tugas khutbah jumat

7
KHUTBAH JUM’AT Nama : Liska Damiati Jurusan / Semester : Akuntansi / 3A TAZKIYATUN NAFS Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah, Marilah kita senantiasa berusaha meningkatkan ketaaqwaan kita kepada Allah Azza wa Jalla. Diawali dengan hadirnya rasa syukur atas beragam karunia yang kita rasa. Terutama nikmat iman yang tetap bersemayam dalam jiwa kita. Yang karenanya kita dipanggil Allah dengan panggilan spesial: yaa ayyuhal ladziina aamanuu. Dan kepada alladziina aamanuu itulah pesan taqwa diarahkan. Sebab tanpa iman tidak mungkin ada taqwa. Sebagai orang beriman, kita kemudian terpanggil dengan perintah Allah untuk menunaikan shalat Jum'at. Sebagai orang

Upload: liskadamiati

Post on 28-Nov-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

khutbah jumat tazkiyatun nafs

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas khutbah jumat

KHUTBAH JUM’ATNama : Liska DamiatiJurusan / Semester : Akuntansi / 3A

TAZKIYATUN NAFS

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,

Marilah kita senantiasa berusaha meningkatkan ketaaqwaan kita kepada Allah Azza wa Jalla.

Diawali dengan hadirnya rasa syukur atas beragam karunia yang kita rasa. Terutama nikmat

iman yang tetap bersemayam dalam jiwa kita. Yang karenanya kita dipanggil Allah dengan

panggilan spesial: yaa ayyuhal ladziina aamanuu. Dan kepada alladziina aamanuu itulah

pesan taqwa diarahkan. Sebab tanpa iman tidak mungkin ada taqwa. Sebagai orang beriman,

kita kemudian terpanggil dengan perintah Allah untuk menunaikan shalat Jum'at. Sebagai

orang beriman kita kemudian mendengar dengan tenang untuk kemudian mengamalkan

pesan-pesan taqwa dalam khutbah jum'at.

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,

Tantangan hidup yang semakin keras dewasa ini sering kali membuat kita lalai. Kita berpikir

jangka pendek, menuruti apa yang didiktekan oleh media yang mengarahkan gaya hidup kita.

Sehingga waktu kita pun hampir seluruhnya tersita untuk mengumpulkan harta sebanyak-

Page 2: Tugas khutbah jumat

banyaknya, mengejar dunia sedapat-dapatnya. Islam tidak pernah melarang umatnya menjadi

kaya, bahkan dianjurkan kaya agar bisa membantu sesama dan menolong agama, dengan

zakat dan beragam amal maliyah lainnya. Namun, sering kali kesibukan kita mengejar dunia

menjadikan hati dan jiwa kita penat, bahkan terkadang keras. Sulit ikhlas, sulit khusyu' dalam

beribadah dan sulit husnudhan kepada Allah dan sesama umat. Jika demikian, alamat hati kita

tidak sehat. Padahal, harta sebanyak apapun tidak bisa menyelamatkan manusia kelak ketika

berjumpa dengan Tuhannya, tanpa disertai dengan hati yang sehat, hati yang selamat, yang

dalam istilah Al-Qur'an disebut "qalbun salim."

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang

menghadap Allah dengan hati yang bersih, (QS. Asy-Syu'ara : 88-89)

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,

Ayat di atas sekaligus menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan hati, kesucian jiwa. Agar

kita memiliki qalbun salim. Qalbun salim yang dijaga dengan tazkiyatun nafs bukan hanya

bermanfaaat di akhirat, melainkan juga di dunia. Qalbun salim membuat jiwa tenang dan

damai, serta membawa kebahagiaan karena hidup di atas kebenaran iman dan petunjuk Islam.

Lalu bagaimana kita agar sukses menjaga qalbun salim dengan tazkiyatun nafs?

Pertama, Mengilmui

Tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa yang benar haruslah berlandaskan ilmu agama yang

benar. Sebagaimana hati yang bersih itu berangkat dari aqidah yang benar, maka ilmu dan

pemahaman tentang aqidah kita juga harus benar. Hati yang bersih, pondasinya adalah ikhlas;

yaitu meniatkan segala amal ibadah hanya untuk Allah. Dan itu pula yang kita dapati

mengapa surat yang keseluruhan ayatnya berbicara tentang tauhid dinamakan surat Al Ikhlas.

Kebaikan seseorang, termasuk pula kebersihan hati, bermuara dari ilmu agama yang

dipahami lalu diamalkan. Meskipun, konotasi ilmu di sini tidak selalu mengarah kepada apa

yang didapatkan dari pendidikan formal.

Raasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

Page 3: Tugas khutbah jumat

Siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, niscaya ia dipahamkan dalam urusan agama (HR.

Bukhari dan Muslim)

Kedua, Memperbesar Taat Menjauhi Maksiat

Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,

Kiat kedua dalam tazkiyatun nafs adalah meningkatkaan ketaatan kepada Allah. Yakni

dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Semakin kita taat kepada

Allah, hati kita kian bersih, jiwa kita kian suci. Tetapi sebaliknya, jika kita menentang

perintah Allah, melanggar larangan-Nya, sombong kepada-Nya, maka hati kita menjadi

gelap, ternoda, keras, sakit dan makin dekat dengan kematiannya. Langkah tazkiyatun nafs

yang kedua ini sebenarnya amat dekat kaitannya dengan langkah pertama. Sebab ilmu yang

hanya diketahui tanpa diamalkan, tidak berpengaruh dalam pembersihan jiwa. Bahkan seperti

apa yang dialami oleh Bani Israil, mereka tahu banyak hal tentang apa yang dikehendaki

Allah, tetapi mereka mengabaikan itu dan menjadikannya bahan perdebatan semata, maka

hati mereka pun keras membatu.

Ibnu Qayyim Al Jauziyah berkata:

"Setiap ilmu dan amal yang tidak menambah kekuatan dalam keimanan dan keyakinan, maka

ia telah tercemar. Dan setiap keyakinan yang tidak mendorong untuk beramal, ia juga telah

tercemar."

Agar kita giat memperbesar taat dan menjauhi maksiat, kita harus menanamkan

muraqabatullah, merasa diawasi oleh Allah. Di manapun kita berada, baik di kala ramai

maupun di saat sendiri. Baik terang-terangan maupun rahasia. Baik bersama banyak orang

maupun dalam kesunyian, sesungguhnya Allah mengawasi kita. Maka kita pun malu jika

hendak bermaksiat, sekaligus malu jika tidak menjalankan ketaaatan kepada-Nya.

Dan Dia bersama kamu dimanapun kamu berada. Dan Allah Maha Melihat segala

apa yang kemu kerjakan (QS. Al Hadid : 4)

Page 4: Tugas khutbah jumat

Ketiga, Muhaasabah

Jamaah Jum'at rahimakumullah,

Selanjutnya, untuk menjaga hati kita dengan tazkiyatun nafs, kita perlu membiasakan

muhasabah, mengevaluasi diri kita. Secara rutin kita bisa mengambil momen tertentu

sehingga bisa melakukan muhasabah secara periodik. Ada sahabat yang membiasakan diri

sebelum tidur melakukan muhasabah, dan subhanallah, ia menjadi ahli surga karenanya. Hal

seperti itu bisa kita contoh. Dalam waktu khusus yang telah kita sediakan, secara rutin kita

mengevaluasi hati kita sendiri. Apakah masih ada takabur dalam rentang waktu itu. Apakah

masih ada ujub dalam rentang waktu itu. Apakah masih ada hasad terhadap sesama. Apakah

masih ada ghill terhadap saudara. Dan sebagainya. Jika kita mendapati penyakit-penyakit hati

tersebut, kita segera bertaubat dan beristighfar kepada Allah, seraya berkomitmen untuk

memperbaiki diri.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

Hai orag-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri

memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok. Bertaqwalah, sesungguhnya Allah

Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al Hasyr : 18)

Keempat, berdoa

Ini hal yang tidak boleh kita lupakan. Berdoalah. Sebab Allah-lah Dzat yang membolak-

balikkan hati. Maka memohonlah kepada-Nya agar hati ditetakan dalam keimanan, agar hati

senantiasa dijaga sehingga menjadi bersih dan bening dengan penjagaanNya.

Sekiranya tidaklah karena Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak

seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selamalamanya. Tetapi

Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha

Mengetahui (QS. An Nur : 21)

Page 5: Tugas khutbah jumat

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan kepada kita sebuah doa dalam rangka

tazkiyatun nafs:

Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ketaqwaan dan sucikanlah ia, Engkaulah sebaikbaik

Dzat yang menyucikan jiwa (HR. Muslim)

Khutbah Ke-dua

Page 6: Tugas khutbah jumat