tugas khutbah jumat
DESCRIPTION
khutbah jumat tazkiyatun nafsTRANSCRIPT
![Page 1: Tugas khutbah jumat](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072109/55cf9a64550346d033a17f55/html5/thumbnails/1.jpg)
KHUTBAH JUM’ATNama : Liska DamiatiJurusan / Semester : Akuntansi / 3A
TAZKIYATUN NAFS
Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,
Marilah kita senantiasa berusaha meningkatkan ketaaqwaan kita kepada Allah Azza wa Jalla.
Diawali dengan hadirnya rasa syukur atas beragam karunia yang kita rasa. Terutama nikmat
iman yang tetap bersemayam dalam jiwa kita. Yang karenanya kita dipanggil Allah dengan
panggilan spesial: yaa ayyuhal ladziina aamanuu. Dan kepada alladziina aamanuu itulah
pesan taqwa diarahkan. Sebab tanpa iman tidak mungkin ada taqwa. Sebagai orang beriman,
kita kemudian terpanggil dengan perintah Allah untuk menunaikan shalat Jum'at. Sebagai
orang beriman kita kemudian mendengar dengan tenang untuk kemudian mengamalkan
pesan-pesan taqwa dalam khutbah jum'at.
Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,
Tantangan hidup yang semakin keras dewasa ini sering kali membuat kita lalai. Kita berpikir
jangka pendek, menuruti apa yang didiktekan oleh media yang mengarahkan gaya hidup kita.
Sehingga waktu kita pun hampir seluruhnya tersita untuk mengumpulkan harta sebanyak-
![Page 2: Tugas khutbah jumat](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072109/55cf9a64550346d033a17f55/html5/thumbnails/2.jpg)
banyaknya, mengejar dunia sedapat-dapatnya. Islam tidak pernah melarang umatnya menjadi
kaya, bahkan dianjurkan kaya agar bisa membantu sesama dan menolong agama, dengan
zakat dan beragam amal maliyah lainnya. Namun, sering kali kesibukan kita mengejar dunia
menjadikan hati dan jiwa kita penat, bahkan terkadang keras. Sulit ikhlas, sulit khusyu' dalam
beribadah dan sulit husnudhan kepada Allah dan sesama umat. Jika demikian, alamat hati kita
tidak sehat. Padahal, harta sebanyak apapun tidak bisa menyelamatkan manusia kelak ketika
berjumpa dengan Tuhannya, tanpa disertai dengan hati yang sehat, hati yang selamat, yang
dalam istilah Al-Qur'an disebut "qalbun salim."
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang bersih, (QS. Asy-Syu'ara : 88-89)
Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,
Ayat di atas sekaligus menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan hati, kesucian jiwa. Agar
kita memiliki qalbun salim. Qalbun salim yang dijaga dengan tazkiyatun nafs bukan hanya
bermanfaaat di akhirat, melainkan juga di dunia. Qalbun salim membuat jiwa tenang dan
damai, serta membawa kebahagiaan karena hidup di atas kebenaran iman dan petunjuk Islam.
Lalu bagaimana kita agar sukses menjaga qalbun salim dengan tazkiyatun nafs?
Pertama, Mengilmui
Tazkiyatun nafs atau penyucian jiwa yang benar haruslah berlandaskan ilmu agama yang
benar. Sebagaimana hati yang bersih itu berangkat dari aqidah yang benar, maka ilmu dan
pemahaman tentang aqidah kita juga harus benar. Hati yang bersih, pondasinya adalah ikhlas;
yaitu meniatkan segala amal ibadah hanya untuk Allah. Dan itu pula yang kita dapati
mengapa surat yang keseluruhan ayatnya berbicara tentang tauhid dinamakan surat Al Ikhlas.
Kebaikan seseorang, termasuk pula kebersihan hati, bermuara dari ilmu agama yang
dipahami lalu diamalkan. Meskipun, konotasi ilmu di sini tidak selalu mengarah kepada apa
yang didapatkan dari pendidikan formal.
Raasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
![Page 3: Tugas khutbah jumat](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072109/55cf9a64550346d033a17f55/html5/thumbnails/3.jpg)
Siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, niscaya ia dipahamkan dalam urusan agama (HR.
Bukhari dan Muslim)
Kedua, Memperbesar Taat Menjauhi Maksiat
Jama'ah Jum'at yang dirahmati Allah,
Kiat kedua dalam tazkiyatun nafs adalah meningkatkaan ketaatan kepada Allah. Yakni
dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Semakin kita taat kepada
Allah, hati kita kian bersih, jiwa kita kian suci. Tetapi sebaliknya, jika kita menentang
perintah Allah, melanggar larangan-Nya, sombong kepada-Nya, maka hati kita menjadi
gelap, ternoda, keras, sakit dan makin dekat dengan kematiannya. Langkah tazkiyatun nafs
yang kedua ini sebenarnya amat dekat kaitannya dengan langkah pertama. Sebab ilmu yang
hanya diketahui tanpa diamalkan, tidak berpengaruh dalam pembersihan jiwa. Bahkan seperti
apa yang dialami oleh Bani Israil, mereka tahu banyak hal tentang apa yang dikehendaki
Allah, tetapi mereka mengabaikan itu dan menjadikannya bahan perdebatan semata, maka
hati mereka pun keras membatu.
Ibnu Qayyim Al Jauziyah berkata:
"Setiap ilmu dan amal yang tidak menambah kekuatan dalam keimanan dan keyakinan, maka
ia telah tercemar. Dan setiap keyakinan yang tidak mendorong untuk beramal, ia juga telah
tercemar."
Agar kita giat memperbesar taat dan menjauhi maksiat, kita harus menanamkan
muraqabatullah, merasa diawasi oleh Allah. Di manapun kita berada, baik di kala ramai
maupun di saat sendiri. Baik terang-terangan maupun rahasia. Baik bersama banyak orang
maupun dalam kesunyian, sesungguhnya Allah mengawasi kita. Maka kita pun malu jika
hendak bermaksiat, sekaligus malu jika tidak menjalankan ketaaatan kepada-Nya.
Dan Dia bersama kamu dimanapun kamu berada. Dan Allah Maha Melihat segala
apa yang kemu kerjakan (QS. Al Hadid : 4)
![Page 4: Tugas khutbah jumat](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072109/55cf9a64550346d033a17f55/html5/thumbnails/4.jpg)
Ketiga, Muhaasabah
Jamaah Jum'at rahimakumullah,
Selanjutnya, untuk menjaga hati kita dengan tazkiyatun nafs, kita perlu membiasakan
muhasabah, mengevaluasi diri kita. Secara rutin kita bisa mengambil momen tertentu
sehingga bisa melakukan muhasabah secara periodik. Ada sahabat yang membiasakan diri
sebelum tidur melakukan muhasabah, dan subhanallah, ia menjadi ahli surga karenanya. Hal
seperti itu bisa kita contoh. Dalam waktu khusus yang telah kita sediakan, secara rutin kita
mengevaluasi hati kita sendiri. Apakah masih ada takabur dalam rentang waktu itu. Apakah
masih ada ujub dalam rentang waktu itu. Apakah masih ada hasad terhadap sesama. Apakah
masih ada ghill terhadap saudara. Dan sebagainya. Jika kita mendapati penyakit-penyakit hati
tersebut, kita segera bertaubat dan beristighfar kepada Allah, seraya berkomitmen untuk
memperbaiki diri.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
Hai orag-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok. Bertaqwalah, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al Hasyr : 18)
Keempat, berdoa
Ini hal yang tidak boleh kita lupakan. Berdoalah. Sebab Allah-lah Dzat yang membolak-
balikkan hati. Maka memohonlah kepada-Nya agar hati ditetakan dalam keimanan, agar hati
senantiasa dijaga sehingga menjadi bersih dan bening dengan penjagaanNya.
Sekiranya tidaklah karena Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak
seorangpun dari kamu bersih (dari perbuatan keji dan mungkar itu) selamalamanya. Tetapi
Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui (QS. An Nur : 21)
![Page 5: Tugas khutbah jumat](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072109/55cf9a64550346d033a17f55/html5/thumbnails/5.jpg)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan kepada kita sebuah doa dalam rangka
tazkiyatun nafs:
Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ketaqwaan dan sucikanlah ia, Engkaulah sebaikbaik
Dzat yang menyucikan jiwa (HR. Muslim)
Khutbah Ke-dua
![Page 6: Tugas khutbah jumat](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072109/55cf9a64550346d033a17f55/html5/thumbnails/6.jpg)