, aturan, pemasangan rambu (safety
sign), tanda peringatan, training dan seleksi terhadap kontraktor,
material serta mesin, cara pengatasan, penyimpanan dan pelabelan.
e. APD : mengurangi risiko bahaya dengan cara menggunakan
alat perlindungan diri misalnya safety helmet, masker, sepatu
Page 8 of 15
safety, coverall, kacamata keselamatan, dan alat pelindung diri lainnya
yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
2.3 Manfaat Manajemen Resiko
Manfaat dalam menerapkan manajemen resiko antara lain :
Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi resiko dari setiap kegiatan yang
mengandung bahaya
Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan
Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai kelangsungan dan
keamanan investasinya
Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai resiko operasi bagi setiap
unsur dalam organisasi/ perusahaan
Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku
Page 9 of 15
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
Manajemen Resiko K3 adalah suatu upaya mengelola resiko untuk mencegah
terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur
dalam suatu kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan manajemen
untuk meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis resiko yang ada.
Pendekatan Manajemen Resiko yang terstruktur dapat meningkatkan perbaikan
berkelanjutan.
Langkah-Langkah Manajemen Resiko K3 :
1. Menentukan Konteks
2. Melakukan Identifikasi Resiko
3. Penilaian Resiko
4. Pengendalian Resiko
Manfaat dalam menerapkan manajemen resiko antara lain :
Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi resiko dari setiap kegiatan yang
mengandung bahaya
Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan
Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai kelangsungan dan
keamanan investasinya
Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai resiko operasi bagi setiap
unsur dalam organisasi/ perusahaan
Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku
3.2 Saran
Page 10 of 15
Pentingnya suatu organisasi/perusahaan melakukan manajemen resiko sebagai bentuk
usaha dalam memajukan perusahaan / organisasi serta kualitas.
DAFTAR PUSTAKA
http://beesonosafety.blogspot.com/2012/07/keamanan-keselamatan-dan-kesehatan-kerja_30.html
http://fani-purnama.blogspot.com/2013/03/manajemen-risiko-k3.html
http://kumpulantugaskuliahptm.blogspot.com/2013/05/manajemen-resiko-k3.html
Page 11 of 15