tugas kewirausahaan.doc
DESCRIPTION
lTRANSCRIPT
TUGAS KEWIRAUSAHAAN\
PENGERTIAN USAHA DENGAN STARTING, BUYING, DAN FRANCHISING
Disusun oleh :
Alfiyanti 21030113120071
Adisty Kurnia Rahmawati 21030113120072
Bella Anggita Pratiwi 21030113120074
Deta Annisa Lisnandar 21030113130165
Safira Aulia Rinanda 21030113130176
Rossa Dwi Puspitasari 21030113130153
Anissa Rizky Cesaria 21030113140174
Ridwan Risky Ardiansyah 21030113120088
Xena Callista 21030113140187
Melati Mahardhika Putri 21030113120026
Adella Linra Priscilla 21030113120029
A Shani Maulana Tanjung 21030113130128
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha,
yaitu :
1. Starting
Merintis usaha baru (starting), yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan
menggunakan modal, ide, organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri. Ada tiga
bentuk usaha baru yang dapat dirintis:
a. Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan
dikelola sendiri oleh seseorang
b. Persekutuan (partnership), yaitu suatu kerja sama (asosiasi) dua orang atau lebih yang
secara bersama-sama menjalankan usaha bersama
c. Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang didirikan atas dasar
badan hukum dengan modal saham-saham
Dalam merintis usaha baru perlu memperhatikan beberapa hal penting agar usaha
tersebut mampu tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang. Hal penting tersebut
adalah:
1. Bidang, jenis usaha yang dimasuki
Beberapa bidang usaha yang bisa dimasuki seorang pemula usaha, diantaranya:
a. Bidang usaha pertanian (agriculture)
Bidang usaha ini antara lain meliputi pertanian, kehutanan, perikanan, dan
perkebunan.
b. Bidang usaha pertambangan (mining)
Bidang usaha ini antara lain meliputi galian pasir, galian tanah, batu, dan bata.
c. Bidang usaha pabrikasi (manufacturing)
Bidang usaha ini antara lain meliputi industri perakitan, sintesis.
d. Bidang usaha konstruksi
Bidang usaha ini antara lain meliputi konstruksi bangunan, jembatan, pengairan,
jalan raya.
e. Bidang usaha perdagangan (trade)
Bidang usaha ini antara lain meliputi retailer, grosir, agen, dan ekspor-impor.
f. Bidang jasa keuangan (financial service)
Bidang usaha ini antara lain meliputi perbankan, asuransi, dan koperasi.
g. Bidang jasa perseorangan (personal service)
Bidang usaha ini antara lain meliputi potong rambut, salon, laundry, dan catering.
h. Bidang usaha jasa-jasa umum (public service)
Bidang usaha ini antara lain meliputi pengangkutan, pergudangan, wartel, dan
distribusi.
i. Bidang usaha jasa wisata (tourism)
Bidang usaha ini terbagi ke dalam tiga kelompok usaha wisata, yaitu:
1. Usaha jasa parawisata, yang antara lain meliputi jasa
biro perjalanan wisata, jasa agen perjalanan wisata, jasa pramuwisata, jasa
konvensi perjalanan intensif dan pameran, jasa impresariat (pengurusan izin
untuk suatu pertunjukan), jasa konsultan pariwisata, dan jasa informasi
pariwisata.
2. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, yang meliputi pengusahaan obyek
dan daya tarik wisata alam, pengusahaan obyek dan daya tarik wisata budaya,
serta pengusahaan obyek dan daya tarik wisata minat khusus.
3. Usaha sarana wisata, yang antara lain berupa penyediaan akomodasi, makanan
dan minuman, angkutan wisata, sarana pendukung di tempat wisata, dan
sebagainya.
2. Tempat usaha yang dipilih
Berikut adalah tempat atau lokasi usaha yang bisa dipilih, diantaranya:
a. Lokasi usaha yang ditetapkan pemerintah
Lokasi ini sudah ditetapkan dan tidak bisa seenaknya membangun perusahaan
di luar lokasi yang telah ditentukan. Contohnya adalah seperti kawasan industri
Cikarang, Pulo Gadung, dan lain sebagainya.
b. Lokasi usaha yang mengikuti sejarah
Lokasi perusahaan yang dipilih biasanya memiliki nilai sejarah tertentu yang
dapat memberikan pengaruh pada kegiatan bisnis. Misalnya seperti membangun
perusahaan udang di cirebon yang merupakan kota udang atau membangun usaha
pendidikan di Yogyakarta yang telah terkenal sebagai kota pelajar.
c. Lokasi usaha yang mengikuti kondisi alam
Lokasi perusahaan yang tidak bisa dipilih-pilih karena sudah dipilihkan oleh
alam. Contoh : Tambang emas di Cikotok, tambang aspal di Buton, tambang gas
alam di Bontang Kaltim, dan lain sebagainya.
d. Lokasi usaha yang mengikuti faktor-faktor ekonomi
Lokasi perusahaan jenis ini pemilihannya dipengaruhi oleh banyak faktor
ekonomi seperti faktor ketersedian tenaga kerja, faktor kedekatan dengan pasar,
ketersediaan bahan baku, dan lain-lain.
3. Jaminan usaha
Jaminan usaha ini bisa berupa asuransi maupun jaminan dari pemerintah, seperti
insentif usaha, adanya jaminan usaha ini dapat memberikan kepastian bagi seorang
wirausahawan untuk memulai kegiatan bisnisnya, terutama dalam mengantisipasi
perubahan secara mendadak dari lingkungan usaha.
4. Lingkungan usaha
Lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannya
perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/perusahaan adalah
lingkungan mikro dan lingkungan makro.
a. Lingkungan mikro
adalah lingkungan yang ada kaitan langsung dengan operasional perusahaan,
seperti pemasok karyawan, pemegang saham, majikan, manajer, direksi,
distributor, pelanggan, konsumen, dan lainnya.
b. Lingkungan makro
adalah lingkungan di luar perusahaan yang dapat mempengaruhi daya hidup
perusahaan secara keseluruhan, meliputi:
- Lingkungan Ekonomi (Technological Environment)
Kekuatan ekonomi lokal, regional, nasional, dan global akan berpengaruh
terhadap peluang usaha.
- Lingkungan Teknologi (Technological Environment)
Kekuatan teknologi dan perubahannya yang sangat dinamis cenderung sangat
berpengaruh pada perusahaan.
- Lingkungan Sosial Politik (Socio Environment)
Lingkungan sosial dan politik, kecenderungan dan konteksnya perlu
diperhatikan untuk menentukan seberapa jauh perubahan tersebut berpengaruh
pada tingkah laku masyarakat.
- Lingkungan Demografis dan Gaya Hidup (Demografi and Life Style
Environment)
5. Organisasi usaha yang akan digunakan
Organisasi usaha merupakan perpaduan dari fungsi kewirausahaan dan
manajerial. Fungsi kewirausahaan dasarnya adalah kreativitas daninovasi, sedangkan
manajerial dasarnya adalah fungsi-fungsi manajemen. Kompleksitas organisasi usaha
tergantung pada lingkup atau cakupan usaha dan skala usaha. Semakin besar lingkup
usaha, semakin komplek organisasinya. Sebaliknya semakin kecil lingkup usaha,
maka semakin sederhana organisasinya. Pada lingkup atau skala usaha kecil,
organisasi usaha pada umumnya berperan sebagai small business operator. Dalam
perusahaan yang lebih besar seperti Perseroan Terbatas (PT) dan (CV), maka
organisasi perusahaan lebih kompleks lagi. Umumnya secara hierarkis, organisasi
perusahaan dalam skala besar terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu rapat
umum pemegang saham, dewan komisaris, dewan direktur, dan tim manajer.
Beberapa hubungan yang timbul antara organisasi perusahaan dengan lingkup usaha
antara lain:
- Semakin besar lingkup usaha maka semakin kompleksorganisasinya.
- Semakin kecil lingkup usaha maka semakin sederhanaorganisasinya.
- Semakin kecil perusahaan maka fungsi kewirausahaan akan semakin besar,
tetapi fungsi manajerial yang dimilikinya akansemakin kecil.
- Lingkup usaha kecil umumnya organisasinya dikelola sendiri.
- Pengusaha kecil umumnya berperan sebagai small business owner-manager /
small business operator
Keuntungan dan kerugian memulai usaha dengan starting :
1. Keuntungan
a. Gagasan murni
b. Mudah beroperasi
c. Fleksibel dan mudah diatur
2. Kerugian
a. Belum dikenal
b. Inefisiensi
c. Penuh ketidakpastian
d. Kurang daya saing
Craz. 2014. Pengertian Kewirausahaan dan Cara Memasuki Dunia Usaha.
http://www.wattpad.com/4354930-pengertian-kewirausahaan-cara-memasuki-
dunia-usaha. Diakses tanggal 11 Mei 2015.
Nurjannah F. 2014. Tugas Kewirausahaan.
https://www.academia.edu/7462205/tugas_kewirausahaan. Diakses tanggal 11
Mei 2015.