tugas kualitas tanah

9
TUGAS KUALITAS TANAH OLEH : NAMA ANGGOTA KELOMPOK : 1. HENDRA G. W. LASAR 2. BANNI LAY 3. SERLI HALLA 4. HENDRONILTI K. U. PEKA 5. KAROLINA LELU DEE 6. NATAN KOSMAS 7. ZAINAL HASBIRAN 8. OKTAVIANUS NONO FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

Upload: hendralasar

Post on 25-Sep-2015

223 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

TUGAS

KUALITAS TANAH

OLEH :

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. HENDRA G. W. LASAR

2. BANNI LAY

3. SERLI HALLA

4. HENDRONILTI K. U. PEKA

5. KAROLINA LELU DEE

6. NATAN KOSMAS

7. ZAINAL HASBIRAN

8. OKTAVIANUS NONO

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2015

PENGAMATAN

PERUBAHAN KUALITAS TANAH

A. Kegiatan yang dilakukan

Kegiatan industry pengolahan besi dan alumunium yangdilakukan pada wilayah hutan sekunder dengan dominasi vegetasi tanaman leguminosa (pohon dan semak) seperti kaliandra, lamtoro, turi, akasia. Bentang lahan pada tapak kegiatan bergelombang sampai bergunung dengan kemiringan 15-20%, jenis tanah dominan adalah Latosol, Litosol dan Inceptisol.Berdasarkan kegiatan diatas, akan diamati variable yang mempengaruhi perubahan kualitas tanah, pada wilayah atau bentang lahan dengan sifat atau karakteristik yang telah diketahui.

B. Tinjauan Pustaka

Klasifikasi kemiringan lereng:

Kemiringan lereng dibagi menjadi beberapa kelas yaitu;

Datar (0-8 %), landai (8-15 %), agak curam (15-25 %), curam (25-45 %), dan sangat curam ( 45 %). Lahan yang diperbolehkan untuk berdirinya kawasan permukiman adalah lahan yang memiliki topografi datar sampai bergelombang yakni lahan yang memiliki kemiringan lereng 0-25 % (Departemen Kimpraswil, 2007).

Jenis tanah :

1. Tanah Latosol

Latosol adalah tanah yang terbentuk dari batuan beku, sedimen, dan metafomorf (proses terjadinya batuan hingga tanah setelah meletusnya gunung berapi).Tanah latosol memiliki ciri-ciri yaitu, merupakan jenis tanah yang telah berkembang atau terjadi deferensiasi horison, solum dalam, tekstur lempung, warna coklat, merah hingga kuning, tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 3000 mm/tahun, ketinggian tempat berkisar antara 300-1000 meter di atas permukaan laut, mudah menyerap air, kandungan bahan organik sedang, memiliki pH 6 7 (netral) hingga asam, memiliki zat fosfat yang mudah bersenyawa dengan unsur besi dan aluminium, kadar humusnya mudah menurun.

2. Tanah Litosol

Tanah litosol belum lama mengalami perkembangan tanah, akibat pengaruh iklim yang lemah, letusan vulkan, atau topografi yang terlalu miring atau bergelombang. Tanah litosol harus diusahakan agar dipercepat pembentukan tanahnya, antara lain dengan penghutanan atau tindakan lain untuk mempercepat proses pelapukan.Tanah jenis ini merupakan tanah mineral dengan sedikit perkembanan profil, tekstur tanah beraneka dan pada umumnya berpasir, tidak bertekstur, warna, kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi. Litosol dapat dijumpai di segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, dan kemiringan lereng miring hingga curam.Karena dapat dijumpai di segala iklim, suhu tanah ini tergantung iklim di daerah tersebut.

3. Tanah Inceptisol

Inceptisol adalah tanah yang terbentuk dari batuan beku, sedimen, atau metamorf masam atau basa.Inceptisol memiliki ciri-ciri sebagai berikut, yaitu adanya horizon kambik, dimana terdapat horizon penumpukan liat