tugas makalah ipba

22
ANGIN Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak secaa horisontal maupun vertikal dengan kecepatan yang bevariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara tempat yang satu dengan tempat lainnya. Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat dengan tekanan udara yang lebih rendah. Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsungdari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan tetapi perputaran bumi pada sumbunya, akan menimbulkan gaya yang mempengaruhi arah pergerakan angin. Pengaruh perputaran bumi terhadap arah pegerakan angin disebut Pengaruh Coriolis (Coriolis Effect). Pengaruh Coriolis menyebabkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah bertekana rendah di belahan bumi selatan dan sebaliknya dergerak dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi utara. Ragam Angin Pada atmosfer bumi dikethui ada pola umum sirkulasi udara. Angin yang mengikuti pola umum sirkulasi udara ini disebut prevailling wind. Pada daerah tropis dan subtropis, angin brhembus dari arah tenggara untuk belahan bumi selatan dan dari arah timur laut untuk belahan bumi utara. Sedangkan untuk daerah beriklim sedang (Temperate Zone), angin secara umum berhembus dar arah barat, yakni dari arah barat laut untuk belahan bumi selatan dan dari arah barat- daya untuk belahan bumi utara. Sebaliknya, untuk daerah kutub, angin berhembus dari arah timur, yakni searah dengan angin pada daerah tropis. Prevailling wind pada daerah tropis disebut trade wind, pada daerah beriklim sedang disebut westerly wind, dan di daerah kutub disebut angin kutub atau polar wind. Selain angin yang mengikuti pola umum sirkulasi atmosfer bumi, terdapat angin musiman (seasonal wind). Contoh angin yang paling dikenal adalah angin monsoon. Arah angin in akan berubah sesuai dengan musim. Umumnya angin akan bertiup dari arah timur laut selama periode 6 bulan dan kemudian dari arah barat daya selama 6 bulan berikutnya. Angin pada

Upload: thama-firdaus

Post on 25-Jun-2015

622 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

coba dibaca aj dech,,,

TRANSCRIPT

Page 1: tugas makalah IPBA

ANGIN

Massa udara yang bergerak disebut angin. Angin dapat bergerak secaa horisontal maupun vertikal dengan kecepatan yang bevariasi dan berfluktuasi secara dinamis. Faktor pendorong massa udara adalah perbedaan tekanan udara antara tempat yang satu dengan tempat lainnya. Angin selalu bertiup dari tempat dengan tekanan udara tinggi ke tempat dengan tekanan udara yang lebih rendah. Jika tidak ada gaya lain yang mempengaruhi, maka angin akan bergerak secara langsungdari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Akan tetapi perputaran bumi pada sumbunya, akan menimbulkan gaya yang mempengaruhi arah pergerakan angin. Pengaruh perputaran bumi terhadap arah pegerakan angin disebut Pengaruh Coriolis (Coriolis Effect).

Pengaruh Coriolis menyebabkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah bertekana rendah di belahan bumi selatan dan sebaliknya dergerak dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi utara.

Ragam AnginPada atmosfer bumi dikethui ada pola umum sirkulasi udara. Angin yang mengikuti

pola umum sirkulasi udara ini disebut prevailling wind. Pada daerah tropis dan subtropis, angin brhembus dari arah tenggara untuk belahan bumi selatan dan dari arah timur laut untuk belahan bumi utara. Sedangkan untuk daerah beriklim sedang (Temperate Zone), angin secara umum berhembus dar arah barat, yakni dari arah barat laut untuk belahan bumi selatan dan dari arah barat-daya untuk belahan bumi utara. Sebaliknya, untuk daerah kutub, angin berhembus dari arah timur, yakni searah dengan angin pada daerah tropis. Prevailling wind pada daerah tropis disebut trade wind, pada daerah beriklim sedang disebut westerly wind, dan di daerah kutub disebut angin kutub atau polar wind.

Selain angin yang mengikuti pola umum sirkulasi atmosfer bumi, terdapat angin musiman (seasonal wind). Contoh angin yang paling dikenal adalah angin monsoon. Arah angin in akan berubah sesuai dengan musim. Umumnya angin akan bertiup dari arah timur laut selama periode 6 bulan dan kemudian dari arah barat daya selama 6 bulan berikutnya. Angin pada lapisan udara dekat prmukaan bumi mempunyai kecepatan lebih rendah dibanding pada lapisan udara yang lebh tinggi, terutama karena hambatan akibat geseran pada permukaan bumi. Arah angin pada lapusan udara yang lebih tinggi juga lebih bervariasi. Pada ketinggian 6-12 km, dapat dijumpai angin yang berkecapatan tinggi (dapat mencaai lebih dari 300km/jam) yang umumnya berhembus dari arah barat. Angin ini disebut jet stream yang sangat penting untuk mendapat perhatian bagi dunia penerbangan.

Pada lapisan udara dekat permukaan juga terdapat angin lokal, yakni angin yang dipengarhi oleh kondisi geografis setempat. Angin lokal yang paling dikenal misalnya adalah angin laut dan angin darat. Angin ini terjadi akibat perbedaan suhu udara di atas laut (atau danau) dengan udara di atas wilayah daratan. Pada siang hari udara di atas daratan akan lebih panas dibanding di atas lautan, maka tekanan udara di daratan lebh rendah dan ini mengakibatkan angin berhembus dari laut ke daratan, oleh sebab itu disebut angin laut. (perlu diingat bahwa penamaan angin adalah berdasarkan dari mana angin itu berasal). Sebaliknya pada malam hari, daratan akan menjadi lebih dingin sehingga teanan udaranya lebih tinggi. Ini akan menyebabkan angin berhembus dari darat ke lautan, disebut angin darat.

Angin lokal yang lainnya adalah angin gunung dan angin lembah.prinsip terjadinya angin lokal ini sama dengan pada angin laut dan angn darat. Pada siang hari yang cerah, bagian puncak gunung akan menerima lebih banak radiasi matahari sehingga suhu

Page 2: tugas makalah IPBA

menjadi lebih tinggi dan angin akan berhembus dari lembah ke puncak gunung, oleh sebab itu disebut angin lembah. Dan sebalinya pada malam hari (terutama pada kondisi langit cerah) angin akan bergerak dari puncak ke lembah karena udara di puncak lebih dingin dibanding di lembah akibat puncak kehilangan banyak panas melalui radiasi gelombang panjang ke atmosfer. Angin dari arah puncak pada malam hari ini disebut angin gunung. Pada beberapa wilayah, angin lokal ini berlangsug secara rutin dan teratur serta mempunyai dampak penting bagi aktivitas masyarakat di sekitarnya. Angin lokal ini sering diberi nama khusus oleh penduduk sekitarnya. Misalnya angin Mistral, angin dingin dan kuat yang turun ke lembah onne di Perancis atau angin sirocco, angin panas dan kering yang berhembus di wilayah Afrika.

Jika angin berhembus melintasi pegunungan, maka udara yang dibawa angin setelah melintasi pegunungan tersebut akan menerima tekanan (karena turun dari elevasi tinggi ke elevasi rendah) sehingga meningkat suhunya. Oleh sebab itu angin ini bersifat kering dan panas. Jenis angin ini disebut Foehn.

Fungsi AnginCampbell (1986) menyebutkan ada 3 sifat angin yang dapat dirasakan secara

langsung oleh orang awam, yakni: Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah angin

tersebut; Angin mempercepat pendinginan dari benda yang panas; Kecepatan angin sangat beragam dari tempat ke tempat dan dari waktu ke waktu.

Sesungguhnya angin mempunyai fungsi lain yang sangat penting (tetapi mungkin tidak diadari orang awam) adalah dalam mencampur laisan udara, antara udara panas dengan udara dingin, antara udara lembab dengan udara kering, antara udara yang kaya karbondioksida dengan udara yang berkarbondioksida lebih rendah, dan seterusnya. Karena fngsi angin yang demikian, maka antara lain siklus hidrologi dapat berlangsung dan keracunan karbondioksida pada pusat kota dan kawasan industri dapat dihindari.

Kecepatan AnginKecepatan angin dalam data klimatologi adalah kecepatan angin horisontal pada

ketinggian 2 meter dari permukaan tanah yang ditanami rumput. Jadi jelas merupakan angin permukaan yang kecepatannya dapat dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya.

Kecepatan angin pada dasarnya ditentukan oleh perbedaan tekanan udaraantara tempat asal dan tujuan angin (sebagai faktor pendorong) dan resitensi medan yang dilaluinya. Hubungan antara kecepatan angin dan karakteristik permukaan dapat dilihat pada rumus berikut:

u = [u¿/k k]. Ln[(Z + Zm- d)/(Zm)]di mana:

u = kecepatan angin (m/s)u¿= velositas friksi (m/s)k k= konstanta von Karman (0,4)Z = ketinggian dai permukaan tanah Zm= parameter kekasaran momentumd = ketinggian alihan permukaan permukaan

Pengukuran Kecepatan AnginAlat pengukur kecepatan angin yang umum digunakan adalah anemometer. Ada

beberapa jenis anemometer yang telah dikembangkan. Jenis anemometer standar yang

Page 3: tugas makalah IPBA

digunakan pada Stasiun Klimatologi adalah anemoeter mangkuk (cup anemometer). Pemilihan jenis anemometer disesuaikan dengan tujuan penggunaannya. Dalam pemilihan jenis anemometer perlu diperhatikan beberapa hal, yang terpenting adalah:

1. Kisaran kecepatan angin (range of wind speed) yang dapat dideteksi. Beberapa anemometer mekanis hanya dapat bekerja jika kecepatan angin melampaui batas minimalnya.

2. Kelinieran tanggapan (linierity of response) pada kisaran kecepatan angin yang diukur.

3. Kecepatan tanggapan (speed of response). Kecepatan tanggapanini biasanya diukur berdasarkan waktu yang dibutuhkan bagi anemometer untuk mulai melakukan pengukuran.

4. Ukuran alat (size of the instrument). Ukuran ini penting diselaraskan dengan jenis angin yag akan diukur atau ruang tempat pengukuran. Mialnya untuk mengukur kecepatan angin dalam sistem tajuk tanaman dibutuhkan anemometer yang kecil.

5. Kesesuaian alat dengan arah angin yang akan diukur kecepatannya. Perlu diingat bahwa arah angin dapat berubah-ubah tidak hanya datang dari satu arah.

Beberapa alat pengukur kecepatan angin antara lan adalah tabung Pitot (Pitot Tube), anemometer mangkuk (cup anemometer), anemometer baling-baling (propeller anemometer) anemometer arus konstan (constant current anemometer).

Pola Arah Angin di Wilayah IndonesiaPola arah angin di Indonesia dipengaruhi oleh keberadaan dua benua, yakni Asia dan

Austrlia, dn dua samurdra, yakni Pasifik dan Indonesia, yang mengapit wlayah kepulauan Indonesia. Pada musim hujan (sekitar bulan Januari), pada wilayah di utara ekuatorangin bertiup dari arah timur atau timur laut (dari arah Samudra Pasifik); sedangkan pada wilayah di selatan garis ekuator, angibertiup dari arah barat atau barat-daya (dari Samudra Indonesia).

Pada musim kemarau (sekitar bulan Juli),angin bertiup dari arah barat-daya di sebelah utara garis ekuator; dan beriup dari arah tenggara untuk wilayah di selatan ekuator. Angin ini berasal dari Benua Australia bergerak ke arah barat-laut dan setelah mendekati ekuator arah angin itu membelok ke arah timur-laut. Angin yang berasal dari Australia ini hanya sedikit mengandung uap air.

Untuk kecepaan angin di wilayah Indonesia umumnya rendah, terutama untuk wilayah dekat garis ekuator. Kecepatan angin yang diukur di Jakarta menunjukkan perbedaan antara musim hujan dan kemarau. Pada musim hujan kecepatan angin sekitar 2,5 m/s (9 km/jam) dan pada musim kemarau kecepatan angin sekitar 3,5 m/s (12,5 km/jam).

Page 4: tugas makalah IPBA

AWAN

Suhu udara pada lapisan troposfer bumi akan semakin rendah dengan bertambahnya ketinggian. Penurunan suhu udara akan mempercepat tercapainya kejenuhan uap air pada udara tersebut, berarti akan merangsang terjadinya kondensasi. Kondensasi juga dapat terjadi lebih cepat, jka tersedia partikel-partikel halus yang bersifat higroskopis sehingga dapat berfungsi sebagai inti kondensasi. Inti kondensasi ini akan menigkat molekul-molekul air di sekitarnya untuk membentuk butiran air. Jika suhu udara berada di bawah titik beku air, maka kristal es dapat terbentuk. Kumpulan butiran air atau kristal es yang tersuspensi di udara pada ketinggianlebih dari 1 km dan dapat dilihat dengan mata telanjang (visible) disebut awan.

Beberapa tempat dengan suhu udara rendah, misalnya di daerah pegunungan pada pagi hari, suspensi butiran air yang halus dapat terbentuk pada lapisan udara yang dekat permukaan tanah. Yang dapat disebut kabut (fog). Butiran air pada kabut ini, karena ukurannya yang halus, akan segera menguap jika suhu udara meningkat (karena menerima radiasi matahari).

Awan dapat berdasarkan bentuk dan ketinggiannya. Berdasarkan bentuknya awan dibagi atas 3 tipe yang utama, yakni: stratus, cumulus, dan cirrus.

1. Awan Commulus , yaitu awan yang bergumpal dan bentuk dasarnya horizontal. Awan cumulus mempunyai bentuk dengan dasar yang rata dan bentuk bagian atasnya mirip kubis bunga (cauliflower). Awan cumulus umum terbentuk pada ketinggian sekitar 600 m jika udara lembab dan padaketinggian 2,4 jika udara kering. Salah satu jenis awan cumulus ini dapat terbentuk pada lapisan troposfer yang lebih tinggi, sampai pada ketinggian 15,2 km. Jenis awa ini disebut cumulonimbus. Awan ini dapat menyebabkan hujan lebat.

2. Awan Stratus , yaitu awan tipis yang tersebar luas dan menutupi langit secara merata. Awan stratus berbentuk pipih dan berwarna abu-abu, terbentuk sampai pada ketinggian 1,8 km. Akan tetapi altostratus dapat terbentuk sampai pada ketinggian 6,2 km.

3. Awan Cirrus , yaitu awan yang berdiri sendiri, halus dan berserat, sering terdapat kristal es tetapi tak menimbulkan hujan. Awan cirrus berwarna putih, tipis, berserat, dan terdiri darikristal es. Awan ini terbentuk pada ketinggian 62 km. Selain ketiga jenis di atas , juga terdapat awan pada lapisan atmosfer yang lebih tinggi, walaupun pembenukan awan ini jarang terjadi. Awan yang terbentuk pada ketinggian sekitar 32 km disebut awan nacreous dan awan yang terbentuk pada ketinggian 80 km disebut awan noctilucent.

Klasifikasi jenis awan dapat juga dilakukan berdasarkan ketinggian di mana awan tersebut terbentuk. Berdasarkan ketinggiannya awan dibedakan lagi menjadi 4 jenis, yakni awan tinggi, awan perengahan, awan rendah, dan awan vertikal. Awan terbentuk pada ketinggian lebih dari 7 km, misalnya cirrus, cirrostratus, dan cirrocumulus. Awan pertengahan terbentuk pada ketinggian. Awan pertengahan terbentuk pada ketinggian 2-7 km, misalnya altrostratus dan altocumulus. Awan rendah terbentuk pada ketinggian kurang dari 2 km, misalnya stratocumulus, stratus, dan nimbostratus. Sedangkan awan vertikal terbentuk antara ketinggian 1-20 km, misalnya awan cumulus dan cumulonimbus.

Page 5: tugas makalah IPBA

Awan Tinggi (Keluarga A)

Bentuk awan tinggi antara 10.000 dan 25.000 kaki (3.000 dan 8.000 m) di daerah kutub , 16.500 dan 40.000 kaki (5.000 dan 12.000 m) di daerah beriklim sedang dan 20.000 dan 60.000 kaki (6.000 dan 18.000 m) di daerah tropis .

Awan di Keluarga A meliputi:

Genus Cirrus (Ci): berserat gumpalan awan putih kristal es halus yang muncul jelas di langit biru. Secara umum non-konvektif kecuali castellanus dan spesies floccus.

o Spesies fibratus Cirrus (Ci fi): cirrus berserat tanpa jumbai atau kait.o Spesies uncinus Cirrus (Ci UNC): Hooked cirrus filamen.o Spesies spissatus Cirrus (Ci spi): cirrus Patchy padat.o Spesies castellanus Cirrus (Ci cas): Sebagian cirrus menara.o Spesies floccus Cirrus (Ci flo): Sebagian cirrus berumbai.

Genus Cirrocumulus (Cc): Sebuah lapisan awan konveksi terbatas muncul sebagai massa bulat kecil putih atau serpih dalam kelompok atau baris dengan riak seperti pasir di pantai.

o Spesies Cirrocumulus stratiformis (Cc str): Sheets atau patch yang relatif datar cirrocumulus.

o Spesies Cirrocumulus lenticularis (Cc len): Lens cirrocumulus berbentuk.o Spesies Cirrocumulus castellanus (Cc cas): cirrocumulus menara.o Spesies Cirrocumulus floccus (Cc flo): cirrocumulus berumbai.

Genus Cirrostratus (Cs): A non-konvektif cadar tipis yang biasanya menimbulkan halos. Matahari dan bulan terlihat di garis yang jelas. Biasanya mengental menjadi menjelang altostratus depan hangat atau daerah tekanan rendah.

o Spesies Cirrostratus fibratus (Cs fib): cirrostratus berserat kurang terlepas dari cirrus.

o Spesies Cirrostratus nebulosus (Cs neb): rata selubung cirrostratus.

Awan Tengah (Keluarga B)

Awan Tengah cenderung terbentuk pada 6.500 kaki (2.000 m), tetapi dapat terbentuk pada ketinggian sampai 13.000 kaki (4.000 m), 23.000 kaki (7.000 m) atau 25.000 kaki (8.000 m), tergantung pada daerah. Umumnya lebih hangat iklim, semakin tinggi dasar awan. Nimbostratus awan kadang-kadang disertakan dengan awan menengah. The World Meterological Organisasi mengklasifikasikan Nimbostratus sebagai awan menengah yang dapat mengentalkan ke dalam rentang ketinggian rendah selama hujan.

Awan di Keluarga B meliputi:

Genus Altocumulus (Ac): Sebuah lapisan awan konveksi yang terbatas biasanya dalam bentuk patch tidak teratur atau bulat dalam kelompok massa, garis, atau gelombang. altocumulus Tinggi mungkin mirip cirrocumulus tetapi basis menunjukkan setidaknya beberapa bayangan abu-abu terang.

o Spesies Altocumulus stratiformis (Ac str): Sheets atau patch yang relatif datar altocumulus.

o Spesies Altocumulus lenticularis (Ac len): Lens altocumulus berbentuk.o Spesies Altocumulus castellanus (Ac cas): altocumulus menara.

Page 6: tugas makalah IPBA

o Spesies Altocumulus floccus (Ac flo): altocumulus berumbai. Genus Altostratus (As):-konvektif atau tembus non cadar Buram abu-abu biru-abu-

abu awan / yang sering bentuk front bersama hangat dan sekitar daerah tekanan rendah di mana mungkin menebal ke Nimbostratus. Altostratus tidak dibagi lagi menjadi spesies.

Awan Rendah (Keluarga C1)

Ini ditemukan dari dekat permukaan hingga 6.500 kaki (2.000 m) dan termasuk Stratus genus. Ketika awan Stratus kontak dengan tanah, mereka disebut kabut , meskipun tidak semua bentuk kabut dari Stratus.

Awan di Keluarga C1 meliputi:

Genus stratocumulus (Sc): Sebuah lapisan awan konveksi yang terbatas biasanya dalam bentuk patch teratur atau massa bulat mirip dengan altocumulus tetapi elemen yang lebih besar memiliki dengan bayangan abu-abu yang lebih dalam.

o Spesies stratocumulus stratiformis (Sc str): Sheets atau patch yang relatif datar stratocumulus.

o Spesies stratocumulus lenticularis (Sc len): Lens stratocumulus berbentuk.o Spesies stratocumulus castellanus (Sc cas): stratocumulus menara.

Genus Stratus (St): Sebuah lapisan seragam non-konvektif awan yang menyerupai kabut tapi tidak beristirahat di tanah.

o Spesies nebulosus Stratus (St cotok): rata selubung Stratus.o Spesies Stratus fractus (St fra): kasar putus selembar Stratus.

Awan Rendah Tengah (Keluarga C2)

Awan ini dapat didasarkan manapun dari permukaan dekat sekitar 10.000 kaki (3.000 m). Cumulus biasanya bentuk pada rentang ketinggian rendah tapi dasar akan naik ke bagian bawah kisaran menengah saat kondisi kelembaban relatif sangat rendah. Nimbostratus biasanya bentuk dari altostratus di tengah rentang ketinggian tapi dasar mungkin mereda ke kisaran rendah selama precipitaion. Kedua jenis awan dapat mencapai ketebalan yang signifikan dan kadang-kadang diklasifikasikan sebagai awan vertikal (Keluarga D), terutama di Eropa. [4] Namun, cumulus biasa, menurut definisi, tidak sesuai dengan tingkat vertikal yang menjulang cumulus (kumulus congestus) atau paling cumulonimbus . Nimbostratus Sangat tebal dapat perkiraan cumulus menjulang, tetapi jatuh juga pendek tingkat vertikal awan cumulonimbus berkembang dengan baik.

Awan di Keluarga meliputi C2:

Genus Cumulus (Cu): Awan konveksi bebas dengan cut datar basa-jelas dan puncak kubah. Menjulang cumulus (kumulus congestus) biasanya digolongkan sebagai awan pembangunan vertikal (Keluarga D).

o Spesies Cumulus fractus (Cu fra): awan Cumulus dipecah menjadi fragmen dan mengubah compang-camping.

o Spesies Cumulus humilis (Cu hum): awan cumulus kecil biasanya hanya dengan abu-abu terang di bawah naungan.

Page 7: tugas makalah IPBA

o Spesies mediocris Cumulus (Cu med): awan Cumulus ukuran sedang dengan bayangan abu-abu menengah bawah.

Genus Nimbostratus (Ns): Sebuah lapisan abu-abu gelap konvektif non-baur yang terlihat lemah menerangi dari dalam. Ini adalah awan yang biasanya bentuk curah hujan di sepanjang front hangat dan sekitar daerah tekanan rendah. Nimbostratus tidak dibagi lagi menjadi spesies.

Awan Vertikal (Keluarga D)

Genus cumulonimbus (Cb): massa menjulang berat awan konvektif bebas yang berhubungan dengan badai guntur dan kamar mandi. Mereka membentuk dalam massa udara yang sangat stabil, khususnya sepanjang front yang bergerak cepat dingin.

o Spesies calvus cumulonimbus (Cb cal): awan cumulonimbus dengan sangat tinggi memotong puncak kubah-jelas mirip dengan gumpalan awan yang menjulang tinggi.

o Spesies capillatus cumulonimbus (Cb cap): awan cumulonimbus dengan puncak yang sangat tinggi yang telah menjadi berserat karena adanya kristal es.

Fitur Supplimentary inkus capillatus cumulonimbus (Cb ink cap): Sebuah cumulonimbus inkus atas awan adalah salah satu yang telah menyebar ke bentuk landasan yang jelas sebagai akibat dari memukul lapisan inversi di bagian atas troposfer. Fitur Supplimentary dengan mammatus cumulonimbus (Cb Mam): Sebuah dasar awan mammatus ditandai oleh gelembung-tonjolan ke bawah seperti menghadap disebabkan oleh downdrafts lokal dalam awan. WMO Resmi jangka cumulonimbus Mama.

Genus Cumulus (Cu) [6] [7] o Spesies Cumulus congestus (WMO: Cu Con / ICAO: TCU): Menara awan

cumulus ukuran vertikal besar, biasanya dengan dasar abu-abu gelap.o Pyrocumulus (tidak ada singkatan resmi): awan Cumulus yang terkait

dengan letusan gunung berapi dan kebakaran skala besar. Tidak diakui oleh WMO sebagai genus yang berbeda atau spesies.

Page 8: tugas makalah IPBA

MUSIM

Daerah di sekitar khatulistiwa (23,5 LU – 23,5 LS) disebut daerah tropis, iklimnya disebut iklim tropis yaitu memiliki dua musim dengan kelembapan udara paling cocok untuk banyak jenis makhluk hidup. Wilayah yang jauh dari garis khatulistiwa memiliki musim lebih banyak. Benua Eropa, Amerika Utara, dan Selatan, dan Australia misalnya memiliki empat musim, yakni panas (summer), gugur (autumn), dingin (winter), dan semi (spring). Ini menimbulkan pertanyaan, apa yang menyebabkan wilayah di Bumi pada waktu yang bersamaan memiliki musim berbeda tergantung lokasinya?

Banyak yang menduga bahwa musim-musim terjadi karena orbit Bumi mengelilingi Matahari yang berbentuk elips: saat posisi terjauh, maka Bumi dingin, dan sebaliknya. Contoh ekstremnya adalah planet Merkurius yang panas dan planet Pluto yang dingin. Atau kita akan merasakan hangat saat dekat dengan api unggun dan dingin saat jauh. Teori ini logis jika hanya menjelaskan hangat dan dingin, tapi tidak menjelaskan kenapa ada dua musim berbeda (misalnya bagian utara khatulistiwa musim dingin dan selatan musim panas) pada saat yang bersamaan?

Sebenarnya, jarak Bumi dan Matahari tidaklah menentukan musim di Bumi, karena perbedaannya jarak terjauh dan terdekat tidak signifikan. Perbandingannya seperti kita berdiri satu meter dari api unggun, kemudian menjauh sekira dua cm, tentu kita tidak bisa membedakan perbedaan panas yang kita rasakan.Ternyata kemiringan poros Bumi-lah yang membuat terjadinya pergantian musim.

Pada posisi tertentu, bagian selatan Bumi menerima sinar matahari lebih banyak daripada bagian utara sehingga bagian selatan mengalami musim panas atau musim kemarau untuk daerah tropis. Sementara bagian utara mengalami musim dingin atau musim hujan untuk daerah tropis. Kondisi ini akan berganti setelah enam bulan, saat posisi Bumi di sebelah kanan Matahari .

Perhatikan juga kutub utara dan selatan Bumi. Walau Bumi sudah berotasi penuh (24 jam), kutub utara tidak akan menerima sinar Matahari sehingga selalu malam, sedangkan kutub selatan menerima sinar Matahari terus sehingga selalu siang. Kondisi ini akan berlaku sampai enam bulan, saat posisi Bumi di sebelah kanan Matahari . Inilah penjelasan kenapa di kutub pergantian siang dan malam adalah sekali dalam enam bulan.

Ini juga menjelaskan bagaimana pada musim panas siang hari lebih lama daripada malam hari (atau sebaliknya pada musim dingin). Lebih detail lagi, pada tanggal 21 Juni bagian utara mengalami siang hari terpanjang (sebaliknya bagian selatan siang hari terpendek); 21 Maret dan 22 September Matahari tepat berada di garis khatulistiwa sehingga lama siang hari benar-benar sama dengan lama malam hari di semua wilayah Bumi; dan 21 Desember bagian utara mengalami siang hari terpendek (sebaliknya bagian selatan siang hari terpanjang). Keempat hari itu adalah terkait dengan empat musim yang ada di Bumi.

Sungguh menakjubkan akibat kemiringan poros Bumi ini. Tentu saja ini tidak terjadi secara kebetulan, sesungguhnya ini adalah salah satu bentuk kekuasaan Allah SWT. Bagi yang tertarik lebih jauh, bisa dibuat perhitungan-perhitungan sederhana apa jadinya kalau poros Bumi tidak miring, atau memiliki kemiringan bukan 23,45 derajat. Bagaimana pengaruhnya terhadap musim?

Page 9: tugas makalah IPBA

IKLIM

1. Pengertian Iklim

Iklim adalah rata-rata cuaca untuk jangka waktu panjang dan meliputi daerah yang luas. Studi tentang iklim dipelajari dalam meteorologi. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis.

Secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi. Ilmu yang mempelajari tentang iklim adalah klimatologi.

2. Karakteristik IklimKarakteristik iklim pada permukaan bumi aan berbeda dari tempat ke tempat.

Faktor-faktor yang dominan peranannya dalam menentukan perubahan iklim adalah:

1. Posisi lintangBerdasarkan hukum Lambert, kerapatan aliran energi cahaya yang diterima

per satuan luas permukaan akan mencapai maksimal jika berkas cahaya tersebut jatuh tegak lurus terhadap permukaan tersebut. Revolusi bumi pada matahari dan rotasi bumi pada sumbunya akan menyebabkan seluruh permukaan bumi secara bergantian menerima cahaya matahari.

2. Keberadaan bentangan airPembagian wilayah iklim tidak sepenuhnya dilakukan berdasarkan pada

posisi lintang. Keberadaan bentangan air yang luas, misalnya lautan dan danau akan mempengaruhi iklim suatu kawasan.

3. Pola arah anginAngin merupakan faktor penting dalam pendistribusian uap air/kelembaban

udaa dan panas. Pola arah angi pada permukaan bumi ini terjadi karena perbedaan tekanan udara dan perputaran bumi.

4. Rupa permukaan daratanRupa permukaan daratan (geomorfologi) dan ketinggian (altitude) akan

mempengaruhi iklim. Pegunungan dapat berpern sebagai penghalang fisik pergerakan angin. Hal ini menyebabkan udara akan dipaksa naik, kemudian mengembang dan suhunya menurunsecara adiabatik.

5. Vegetasi Sesungguhnya hubungan antara vegetasi dan iklim saling berpengaruh.

Selain iklim dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, keberadaan vegetasi juga dapat mempengarhi iklim di sekitarnya. Dampak global dari pengurangan vegetasi adalah berkaitan dengan peran vegetasi dalam memanfaatkan CO2 dari atmosfer.

3. Macam – macam IklimIklim dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu iklim matahari dan iklim fisis.

Iklim matahari pembagiannya berdasarkan perbedaan panas matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Tempat-tempat yang lintangnya tinggi lebih sedikit dari tempat-tempat yang lintangnya rendah.

Page 10: tugas makalah IPBA

Berdasarkan iklim matahari, bumi dibagi menjadi 5 daerah iklim, yaitu: Daerah iklim tropika, yaitu daerah yang terletak antara lintang 23,50 LU - 23,50LS Daerah iklim sedang utara yaitu daerah yang terletak antara 23,50LU-66,50 LU Daerah iklim sedang selatan, yaitu daerah yang terletak antara 23,50 LS-66,50 LS Daerah iklim kutum utara, yaitu daerah yang terletak antara 66,50 LU sampai kutub

utara Daerah iklim kutub selatan yaitu daerah yang terletak antara66,50 LS sampai kutub

selatan

Iklim fisis adalah menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan.

Iklim fisis dapat dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim gunung/pegunungan dan iklim musim (muson). Keterangannya adalah:

1) Iklim laut (Maritim)Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah sedang. Keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda.

Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai berikut:a) Suhu rata-rata tahunan rendah;b) Amplitudo suhu harian rendah/kecil;c) Banyak awan, dand) Sering hujan lebat disertai badai.

Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:a) Amplituda suhu harian dan tahunan kecil;b) Banyak awan;c) Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;d) Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-

tiba.

2) Iklim Darat (Kontinen)Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang.Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40, yaitu sebagai berikut:a) Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil; danb) Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.

Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:a) Amplitudo suhu tahunan besar;b) Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah;

danc) Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.

3) Iklim Dataran TinggiIklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:a) Amplitudo suhu harian dan tahunan besar;

Page 11: tugas makalah IPBA

b) Udara kering;c) Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah; dand) Jarang turun hujan.

4) Iklim GunungIklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:a) Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi;b) Terdapat di daerah sedang;c) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil;d) Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan

hujan;e) Kadang banyak turun salju.

5) Iklim Musim (Muson)Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:a) Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan;b) Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan menimbulkan musim kemarau.

Selain pembagian iklim menurut letak garis lintang dan ketinggian tempat, berikut ini akan diuraikan tentang pembagian iklim menurut beberapa para ahli antara lain:

a. Pembagian Iklim Menurut Dr. Wladimir Koppen Pada tahun 1918 Dr Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman) membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E.

1. Iklim A atau iklim tropis, yang cirinya adalah sebagai berikut: • suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C, • suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C, • curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan • tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.

2. Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai berikut: • Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa); • Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar;

3. Iklim C atau iklim sedang. Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan terdingin antara 18° sampai -3°C.

4. Iklim D atau iklim salju atau microthermal. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.

Page 12: tugas makalah IPBA

5. Iklim E atau iklim kutub . Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika, suhu tidak pernah lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari – 3°C.

Sistemnya disusun dengan memakai kode huruf-huruf besar dan kecil. Untuk menentukan  pembagiannya atas golongan dengan satu huruf, sub  golongan  dengan dua huruf. Dari kelima daerah iklim tersebut sebagai variasinya diperinci lagi menjadi beberapa macam iklim, yaitu:

1. Daerah iklim A, terbagi menjadi empat macam iklim, yaitu sebagai berikut:(1) Af = Iklim panas hujan tropis. (2) As = Iklim savana dengan musim panas kering. (3) Aw = Iklim savana dengan musim dingin kering.(4) Am = Iklim antaranya, musim kering hanya sebentar.

2. Daerah iklim B, terbagi menjadi dua macam iklim, yaitu:(1) Bs = Iklim steppa, merupakan peralihan dari iklim gurun (BW) dan iklim lembab dari

iklim A, C, dan D.(2) BW = Iklim gurun.

3. Daerah iklim C, terbagi menjadi tiga macam iklim, yaitu: (1) Cs = Iklim sedang (laut) dengan musim panas yang kering atau iklim lembab agak

panas kering. (2) Cw = Iklim sedang (laut) dengan musim dingin yang kering atau iklim lembab dan

sejuk.(3) Cf = Iklim sedang (darat) dengan hujan pada semua bulan.

4. Daerah iklim D, terbagi dua macam iklim, yaitu: (1) Dw = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang kering. (2) Df = Iklim sedang (darat) dengan musim dingin yang lembab.

5. Daerah iklim E, terbagi menjadi 2 macam iklim, yaitu: (1) ET = Iklim tundra, temperatur bulan terpanas. (2) Ef = Iklim salju , iklim dimana terdapat es abadi.

Perlu Anda ketahui bahwa menurut Koppen di Indonesia terdapat tipe-tipe iklim Af, Aw, Am, C, dan D.Af dan Am = terdapat di daerah Indonesia bagian barat, tengah, dan utara, seperti Jawa Barat, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi Utara.Aw = terdapat di Indonesia yang letaknya dekat dengan benua Australia seperti daerah-daerah di Nusa Tenggara, Kepulauan Aru, dan Irian Jaya pantai selatan.C = terdapat di hutan-hutan daerah pegunungan.D = terdapat di pegunungan salju Irian Jaya.

b. Pembagian Iklim Menurut F. JunghuhnBerdasarkan hasil penyelidikan Junghuhn pembagian daerah iklim di Jawa ditetapkan

secara vertikal sesuai dengan kehidupan tumbuh-tumbuhan.Menurut Junghuhn pembagian daerah iklim dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Daerah panas/tropis Tinggi tempat antara 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu 26,3°C – 22°C. Tanamannya seperti padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, dan cokelat.

Page 13: tugas makalah IPBA

2. Daerah sedang Tinggi tempat 600 – 1500 m dari permukaan laut. Suhu 22° -17,1°C. Tanamannya seperti padi, tembakau, teh, kopi, cokelat, kina, dan sayur-sayuran.

3. Daerah sejuk Tinggi tempat 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu 17,1° – 11,1°C. Tanamannya seperti teh, kopi, kina, dan sayur-sayuran.

4. Daerah dingin Tinggi tempat lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu 11,1° – 6,2°C. Tanamannya tidak ada tanaman budidaya.

c. Pembagian Iklim Menurut MohrMohr membagi iklim berdasarkan curah hujan yang sampai ke permukaan bumi, yaitu

menjadi tiga golongan sebagai berikut:1. Bulan kering (BK), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut kurang dari 60

mm.2. Bulan sedang (BS, yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut berkisar antara

60 – 90 mm. 3. Bulan basah (BB), yaitu jumlah rata-rata curah hujan dalam bulan tersebut 100 mm ke atas.

Secara garis besar  pembagian  iklim  dunia menurut Koppen adalah: a)    Iklim Hujan tropis b)    Kering c)    Iklim hujan sedang panas

d)    Iklim Hujan  salju  dingin e)    Iklim kutub/salju

1) Peranan Iklim dalam Kehidupan

Iklim merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena iklim mempunyai peranan yang besar terhadap kehidupan seperti dalam bidang pertanian, transportasi atau perhubungan, telekomunikasi, dan pariwisata. Untuk mengetahui peranan apa saja yang diberikan terhadap kehidupan silakan dibaca uraian berikut :

Peranan Iklim Di Bidang Pertanian

Di Indonesia yang sebagian besar penduduknya masyarakat agraris yang bergerak di sektor pertanian, sifat-sifat iklim seperti suhu, curah hujan, dan musim sangat berpengaruh terhadap kehidupannya.

Faktor-faktor iklim seperti cuaca dan iklim benar-benar dipertimbangkan dalam mengembangkan pertanian. Kondisi suhu, curah hujan dan pola musim sangat menentukan kecocokan dan optimalisasi pembudidayaan tanaman pertanian. Misalnya, padi sangat cocok dibudidayakan di daerah yang bersuhu udara panas dengan curah hujan yang cukup tinggi. Tanaman hortikultura seperti sayur-sayuran dan buah-buahan cocok dibudidayakan di daerah sedang sampai sejuk dengan intensitas curah hujan tidak setinggi pada tanaman padi.

Page 14: tugas makalah IPBA

Begitu pula di bidang perikanan atau kelautan, faktor iklim seperti cuaca, suhu, dan musim sangat berpengaruh, baik terhadap para nelayan maupun ikan yang akan di tangkap. Pada umumnya para nelayan mengerti benar tentang keadaan cuaca, terutama yang behubungan dengan angin dan musim. Dengan pengetahuan yang dimiliki mereka tahu kapan datangnya angin musim barat dan angin musim timur. Pada saat berhembus angin barat mereka sangat berhati-hati dalam menangkap ikan di laut. Karena musim angin barat sering menimbulkan gelombang besar yang membahayakan mereka. Dan mereka juga tahu mengenai tanda-tanda alam seperti akan datangnya badai yang besar, sehingga mereka tidak akan turun ke laut untuk menangkap ikan.

Peranan Iklim Di Bidang Transportasi

Faktor-faktor cuaca dan iklim mempunyai peranan yang besar tehadap bidang transportasi. Seperti cuaca, suhu, arah dan kecepatan angin, awan, dan kabut sangat mempengaruhi kelancaran jalur penerbangan. Selain berpengaruh terhadap penerbangan, faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap transportasi laut. Seperti arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang, badai dan lain-lain.

Peranan Iklim untuk Telekomunkasi

Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang telekomunikasi. Seperti arus angin dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar daerah dengan menggunakan telepon angin.

Tahukah kamu bahwa cuaca dan iklim merupakan akibat dari proses-proses yang terjadi di atmosfer atau lapisan udara?. Lapisan udara yang menyelebungi bumi terdiri dari beberapa lapisan, di antaranya terdapat lapisan ionosfer. Lapisan ini mengandung partikel-partikel yang mengalami ionisasi sehingga bermuatan listrik. Dengan adanya lapisan ionosfer ini, maka siaran radio dan televisi dapat di dengar dan dilihat dimana-mana.

Peranan Iklim untuk Pariwisata

Faktor cuaca dan iklim berpengaruh pula terhadap bidang pariwisata. Seperti cuaca cerah, banyak cahaya matahari, kecepatan angin, udara sejuk, kering, panas, dan sebagainya sangat mempengarui terhadap pelaksanaan wisata, baik wisata darat maupun laut. Dengan kondisi seperti yang telah disebutkan, maka pelaksanaan wisata akan semakin dinikmati.

Page 15: tugas makalah IPBA

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Abdullah & Eny Rahma. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Bumi Aksara: Jakarta. Hutabarat, Sahala & Stewart M. Evans. 1985. Pengantar Oseanografi. UI-Press:

Jakarta. http://m.antaranews.com Lakitan, Benyamin. 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT Raja Grafindo Persada:

Jakarta. www.e-dukasi.net