tugas khusus proses pengadukan tanpa agitator
DESCRIPTION
OTK ITRANSCRIPT
Proses Pengadukan Tanpa Agitator
1. Pengadukan Tanpa Agitator
Pengadukan adalah operasi menciptakan gerakan didalam bahan yang
diaduk. Tujuan operasi pengadukan adalah terciptanya pencampuran.
Pencampuran merupakan operasi yang bertujuan untuk mengurangi
ketidaksamaan kondisi, suhu, atau sifat lain yang terdapat dalam suatu bahan.
Pencampuran dapat terjadi dengan cara menimbulkan gerak di dalam bahan yang
menyebabkan bagian-bagian bahan bergerak satu terhadap yang lainnya, sehingga
operasi pengadukan hanyalah salah satu cara untuk proses pencampuran.
Pencampuran fasa cair merupakan hal yang cukup penting dalam berbagai proses.
Pencampuran fasa cair dapat dapat dibagi dalam dua kelompok. Pertama,
pencampuran antara cairan yang saling bercampur (miscible), dan kedua adalah
pencampuran antara cair yang juga dikenal operasi pencampuran fasa cair yang
pekat seperti lelehan, pasta, dan sebagainya.
Secara umum, proses pencampuran dilakukan pada suatu bejana dengan
agitator sebagai pengaduk. Namun, dengan pertimbangan tertentu pencampuran
dapat dilakukan dengan tanpa menggunakan agitator sebagai pengaduk. Misalnya,
pada pencampuran antara dua bahan yang sukar bercampur (immiscible) dapat
menggunakan alat spray untuk menyemprotkan bahan dengan kecepatan tertentu
sehingga bahan yang sukar bercampur tadi dapat terdistribusi satu sama lainnya
dan masih ada lagi cara lain untuk mencampurkan bahan tanpa menggunakan
agitator atau alat pengaduk.
Pencampuran berdasarkan fase dari bahan yang dicampur yaitu
pencampuran bahan cair-cair, pencampuran bahan padat-cair, pencampuran bahan
padat-padat, dan pencampuran bahan cair-gas. Keadaan agregasi adalah bentuk
penampilan materi yang dapat berupa gas, cairan atau padat. Sehubungan dengan
itu campuran dapat memperlihatkan sifat-sifat yang sangat berbeda satu sama lain
dan memerlukan persyaratan tertentu pada pemilihan alat pencampur. Suatu
campuran bahan kimia dapat mengikuti jenis-jenis berikut ini : Campuran
heterogen, koloid, suspensi, dan larutan sejati atau campuran homogen. Pemilihan
alat pencampur didasarkan pada : jenis bahan-bahan yang akan dicampur
(keadaan agregasi, besarnya partikel,kerapatan bahan), jenis campuran yang akan
dibuat atau dihasilkan dari pencampuran, jumlah pencampuran, derajat
pencampuran yang ingin dipakai, tujuan pencampuran yang diinginkan, dan
sistem operasi dari pencampuran. Derajat pencampuran dipengaruhi oleh banyak
faktor antara lain :
1) Aliran. Aliran yang turbulen dan laju alir bahan yang tinggi biasanya
menguntungkan proses pencampuran. Sebalikanya aliran yang laminer dapat
menggagalkan pencampuran,
2) Ukuran partikel. Semakin luas permukaan kontak bahan-bahan yang harus
dicampur, yang berarti semakin kecil partikel dan semakin mudah gerakannya
didalam campuran, maka proses pencampuran akan semakin baik. Perbedaan
ukuran yang besar dalam proses pencampuran akan menyulitkan dalam
terciptanya derajat pencampuran yang tinggi,
3) Kelarutan. Semakin besar kelarutan bahan-bahan yang akan dicampur pada
pencampuran, maka akan semakin baik pencampurannya. Pada saat pelarutan
terjadi, terjadi pula peristiwa difusi. laju difusi dipercepat oleh adanya aliran.
Kelarutan sebanding dengan kenaikan suhu, sehingga dapat dikatakan bahwa
dengan naiknya suhu derajat pencampuran akan semakin baik pula,
4) Viskositas campuran,
5) Jenis bahan yang dicampur,
6) Urutan pencampuran,
7) Suhu dan Tekanan (pada gas),
8) Bahan tambahan pada pencampuran seperti emulgator.
1.1 Pencampuran dengan pipe-line (T-junction & Y-juction)
Pencampuran dengan menggunakan pipe-line adalah pencampuran antara
dua fluida yang sukar bercampur (immiscible) yang disebabkan oleh perbedaan
viskositas kedua bahan. Prinsip kerja pencampuran dengan menggunakan pipe-
line adalah mempertemukan dua bahan dengan kecepatan tertentu agar kedua
bahan terdistribusi satu sama lainnya.
Pada jenis T-junction bahan-bahan dialirkan dengan kecepatan tertentu
dari dua pipa yang saling berseberangan dan selanjutnya akan bertemu pada satu
titik pertemuan yang akan menuju satu pipa sehingga aliran fluida tersebut
bercampur satu sama lainnya.
Gambar 1.1 Aliran T-junction
(Sumber: Sabda, 2013)
Pencampuran dua fluida dengan menggunakan Y-junction tidak jauh
berbeda dengan metode T-junction. Perbedaannya terdapat pada posisi aliran
masuk kedua fluida. Pada pencampuran pipe-line jenis Y-junction fluida yang
masuk melewati pipa yang mengerucut menuju titik pertemuan kedua fluida.
Kemudian kedua fluida bercampur pada satu aliran pipa.
Gambar 1.2 Aliran Y-junction
(Sumber: Sabda, 2013)
1.2 Pencampuran dengan menggunakan spray
Pencampuran dengan menggunakan spray biasanya digunakan pada proses
fluid mixing antara liquid-gas. Fluida cair masuk dari bagian atas bejana
kemudian disemprotkan gas dari bagian bawah. Gas yang berkecepatan masuk
dari bagian bawah disemprotkan atau spray akan berturbulensi menyebar
sehingga terdistribusi dalam liquid.
\
Gambar 1.3 Spay Fluid Mixing
(Sumber: Spray, 2013)
Pada gambar diatas merupakan contoh dari proses fluid mixing liquid-gas
dengan menggunakan spray nozzle pada bagian bawah samping dan bejana
berbentuk tabung. Namun ada juga pencampuran dengan menggunakan bejana
tabung yang melintang dan nozzle spray yang lebih banyak. Dengan jumlah
nozzle yang lebih banyak menyebabkan waktu pencampuran lebih cepat karena
pendistribusian gas lebih cepat dan terjadinya turbulensi gas lebih besar.
Gambar 1.4 Spay Fluid Mixing
(Sumber: Spray, 2013)
1.3 Pencampuran dua fluida dengan metode gelembung
Pencampuran metode gelmbung adalah pencampuran liquid-liquid yang
mana salah satu fluida liquid dialirkan dengan kecepatan yang sangat tinggi
sehingga menjadi gelembung-gelembung. Gelembung-gelembung yang terbentuk
akan meningkatkan turbulensi fluida,sehingga fluida akan bercampur tanpa proses
pengadukan. Pencampuran liquid-liquid dengan metode gelembung dapat
diibaratkan seperti air terjun yang jatuh dari ketinggian karena kecepatannya yang
tinggi akan membentuk gelembung-gelembung di bawah ketika bertemu dengan
air pada permukaan.
1.4 Pencampuran dengan getaran
Alat ini terdiri atas sebuah cakram mendatar dengan lubang-lubang yang
berbentuk kerucut. Sebuah sumber getar elektromagnetik digantungkan dengan
pegas pada kerangka alat. Melalui sebuah batang penghubung, cakram digetarkan
vertikal oleh sumber getar. Akibat getaran tersebut, bahan ditekan untuk melewati
lubang-lubang cakram dari bawah ke atas atau sebaliknya. Dengan demikian
terjadi suatu aliran vertikal yang kuat di sekitar cakram, dan terjadi turbulensi
yang tinggi dalam seluruh bahan.
Pencampuran dengan getar biasanya digunakan untuk membuat larutan, suspensi
atau emulsi dengan viskositas yang rendah. Bejana yang dipakai seringkali
terbuka, dengan ukuran yang kecil hingga sedang. Intensitas getaran yang
berbanding lurus dengan derajat turbulensi. Ummnya dapat diatur secara elektrik.
Kerugikan dari pencampuran getar adalah kebisingan yang ditimbulkannya.
Selanjutnya pencampuran bahan cair-gas. Untuk proses kimia dan fisika tertentu
gas harus dimasukkan ke dalam cairan, artinya cairan dicampur sempurna dengan
bahan-bahan berbentuk gas. Contoh :
1) Proses hidrogenasi, khorinasi dan fosfogensi,
2) Oksidasi cairan oleh udara (fermentasi, memasukkan udara kedalam
lumpur dalam instalasi penjernih biologis),
3) Meningkatkan kadar (melarutkan) gas dalam cairan (misalnya HCL dalam
air, oksigen dalam cairan-cairan),
4) Membangkitkan basa (misalnya busa pemadam api).
Selain pencampuran pencampuran di atas ada pula beberapa cara pencampuran
yang sering dilakukan di industri industi yakni In-line Mixing dan jet mixing.
Dimana seperti namanya sendiri in-line artinya dalam pipa, sementara jet mixing
lebih mengacu suatu noozle dengan tekanan tinggi tekanan tinggi.
Pada instalansi-instalansi yang bekerja secara kontinyu, cairan-cairan yang
dapat saling melarut seringkali tercampur dengan sendirinya di dalam saluran-
saluran pipa. Akan tetapi karena pencampuran oleh turbulensi di dalam pipa tanpa
adanya alat pendukung lain tidak begitu besar, cairan dengan volume yang lebih
kecil seringkali dimasukkan bersama-sama cairan lain ke dalam pipa.
Sebuah mixer statis adalah sebuah perangkat yang direkayasa sedemikian rupa
untuk pencampuran bahan cairan secara terus-menerus. Biasanya cairan untuk
dicampur cair, tetapi mixer statis juga dapat digunakan untuk campuran aliran gas,
mendispersikan gas ke cair atau campuran cairan bercampur. Energi yang
dibutuhkan untuk pencampuran berasal dari pressure drop sebagai aliran cairan
melalui mixer statis. Salah satu desain mixer statis adalah mixer jenis piring dan
jenis perangkat lain yang umum dalam silinder (tabung). Ukuran mixer dapat
bervariasi dari sekitar 6 mm untuk diameter 6 meter. Bahan konstruksi khas untuk
komponen mixer statis termasuk stainless steel, polypropylene, Teflon, PVDF,
PVC, CPVC dan polyacetal.
Industri tekstil mulai menggunakan teknologi seperti pencampuran statis
(tidak bergerak) dan in-line (campuran kontinu) pencampuran untuk mengatasi
tantangan ini dan sekarang mulai memetik hasil dari investasi. Pelajaran dalam
industri tekstil dapat diterapkan untuk berbagai industri pengolahan kimia.
Artinya sudah banyak industri yang mulai memakai sistem dari in-line mixing ini
melihat masa lampau, dan inovasi dari industri tekstil.
Selama lebih dari 40 tahun, mixer statis (juga dikenal sebagai mixer
bergerak) telah berhasil digunakan untuk pencampuran atau pendispersi, reaksi
dan pemanasan atau pendinginan cairan viskositas tinggi dan rendah, lumpur,
padatan, gas dan mengontak multi-fase gas , padatan dan cairan. Mereka mampu
pencampuran bahan dengan viskositas yang sama atau sangat berbeda dan tingkat
aliran volumetrik. Desain mixer statis paling cocok untuk aplikasi tertentu
didasarkan pada operasi unit proses yang dipraktekkan.
Gambar 3. Proses umum static mixer
(Sumber : Stamixco,2015)
Seperti ditunjukkan pada gambar, mixer statis digunakan dalam proses
yang terus menerus di mana mereka menyeragamkan cairan tanpa bagian yang
bergerak. Pompa atau blower digunakan untuk memberikan komponen yang akan
dicampur pada tingkat aliran volumetrik yang diinginkan dan juga menyediakan
energi tekanan yang dibutuhkan untuk pencampuran.
Mixer statis standar menggunakan baffle untuk membagi bahan menjadi dua
aliran, tetapi beberapa pencampuran statis desain membagi hari bahan menjadi
empat sungai, menciptakan campuran lebih homogen. Misalnya, jika aliran air
dan aliran bahan kimia "A" yang dipompa ke dalam mixer statis, aliran air dan
aliran agen A masing-masing akan dibagi menjadi empat aliran. Keempat aliran
akan digabungkan dan dipaksa melalui mixer statis lagi. Keempat sungai akan
dibagi menjadi 16 aliran, dan sebagainya. Partikel-partikel yang lebih kecil
kemudian menimpa terhadap satu sama lain sesuai dengan Hukum Kedua
Newton: Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang
bekerja padanya dan berbanding terbalik dengan massanya; arah percepatan
dalam arah gaya total diterapkan.
Dalam pelat desain pencampuran dilakukan melalui turbulensi dalam
aliran. Pada elemen bertempat merancang mixer statis elemen terdiri dari
serangkaian baffle yang terbuat dari logam atau berbagai plastik. Demikian pula,
perumahan mixer dapat dibuat dari logam atau plastik. Keempat elemen desain
menggabungkan metode untuk dua aliran cairan ke dalam mixer statis. Sebagai
aliran bergerak melalui mixer, unsur-unsur non-bergerak terus menerus berbaur
dengan bahan. Pencampuran lengkap tergantung pada banyak variabel termasuk
sifat cairan, diameter tabung. Tetapi, elemen biasanya berbentuk heliks yang
keempat elemen mixer secara bersamaan dapat menghasilkan pola pembagian
aliran dan pencampuran radial.
Pencampuran radial dalam kedua aliran atau laminar aliran turbulen,
sirkulasi secara rotasi dari bahan olahan sekitar pusat hidrolik sendiri di setiap
channel mixer menyebabkan pencampuran radial material. Pencampuran ini
dilakukan agar bahan menjadi homogen dengan energi yang minimal sementara
campurannya diharapkan akan menjadi rata. Bahan olahan bercampur untuk
mengurangi atau menghilangkan gradien radial suhu, kecepatan dan komposisi
bahan.