tugas kelompok · web viewsosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan...

39
TUGAS KELOMPOK STRATEGI PEMBELAJARAN “STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS SISWA” Disusun Oleh : Asri Wijaya 1115061022 Atika Anggraini 1115051007 Aulia Marinda 1115060001 Fauzia Augustianah 1115060010 Iffan Sultami 1115061016 Indriyati Eka 1115061018 Juni Fitriannisa 1115061012 M. Zakie Walad 1115060003 Siti Amiah 1115061030 Vidia Widianti 1115066056 PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Upload: vukhue

Post on 30-May-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

TUGAS KELOMPOK

STRATEGI PEMBELAJARAN

“STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS SISWA”

Disusun Oleh :

Asri Wijaya 1115061022

Atika Anggraini 1115051007

Aulia Marinda 1115060001

Fauzia Augustianah 1115060010

Iffan Sultami 1115061016

Indriyati Eka 1115061018

Juni Fitriannisa 1115061012

M. Zakie Walad 1115060003

Siti Amiah 1115061030

Vidia Widianti 1115066056

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2008

BAB I

PENDAHULUAN

Page 2: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

I. 1 Latar Belakang

Strategi pembelajaran berbasis siswa dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran

yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal. Untuk memperoleh hasil belajar berupa

perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor secara seimbang.

Dari konsep tersebut ada dua hal yang harus dipahami. Pertama, dipandang dari sisi proses

pembelajaran, strategi tersebut menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya strategi

pembelajaran berbasis siswa menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental termasuk

emosional dan aktivitas intelektual. Oleh karena itu, kadar strategi pembelajaran berbasis siswa tidak

hanya bisa dilihat dari aktivitas fisik saja, akan tetapi juga aktivitas mental dan intelektul.

Kedua, dipandang dari sisi hasil belajar, strategi pembelajaran berbasis siswa menghendaki hasil

belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kogitif), sikap (afektif), dan

keterampilan (psikomotor). Artinya, dalam strategi tersebut pembentukan siswa secara utuh merupakan

tujuan utama dalam proses pembelajaran.

Dari konsep di atas, maka jelas bahwa pendekatan yang berorientsi pada siswa berbeda dengan

proses pembelajaran yang selama ini banyak berlangsung. Selama ini proses pembelajaran banyak

diarahkan kepada proses menghafalkan informasi yang disajikan guru. Ukuran keberhasilan

pembelajaran adalah sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran; apakah materi itu dipahami

untuk kebutuhan hidup siswa, apakah siswa bisa menangkap hubungan materi yang dihafal itu dengan

pengembangan potensi yang dimilikinya, bukan tidak menjadi soal, yang penting siswa dapat

mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajari. Oleh sebab itu, tidak heran kalau proses

pembelajaran yang selama ini digunakan tidak memperhatikan hakikat mata pelajaran yang disajikan.

Dari penjelasan di atas, maka strategi pembelajaran berbasis siswa sebagai salah satu bentuk

inovasi dalam memperbaiki kualitas proses belajar mengajar. Bertujuan untuk membantu peserta didik

agar bisa belajar mandiri dan kreatif, sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan

sikap yang dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri. Dengan kemampuan itu

diharapkan lulusan menjadi anggota masyarakat yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang

dicita-citakan.

BAB II

PEMBAHASAN

II. 1 Pengertian Strategi Pembelajaran

Page 3: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

Strategi pembelajaran adalah pendekatan atau metode dalam pembelajaran berbentuk pedoman

atau kerangka kegiatan untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan. Menurut Seels & Richey, strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk memilih dan

mengurutkan proses dan kegiatan-kegiatan dalam suatu pelajaran. Strategi pembelajaran menurut J.R

David, 1976 adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi pembelajaran

merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunan metode dan penggunaan

berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan suatu strategi baru

sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan. Kedua, strategi disusun

untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah

pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan,

berbagai fasilitas dan sumber belajar sebelumnya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan. Oleh

sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas dan dapat diukur

keberhasilannya, sebab tujuan adalah rohnya dalam implementasi suatu strategi.

II. 2 Pengertian Strategi Pembelajaran Berbasis Siswa

Strategi pembelajaran berbasis siswa merupakan strategi pembelajaran dimana siswa dituntut

peran dalam aktivitasnya secara utuh. Strategi ini didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya,

sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subyek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran

berorientasi pada aktivitas siswa (PBAS). Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik,

akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Dengan kata lain,

terjadi perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Dalam hal ini guru sebagai fasilitator dan perancang dari pengalaman belajar yang dibutuhkan

siswa. Pendekatan ini dikenal dengan istilah pembelajaran siswa aktif. Pembelajaran siswa aktif dapat

diorganisasikan secara individual maupun secara kelompok.

II. 3 Macam-Macam Strategi Pembelajaran Berbasis Siswa

Terdapat beberapa macam turunan strategi pembelajaran dan metode pembelajaran yang

merujuk pada strategi pembelajaran berbasis siswa, diantaranya: strategi pembelajaran Inquiry,

pembelajaran berbasis masalah, discovery, peningkatan kemampuan berpikir, kooperatif, kontekstual

dan simulasi.

II. 3. 1 Strategi Pembelajaran Inkuiri

3. 1. 1 Konsep Strategi Pembelajaran Inkuiri

Page 4: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari menemukan sendiri jawaban

dari suatu masalah yang dipertanyakan. Jadi secara singkat dapat dikatakan strategi pembelajaran ini

menekankan pada proses mencari dan menemukan inti dari suatu materi pelajran, guru hanya bertugas

sebagai fasilitator dan pembimbing. Aktivitas pembelajaran dalam strategi ini bisasanya dilakukan

melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa.

Ada tiga ciri utama dari dari strategi pembelajaran inkuiri. Yang pertama adalah penekanan

kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan atau dengan kata lain siswa

ditempatkan sebagai subyek belajar. Kedua seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk

mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat

menumbuhkan sikap percaya diri (sel belief). Ketiga tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran

inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sestematis, logis, dan kritis, atau

mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Jadi, dalam strategi

pembelajaran ini, siswa tidak hanya dituntut untuk dapat memahami materi pelajaran tapi juga

meningkatkan kemampuan berfikir.

3. 1. 2 Prinsip – prinsip Strategi Pembelajaran Inkuiri

Ada lima prinsip dalam strategi pembelajaran inkuiri. Kelima strategi tersebut adalah:

1. Berotientasi pada pengembangan intelektual

Karena tujuan dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berfikir. Maka strategi

pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.

Oleh karena itu, criteria keberhasilan dari roses pembelajaran dengan menggunakan strategi

inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan

tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu.

2. Prinsip interaksi

Dalam strategi ini, sangat ditekankan adanya interaksi antara guru dan siswa, dan dalam hal

ini interaksi itu berupa pertanyaan yang dilontarkan oleh guru.

3. Prinsip bertanya

Peran guru dalam strategi pembelajaran ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan

siswa untuk menjawa setiap pertannyan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses

berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru utnuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat

diperlukan, apakah itu hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, untuk

melacak ,mengembangkan kemampuan atau untuk menguji

4. Prinsip belajar untuk berfikir

Page 5: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

Belajar bukan hanya menghafal atau mengingat suatu fakta atau konsep akan tetapi belajar

harus mancangkup peningkatan proses berfikir.

5. Prinsip keterbukaan

Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Segala sesuatu meungkin saja

terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan

perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.

3. 1. 3 Langkah – langkah Strategi Pembelajaran Inkuiri

Langkah – langkah yang perlu dilakukan dalam strategi pembelajaran inkuiri yaitu:

1. Orientasi

Lankah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajran yang

responsive. Pada langkah ini guru mengkonsisikan agar siswa siap melaksanakn proses

pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yang pertama adalah penjelasan

mengenai topik, tujuan serta hasil belajar yang diharapkan. Lalu dilanjutkan dengan kegiatan

menjelaskan pokok – pokok kegiatan yang akan dilakukan. Yang terakhir adalah menjelaskan

pentingnya topik dan kegiatan belajar.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang

mengandung teka – teki. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan masalah,

antara lain masalah hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa, dengan kata lain guru hanya

memberikan topik yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai

dengan topik yang telah ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa. Selain itu syarat lain

adalah masalah itu haruslah memiliki jawaban yang pasti, dan yang terakhir konsep utama

dari masalah itu haru sudah diketahui oleh siswa sebelumnya.

3. Mengajukan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalah yang sedang dikaji. Pada tahap ini

sesuai dengan prinsip keterbukaan, siswa memiliki kesempatan yang bebas untuk

merumuskan hipotesisnya sendiri sesuai dengan tingkat rasional yang ia miliki.

4. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah kegiatan menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji

hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran ini, mengumpulkan data merupakan

proses mental yang sagat penting dalam pengembangan intelektual. Tugas dan peran guru

dalam tahapan ini adalah mendorong siswa untuk berfikir mencari informasi yang

dibutuhkan.

5. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan

data atau informasi yang diperoleh pada tahap pengumpulan data. Pada tahap ini aspek yang

Page 6: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

dilatih adalah tingkat keyakinan siswa terhadap hipotesis yang mereka buat, selain itu aspek

lain yang dilatih adalah kemampuan untuk berfikir rasional.

6. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan

hasil hipotesis.

3. 1. 4 Keunggulan dan kelemahan Strategi Pembelajaran Inkuiri

1. Keunggulan

- Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik secara berimbang.

- Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

- Sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar

adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman

- Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

2. Kelemahan

- Sulit untuk mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa

- Sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan

siswa dalam belajar

- Terkadang dalam pengimplementasiannya memakan waktu yang leih lama dari

jadwal yang sudah ditentukan.

II. 3. 2 Pendekatan Inquiry Discovery Learning

Pendekatan ini diilhami oleh Inquiry Training model dari Richard Suchman. Pada awalnya

pendekatan ini diterapkan untuk pengajarn ilmu-ilmu eksakta, namun kemudian dikembangkan untuk

pengajaran ilmu-ilmu social. Pendekatan ini sangat mengedepankan keaktifan dan kreativitas anak.

Pendekatan ini bermanfaat terutama untuk pembentukan kemampuan berfikir induktif yang banyak

diperlukan dalam kegiatan akademik.

Inquiry Discovery Learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam system

belajar-mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final, dalam hal ini

anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan mempergunakan teknik

pendekatan pemecahan masalah.

Pada kegiatan discovery guru hanya memberikan masalah dan siswa disuruh memecahkan

masalah melalui percobaan. Pada pendekatan inquiry, siswa mengajukan masalah sendiri sesuai

Page 7: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

dengan pengarahan guru. Keterampilan mental yang dituntut lebih tinggi dari discovery antara lain:

merancang dan melakukan percobaan, mengumpulkan dan menganalisis data, dan mengambil

kesimpulan.

Adapun garis besar prosedur pendekatan itu adalah sebagai berikut :

1. Simulation. Guru mulai bertanya dengan mengajukan beberapa persoalan kepada para siswa,

atau siswa disuruh membaca buku untuk memecahkan persoalan yang diajukan oleh guru.

2. Problem Statement. Anak didik diberi kesempatan untuk mengidentifikasi beberapa

masalah. Di antara masalah / problem yang paling banyak adalah yang menarik dan fleksibel

untuk dipecahkan. Permasalahan yang dipilih itu kemudian dirumuskan dalam bentuk

pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas

pertanyaan yang diajukan.

3. Data Collection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan kebenaran hipotesis

tersebut, siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang

relevan, membaca literature, mengamati obyek, wawancara dengan nara sumber, melakukan

uji coba dan sebagainya.

4. Data Processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi dan sebagainya,

kemudian diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasikan, kemudian ditafsirkan pada tinggkat

kepercayaan tertentu.

5. Verification atau pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi

yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu kemudian dicek, apakah

sudah terjawab, atau tidak, terbukti atau tidak.

6. Generalization. Tahap selanjutnya setelah verifikasi adalah diajak menarik sebuah

kesimpulan atau generalisasi.

Dengan pendekatan ini siswa lebih mudah menghafal atau mengingat materi pelajaran. Daur

proses pembelajaran dengan menjadikan siswa aktif dan merasa terikat untuk memperoleh informasi-

informasi baru, sehingga hasil yang diperolehnya menjadi puas. Hanya kelemahannya adalah waktu

yang diperlukan cukup lama dan perlu instruksi yang jelas. Oleh karena itu apabila instruksinya tidak

jelas, dan tidak terarah, dapat menjurus ke kekacauan dan kekaburan materi yang dipelajari.

Disamping itu, bahan-bahan penunjang, seperti kelengkapan buku diperpustakaan, dan kalau bisa ada

VCD dan internet sehingga informasi yang dibutuhkan siswa lebih lengkap.

II. 3.3 Pembelajaran Berbasis Masalah

3. 3. 1 Pendahuluan

Page 8: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

Dalam penerapan pembelajaran ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menentukan topic masalah, walaupun sebenarnya guru sudah mempersiapkan apa yang harus

dibahas. Proses pembelajaran di arahkan agar siswa mampu menyelesaikan masalah secara

sistematis dan logis.

3. 3. 2 Konsep Dasar dan Karakteristik

Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.

Terdapat 3 ciri utama dari pembelajaran ini :

- Merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran

- Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah

- Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah.

Pembelajaran berbasis masalah dengan pemecahan masalah dapat diterapkan :

- Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi

pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya secara penuh.

- Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa,

yaitu kemampuan menganilisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki

dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta

mengembangkan kemampuan dalam membuat judgment secara objektif.

- Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta

membuat tantangan intelektual siswa.

- Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.

- Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan

kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara teori dengan kenyataan).

3. 3. 3 Hakikat Masalah dalam Pembelajaran Berbasis Masalah

Hakikat masalah dalam pembelajaran berbasis masalah adalah kesenjangan antara situasi

nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang

diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau

kecemasan.

Kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam pembelajaran berbasis masalah

1. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik (conflict issue)

yang bisa bersumber dari berita; rekaman video, dan yang lain.

2. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa, sehingga setiap

siswa dapat mengikutinya dengan baik.

Page 9: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

3. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang

banyak (universal), sehingga terasa manfaatnya.

4. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang

harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehinggan setiap siswa merasa perlu untuk

mempelajarinya.

3. 3. 4 Tahapan- tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah

Sesuai dengan tujuan pembelajaran ini adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari

beberapa bentuk pembelajaran berbasis masalah yang dikemukakan para ahli, maka secara

umum pembelajaran berbasis masalah bisa dilakukan dengan langkah-langkah :

a. Menyadari masalah

b. Merumuskan masalah

c. Merumuskan hipotesis

d. Mengumpulkan data

e. Menguji hipotesis

f. Menentukan pilihan penyelesaian

3. 3. 5 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :

g. merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran

h. menantang kemampuan siswa serta memberi kepuasan untuk menemukan

pengetahuan bagi siswa

i. dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa

j. membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami

masalah dalam kehidupan nyata

k. dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung

jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu , pemecahan

masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap

hasil maupun proses belajarnya

l. dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa

m. mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan

kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan yang mereka miliki

dalam dunia nyata

n. dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus balajar sekalipun

belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

Page 10: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

Disamping keunggulan, pembelajaran ini juga memiliki kelemahan, diantaranya :

1. ketika siswa tidak memliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah

yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk

mencoba

2. keberhasilan pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu

untuk persiapan.

II.3.4 Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)

3.4.1 Pengertian SPPKB

SPPKB merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir

siswa. Joyce dan Weil (1980) menempatkan model pembelajaran ini ke dalam bagian model

pembelajaran Cognitive Growth: Increasing the Capacity to Think.

Dalam SPPKB, materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa. Akan tetapi, siswa

dibimbing untuk menemukan sendiri konsep yang harus dikuasai melalui proses dialogis

yang terus-menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Walaupun tujuan SPPKB sama

dengan strategi pembelajaran inkuiri (SPI), yaitu agar siswa dapat mencari dan menemukan materi

pelajaran sendiri, akan tetapi keduanya memiliki perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut

terletak pada pola pembelajaran yang digunakan. Dalam pola pembelajaran SPPKB, guru

memanfaatkan pengalaman siswa sebagai titik tolak berpikir, bukan teka-teki yang harus dicari

jawabannya seperti dalam pola inkuiri.

3.4.2 Hakikat dan Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir

(SPPKB)

Telah dijelaskan bahwa salah satu kelemahan proses pembelajaran yang dilaksanakan

para guru adalah kurang adanya usaha pengembangan kemampuan berpikir siswa. Dalam

setiap proses pembelajaran pada mata pelajaran apa pun guru lebih banyak mendorong agar

siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran. Strategi pembelajaran ini pada awalnya

dirancang untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Hal ini didasarkan pada asumsi

bahwa selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran hafalan. Namun demikian, tentu saja dengan

berbagai penyesuaian topik, strategi pembelajaran yang akan dibahas ini juga dapat diterapkan

pada mata pelajaran lain. Berdasarkan hasil penelitian, selama ini IPS dianggap sebagai pelajaran

kelas dua. Para orang tua siswa berpendapat IPS merupakan pelajaran yang tidak terlalu

penting dibandingkan dengan pelajaran lainnya, seperti IPA dan matematika (Sanjaya, 2002).

Hal ini merupakan pandangan yang keliru. Sebab, pelajaran apa pun diharapkan dapat

membekali siswa balk untuk terjun ke masyarakat maupun untuk melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi. Kekeliruan ini juga terjadi pada sebagian besar para guru. Mereka

Page 11: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

berpendapat bahwa IPS pada hakikatnya adalah pelajaran hafalan yang tidak menantang untuk

berpikir. IPS adalah pelajaran yang sarat dengan konsep-konsep, pengertian-pengertian, data,

atau fakta yang hares dihafal dan tidak perlu dibuktikan.

Sekarang, bagaimana mengubah paradigma berpikir tentang IPS sebagai mata pelajaran

hafalan? Bagaimana IPS dapat dijadikan mata pelajaran yang mampu mengembangkan

kemampuan berpikir siswa? Di bawah ini akan dijelaskan satu strategi pembelajaran berpikir

dalam pelajaran IPS. Model pembelajaran ini adalah model pembelajaran basil dari

pengembangan yang telah diuji coba (Sanjaya, 2002).

Model strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) adalah model

pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui

telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang

diajukan. Terdapat beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di atas.

1. SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan kemampuan

berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah bukan sekadar siswa dapat

menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana siswa dapat mengembangkan

gagasan-gagasan dan ide-ide melalui kemampuan berbahasa secara verbal. Hal ini

didasarkan kepada asumsi bahwa kemampuan berbicara secara verbal merupakan salah satu

kemampuan berpikir.

2. Telaahan fakta-fakta sosial atau pengalaman sosial merupakan dasar pengembangan

kemampuan bepikir, artinya pengembangan gagasan dan ide-ide didasarkan kepada

pengalaman sosial anak dalam kehidupan sehari-hari dan/atau berdasarkan kemampuan

anak untuk mendeskripsikan 'hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data

yang mereka peroleh dalam kehidupan sehari-hari.

3. Sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalah-masalah sosial

sesuai dengan taraf perkembangan anak.

3.4.3 Karakteristik SPPKB

SPPKB memiliki tiga karakteristik utama, yaitu sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran melalui SPPKB menekankan kepada proses mental siswa secara

maksimal. Artinya setiap kegiatan belajar itu disebabkan tidak hanya peristiwa hubungan

stimulus-respons saja, tetapi juga disebabkan karena dorongan mental yang diatur oleh

otaknya. Berkaitan dengan karakteristik tersebut, maka dalam proses implementasi SPPKB

perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Jika belajar tergantung pada bagaimana informasi diproses secara mental, maka proses

kognitif siswa harus menjadi kepedulian utama para guru. Artinya, guru harus menyadari

Page 12: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

bahwa proses pembelajaran itu yang terpenting bukan hanya apa yang dipelajari, tetapi

bagaimana cara mereka mempelajarinya.

b. Guru harus mempertimbangkan tingkat perkembangan kognitif siswa ketika merencanakan

topik yang harus dipelajari serta metode apa yang akan digunakan.

c. Siswa harus mengorganisasi yang mereka pelajari. Dalam hal ini guru harus membantu agar

siswa belajar untuk melihat hubungan antarbagian yang dipelajari.

d. Informasi baru akan bisa ditangkap lebih mudah oleh siswa, manakala siswa dapat

mengorganisasikannya dengan pengetahuan yang telah mereka miliki. Dengan demikian

guru hares dapat membantu siswa belajar dengan memperlihatkan bagaimana gagasan bare

berhubungan dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.

e. Siswa harus secara aktif merespons apa yang mereka pelajari. Merespons dalam konteks ini

adalah aktivitas mental bukan aktivitas secara fisik.

2. SPPKB dibangun dalam proses pembelajaran melalui dialog dan tanya jawab terus-menerus, hal

itu diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada

gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan

yang mereka konstruksi sendiri.

3. SPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi yang sama pentingnya,

yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkonstruksi

pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran baru.

3.4.4 Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran Konvensional

Ada perbedaan pokok antara SPPKB dengan pembelajaran yang selama ini banyak dilakukan

guru. Perbedaan tersebut adalah:

1. SPPKB menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, artinya peserta didik berperan aktif

dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menggali pengalamannya sendiri; sedangkan

dalam pembelajaran konvensional peserta didik ditempatkan sebagai objek belajar yang

berperan sebagai penerima informasi secara pasif.

2. Dalam SPPKB, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata melalui penggalian pengalaman

setiap siswa; sedangkan dalam pembelajaran konvensional pembelajaran bersifat teoritis dan

abstrak.

3. Dalam SPPKB, perilaku dibangun atas kesadaran diri, sedangkan dalam pembelajaran

konvensinal perilaku dibangun atas proses kebiasaan.

4. Dalam SPPKB, kemampuan didasarkan atas penggalian pengalaman; sedangkan dalam

pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan.

Page 13: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

5. Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui SPPKB adalah kemampuan berpikir melalui

proses menghubungkan antara pengalaman dengan kenyataan; sedangkan dalam pembelajar-

an konvensional tujuan akhir adalah penguasaan materi pembelajaran.

6. Dalam SPPKB, tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri, misalnya individu

tidak melakukan perilaku tertentu karena ia menyadari bahwa perilaku itu merugikan dan tidak

bermanfaat; sedangkan dalam pembelajaran konvensional tindakan atau perilaku individu

didasarkan oleh faktor dari luar dirinya, misalnya individu tidak melakukan sesuatu disebab-

kan takut hukuman.

7. Dalam SPPKB, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai dengan

pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap peserta didik bisa terjadi perbedaan dalam

memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya. Dalam pembelajaran konvensional, hal ini

tidak mungkin terjadi. Kebenaran yang dimiliki bersifat absolut dan final, oleh karma

pengetahuan dikonstruksi oleh orang lain.

8. Tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah kemampuan siswa dalam proses berpikir untuk

memperoleh pengetahuan, maka kriteria keberhasilan ditentukan oleh proses dan basil belajar;

sedangkan dalam pembelajaran konvensional keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur

dari tes.

3.4.5 Tahapan-tahapan Pembelajaran SPPKB

Ada 6 tahap dalam SPPKB. Setup tahap dijelaskan berikut ini.

1. Tahap Orientasi

Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan pembelajaran.

Tahap orientasi dilakukan dengan, pertama, penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan

yang berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran yang harus dicapai, maupun

tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang harus

dimiliki siswa. Kedua, penjelasan proses pembelajaran yang harus dilakukan siswa, yaitu

penjelasan tentang apa yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.

Pemahaman siswa terhadap arah dan tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran

seperti yang dijelaskan pada tahap orientasi sangat menentukan keberhasilan SPPKB.

Pemahaman yang baik akan membuat siswa tahu ke mana mereka akan dibawa, sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar mereka. Oleh sebab itu, tahapan ini merupakan

tahapan yang sangat penting dalam implementasi proses pembelajaran. Untuk itulah dialog

yang dikembangkan guru pada tahapan ini harus mampu menggugah dan menumbuhkan

minat belajar siswa.

2. Tahap Pelacakan

Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan

kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicarakan.

Page 14: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

Melalui tahapan inilah guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk

mengungkap pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan

tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah selanjutnya guru menentukan

bagaimana ia harus mengembangkan dialog dan tanya jawab pada tahapan-tahapan

selanjutnya.

3. Tahap Konfrontasi

Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai

dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatan

kemampuan siswa pada tahapan ini guru dapat memberikan persoalan-persoalan yang dile-

matis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar. Pada tahap ini guru harus dapat

mengembangkan dialog agar siswa benar-benar memahami persoalan yang harus

dipecahkan. Mengapa demikian? Sebab, pemahaman terhadap masalah akan mendorong siswa

untuk dapat berpikir. Oleh sebab itu, keberhasilan pembelajaran pada tahap selanjutnya akan

ditentukan oleh tahapan ini.

4. Tahap Inkuiri

Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam SPPKB. Pada tahap inilah siswa belajar

berpikir yang sesungguhnya. Melalui inkuiri, siswa diajak untuk memecahkan persoalan

yang dihadapi. Oleh sebab itu, pada tahapan ini guru harus memberikan ruang dan

kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan

persoalan. Melalui berbagai teknik bertanya guru harus dapat menumbuhkan keberanian

siswa agar mereka dapat menjelaskan, mengungkap fakta sesuai dengan pengalamannya,

memberikan argumentasi yang meyakinkan mengembangkan gagasan, dan lain sebagainya.

5. Tahap Akomodasi

Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melalui proses

penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci sesuai

dengan topik atau terra pembelajaran. Pada tahap ini melalui dialog, guru membimbing agar

siswa dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar topik

yang dipermasalahkan. Tahap akomodasi bisa juga dikatakan sebagai tahap pemantapan hasil

belajar, sebab pada tahap ini siswa diarahkan untuk mampu mengungkap kembali

pembahasan yang dianggap penting dalam proses pembelajaran.

6. Tahap Transfer

Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang

disajikan. Tahap transfer dimaksudkan sebagai tahapan agar siswa mampu mentransfer

kemampuan berpikir setiap siswa untuk memecahkan masalah-masalah baru. Pada tahap ini

guru dapat memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan topik pembahasan.

Page 15: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

Beberapa hal yang harus diperhatikan agar SPPKB dapat berhasil dengan sempurna

khususnya bagi guru sebagai pengelola pembelajaran.

1. SPPKB adalah model pembelajaran yang bersifat demokratis, oleh sebab itu guru harus mampu

menciptakan suasana yang terbuka dan sating menghargai, sehingga setiap siswa dapat me-

ngembangkan kemampuannya dalam menyampaikan pengalaman dan gagasan. Dalam

SPPKB guru harus menempatkan siswa sebagai subjek belajar bukan sebagai objek. Oleh

sebab itu, inisiatif pembelajaran harus muncul dari siswa sebagai subjek belajar.

2. SPPKB dibangun dalam suasana tanya jawab, oleh sebab itu guru dituntut untuk dapat

mengembangkan kemampuan bertanya, misalnya kemampuan bertanya untuk melacak,

kemampuan bertanya untuk memancing, bertanya induktif-deduktif, dan mengembangkan

pertanyaan terbuka dan tertutup. Hindari peran guru sebagai sumber belajar yang memberikan

informasi tentang materi pelajaran.

3. SPPKB juga merupakan model pembelajaran yang dikembangkan dalam suasana dialogis,

karena itu guru harus mampu merangsang dan membangkitkan keberanian siswa untuk

menjawab pertanyaan, menjelaskan, membuktikan dengan memberikan data dan fakta

sosial serta keberanian untuk mengeluarkan ide dan gagasan serta menyusun kesimpulan

dan mencari hubungan antar-aspek yang dipermasalahkan.

III. 3. 5 Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)

Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa

dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada

empat unsur penting dalam SPK, yaitu: (1) adanya peserta dalam kelompok; (2) adanya aturan

kelompok; (3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok; dan (4) adanya tujuan yang harus

dicapai.

Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar.

Pengelompokan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan, diantaranya pengelompokan

yang didasarkan atas latar belakang kemampuan, pengelompokan yang didasarkan atas campuran baik

campuran ditinjau dari minat maupun campuran ditinjau dari kemampuan.

Aturan kelompok adalah segala sesuatu yang menjadi kesepakatan semua pihak yang terlibat,

baik siswa maupun sebagai peserta didik, maupun siswa sebagai anggota kelompok. Misalnya, aturan

tentang pembagian tugas setiap anggota kelompok, waktu dan tempat pelaksanaan, dan lain

sebagainya.

Upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuannya yang telah

dimiliki maupun meningkatkan kemampuan baru, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap,

maupun keterampilan.

Aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan arah perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Page 16: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

Salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok adalah strategi pembelajaran

kooperatif (cooperative learning) (SPK). SPK merupakan strategi pembelajaran kelompok yang akhir-

akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin (1995)

mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan

pembelajaran kooperatifdapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan

hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri orang lain, serta dapat

meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa

dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan

keterampilan. Dari dua alasan tersebut, maka pembelajaran kooperatif merupakan bentuk

pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini memiliki kelemahan.

Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran edngan menggunakan sistem

pengelompokan / tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belekang

kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian

dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika

kelompok mampu menunjukan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota

kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya

kan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari

setiap anggota kelompok. Setaip individu akan saling membantu, mereka akan mempunayi motivasi

untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk

memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok.

SPK mempunyai dua komponen utama, komponen tugas kooperatif (cooperative task) dan

komponen struktur insentif kooperatif (coperative incentive stucture). Tugas kooperatif berkaitan

dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompk; sedangakn

struktur insentif kooperatif merupakan sesuaru yang membangkitakn motivasi individu untuk bekerja

sama mencapai tujuan kelompok. Struktur insentif dianggap sebagai keunikan dari pembelajaran

kooperatif, karena melalui struktur insentif setiap anggota kelompok bekerja keras untuk belajar,

mendorong dan memotivasi anggota lain menguasai materi pelajaran, sehingga mencapai tujuan

kelompok.

Jadi, hal yang menarik dari SPK adalah adanya harapan selain memiliki damapak

pembelajaran, yaitu berupa peningkatan prestasi belajar peserta didik (student achievement) juga

mempunyai dampak pengiring sebagai relasi sosial, penerimaan terhadap peserta didik yang dianggap

lemah, harga diri, norma akademik, penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi pertolongan pada

yang lain.

Strategi ini bisa digunakan manakala:

Guru menekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha individual dalam belajar.

Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja) untuk

memperoleh keberhasilan dalam belajar.

Page 17: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya, dan belajar

dari bantuan orang lain.

Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komukikasi siswa sebagai

bagian dari isi kurikulum.

Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah tingkat partisipasi

mereka.

Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

dan menemukan berbagai solusi pemecahan.

3. 5. 1 Karakteristik dan Prinsip-prinsip SPK

1. Karakteristik SPK

Lebih menekankan kepada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai

tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya

unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerja sama inilah yang menjadi ciri khas

dari pembelajaran kooperatif.

Slavin, Abrani, dan Chambers (1996) berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat

dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektif motivasi, perspektif sosial, perspektif

perkembangan kognitif, dan perspektif elaborasi kognitif.

a. Pembelajaran secara tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim Tim merupakan tempat

untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar.

Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling membantu untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan

tim.

b. Didasarkan pada manajemen kooperatif

Sebagaimana pada umumya, manajemen mempunyai empat fungsi pokok, yaitu

fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol.

c. Kemauan untuk bekerja sama

Pembelajaran kooperatif ditentuka oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab

itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif

d. Keterampilan bekerja sama

Kemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang

tergambarkan dalam ketermapilan bekerja sama.

2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif

a. Prisip ketergantungan kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat

tergantungn kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu

Page 18: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

disadar oleh setiap anggota kelompk keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan

ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian, semua anggota dlam

kelompok akan merasa kelompok akan merasa saling ketergangtungan.

b. Tanggung Jawab perseorangan (Individual Accountability)

Prinsip ini merupakan kensekuensi dari prinsip yang pertama. Oleh karena

keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok

harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.

c. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)

Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap

anggoat kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling

membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga kepada

setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, mengharagi setiap perbedaan, memanfaatkan

kelebihan masing-masing sanggota dan mengisis kekurangan masing-masing.

d. Partsipasi dan komunikasi (participation communication)

Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan

berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di

masyarakat kelak. Oleh sebab itu, sebelum melakukan kooperatif, guru perlu membekali

siswa dengan kemampuan berkomunikasi.

3. 5. 2 Prosedur Pembelajaran Kooperatif

Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya teridri atas empat tahap, yaitu: (1)

penjelasan mataeri; (2) belajar dalam kelompok; (3) penilaian; dan (4) pengakuan tim.

1. Penjelasan materi

Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran

sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman

siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum

tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam

materi dalam pembelajaran kelompok (tim).

2. Belajar dalam kelompok

Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-pokok materi pelajaran,

selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah

dibentuk sebelumnya. Pengelompokkan dalam SPK bersifat heterogen.

Page 19: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

3. Penilaian

Penilaian dalam SPK bisa dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara

individual maupun secara kelompok.

4. Pengakuan Tim

Pengakuan Tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau

tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah.

3. 5. 3 Keunggulan dan kelemahan SPK

1. Keunggulan SPK

Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya adalah :

Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan

kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari

siswa yang lain.

Siswa dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-

kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide lain

Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala

keterbatasannya serta menerima segala perbedaan

Dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar

Merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik

sekaligus kemampuan sosial

Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri,

menerima umpan balik

Dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar

abstrak menjadi nyata (riil)

Interaksi yang terjadi dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk

berpikir

2. Keterbatasan SPK :

Membutuhkan waktu yang lama untuk memahami dan mengerti filosofis SPK

Jika tanpa peer teaching yang efektif, bisa terjadi cara belajar yang seharusnya dipelajari dan

dipahami siswa tidak pernah dicapai siswa

Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok

Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan

periode waktu yang cukup panjang

Page 20: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

Banyaknya aktivitas dalam kehidupan yang hanya daidasarkan kepada kemampuan secara

individual

II.3.6 Strategi Pembelajaran Kontekstual

3. 6. 1 Konsep Dasar

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi pembelajaran yang

menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang

dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk

dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Dari konsep ini ada 3 hal yang harus kita pahami:

1. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi.

2. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan

situasi kehidupan nyata.

3. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan

Sehubungan dengan hal diatas, terdapat 5 karakteristik penting dalam proses pembelajaran

CTL :

1. (Activing Knowledge) / Pengaktifan pengetahuan

Artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari,

dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang

memiliki keterkaitan satu sama lain.

2. (Acquiring Knowledge) / Memperoleh dan menambah pengetahuan baru

Artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan kemudian

memerhatikan detailnya.

3. (Understanding Knowledge) / Pemahaman pengetahuan

Artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini.

4. (Applying Knowledge) / Mempraktikan atau mengaplikasikan pengetahuan

Artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus diaplikasikan dalam

kehidupannya.

5. (Reflecting Knowledge) / Melakukan refleksi

Artinya sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.

3. 6. 2 Asas-Asas CTL

Page 21: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

Atau biasa disebut sebagai Komponen-komponen CTL yaitu 7 komponen :

1. Konstruktivisme

Adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif

siswa berdasarkan pengalaman. Pengetahuan itu memang berasal dari luar, akan tetapi

dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang.

2. Inkuiri

Adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses

berfikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat,

akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri.

3. Bertanya / Menjawab pertanyaaan (Questioning)

Pada hakikatnya dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu,

sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir.

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Artinya bahwa pengetahuan dan pemahaman seseorang ditopang oleh komunikasi

dengan orang lain, suatu permasalahan tidak mungkin dapat dipecahkan sendiri, tetapi

membutuhkan bantuan orang lain.

5. Pemodelan (Modeling)

Artinya proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat

ditiru oleh setiap siswa.

6. Refleksi (Reflection)

Artinya proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan

cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah

dilaluinya.

7. Penilaian Nyata (Authentic Assesment)

Artinya proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang

perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui

apakah siswa benar-benar belajar atau tidak, apakah pengalamann belajar siswa

memilki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental

siswa.

3. 6. 3 Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL

Berikut ini cara mengaplikasikan CTL dalam proses pembelajaran, langkah-langkahnya adalah

sebagai berikut :

Page 22: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

a. Pendahuluan

1.Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses

pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari.

2.Guru menjelaskan prosedur pembelajaran CTL

Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa.

Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi.

Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang

ditemukan.

3. Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh

setiap siswa.

b. Inti

Di lapangan

1. siswa melakukan observasi ke suatu tempat sesuai dengan pembagian kelompok.

2. siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan dipasar sesuai dengan alat

observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya.

Di dalam kelas

1. Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-

masing

2. Siswa melaporkan hasil diskusi

3. Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang

lain.

Penutup

1. Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah

tempat yang diobservasinya sesuai dengan indikator hasil belajar yang harus

dicapai.

2. Guru menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang pengalaman belajar

mereka, misalnya dengan tema “pasar”.

II.3.7. Metode Simulasi

Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan

menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.

Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran

Page 23: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Demikian juga untuk mengembangkan

pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.

3. 7. 1 Jenis- jenis Simulasi

Simulasi terdiri dari beberapa jenis, diantaranya:

a. Sosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk

memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial,

permasalahn yang menyangkut hubungan antara manusia. Digunakan

untuk memberikan pemahaman dan penghayatan akan masalah- masalah

social serta mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkannya.

b. Psikodrama, adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang

bertitik tolak dari permasalahan- permasalahan psikologis, biasanya

digunakan untuk terapi

c. Role playing (bermain peran), adalah metode pembelajaran sebagai

bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah,

peristiwa- peristiwa actual, atau kejadian- kejadian yang mungkin

muncul pada masa mendatang.

2 Langkah- langkah Simulasi

d. Persiapan Simulasi

i. Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai

ii. Memberikan gambaran masalah

iii. Menetapkan pemain yang akan terlibat, peranan para pemain

serta waktu yang disediakan

iv. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya

e. Pelaksanaan simulasi

i. Simulasi mulai dimainkan

ii. Para siswa yang tidak terlibat mengikuti dengan penuh perhatian

iii. Guru memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat

kesulitan

iv. Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak agar siswa

terdorong untuk berpikir dalam menyelesaikan masalah yang

disimulasikan

3 Penutup

v. Melakukan diskusi tentang jalannya simulasi dan materi cerita

yang disimulasikan

vi. Merumuskan kesimpulan

Page 24: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

4 Kelebihan dan Kelemahan Metode Simulasi

Kelebihan :

Sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak

Mengembangkan kreativitas siswa

Memupuk keberanian dan percaya diri siswa

Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa

Meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran

Kelemahan :

1. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan

kenyataan dilapangan

2. Simulasi sering dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran

terabaikan

3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam

melakukan simulasi

Page 25: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

BAB III

PENUTUP

III. 1 Kesimpulan

Strategi pembelajaran menurut J.R David, 1976 adalah perencanaan yang berisi tentang

rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Strategi pembelajaran berbasis siswa merupakan strategi pembelajaran dimana siswa

dituntut peran dalam aktivitasnya secara utuh. Strategi ini didesain untuk membelajarkan

siswa. Pendekatan ini dikenal dengan istilah pembelajaran siswa aktif.

Terdapat beberapa macam strategi dan metode pembelajaran yang merujuk pada strategi

pembelajaran berbasis siswa, diantaranya:

1. Strategi Pembelajaran Inquiry

2. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah

3. Discovery Learning

4. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir

5. Strategi Pembelajaran Kooperatif

6. Strategi Pembelajaran Kontekstual

7. Metode Simulasi

III. 2 Saran

Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi

pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi

memiliki kekhasan sendiri-sendiri. Sehingga dalam penggunaan strategi pembelajaran berbasis siswa

pun sebaiknya guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Selain itu,

terjadi kekeliruan yang kerap muncul adalah adanya anggapan bahwa dengan menggunakan strategi

pembelajaran berbasis siswa peran guru semakin berkurang. Anggapan semacam ini tentu saja tidak

tepat, sebab walaupun strategi pembelajaran tersebut didesain untuk meningkatkan aktivitas siswa,

tidak berarti mengakibatkan kurangnya peran dan tanggung jawab guru. Baik guru maupun siswa

Page 26: TUGAS KELOMPOK · Web viewSosiodrama, adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah- masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahn yang menyangkut

sama-sama harus berperan secara penuh. Dalam strategi pembelajaran ini menuntut guru untuk kreatif

dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan kegiatan mengajaranya dengan gaya dan

karakteristik belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Gulo, W. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

N.K, Roestiyah.2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran:Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:

Kencana.

Suprayekti. 2007. Strategi Pembelajaran. Jakarta: UNJ.

Dimyati dn Mudjiono.1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas.