tugas kasus gedung mangkrak

3
Kasus: Terdapat sebuah gedung yang dihentikan proses pengerjaannya dan bertahun-tahun tidak digunakan. Dihentikannya pengerjaan gedung tersebut disebabkan karena pada saat pembangunan diketahui bahwa konstruksi bangunan tersebut miring. Apabila gedung tersebut merupakan barang milik negara, bagaimana perlakuan yang tepat terhadap gedung tersebut? Jawaban: Sebelum membahas perlakuan gedung tersebut, pertama-tama penulis berasumsi bahwa gedung tersebut merupakan bangunan yang tercatat sebagai BMN namun tidak digunakan. Penulis tidak membahas secara rinci pengadaan gedung tersebut, dan menganggap segala sengketa terkait gedung tersebut apabila ada telah diselesaikan dan status gedung tersebut saat ini merupakan BMN idle yang harus dikelola. Pada dasarnya atas barang milik negara yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi maupun untuk optimalisasi BMN dilakukan pemanfaatan atas aset tersebut. Dalam PMK No.78 Tahun 2014 tentang tata cara pelaksanaan pemanfaatan barang milik negara disebutkan bahwa pemanfaatan dapat berupa sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah/bangun serah guna, maupun kerjasama penyediaan infrastruktur. Namun, bila melihat kondisi aset tersebut dimana bangunan masih setengah jadi dan pembangunan lanjutan tidak dimungkinkan karena pondasi yang miring, cara-cara pemanfaatan seperti yang disebutkan diatas akan sulit untuk dilaksanakan. Solusi selanjutnya atas aset tersebut adalah dipindahtangankan. Sesuai dengan PP Nomor 27 Tahun 2014 salah satu bentuk pemindahtanganan adalah melalui penjualan. Penjualan BMN dilaksanakan dengan pertimbangan: 1. untuk optimalisasi Barang Milik Negara/Daerah yang berlebih atau tidak digunakan/dimanfaatkan; Tugas SMKN Nama : Andito Nindyo Nurharyanto NPM : 144060005867 Kelas : 9E D-IV Akuntansi

Upload: anditonindyo

Post on 10-Feb-2016

21 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Makul SMKN

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Kasus Gedung Mangkrak

Kasus: Terdapat sebuah gedung yang dihentikan proses pengerjaannya dan bertahun-tahun tidak digunakan. Dihentikannya pengerjaan gedung tersebut disebabkan karena pada saat pembangunan diketahui bahwa konstruksi bangunan tersebut miring. Apabila gedung tersebut merupakan barang milik negara, bagaimana perlakuan yang tepat terhadap gedung tersebut?

Jawaban:

Sebelum membahas perlakuan gedung tersebut, pertama-tama penulis berasumsi bahwa gedung tersebut merupakan bangunan yang tercatat sebagai BMN namun tidak digunakan. Penulis tidak membahas secara rinci pengadaan gedung tersebut, dan menganggap segala sengketa terkait gedung tersebut apabila ada telah diselesaikan dan status gedung tersebut saat ini merupakan BMN idle yang harus dikelola.

Pada dasarnya atas barang milik negara yang tidak digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi maupun untuk optimalisasi BMN dilakukan pemanfaatan atas aset tersebut. Dalam PMK No.78 Tahun 2014 tentang tata cara pelaksanaan pemanfaatan barang milik negara disebutkan bahwa pemanfaatan dapat berupa sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah/bangun serah guna, maupun kerjasama penyediaan infrastruktur. Namun, bila melihat kondisi aset tersebut dimana bangunan masih setengah jadi dan pembangunan lanjutan tidak dimungkinkan karena pondasi yang miring, cara-cara pemanfaatan seperti yang disebutkan diatas akan sulit untuk dilaksanakan.

Solusi selanjutnya atas aset tersebut adalah dipindahtangankan. Sesuai dengan PP Nomor 27 Tahun 2014 salah satu bentuk pemindahtanganan adalah melalui penjualan. Penjualan BMN dilaksanakan dengan pertimbangan: 1. untuk optimalisasi Barang Milik Negara/Daerah yang berlebih atau tidak

digunakan/dimanfaatkan;2. secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara/ daerah apabila dijual; dan/atau3. sebagai pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kondisi gedung tersebut sesuai dengan pertimbangan penjualan BMN, namun apabila melihat lebih lanjut dalam tata cara penjualan BMN menurut PMK 96 tahun 2007, syarat penjualan BMN berupa tanah dan/ atau bangunan adalah:a. lokasi tanah dan/atau bangunan menjadi tidak sesuai dengan RUTR disebabkan

perubahan tata ruang kota; b. lokasi dan/atau luas tanah dan/atau bangunan tidak memungkinkan untuk digunakan

dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi; atau c. tanah dan/atau bangunan yang menurut awal perencanaan pengadaannya diperuntukan

bagi pembangunan perumahan pegawai negeri;

Karena pemanfaatan dan pemindahtanganan atas gedung tersebut tidak dapat dilakukan, maka solusi terakhir yang dapat dilakukan adalah dilakukan pemusnahan. Menurut PMK nomor 50 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan BMN, BMN yang berada pada Pengelola Barang dapat dilakukan Pemusnahan dalam hal:

Tugas SMKNNama : Andito Nindyo NurharyantoNPM : 144060005867Kelas : 9E D-IV Akuntansi KhususNo.Absen : 07

Page 2: Tugas Kasus Gedung Mangkrak

a. tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dan tidak dapat dipindahtangankan; ataub. alasan lain sesuai ketentuan perundang-undangan.Pemusnahan mempunyai arti tindakan memusnahkan fisik dan/atau kegunaan BMN. Selanjutnya gedung tersebut akan dihapuskan dari daftar BMN. Untuk material/ bongkaran gedung akan dicatat sebagai BMN dan dapat dilakukan lelang untuk menjual bongkaran gedung tersebut.

Setelah setelah seluruh bongkaran gedung terjual dan dihapuskan dari daftar BMN, maka atas tanah kosong tersebut dapat digunakan untuk kegiatan yang mendukung tupoksi seperti dibangun kantor lagi atau dilakukan pemanfaatan dengan pihak lain apabila tanah tersebut memang tidak digunakan.

Yang perlu menjadi perhatian adalah apabila akan dibangun lagi gedung baru harus jelas perjanjian antara pemerintah dengan pihak kontraktor. Terutama terkait dengan tanggungjawab masing-masing pihak dan spesifikasi bangunan yang akan didirikan. Apabila dalam pengerjaannya terdapat kesalahan lagi yang menyebabkan pembangunan berhenti, maka apabila hal tersebut disebabkan oleh pihak kontraktor, maka pihak kontraktor harus mau mengganti kerugian dan paling tidak membongkar gedung yang belum selesai tersebut, sehingga tidak menjadi bangunan yang terbengkalai.