tugas makalah ekologi lahan rawa pasang surut di pekauman kec. martapura timur, kab. banjar kalsel

27
Lahan Rawa Pasang Surut di daerah Pekauman Kec. Martapura Timur, Kabupaten Banjar Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekologi Lahan Rawa Dosen Pembimbing : Dr. Nopi Stiyati P, S.Si, MT Nip. 19841118 200812 2 003 Disusun Oleh: Kelompok 8 Aulia Rahma H1E113007 Erdina Lulu A.R H1E113024 Garu Ujwala H1E113044 Amalia Enggar Pratiwi H1E113209 KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK

Upload: aulia-rahma

Post on 01-Feb-2016

40 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Identifikasi lahan rawa pasang surut

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

Lahan Rawa Pasang Surut di daerah Pekauman Kec. Martapura Timur,

Kabupaten Banjar

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekologi Lahan Rawa

Dosen Pembimbing :

Dr. Nopi Stiyati P, S.Si, MT

Nip. 19841118 200812 2 003

Disusun Oleh:

Kelompok 8

Aulia Rahma H1E113007

Erdina Lulu A.R H1E113024

Garu Ujwala H1E113044

Amalia Enggar Pratiwi H1E113209

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN

BANJARBARU

2015

Page 2: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL.................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv

PENDAHULUAN...................................................................................................1

Latar Belakang.......................................................................................................1

Tujuan Penulisan...................................................................................................1

METODOLOGI.....................................................................................................2

HASIL.....................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................8

Ekosistem Lahan Rawa.........................................................................................8

Biogeokimia Lahan Rawa...................................................................................10

Hidrologi Lahan Rawa........................................................................................13

Potensi Lahan Rawa............................................................................................14

KESIMPULAN.....................................................................................................16

DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................17

ii

Page 3: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komponen Biotik dan Abiotik Lahan Rawa Pasut di Pekauman Kec.

Martapura Timur......................................................................................................3

Tabel 2. Profil Timbulan dan 3R Limbah B3........................................................13

Tabel 3. Inovasi untuk 3R Limbah B3...................................................................13

Tabel 4. Profil 3R Air.............................................................................................14

iii

Page 4: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

DAFTAR GAMBAR

Grafik 1. Sumber Aliran Air Rawa di Sungai Martapura........................................3

Grafik 2. Lahan Rawa Tergenang Air Dangkal.......................................................4

Grafik 3. Rawa Pasang Surut Air Tawar yang dipengaruhi oleh Aliran Sungai

Martapura................................................................................................................4

Grafik 4. Lahan Rawa Bekas Gabah Padi................................................................5

Grafik 5. Sawah di Lahan Rawa saat Air Surut.......................................................5

Grafik 6. Pemanfaatan Lahan Rawa untuk Perkebunan Sayur................................6

Grafik 7. Eceng Gondok di Daerah Rawa................................................................6

Grafik 8. Lapisan Minyak di Permukaan Air...........................................................7

iv

Page 5: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Luas lahan rawa pasang surut di Indonesia 20,11 juta hektar yang terdiri dari

2,07 juta hektar pasang surut potensial, 6,71 juta hektar lahan sulfat masam,10.89

hektar lahan gambut, dan 0,44 juta hektar lahan salin. Lahan rawa pasang surut di

Kalimantan Selatan banyak dijadikan sebagai lahan pertanian yang luasnya

mencapai 183.994 ha atau sekitar 28,34% (Alihamsyah,2002 dalam Rina dan

Haris, 2013).

Di Kalimantan Selatan tersebar rawa pasang surut salah satunya di

Kabupaten Banjar.Dengan Penggunaan lahan rawa pasang surut di Kabupaten

Banjar tahun 2013 sebesar 35.517 Km2.Penggunaan lahan rawa sebagai pertanian

banyak dilakukan oleh masyarakat sekitar untuk memenuhi ketersediaan

pangan.Selain itu lahan rawa juga berfungsi sebagai konservasi habitat flora dan

fauna,menjaga keseimbangan ekosistem,dan sebagai fungsi hidrologi.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari paper ini adalah mengetahui ekosistem daerah rawa

pasang surut, biogeokimia lahan rawa pasang surut, hidrologi dan potensi lahan

rawa pasang surut di daerah Pekauman Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten

Banjar.

1

Page 6: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

METODOLOGI

Metodologi pada kegiatan penilitian ini yaitu dengan melakukan observasi

lapangan bertempat di Jln Pekauman Kecamatan Martapura Timur Kabupaten

Banjar. Pengamatan dilakukan pada hari jumat tanggal 13 November 2015 pukul

10.21 WITA. Penelitian ini dilakukan dengan pengamatan langsung di lahan

rawa pasang surut air tawar yang dipengaruhi aliran sungai.

2

Page 7: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

HASIL

Hasil dari pengamatan di lapangan adalah sebagai berikut :

a. Sumber air lahan rawa pasang surut di jalan Pekauman

Gambar 1. Sumber aliran air rawa dari sungai Martapura

b. Ekosistem lahan rawa pasang surut di jalan Pekauman

Ekosistem dilahan rawa pasang surut berdasarkan pemantauan langsung di

lokasi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1. Komponen Biotik dan Abiotik Lahan Rawa Pasut di Pekauman

Kec. Martapura Timur

NO BIOTIK ABIOTIK

1 Ikan gabus Terdapat endapan lumpur

2 Ikan sepat Warna tanah coklat-kehitaman

3 Burung Air berwarna coklat-kehitaman

4 Ikan papuyu Kekeruhan air tinggi

5 KatakGenangan air tidak flukuatif karena

musim kemarau

3

Page 8: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

6 Capung

7 Eceng gondok

8 Teratai

9 Kangkung

10 Purun tikus

11 Ilalang

Gambar 1. Lahan rawa tergenang air dangkal

4

Page 9: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

Gambar 2. Rawa pasang surut air tawar yang dipengaruhi oleh aliran

sungai Martapura

c. Pemanfaatan lahan rawa pasang surut di jalan Pekauman

Gambar 3. Lahan rawa bekas gabah padi

Gambar 4. Sawah di lahan rawa saat air surut

5

Page 10: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

Gambar 5. Pemanfaatan lahan rawa untuk perkebunan sayur

d. Permasalahan lahan rawa pasang surut di jalan Pekauman

Gambar 6. Eceng gondok di daerah rawa

Gambar 7. Lapisan minyak dipermukaan air

6

Page 11: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

PEMBAHASAN

Ekosistem Lahan Rawa

Menurut (Widjaja-Adhi dalam Sudana, 2005) tipologi lahan rawa pasang

surut beradsarkan jenis dan tingkat kendala fisiko-kimia tanahnya dapat dibagi

menjadi 4 yaitu:

1. Lahan potensial atau berpirit dalam : kedalaman lapisan pirit > 50 cm

2. Lahan sulfat masam atau berpirit : kedalaman < 50 cm

3. Lahan gambut

4. Lahan salin

Sedangkan apabila dilihat berdasarkan tipe luapan airnya, lahan rawa pasang

surut dapat dikategorikan menjadi 4 , yaitu:

1. Tipe A : selalu terluapi baik pasang besar maupun kecil

2. Tipe B : terluapi pada saat pasang besar saja

3. Tipe C : tidak pernah terluapi (pasang besar maupun kecil) dan hanya

mempengaruhi secara tidak langsung. Kedalaman air tanahnya < 50 cm

4. Tipe D : tidak pernah terluapi dan kedalaman air > 50 cm.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di daerah Pekauman Kec.

Martapura Timur, Kabupaten Banjar. Lahan rawa jenis lahan rawa pasang surut.

Hal ini terlihat melalui karakteristiknya yang khas yaitu sistem pengairannya yang

dipengaruhi oleh air sungai, tanahnya bereaksi masam dan menurut Anwar, dkk,

2001 lahan rawa pasang surut juga memiliki ciri yaitu pH rendah, genangan yang

cukup dalam, unsur hara sedikit, dan perkembangan gulma yang dominan. Lahan

rawa yang berada di daerah tersebut dipengaruhi oleh pasang surut dari air Sungai

Martapura Timur dan anak sungainya. Jika dilihat berdasarkan teori diatas, maka

lahan rawa di daerah Pekauman Kec. Martapura Timur tersebut termasuk ke

dalam kategori lahan rawa bergambut. Hal tersebut dapat dilihat dari ciri – ciri

fisik lahan rawa di Pekauman Kec. Martapura Timur tanah berwarna coklat, air

berwarna coklat kehitaman dengan tingkat kekeruhan tinggi, terdapat endapan

lumpur di dasarnya dan permukaannya tertutupi oleh gulma/tanaman air. Hal

tersebut juga diperkuat dengan data dari (B2P2SLP, 2008), yang menyatakan

bahwa 32% lahan rawa di Kalimantan Selatan merupakan lahan rawa bergambut.

7

Page 12: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

Sedangkan berdasarkan tipe luapan airnya termasuk ke dalam Tipe A, B dan C

karena observasi dilakukan di tiga titik di daerah Pekauman Kec. Martapura

Timur.

- Stasiun 1 termasuk kedalam luapan air tipe A

- Stasiun 2 termasuk kedalam luapan air tipe B

- Stasiun 3 termasuk kedalam luapan air tipe C

Selain topologi, ekosistem lahan rawa juga dapat dilihat dari

keanekaragaman hayati di dalamnya. Untuk lahan rawa pasang surut di daerah

Pekauman Kec. Martapura Timur vegetasi yang mendominasi ialah gulma karena

terpengaruh oleh pasang dari air sungai. Selain itu juga terdapat tanaman

kangkung air, eceng gondok, purun tikus, ilalang, teratai, pohon pisang, rambutan,

dan padi. Sedangkan fauna nya terdapat ikan gabus, papuyu, sepat, katak, capung,

dan burung.

Berdasarkan keanekaragaman hayati tersebut merupakan tumbuhan dan

hewan khas lahan rawa pasang surut. Seperti yang terdapat pada penelitian

(Mukhlis et.al, 2014) bahwa karena kekhasan dari kondisi lahan rawa tersebut

akan meberikan pengaruh terhadap perkembangan flora secara spesifik. Dari

tanaman khas yang ada tersebut maka tercipta suatu kelimpahan dan distribsi

tanaman maupun hewan khas lahan rawa pasang surut seperti yang disebutkan

sebelumnya. Dominannya tanaman air terutama gulma dikarenakan lahan rawa

pasang surut di daerah Pekauman Kec. Martapura Timur tersebut banyak

dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan perkebunan yang banyak menggunakan

pupuk baik kimia maupun organik. Air buangan dari sektor pertanian dan

perkebunan lah yang membuat kelimpahan dari gulma air tersebut meningkat

(Eutrofikasi)

Menurut (Alwi, 2014) produktivitas lahan rawa pasang surut bergantung

pada kondisi tanah, tata air dan penerapan teknologi yang diterapkan. Menurut

penelitian yang dilakukan (Alwi, 2014) potensi produksi padi pada lahan rawa

tanah gambut adalah 4,0 – 4,5 GKG ha-1. Sehingga, lahan rawa pasang surut

sebagian besar dimanfaatkan sebagai lahan pertanian sama halnya dengan lahan

rawa pasang surut di Pekauman Kec. Martapura Timur yang sebagian besar lahan

rawa nya dimanfaatkan sebagai lahan pertanian (padi) dan perkebunan (sayuran

8

Page 13: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

hijau). Meskipun lahan nya kurang subur namun dengan melakukan penerapan

teknologi dan peningkatan luas areal panen dengan peningkatan intensitas tanam

dan pembukaan areal baru. Menurut (Alwi, 2014), teknologi yang dilakukan ialah

pengelolaan tanah, tata air mikro, ameliorasi tanah (meningkatkan nilai pH),

pemupukan, penggnaan varietas unggul, pengendali hama dan penyakit serta

model saha tani jika lahan rawa pasang surut ingin dimanfaatkan menjadi lahan

pertanian.

Untuk kondisi airnya sendiri sebagian besar mengalami masa surut karena

musim kemarau panjang (2 – 3 bulan) dan lahan rawa pasang surut lainnya

tergenang namun tidak terlalu dalam saat musim penghujan. Hal ini sesuai dengan

sifat dari lahan rawa bertanah gambut yaitu mengalami pada kekeringan saat

musim kemarau dan banjir saat musim hujan.

Biogeokimia Lahan Rawa

Bahan Induk Tanah

Bahan induk tanah gambut terbentuk dari lapukan bahan organik yang

berasal dari penumpukan sisa jaringan tumbuhan pada masa lampau, dengan

kedalaman bervariasi tergantung keadaan topografi tanah mineral di bawah

lapisan gambut. Hal ini disebabkan karena pada lahan rawa, proses

penghancuran bahan organik lebih lambat dibandingkan dengan proses

penimbunannya (Mulyani, 20xx).

Bahan induk tanah yang terdapat pada lahan rawa di daerah Pekauman

Kecamatan Martapura Timur didominasi oleh tanah gambut dan tanah

organik. Hal ini dapat dilihat dari ciri-ciri fisik tanahnya yaitu memiliki warna

coklat kehitaman, tekstur debunya lempung, ketebalan lebih dari 0,5 m, dan

memiliki konsistensi agak lekat.

Sifat Fisik dan Kimia Tanah

Sifat fisik tanah gambut merupakan faktor yang sangat menentukan

tingkat produktivitas tanaman yang diusahakan pada lahan gambut. Hal ini

dikarenakan akan menentukan kondisi aerasi, drainase, daya menahan

beban, serta tingkat atau potensi degradasi lahan gambut. Kematangan

gambut, kadar air, berat isi (bulk density), daya menahan beban (bearing

9

Page 14: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

capacity), penurunan permukaan tanah (subsidence), sifat kering tak balik

(irreversible drying) merupakan karakteristik atau sifat fisik gambut yang

penting untuk diperhatikan dalam pengelolaan lahan gambut (Agus dan

Subiksa, 2008 dalam Dariah, 20xx).

Identifikasi tingkat kematangan tanah gambut di daerah Pekauman

Kecamatan Martapura Timur dapat digolongkan ke dalam gambut saprik.

Hal ini dapat dilihat ketika tanah gambut tersebut diremas, maka kurang dari

sepertiga gambut yang tertinggal dalam tangan (lebih dari dua pertiga yang

lolos). Pada gambut saprik, bagian gambut yang lolos relatif tinggi karena

strukturnya relatif lebih halus, sebaliknya gambut mentah masih didominasi

oleh serat kasar.

Menurut (Dariah, 20xx) subsiden (subsidence) atau penurunan

permukaan lahan merupakan salah satu fisik yang sering dialami lahan

gambut yang telah didrainase. Proses drainase menyebabkan air yang berada

di antara massa gambut mengalir keluar (utamanya bagian air yang bisa

mengalir dengan kekuatan gravitasi), akibat proses ini gambut

mengempis atau mengalami penyusutan. Sebab lain yang menyebabkan

subsiden diantaranya adalah akibat massa gambut yang mengalami

pengerutan akibat berkurangnya air yang terkandung dalam bahan gambut.

Kondisi di lapangan menunjukkan subsiden masih belum terjadi. Hal ini

ditunjukkan oleh perakaran tanaman yang tidak terlihat di atas permukaan

lahan.

Tanah gambut terbentuk dari timbunan bahan organik, sehingga

kandungan karbon pada tanah gambut sangat besar. Fraksi organik

tanah gambut di Indonesia lebih dari 95%, kurang dari 5% sisanya adalah

fraksi anorganik. Fraksi organik terdiri atassenyawa-senyawa humat sekitar

10 hingga 20%, sebagian besar terdiri atas senyawa-senyawa non-humat

yang meliputi senyawa lignin, selulosa, hemiselulosa, lilin, tannin,

resin,suberin, dansejumlah kecil protein. Sedangkan senyawa-senyawa

humat terdiri atas asam humat, himatomelanat dan humin (Stevenson, 1994

dalam Hartatik, 20xx).

10

Page 15: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

Keracunan dan Kekahatan Hara

Kekahatan unsur hara adalah kurangnya unsur-unsur hara dalam

tanah. Unsur-unsur hara yang berguna dalam tanah sangat berperan

penting terutama dalam pertumbuhan tanaman. Kekahatan unsur hara pada

tanah gambut dapat menyebabkan pertumbuhan yang buruk bagi tanaman

yang hidup didalamnya. Umumnya kekahatan hara pada tanah gambut

disebabkan oleh penggunaan pestisida yang berlebihan. Kandungan yang

terdapat di dalam pestisida dapat menyebabkan reaksi yang berpengaruh

baik secara langsung maupun secara tidak langsung terhadap unsur-unsur

hara yang terdapat pada tanah gambut.

Tanah gambut di daerah Pekauman Kecamatan Martapura Timur

sebagian besarnya sudah dipergunakan sebagai aktifitas pertanian oleh

masyarakat sekitar. Kemungkinan terjadinya kekahatan dan keracunan

hara di tanah gambut di daerah tersebut ada, walaupun baru bisa diketahui

secara lebih jelas jika dilakukan tes untuk menguji kandungan unsur

haranya.

Makrofauna dan Mikrofauna Tanah

Keberadaan makrofauna tanah sangat berperan dalam proses yang

terjadi dalam tanah diantaranya proses dekomposisi, aliran karbon,

bioturbasi, siklus unsur hara dan agregasi tanah. Diversitas makrofauna

dapat digunakan sebagai bioindikator ketersediaan unsur hara dalam tanah.

Hal ini karena  makrofauna mempunyai peran penting dalam memperbaiki

proses-proses dalam tanah (Maftu’ah, 2005).

Makrofauna yang teridentifikasi pada lahan gambut di daerah

Pekauman Kecamatan Martapura Timur adalah cacing tanah dan semut.

Cacing tanah berperan dalam pendekomposer bahan organik, penghasil

bahan organik dari kotorannya, memperbaiki struktur dan aerasi tanah.

Cacing tanah memakan kotoran-kotoran dari mesofauna di permukaan

tanah yang hasil akhirnya akan dikeluarkan dalam bentuk feses atau

11

Page 16: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

kotoran juga yang berperan paling penting dalam meningkatkan kadar

biomass dan kesuburan tanah lapisan atas (Maftu’ah, 2005).

Pengayaan dan Pencemaran

Lahan rawa pasang surut di daerah Pekauman Kecamatan Martapura Timur,

Kabupaten Banjar didominasi oleh tanaman gulma seperti eceng gondok, teratai

dan beberapa tanaman air lainnya. Hal tersebut merupakan akibat dari pencemaran

terhadap air sungai Martapura dan anak sungainya oleh limbah domestik sehingga

menyebabkan tanaman gulma tersebut tumbuh dengan cepat.

Hidrologi Lahan Rawa

Tata Air

Lahan rawa dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian maupun

perkebunan dengan dilakukannya pengolahan tanah dan air terlebih dahulu

soil and water management). Pengelolaan tanah dan air ini mencakup jaringan

tata air mikro dan makro, penataan lahan, ameliorasi dan pemupukan. Tata air

mikro perlu dilakukan karena untuk mencukupi kebutuhan evapotranspirasi

tanaman, mencegah pertumbuhan gulma, mencegah terbentuknya bahan

beracun dengan cara penggelontoran dan pencucian, mengatur tinggi muka air,

dan menjaga kualitas air. Berdasarkan hasil observasi di tiga titik di daerah

Pekauman, untuk stasiun 1 termasuk tipe A, stasiun 2 termasuk tipe B dan

stasiun 3 termasuk tipe C. Berdasarkan (Alwi, 2014), tata air yang tepat untuk

lahan rawa bertipe luapan A dan B perlu adanya pengaturan sistem aliran satu

arah. Sedangkan untuk lahan yang bertipe C diperlukan pemasangan tabat

(sekat) dengan stoplog untuk menjaga permukaan air sesuai dengan kebutuhan

tanaman dan dapat digunakan sebagai penampungan air hujan.

Neraca Air

Neraca air lahan adalah model hubungan kuantitatif antara jumlah

air yang tersedia di atas dan di dalam tanah dengan jumlah curah hujan

yang jatuh pada luasan dan kurun waktu tertentu (Ayu et al., 2013 dalam

Putri, 2014). Menurut (Prayudi, 20xx) Teknologi pengelolaan lahan rawa

12

Page 17: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

lebak dapat diaktualisasikan melalui ameliorasi, pemupukan berimbang,

pengolahan tanah dan air. Teknologi pengelolaan air ditujukan untuk

memanfaatkan sumber daya air semaksimal mungkin untuk memenuhi

kebutuhan tanaman, dan mengatur keseimbangan air yang masuk dan air

yang keluar. Penataan saluran air yang baik sangat penting agar air dapat

dikendalikan. Pengelolaan air di tingkat lahan dapat dilakukan dengan

sistem surjan, kemalir dan caren. Dengan sistem ini proses aliran air masuk

dan keluar dikendalikan lebih mudah dan lancar. Teknologi neraca air

merupakan salah satu teknologi yang dapat mengatur aliran air masuk dan

keluar. Teknologi Neraca air lahan ini dapat mengetahui kondisi

agroklimatik terutama dinamika kadar air tanah pada lahan rawa lebak

sehingga dapat digunakan untuk perencanaan pola tanam secara umum.

Dalam melakukan analisis neraca air diperlukan data-data sebagai

masukan dan keluaran serta prosedur analisisnya sebagai berikut :

1. Data curah hujan (CH) sebagai masukan

2. Data evapotranspirasi potensial (ETP) sebagai keluaran

3. Data kadar air tanah (KAT) pada tingkat kapasitas lapang (KL) dan titik

layu permanen (TLP).

Potensi Lahan Rawa

Lahan Rawa untuk Pertanian

Meskipun kesuburan lahan rawa di daerah Pekauman Kec. Martapura Timur

rendah karena tanah alluvial nya bercampur dengan tanah gambut. Namun,

dengan menggnakan teknologi atau pengolahan terhadap tanah nya yaitu dengan

ameliorasi (pengapuran) untuk menormalkan nilai pH tanah dan pemupukan

untuk meningkatkan kesuburan tanah maka lahan rawa pasang surut di daerah

Pekauman Kec. Martapura Timur dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan

pekebunan sayur.

Berdasrakan (Alwi, 2014), bahwa pemanfaatan lahan rawa bertipe luapan A

lebih cocok unutk pertanian karena pirit akan lebih stabil (tidak mengalami

oksidasi) sehingga tanaman padi dapat tumbuh dengan baik. Untuk lahan rawa

13

Page 18: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

bertipe luapan B pemanfaatan yang sesuai yaitu untk padi, palawija, sayuran atau

buah – buahan.

Agrowisata Rawa

Selain sebagai lahan pertanian dan perkebunan sayuran lahan rawa pasang

surut juga dimanfaatkan warga sebagai tempat wisata dimana diatas lahan rawa

pasang surut tersebut dibangun Rumah Khas Banjar sebagai kawasan wisata.

14

Page 19: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari paper ini adalah :

1. Ekosistem lahan rawa pasang surut yaitu

Lahan rawa pasang surut di daerah Pekauman Kec. Martapura Timur

merupakan lahan rawa bergambut. Dengan tipe aliran :

Tipe A : selalu terluapi baik pasang besar maupun kecil

Tipe B : terluapi pada saat pasang besar saja

Tipe C : tidak pernah terluapi (pasang besar maupun kecil) dan hanya

mempengaruhi secara tidak langsung. Kedalaman air tanahnya < 50

cm

Selain topologi, ekosistem lahan rawa juga dapat dilihat dari

keanekaragaman hayati di dalamnya. Vegetasi yang mendominasi ialah

gulma karena terpengaruh oleh pasang dari air sungai. Selain itu juga terdapat

tanaman kangkung air, eceng gondok, purun tikus, ilalang, teratai, pohon

pisang, rambutan, dan padi. Sedangkan fauna nya terdapat ikan gabus,

papuyu, sepat, katak, capung, dan burung.

2. Biogeokimia lahan rawa pasang surut

a. Bahan induk tanah, terbentuk dari bahan organik yang berasal dari

pelapukan tumbuhan dengan kedalaman bervariasi tergantung keadaan

topografi tanah mineral di bawah lapisan gambut.

b. Sifat fisik dan kimia tanah, kematangan tanah gambut di Pekauman dapat

digolongkan ke dalam gambut saprik. Subsiden atau penurunan muka

lahan di lapangan masih belum terjadi, hal ini ditunjukkan oleh perakaran

tanaman yang terlihat di atas permukaan lahan.

c. Keracunan dan kekahatan hara, tanah gambut di Pekauman sebagian besar

sudah dipergunakan sebagai aktifitas pertanian, hal ini memungkinkan

terjadinya kekahatan dan keracunan hara di tempat tersebut, namun untuk

lebih jelasnya perlu dilakukan uji kandungan unsur hara untuk

memastikannya.

d. Mikrofauna dan makrofauna tanah, makrofauna yang teridentifikasi di

rawa Pekauman adalah cacing tanah dan semut. Cacing tanah berperan

15

Page 20: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

dalam pendekomposer bahan organik, penghasil bahan organik dari

kotorannya, memperbaiki struktur dan aerasi tanah.

e. Pengayaan dan pencemaran, pengaruh pencemaran air sungai Martapura

mengakibatkan gulma dan eceng gondok tumbuh cepat di rawa pasang

surut Pekauman Kec. Martapura Timur.

3. Hidrologi lahan rawa pasang surut

a. Tata air; untuk lahan rawa bertipe luapan A dan B perlu adanya

pengaturan sistem aliran satu arah. Sedangkan untuk lahan yang bertipe C

diperlukan pemasangan tabat (sekat) dengan stoplog untuk menjaga

permukaan air sesuai dengan kebutuhan tanaman dan dapat digunakan

sebagai penampungan air hujan.

b. Neraca air; dapat digunakan untuk mengetahui kondisi agroklimatik

terutama dinamika kadar air tanah pada lahan rawa lebak sehingga dapat

dimanfaatkan untuk perencanaan pola tanam secara umum.

4. Potensi lahan rawa pasang surut di Pekauman Kab. Banjar adalah sebagai

berikut :

a. Pertanian

b. Agrowisata

16

Page 21: Tugas Makalah Ekologi Lahan Rawa Pasang Surut di Pekauman Kec. Martapura Timur, Kab. Banjar Kalsel

DAFTAR RUJUKAN

Alwi Muhammad. 2014. Prospek Lahan Rawa Pasang Surut untuk Tanaman Padi.

Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik

Lokasi” : Banjarbaru.

B2P2SLP (Balai Besar Penelitian dan pengembangan Sumberdaya Lahan

Pertanian). 2008. Pemanfaatan dan Konservasi Ekosistem Lahan Rawa di

Kalimantan. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian : 149 – 156

Mukhlis, Noor M, Alwi M et al. 2014. Biodiversitas Rawa: Eksplorasi, Penelitian

dan Pelestariannya. IAARD Press, Jakarta.

Rina D, Y dan S. Haris. 2013. Zona Kesesuaian Lahan Rawa Pasang Surut

Berbasis Keunggulan Kompetitif Komoditas. SEPA: Vol. 10 No.1 ISSN:

1829-9946. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa Banjarbaru, Balai

Penenlitian Agriklimat dan Hidrologi. Banjarbaru.

Sudana Wayan. 2005. Potensi dan Prospek Lahan Rawa sebagai Sumbe Produksi

Pertanian. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian Vol.3 No. 2 : 141 – 151.

17