tugas kompetensi 1 manajemen pembiayaan

Upload: idwan-roshid

Post on 12-Jul-2015

99 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA SEKOLAH

( Makalah )

OLEH : IDWAN ROSHID NPM : 1123 012 007

Tugas Kompetensi 1 Mata Kuliah Manajemen Pembiayaan Pendidikan Program Magister Manajemen Pendidikan FKIP UNILA Dosen Pembimbing : 1. Dr. R. Gunawan Sudarmanto,S.Pd, SE, MM 2. Dr. Riswanti Rini, M.Si

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNINERSITAS LAMPUNG 2011

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan yang berkualitas adalah harapan semua pihak dan seluruh komponen bangsa. Dengan pendidikan yang berkualitas diharapkan dapat dihasilkan lulusan yang bermutu dan dapat menghadapi tantangan globalisasi. Dewasa ini masalah mutu tidak hanya menjadi masalah dan kepedulian dalam bidang bisnis saja, tetapi juga menjadi kepedulian bidang-bidang lainnya, salah satunya adalah bidang pendidikan. Banyak masalah mutu yang dihadapi dalam bidang pendidikan seperti, mutu pelayanan sekolah, mutu proses pembelajaran, dan mutu hasil belajar,dll. Mutu-mutu tersebut sangat erat kaitannya dengan biaya pendidikan, karena setiap fungsi dalam sekolah akan melakukan kegiatan sesuai bidangnya masing-masing, sedangkan setiap kegiatan memerlukan biaya. Biaya kegiatan yang besar belum tentu menjamin mutu menjadi lebih baik, oleh karena itu diperlukan strategi pengelolaan biaya yang baik. Strategi pengelolaan biaya yang baik dapat mengoptimalkan fungsi-fungsi sekolah menjadi lebih efisien dan efektif sehingga sekolah dapat meningkatkan kinerjanya. Dari hal inilah penulis bahwa ada pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap kinerja sekolah. melihat

B. Rumusan masalah Dari uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah pembiayaan pendidikan berpengaruh terhadap mutu sekolah ? 2. Apakah pembiayaan pendidikan berpengaruh terhadap kinerja sekolah ? 3. Apakah pembiayaan pendidikan berpengaruh terhadap mutu sekolah dan kinerja sekolah ?

C. Ruang Lingkup Dalam makalah ini akan dibatasi pembahasan berdasarkan kajian teoritis tentang pembiayaan pendidikan, mutu pendidikan, dan hubungannya dengan kinerja sekolah.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pembiayaan Pendidikan , Mutu, dan Efisiensi Dalam manajemen mutu terpadu (MMT), sekolah sebagai institusi pendidikan memposisikan diri sebagai suatu lembaga pelayanan jasa sehingga sekolah harus dapat memberikan pelayanan sesuai dengan keinginan pelanggan. Pelanggan menilai mutu dengan membandingkan persepsi mereka tentang apa yang mereka terima dengan apa yang mereka harapkan (Edward Sallis, 2010 : 66 ). Masalah mutu yang dihadapi bidang pendidikan antara lain, mutu pelayanan sekolah, mutu proses pembelajaran, dan mutu hasil belajar. Hubungan antara mutu pendidikan dan biaya pendidikan dikemukakan oleh Johns (1983 ) dalam Fattah ( 1988 : 108 ) yaitu biaya dan mutu pendidikan mempunyai keterkaitan secara langsung. Kebijakan peningkatan mutu pendidikan diarahkan pada pencapaian mutu pendidikan yang mengacu pada standar nasional pendidikan yang terdiri atas standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Mutu yang baik dapat dihasilkan dengan pembiayaan tertentu, namun biaya yang besar juga tidak menjamin adanya mutu yang baik. Hubungan antara biaya dan mutu pendidikan dapat digambarkan dalam grafik berikut : Biaya ideal

efisien Mutu pendidikan

Biaya tertentu yang dikeluarkan untuk proses pembelajaran akan mempengaruhi mutu dalam level tertentu. Jika kenaikan biaya satu digit dapat mencapai mutu beberapa digit, artinya telah tercapai efisiensi dalam pembiayaan. Salah satu cara mengupayakan

efisiensi dalam penggunaan dana adalah dengan menerapkan anggaran berbasis aktivitas ( activities based budget). Artinya alokasi anggaran didasarkan pada

aktivitas/kegiatan

yang benar-benar diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah alokasi dana yang tidak memiliki aktivitas yang

ditetapkan. Harus dihindari adanya

terkait erat dengan pencapaian sasaran sekolah. Sehubungan dengan prisip efisiensi anggaran dikemukakan Dirjen PMPTK (2007 :10-11 ), kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan. Ragam efisiensi dapat dijelaskan melalui hubungan antara penggunaan waktu, tenaga, biaya dan hasil yang diharapkan dapat dilihat pada gambar berikut ini:Banyak menggunakan waktu, tenaga, dan biaya Penggunaan waktu, tenaga, dan biaya lebih sedikit Paling sedikit menggunakan waktu, tenaga, dan biaya

A D CHasil Tertentu

B

Gambar 2 Hubungan Penggunaan Waktu, Tenaga, Biaya dan Hasil yang Diharapkan Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya. Ragam efisiensi tersebut dapat dilihat dari Gambar berikut ini:B

Hasil terkecil

Penggunaan waktu, biaya, dan tenaga tertentu

A

C D

Hasil sedang

Hasil besar

Gambar .3 Hubungan Penggunaan Waktu, Tenaga, Biaya tertentu dan Ragam Hasil yang Diperoleh

Pada gambar di atas menunjukkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil B paling tidak efisien. Sedangkan penggunaan waktu, tenaga, biaya A dan hasil D paling efisien. Tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi memungkinkan terselenggaranya pelayanan terhadap masyarakat secara memuaskan dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.

B. Pembiayaan dan Kinerja Sekolah Dengan pembiayaan yang efisien dapat dicapai kinerja sekolah yang optimal. Hubungan pembiayaan dengan kinerja sebagaimana dikemukakan Akdon (2007 : 281) bahwa kinerja adalah unjuk kerja, prestasi kerja, tampilan hasil kerja, capaian dalam

memperoleh hasil kerja,tingkat kecepatan/efisiensi / produktivitas / efektivitas dalam mencapai tujuan. Kinerja sekolah dapat dilihat dari berbagai ukuran keberhasilan atau tingkat ketercapaian kinerja tertentu dalam mencapai tujuan, atau target tertentu yang diukur dengan ukuran kinerja (performance measure ) atau indikator kerja

(performance indikator ). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja sekolah adalah keberhasilan yang diraih oleh sekolah yang diukur dengan indikator keberhasilan sekolah untuk meningkatkan proses pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar. Menurut Saeful Sagala ( 2004 : 58 ) terdapat sejumlah indikator yang menjadi penentu kinerja Sekolah, diantaranya : Kurikulum yang lugas dan fleksibel berpedoman pada standar nasional Proses belajar mengajar (PBM) yang efektif dengan mengedepankan fungsi pelayanan belajar untuk memperoleh mutu yang baik Lingkungan sekolah yang sehat terdiri dari lingkungan fisik dan kerja sama yang kondusif Sumber daya yang handal, yaitu memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan mengacu pada profesionalisme Standarisasi pengajaran dan evaluasi hasil belajar yang terukur

Usaha yang paling menentukan dalam meningkatkan kinerja personil sekolah terletak pada kepemimpinan sekolah, pemimpin harus mampu memberikan pengaruh agar semua bawahan guru-guru dan staff tata usaha agar berpartisipasi aktif secara maksimal

Peran pemimpin agar para personil berpartisipasi secara maksimal antara lain: 1. Kesejahteraan baik lahir maupun batin memperoleh perhatian yang serius dari pimpinan. 2. Pemecahan permasalahan dilandasi oleh sikap keterbukaan 3. Pengakuan dan penghargaan atas prestasi kerja personil diperhatikan oleh pimpinan. 4. Penerapan manajemen sekolah didasari atas kemampuan, kesanggupan dan kemauan personil. 5. Pemimpin bertindak sebagai motivator 6. Pemimpin bertindak sebagai dinamisator 7. Menciptakan kerja sama yang harmonis 8. Menghindari konflik antara personil 9. Arif, bijaksana bila mengambil keputusan bagi setiap personil tanpa membedabedakan individual. 10. Hilangkan sikap suka dan tidak suka terhadap personil sekolah 11. Menciptakan rasa persaudaraan (sense of belonging).

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan diatas penulis menyimpulkan : 1. Pembiayaan pendidikan sangat berpengaruh terhadap mutu sekolah, pembiayaan yang besar tidak menjamin mutu sekolah menjadi lebih baik, namun biaya minimal tertentu yang dikelola dengan efisien dapat mencapai mutu yang diharapkan. 2. Pembiayaan pendidikan mempengaruhi kinerja sekolah, pembiayaan yang besar tidak menjamin kinerja sekolah menjadi lebih baik. 3. Pembiayaan pendidikan hanya salah satu indikator dalam mencapai kinerja sekolah yang baik. Faktor utama terletak kepada manajerial Kepala Sekolah.

B. SARAN Karena pembiayaan pendidikan berkaitan dengan langsung dengan kinerja sekolah dan mutu sekolah, maka disarankan agar pemerintah dan pihak-pihak yang berkompeten mengangkat kepala sekolah dapat benar-benar memilih dan mengangkat pemimpin pendidikan yang efektif dan menguasai manajemen kependidikan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Akdon (2008 ), Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Administrasi dan Manajemen.Bandung : Dewa Ruci

Dirjen PMPTK (2007), Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Keuangan Sekolah, Bahan Diklat Kepala Sekolah : tidak diterbitkan

Fattah, Nanang (1988 ), Studi Tentang Pembiayaan Pendidikan Sekolah Dasar, Penerbit PT Remaja Rosda Karya, Bandung

Salis Edward (2010 ) Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan ,(terjemahan) IRCiSoD Jogjakarta.

Sagala, S (2004), Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi Memenangkan Persaaingan Mutu. Jakarta : Nimas Multima