tugas khusus korosi haidir fix

7
Nama : Haidir NIM : 03121003094 Shift : Jum’at Pagi Kelompok : 1 (satu) IDENTIFIKASI KOROSI SECARA VISUAL DAN PENGUKURANNYA DENGAN MIKROMETER Pengamatan visual di lapangan dilakukan sebagai langkah awal identifikasi korosi pada sesuatu peralatan. Hasil pengamatan visual dapat dituangkan dalam bentuk tulisan berupa catatan-catatan atau berupa gambar-gambar skematis, foto-foto, video/film ataupun rekaman kaset. Oleh karena itu pengamat visual harus melengkapi diri dengan peralatan-peralatan seperti block-note, kaset, kamera foto maupun kamera video/film. Setelah pengamatan visual sebagai pengamatan awal, kemungkinan dilakukan pengamatan lanjut, seperti pengukuran dengan mikrometer, dst. Pengamatan visual secara sederhana dapat dilakukan tanpa membutuhkan sejumlah alat karena terdapat akses langsung untuk melihat objek yang akan diidentifikasi korosinya. Pengamat yang berpengalaman seringkali dapat dengan mudah mengidentifikasi tipe korosi yang terjadi, seperti general corrosion, pitting corrosion, crevice corrosion, korosi pada zona pengelasan, dan korosi erosi hanya dengan pengamatan visual. Tingkat korosi

Upload: haidir

Post on 15-Apr-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Chem-Eng

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Khusus Korosi Haidir Fix

Nama : Haidir

NIM : 03121003094

Shift : Jum’at Pagi

Kelompok : 1 (satu)

IDENTIFIKASI KOROSI SECARA VISUAL DAN PENGUKURANNYA

DENGAN MIKROMETER

Pengamatan visual di lapangan dilakukan sebagai langkah awal

identifikasi korosi pada sesuatu peralatan. Hasil pengamatan visual dapat

dituangkan dalam bentuk tulisan berupa catatan-catatan atau berupa gambar-

gambar skematis, foto-foto, video/film ataupun rekaman kaset. Oleh karena itu

pengamat visual harus melengkapi diri dengan peralatan-peralatan seperti block-

note, kaset, kamera foto maupun kamera video/film. Setelah pengamatan visual

sebagai pengamatan awal, kemungkinan dilakukan pengamatan lanjut, seperti

pengukuran dengan mikrometer, dst.

Pengamatan visual secara sederhana dapat dilakukan tanpa membutuhkan

sejumlah alat karena terdapat akses langsung untuk melihat objek yang akan

diidentifikasi korosinya. Pengamat yang berpengalaman seringkali dapat dengan

mudah mengidentifikasi tipe korosi yang terjadi, seperti general corrosion, pitting

corrosion, crevice corrosion, korosi pada zona pengelasan, dan korosi erosi hanya

dengan pengamatan visual. Tingkat korosi yang terjadi dapat diukur,

dideskripsikan, dan didokumentasikan dengan menggunakan sketsa ataupun foto.

Material tipis yang mengalami korosi general akan sulit ditentukan dengan

tepat, jika tidak menggunakan metode tambahan berupa metode tidak merusak,

seperti ultrasonic. Retakan awal yang disebabkan oleh stress corrosion atau

corrosion fatigue seringkali sulit untuk dideteksi secara visual. Jika kerusakan

akibat korosi jenis ini terjadi, maka cara mengidentifikasinya dengan metode lain,

seperti metode magnetic atau eddy current. Ketika mengidentifikasi korosi secara

visual, alat-alat penunjang seperti kamera-video, boroskop, dan peralatan

penunjang lainnya yang dapat mendokumentasikan korosi yang terjadi dapat

digunakan untuk melihat bagian dalam suatu pipa.

Pengamatan visual merupakan bentuk identifikasi tidak merusak yang

paling tua dan umum dilakukan untuk mengidentifikasi korosi. Prinsip fisika

dalam melakukan pengamatan secara visual adalah dengan memanfaatkan

pemantulan cahaya sehingga kerusakan akibat korosi dapat dilihat dengan mata

telanjang. Dengan mengobservasi bagian yang terlihat, maka pengamat dapat

Page 2: Tugas Khusus Korosi Haidir Fix

mennentukan kondisinya. Korosi permukaan, korosi sumur, dan korosi

intergranular merupakan jenis korosi yang dapat dideteksi dengan menggunakan

pengamatan visual. Ini dapat dilakukan jika akses terhadap korosi tersebut telah

dapat dicapai. Namun, pengamatan secara visual tidak dapat mengidentifikasi

seluruh jenis korosi yang ada, khususnya korosi yang terjadi pada bagian dalam.

Pengamatan visual merupakan metode yang cepat dan ekonomis untuk

mendeteksi berbagai jenis korosi sebelum korosi tersebut menyebabkan kerusakan

yang parah. Kemampuan metode ini bergantung kepada kecakapan dan

pengalaman pengamat. Pengamat harus tahu bagaimana mencari kerusakan yang

kritis dan bagaimana cara untuk mengenal area dimana kerusakan dapat saja

terjadi. Mata manusia merupakan instrument yang sangat berbeda, dan dengan

latihan, otak dapat menginterpretasikan gambar lebih baik daripada yang dapat

dilakukan oleh peralatan otomatis. Pengamatan visual dapat dilakukan dengan

berbagai cara, baik secara langsung atau menggunakan bantuan alat. Metode

visual dapat memberikan cara yang simple dan cepat untuk menduga komponen

yang mengalami korosi serta dapat membantu dalam menentukan apa yang harus

dilakukan selanjutnya. Ketika dibutuhkan, dokumentasi mengenai korosi dapat

didapatkan perangkat penunjang.

Metode ini seringkali dilakukan dengan menggunakan senter, cermin, dan

kaca pembesar. Kaca pembesar yang digunakan memiliki kemampuan

membesarkan 1.5 sampai 2000 kali. Kerugian dari metode pengamatan visual ini

adalah benda yang akan diidentifikasi korosinya, permukaannya harus bersih

sehingga dapat dengan mudah dilihat dengan mata telanjang ataupun

menggunakan perangkat penungjang. Selain itu, metode visual ini penaksirannya

dilakukan secara kualitatif sehingga tidak dapat menentukan jumlah material yang

terkorosi maupun perbahan panjangnya.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui perubahan

panjangnya adalah pengukuran dengan micrometer. Cara pengukuran dengan

menggunakan mikrometer bisa dilakukan untuk mengukur kecepatan korosi

maupun tingkat korosi pada peralatan yang relatif kecil seperti pipa, tube dan

sebagainya. Pada awal pemakaian, sesuatu pipa atau tube diukur dulu tebalnya

Page 3: Tugas Khusus Korosi Haidir Fix

dengan menggunakan mikrometer. Pada akhir pemakaian, yaitu ketika alat sedang

shut-down, dilakukan pengukuran kembali ketebalan pipa atau tube dengan

menggunakan micrometer. Selisih tebal alat sebelum terkorosi pada awal

pemakaian dan tebal alat setelah korosi pada akhir pemakaian (ketika shut-down)

menunjukkan tingkat korosinya. Kecepatan korosi adalah tingkat korosi persatuan

waktu.

Perangkat penunjang yang dapat digunakan dalam melakukan pengukuran

korosi secara visual ini adalah :

1) Boreskop

Boreskop merupakan peralatan optik yang berbentuk panjang, tipis, yang

memungkinkan pengamat dapat melihat ke area bagian dalam dengan cara

mentrasmisikan sebuah gambar dari satu ujung bidang ke bagian lainnya. Struktur

tertentu, seperti mesin, didesain untuk dapat memungkinkan boreskop masuk

untuk melihat area kritis. Sebuah boreskop bekerja dengan membentuk sebuah

gambar dari area yang dilihat dengan menggunakan lensa objektif. Gambar ini

ditransfer disepanjang batang boreskop dengan menggunakan system lensa

intermediet. Gambat akan diterima pada lensa okuler, yang akan membentuk

gambar yang dapat dilihat. Lensa okuler dapat difokuskan untuk pengamatan yang

lebih jelas.

2) Fiberskop

Fiberskop merupakan iktan dari kabel fiber optic yang mentransmisikan

cahaya dari ujung ke ujung. Perangkat ini mirip dengan boreskop, namun lebih

fleksibel dan dapat dimasukkan kedalam bagian yang tidak terjangkau. Alat ini

menggabungkan sumber cahaya untuk menerangi area subjek dan peralatan untuk

membengkokksn ujungnya sesuai arah yang diinginkan. Sama seperti gambar

yang dihasilkan boreskop, gambar yang dihasilkan oleh fiberskop juga dibentuk

pada lensa okuler.

3) Video Imaging Systems (Videoscope)

Alat ini terdiri dari kamera yang terletak pada ujung dari suatu probe yang

fleksibel. Boreskop dan fiberskop dapat digabungkan dengan perangkat ini. Pada

alat ini terdapat kamera untuk menerima gambar, sebuah prosesor, dan sebuah

Page 4: Tugas Khusus Korosi Haidir Fix

monitor untuk melihat gambar. Gambar yang dihasilkan dapat diperbesar ataupun

diperkecil dengan menggunakan skala pengukuran. Selain itu, juga dapat dicetak

untuk mendapatkan dokumentasi korosi yang permanen. Perangkat ini dapat

digunakan untuk menganalisa, mengidentifikasi, mengukur dan

mengklasifikasikan kerusakan yang menjadi fokus pengamatan.

Page 5: Tugas Khusus Korosi Haidir Fix

DAFTAR PUSTAKA

Fontana, M. 1987. Corrosion Engineering. Singapore : McGraw-Hill

Revie, W. 2011. Uhlig’s Corrosion Handbook 3rd Edition. New Jersey: John

Wiley and Son.

Roberge, P. 2000. Handbook of Corrosion Engineering. New York: McGraw-

Hill.

Talbot, D. 1998. Corrosion Science and Technology 2nd Edition. Washington:

CRC Press.