tugas irham

Upload: thonyyanmu

Post on 26-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 tugas irham

    1/24

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangAtresia biliaris adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan dari sistim bilier ekstra

    hepatik .Karakteristik dari atresia biliarias adalah tidak terdapatnya sebagian sistim bilier

    antara duodenum dan hati sehingga terjadi hambatan aliran empedu dan menyebabkan

    gangguan fungsi hati tapi tidak menyebabkan Kern icterus karena hati masih tetap

    membentuk konyugasi bilirubin dan tidak dapat menembus blood brain barier.

    Atresia bilier adalah penyakit yang berat, tetapi sangat jarang terjadi di Amerika

    kurang lebih 1:10000-15000 kelahiran hidup,dan lebih sering pada anak perempuan

    dibanding laki-laki. ering pada bayi !bayi Asia dan Afrika !Amerika dibanding dengan

    bayi- bayi "aucasian. #i Asia lebih banyak terjadi pada bayi "ina dibandingkan dengan

    bayi $epang. %enyakit ini merupakan penyebab tranplantasi li&er yang terbanyak di

    Amerika dan negara 'arat lainnya.

    (engingat beratnya penyakit Atresia bilier maka diagnosis dini sangat diperlukan

    untuk mendapatkan terapi yng tepat dan cepat.%emeriksasan ultrasonografi dan imejing

    lainnya sangat diperlukan untuk diagnosis.

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Sistem Bilier

    1 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    2/24

    2.1.1 Embriologi

    "ikal bakal saluran empedu dan hati adalah sebuah penonjolan sebesar tiga

    milimeter di daerah &entral usus depan. 'agian kranial tumbuh menjadi hati, bagian

    kaudal menjadi pankreas, sedangkan bagian sisanya menjadi kandung empedu. #ari

    tonjolan berongga yang bagian padatnya kelak jadi sel hati, diantara sel hati tersebut

    tumbuh saluran empedu yang bercabang-cabang seperti pohon.)1*

    %rimordium hati muncul pada pertengahan minggu ketiga sebagai suatu

    tonjolan epitel endodermis di ujung distal usus depan, pertumbuhan keluar ini ,

    di&ertikulum hati atau tunas hati, terdiri dari sel-sel yang berpoliferasi cepat yang

    menembus septum trans&ersum, yaitu lempeng mesoderem di antara rongga

    perikardiumdan tangkai yolk sac. ementara sel-sel hati terus menembus sputum,

    hubungan antara di&ertikulum hati dan usus depan )duodenum*menyempit,

    membentuk duktus biliaris )kantumg empedu*. saluran empedu ini membentuk sebuah

    tonjolan &ertikal kecil, dan pertumbuhan keluar ini kemudian menjadi kantung

    empedu dan duktus sistikus. elama perkembangan selanjutnya, korda-korda hati

    epitel bercampur dengan &ena umbilikalis dan &ena &itelina yang membentuk sinosoid

    hati. Korda-korda hati berdiferensiasi menjadi parenkim )sel hati* dan membentuk

    saluran empedu. el hematopoietik, sel kuffer, dan sel jarinan iikat berasal dari

    mesoderem septum trans&ersum.

    Ketika sel-sel hati mengin&asi seluruh sputum trans&ersum sedemikian

    sehingga organ menonjol ke arah kaudal ke dalam rongga abdomen, mesoderm

    sputum trans&ersum yang terletak antara hati dan usus depan serta hati dan dinding

    2 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    3/24

    abdomen &entral menjadi membranosa, masing-masing membentuk omentum minus

    dan ligamentum falsiforme. 'ersama-sama, setelah membentuk hubungan peritoneal

    antara usus depan dan dinding abdomen &entral, keduanya dikenal sebagai

    mesentrium &entrale.

    (esoderm di permukaan hati berdiferensiasi menjadi peritonium &iseralis

    kecuali di permukaan kranialnya. #ibagian ini, hati tetap berkontak dengan sisa

    sputum trans&ersum asli lainnya. 'agian sputum ini yang terdiri dari mesoderm yang

    tersusun rapat, akan membentuk tendon sentral diafragma. %ermukan hati yang

    berkontak dengan bakal diafragma ini tidak pernah di lapisi oleh peritonium.

    %ada minggu ke sepuluh perkembangan, berat hati adalah sekitar 10+ dari

    berat badan total. (eskipun hal ini sebagian mungkin di sebabkan oleh besar jumlah

    sinusoid, faktor penting lainnya adalah fungsi hematopoietiknya. #i antara sel-sel hati

    dan dinding pembuluh darah terdapat sarang-sarang sel proliferatif yang

    menghasailkan sel darah merah dan putih. Akti&itas ini secara bertahap mereda

    selama dua bulan terakhir kehidupan intrauterus, dan hanya sedikit pulau

    hematopoiesis yang tetap ada saat lahir. 'erat hati hanyalah 5+ dari berat badan total.

    ungsi hati lain yang penting di mulai sekitar pada minggu ke-1, saat sel hatimenghasilkan empedu. ementara itu, karena kandung empedu dan duktus sistikus

    telah terbentuk dan duktus sistikus telah bergabung dengan duktus hepatikus untuk

    membentuk duktus biliaris, empedu dapat masuk ke saluran cerna. Akhirnya, isi

    saluran cerna menjadi berarna hijau tua. Karena perubahan posisi duodenum, muara

    duktus biliaris secara bertahap bergeser dari posisi aalnya di anterior ke posisi

    posterior, dan karena itu, duktus billiaris berjalan menyilang di belakang duodenum.

    2.1.2 Anatomi

    /aktu lahir berat hati sekitar 10-10 g. Kemudian berat ini bertambah sesuai

    dengan pertumbuhan anak. %ada umur tahun berat hati bertambah kali lipat, pada

    usia tahun berat nya menjadi kali lipat, sedangkan pada umur 2 tahun dan masa

    pubertas mencapai masing-masing dan 10 kali berat hati aktu lahir. 3ati ber ada di

    baah rongga dada dengan bagian atas memotong garis aksiler kanan pada sela iga 4.

    'atas baah berada 1 cm di baah garis lengkung iga kanan. %endorongan hati dapat

    terjadi karena kelainan dinding toraks seperti pada penyakit rakitis, pada beberapa

    3 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    4/24

    keadaan yang meyebabkan kelainan dinding perut seperti (% berat dan amiotonia

    kongenital. 6ekanan intratorakal yang meningkat seperti pada empiema dan

    pneumotoraks dapat menyebabkan perubahan letak hati akibat pendorongan .abses

    subfrenik serta adanya perforasi usus akan mengakibatkan peranjakan hati.

    Kandung empedu berbentuk bulat lonjong seperti buah alpukat dengan

    panjang sekitar 7- cm dan berisi 0-0 m8 empedu. 'agian fundus umumnya

    menonjol sedikit keluar tepi hati, di baah lengkung iga kanan, di tepi lateral otot

    rektus abdominis. ebagian besar korpus menempel dan tertanam di dalam jaringan

    hati. Kandung empedu tertutup seluruhnya oleh peritoneum &iseral, tetapi

    infundibulum kandung empedu tidak terfiksasi ke permukaan hati oleh batu, bagian

    infundibulum menonjol seperti kantong )kantong 3artmann,3artmann, 3enri, 190-

    125, ahli bedah, %rancis*

    #uktus sistikus panjangnya1- cm dengan diameternya - mm. #inding

    lumennya mengandung katup berbentuk spiral disebut spiral 3eister )3eister, 8oren,

    19-1459, ahli anatomi dan ahli bedah $erman* yang memudahkan cairan empedu

    mengalir masuk ke dalam kandung empedu, tetapi menahan aliran keluarnya.

    aluran empedu ekstrahepatik terletak di dalam ligamentum hepatoduodenale

    yang batas atasnya porta hepatis, sedangkan batas baahnya distal papila ;ater

  • 7/25/2019 tugas irham

    5/24

    duktus sistikus. #uktus koledokus berjalan dibelakang duodenum, menembus jaringan

    pancreas dan dinding duodenum, membentuk papila ;ater yang terletak di sebelah

    medial dinding duodenum. =jung distalnya dikelilingi oleh otot sfingter >ddi )>ddi,

    ?uggero, 197-121, ahli bedah, @talia, sfingter >ddi otot sfingter ampula

    hepatopankreatika*, yang mengatur aliran empedu ke dalam duodenum. #uktus

    pankreatikus umumnya bermuara di tempat yang sama dengan duktus koledokus di

    dalam papila ;ater, tetapi dapat juga terpisah.)1*

    ering ditemukan &ariasi anatomi kandung empedu, saluran empedu, dan

    pembuluh arteri yang mendarahi kandung empedu dan hati. ;ariasi yang kadang

    ditemukan dalam bentuk luas ini perlu diperhatikan oleh para ahli bedah untuk

    menghindari komplikasi pembedahan, seperti perdarahan atau cedera pada duktus

    hepatikus atau duktus koledokus.)1*

    2.1. !isiologi

    mpedu diproduksi oleh sel hepatosit sebanyak 500-1500 m8 per hari. #i luar

    aktu makan, empedu disimpan untuk sementara di dalam kandung empedu, dan

    disini mengalami pemekatan sekitar 50+.

    %engaliran cairan empedu diatur oleh tiga faktor, yaitu sekresi empedu oleh

    hati, kontraksi kandung empedu, dan tahanan sfingter koledokus. #alam keadaan

    puasa, empedu yang diproduksi akan dialih-alirkan ke dalam kandung empedu.

    etelah makan, kandung empedu berkontraksi, sfingter berelaksasi, dan empedu

    mengalir ke dalam duodenum. Aliran tersebut seaktu-aktu seperti disemprotkan

    karena secara intermiten tekanan saluran empedu akan lebih tinggi daripada tahanan

    sfingter.

    Koleosistokinin )""K*,hormon sel A%=#)Amine-precursor-Uptake and

    Decarboxylation cells* dari mukosa usus halus, dikeluarkan atas rangsang makanan

    berlemak atau produk lipolitik di dalam lumen usus. 3ormon ini merangsang ner&us

    &agus sehingga terjadi kontraksi kandung empedu. #engan demikian, ""K berperan

    besar terhadap terjadinya kontraksi kandung empedu setelah makan.

    !"ngsi #ati $an kelainan biokimia%i

    3ati sangat penting dalam metabolisme bahan makanan antara lain :

    5 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    6/24

    1. 3ati berperan dalam mempertahankan kadar gula darah dengan jalan membentuk dan

    menyimpan glikogen di bentuk dari glikosa,le&ulosa,galaktosa dan laktosa.hati dapat

    juga merubah asam amino glikogenik dan gliserol mejadi dekstrosa,yang kemudian

    di rubah menjadi glikogen )glikogenesis*. edangkan glikogen dapat di rubah oleh

    hati menjadi glukosa sesuai dengan kebutuhan )glikogenolisis*.

    . 6empat sintesis dan oksidasi lemak.hampir semua lemak di metabolisir di dalam

    hati.at lemak yang di padukan dengan lesitin akan membentuk fosfolipit yang mudah

    di angkut dan dalam keadaan siap pakai.koresterol di buat di hati dari asam

    asetat,sedangkan esternya merupakan gabungan kolesterol dengna asam

    lemak.lipoprotein plasma yang mengagkut trigliserida juga di buat di hati.hati

    bersama-sama dengan ginjal memecahkan asam lemak berantai panjang menjadi

    benda-benda keton. 'enda keton ini akan banyak di hasilkan oleh tubuh pada masa

    kelaparan.benda keton akan di keluarkan bersaan kemih.

    . =reum dibuat di hati dan merupakan deaminasi protein. Bat protein seperti fibrinogen,

    globulin dan protrombin dibuat di hati.

    7. ;itamin A," dan # di simpan di hati.hati juga mengolah bahan baku &itamin A

    )pro&itamin A*menjadi &itamin A ,ribofla&in,&itamin dan K juga di simpan di hati.

    5. 3ati berfungsi juga sebagai pembentuk darah terutama pada masa neonatus dan hati

    juga merupakan cadangan penyimpanan at besi.

    . 3ati berfungsi sebagai penaar racun yang membahayakan tubuh serta berupaya agar

    bahan tersebut dikeluarkan segera.

    2.1.& Biokimia

    Caram empedu, lesitin, dan kolesterol merupakan komponen terbesar )20+*

    cairan empedu. isanya adalah bilirubin, asam lemak, dan garam anorganik.

    Caram empedu adalah molekul steroid yang dibuat oleh hepatosit dan berasal

    dari kolesterol. %engaturan produksinya dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik

    yang dapat ditingkatkan sampai 0 kali produksi normal kalau diperlukan.

    'elainan biokimia%i

    %erubahan hati dapat diperlihatkan pada perubahan :

    1. nim serum seperti transaminase,dehidrogenase,peptidase dan fosfatase alkali yang

    akan meninggi pada kerusakan hati dan kelainan obstruktif.namun organ lain juga

    6 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    7/24

    dapat berbuat hal yang sama dengna hati,sehingga peninggian at-at tersebut bukan

    monopoli kelainan hati.

    osfatase alkali

    Angka normal untuk bayi 1- bulan adalah 4- =@ )unitinternasional*,untuk anak -10 tahun sekitar 54-59 =@. Angka ini akan meningkat

    pada kelainan obstruktif,baik intra atau ekstrahepatal.kelainan fosfatase alkali lebih

    banyak menunjukkan adanya obstruktif bilier,tumor hepar atau adanya proses desak

    ruang seperti pada amiloidosis,leukemia ,abses,tuberkulosis,sarkoidosis.

    Kenaikan fosfatase alkali juga dapat terjadi pada penyakit tulang seperti

    rakitisa dan hiperparatiroidisme.

    6ransaminase

    nim ini meningkat pada kerusakan sel hati aktif, nekrosis, terutama

    enimDglutamic oEaloacetic transaminaseD )C>6*. %ada hepatitis &irus kadar C>6

    serum melebihi 900 =@ dan merupakan tanda aal penyakit ini.penyakit lain seperti

    mononukleosis dan hepatitis toksik juga menunjukkan kenaikan enim tersebut.

    #ehidrogenase

    %eninggian enim Flactic dehidrogenaseD )83#* 7-5 kali normal )bayi

    samapai 10 hari 09-1490 =@,sedangkan anak antara 94-19 =@* terdapat pada

    penyakit hepatitis akut dan kronik serta sirosis. %ada kelainan obstruktif,enim ini

    tidak meninggi.

    . Albumin dan globulin

    Albumin akan menurun pada penyakit hepatoseluler. Clobulin alfa dan beta akan

    meningkat pada infeksi dan kelainan obstruktif. (eskipun globulin gama bukan

    merupakan hasil fungsi hati. Gamun peninggian kadar ini yang sangat tinggi terdapat

    pada sirosis pascanekrotik dan bilier.

    . aktor pembekuan

    %ada sirosos hepatis,faktor ;@@ lebih menurun dari pada faktor @, @@ dan H. aktor ;

    lebih banyak menurun pada hepatitis akut.

    7. etoprotein alfa-1

    Bat ini banyak di buat sesama embrio dan akan segera menghilang setelah lahir. Kadar

    fetoprotein alfa-1 yang tetap tinggi terdapat pada hepatoma. =ntuk anak kenaikan at

    tersebut spesifik untuk hepatoblastoma.

    5. Kolesterol

    7 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    8/24

    Kadar kolesterol meningkat pada kolestasis karena kegagalan ekskresi. %ada

    kerusakan hepatoseluler akan terjadi penurunan sintesis kolesterol.

    2.1.( Ikter"s

    @kterus adalah menguningnya sklera,kulit atau jaringan lain akibat penimbunan

    bilirubin dalam tubuh. Keadaan ini merupakan tanda penting penyakit penyakit hati

    atau kelainan fungsi hati,saluran empedu dan penyakit darah. 'ila kadar bilirubun

    darah melebihi mg +,maka ikterus akan terlihat. Gamun pada neonatus ikterus

    masih belum terlhat meskipun kadar bilirubin darah sudah melampaui 5 mg+. @kterus

    terjadi karena peninggian kadar bilirubin indirek )Funconjugated) dan atau kadar

    bilirubin direk )conjugated).(etabolisme bilirubin

    'ilirubin adalah anion yang berarna oranye dengan berat molekul 597. Asal

    mula bilirubin di buat dari pada heme yang merupakan gabungan protoporfirin

    dengan besi. #elapan puluh persen heme berasal dari hasil perombakan sel darah

    merah,sedangkan sisanya berasal dari heme non-eritrosit seperti

    mioglobin,sitokrom,katalase dan peroksidase serta hasil sistem eritropoetik yang

    tidak efektif. >leh enim hemogsigenase,heme dirubah menjadi bili&erdin yang

    kemudian dirubah lagi menjadi bilirubin atas pengaruh enim bilirubin reduktase.

    %roses tersebut berlangsung di dalam jaringan sistem retikuloendotelial.

    'ilirubin yang masuk ke dalam darah akan diikat oleh albumin di baa ke hati.

    'ilirubin ini mempunyai daya larut yang tinggi terdapat lemak dan kecil sekali

    tehadap air,sehingga pada reaksi van den berghat ini harus di larutkan dahulu dalam

    akselerator seperti metanol dan etanol,oleh karena itu disebut bilirubin indirek. Bat ini

    sangat toksik terutama untuk otak. %eningkatandengan albumin merupakan upaya

    tubuh untuk menyingkirkan bilirubin ru 5 mgIdl. >bat seperti asetil salisilat,tiroksindan sulfonamid dapat mengandakan kompetisi terhadap ikatan ini.

    'ilirubin indirek mudah memasuki hepatosi berkat adanya protein akseptor J dan B

    hepatosit. %roses tersebut dapat dihambat oleh anion organik oleh asam

    fla&asidik,beberapa bahan kolestografik.

    #idalam hepatosit bilirubin akan diikat oleh asam glukoronat yang berasal dari

    pada asam uridin difosfoglukoronat dengan bantuan enim glukoronil transferase.

    3asil gabungan ini larut dalam air, sehingga di debut bilirubin direk atau bilirubin

    terikat )Fconjugated bilirubinD*. elain dalam bentuk diglukoronoda dapat juga dalam

    bentuk ikatan monoglukoronida atau ikatan dengan glukosa, Eylosa dan sulfat.

    8 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    9/24

    'iliribin konjugasi dikeluarkan melalui proses yang tergantung dari energi kedalam

    sistem bilier. 'ilirubin yang diekskresikan kedalam usus akan di ubah menjadi

    sterkobilin. nim glikoronil trans!erasediindikusi oleh fenobarbital. enobarbital

    juga menambah protein aksaptor J. strogen dan progestin yang berasal dari ibu dan

    steroid dapat menghambat konjungsi bilirubin dalam hati. 'ilirubin direk dan

    bilirubin konjugasi di keluarkan melalui membran kanalikuli kesaluran empedu.

    %roses ini terbatas )Flate limiting processD*.

    >bat seperti klorpomain dapat membelokade proses ini, demikian juga adanya

    bendungan ekstraheptal dan kerusakan sel hati. 'ila terjadi blokade, maka bilirubin

    direk akan mengalami regurgitasi sehingga kembali kedalam plasma.

    'ilirubin direk ditampung dalam kantong empedu yang akan di keluarkan

    kesaluran pencernaan. #idalam saluran ini bilirubin direk akan direduksi oleh bakterimenjadi urobilinogen akan diserap oleh usus, masuk kedalam darah dan selanjutnya

    akan di keluarkan oleh ginjal berama air, kemih. 'ilirubin direk sebagain besar

    diserap oleh ileum terminal secra aktif, sebagian kecil yang tidak diserap masuk

    kedalam kolon,dirusak oleh bakteri usus menajdi bilirubin indirek. ebagian dari

    bilirubin ini diserap secara positif oleh kolon. (elaluli &ena porto bilirubin ini

    memasuki hati dan akan dikeluarkan lagi kedalam sistem bilier )sirkulasi

    entrohepatik).

    Pen)ebab ikter"s

    I. Ikter"s *ra#e*atik

    @kterus ini terjadi akibat produksi bilirubin yang mengikat,yang terjadi pada

    hemolisis sel darah merah )ikterus hemolotik*. Kapasitas sel hati untuk

    mengadakan konjugasi terbatas apalagi disertai oleh disfungsi sel hati.

    Akibatnya bilirubin indirek akan mengikat. #alam batas tertentu bilirubin

    direk juga meningkatkan dan akan segera dieksresikan kedalam saluran

    pencernaan, sehingga akan didapatkan peninggian kadar urobilinogen di

    dalam tinja.

    %eningkatan pembentukan bilirubin dapat disebabkan oleh :

    1. Kelainan pada sel darah merah.

    . @nfeksi seperti malaria, sepsis dan lain-lain.

    . 6oksin yang berasal dari luar tubuh seperti obat-obatan, maupun yang

    berasal dari dalam tubuh seperti yang terjadi pada rekasi transfusi dan

    eritroblastosis fetalis.II. Ikter"s *as+a#e*atik ,obstr"kti-

    9 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    10/24

    'endung dalam saluran empedu akan menyebabkan peninggian bilirubin

    konjugasi yang larut dalam air. ebagian akibat bendugan, bilirubin ini

    mengalami reguregurgitasi kembali kedalam sel hati dan terus memasukai

    peredaran darah. elajutnya akan masuk ke ginjal dan di eksresikan oleh ginjal

    sehingga kita akan menemukan bilirubin dalam urin. ebaliknya karena

    adanya bendungan, maka pengeluaran bilirubin kedalam saluran pencernaan

    berkurang, sehingga akibatnya tinja akan berarna dempul karena tidak

    mengandung sterkobilin. =robilinogen tinja dalam air kemih akan menurun.

    Akibat penimbunan bilirubin direk, maka kulit dan skelera akan berarna

    kuning kehijauhan, kulit akan terasa gatal. %enyumbatan empedu ) kolestatis*

    dibagi dua, yaitu intrahepatik bila penyumbatan terjadi antara sel hati dan

    duktus koledeus dan ekstrahepatik bila sumbatan terjadi di dalam duktus

    koledokus.

    III. Ikter"s #e*atosel"ler ,#e*atik

    Kerusakan sel hati akan mengalami konjugasi bilirubin terganggu,sehingga

    bilirubin direk akan meningkat. Kerusakan sel hatijuga akan menyebabkan

    bendungan dalam hati sehingga bilibubin akan mengadakan regurgitasi

    kedalam sel hati yang kemudian akan menyebabkan peninggian kadar

    bilirubin konjugasi di dalam aliran darah. 'ilirubin direk ini larut dalam air

    sehingga mudah di ekskresikan oleh ginjal ke dalam air kemih. Adanya

    sumbatan intrahepatik akan menyebabkan penurunan ekskresi bilirubin dalam

    saluran penceraaan yang akan kemudian akan menyebabkan tinja berarana

    pucat, karena strekobilinogen menurun.

    'er"sakan sel #ati ter/a$i *a$a kea$aan

    1. 3epatitis oleh &irus, bakteri, parasit.

    . irosis hepatis.

    . 6umor

    7. 'ahan kimia seperti fasfor, arsen.5. %enyakit lain seperti hemokromotosis, hipertiroid dan penyakit Gieman

    %ick

    10 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    11/24

    BAB III

    TIN0AUAN PUSTA'A.1 'elainan kan$"ng em*e$"

    Agenesis kandung empedu merupakan kelainan baaan yang sangat jarang

    ditemukan. %ada keadaan demikian, muara duktus sistikus dapat amat ber&ariasi.

    Kandung empedu ektopik juga jarang ditemukan, dan bila letaknya

    intrahepatik, akan menyulitkan seaktu melakukan kolesistektomi. ementara itu,

    kandung empedu yang bergerak bebas karena seluruhnya terletak intraperitoneal dapat

    menimbulkan torsi kandung empedu.

    Atresia sal"ran em*e$"

    Atresia saluran empedu adalah kelainan kongenital yang tidak diketahui

    etiologinya. Agaknya kelainan ini berhubungan dengan kolangiohepatitis intrauteri

    11 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    12/24

    yang mungkin disebabkan oleh &irus. aluran empedu mengalami fibrosis dan proses

    ini sering berjalan terus setelah bayi lahir sehingga prognosis umumnya buruk.

    Kelainan ini mungkin bukan suatu malformasi karena organ lain yang berasal dari

    daerah embrionik yang sama, seperti hati, duodenum, dan pankreas, tidak mengalami

    kelainan. irosis hepatis karena bendungan empedu terjadi setelah bayi berumur lebih

    dari satu setengah bulan. >leh karena itu, pembedahan korektif harus dilakukan

    sebelum usia itu.

    Insi$ens

    (eskipun secara keseluruhan jarang, angka kejadian penyakit ini di Asia

    6imur hampir sepuluh kali lipat dari kejadian di negara 'arat.

    ambaran klinis

    Ada dua jenis atresia saluran empedu, yaitu ekstrahepatik dan intrahepatik.

    'entuk intrahepatik lebih jarang dibandingkan dengan ekstrahepatik, yaitu hanya

    sekitar seperlima dari jumlah atresia saluran empedu ekstrahepatik.

    Cejala klinis dan patologik atresia saluran empedu ekstrahepatik bergantung

    pada proses beraalnya penyakit, apakah jenis embrional atau jenis perinatal, dan

    bergantung pada saat diagnosis ditegakkan.

    $enis embrional atau fetal dijumpai pada sepertiga penderita. %roses perusakan

    saluran empedu beraal sejak masa intrauteri dan berlangsung hingga saat bayi lahir.

    %ada jenis ini, tidak ditemukan masa bebas ikterus setelah periode ikterus neonatorum

    fisiologik )dua minggu pertama kelahiran*. %ada pembedahan, tidak ditemukan sisa

    saluran empedu di dalam ligamentum hepatoduodenale. elain itu, dapat ditemukan

    kelainan baaan lain seperti malrotasi usus atau pankreas ektopik.

    $enis kedua adalah jenis perinatal yang dijumpai pada dua pertiga penderita.

    @kterus muncul kembali secara progresif setelah ikterus fisiologik hilang beberapa

    aktu. %ada saat pembedahan, dapat ditemukan sisa saluran empedu di dalam

    ligamentum hepatoduodenale tanpa adanya malformasi organ lain yang berdekatan.

    $adi, perbedaan patofisiologik utama antara jenis embrional dan perinatal ialah

    saat mulainya kerusakan saluran empedu yang progresif.

    12 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    13/24

    Geonatus yang menderita ikterus obstruksi intrahepatik maupun ekstrahepatik,

    menunjukkan ikterus, urin berarna kuning gelap, tinja berarna dempul )akolik*,

    dan hepatomegali .

    Apabila penyakit berlarut, akan timbul sirosis hati dengan hipertensi portal

    yang menyebabkan perdarahan &arises esofagus dan kegagalan fungsi hati. 'ayi dapat

    meninggal karena gagal hati, perdarahan &arises, koagulopati, atau infeksi sekunder.

    'lasi-ikasi

    6ipe @ : obliterasi dari duktus kholedekus, duktus hepatikus normal.

    6ipe @@ : atresia duktus hepatikus dengan struktur kistik tampak pada derah porta

    hepatis

    6ipe @@@ : pada lebih 20+ pasien, atresia pada duktus hepatikus kiri dan kanan setinggi

    porta hepatis. ;ariasi ini tidak boleh dibingungkan dengan hipoplasia duktus biliaris

    intra hepatal, yang tidak dapat dikoreksi dengan pembedahan

    Pato-isiologi

    %atofisiologi dari Atresia biliaris masih sulit dimengerti, penelitian terakhirdikatakan kelainan kongenital dari sistim biliris. (asalah ontogenesis hepatobilier

    dicurigai dengan bentuk atresia bilier yang berhubungan dengan kelainan kongenital

    yang lain. /alaupun yang banyak pada tipe neonatal dengan tanda khas inflamasi

    yang progresif, dengan dugaan infeksi atau toksik agen yang menyebabkan obliterasi

    duktus biliaris .

    %ada tipe @@@ : yang sering terjadi adalah fibrosis yang menyebabkan obliterasi

    yang komplit sebagian sistim biliaris ekstra hepatal. #uktus biliaris intra hepatal yang

    menuju porta hepatis biasanya pada minggu pertama kehidupan tampak paten tetapi

    mungkin dapat terjadi kerusakan yang progresif. Adanya toksin didalam saluran

    empedu menyebabkan kerusakan saluran empedu eEtrahepatis.

    @dentifikasi dari akti&itas dari inflamasi dan kerusakan Atresia sistim bilier

    ekstrahepatal tampaknya merupakan lesi yang didapat.

    /alaupun tidak dapat didentifikasi faktor penyebab secara khusus tetapi

    infeksi merupakan faktor penyebab terutama isolasi dari atresia bentuk neonatal.

    13 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    14/24

    'anyak penelitian yang menyatakan peninggian titer antibodi reo&irus tipe pada

    penderita atresia biliaris dibandingkan dengan yang normal. ;irus yang lain yang

    sudah diimplikasi termasuk rota&irus dan cytomegali &irus )"(;*)1*

    Etiologi

    %enyebab dari Atresia bilier tidak diketahui dengan pasti. (ekanisme

    autoimun mungkin merupakan sebagian penyebab terjadinya progresi&itas dari

    Atresia bilier. #ua tipe dari atresia biliaris adalah bentuk fetal dan terjadi selama masa

    fetus dan timbul ketika lahir, serta bentuk perinatal lebih spesifik dan tidak terlihat

    pada minggu kedua sampai minggu keempat kehidupan.

    %enelitian terbaru mengatakan infeksi &irus pada bayi sangat sugestif

    merupakan penyebab dari Atresia bilier.

    Kurang lebih 10+ dari Atresia bilier terutama bentuk fetal bersama sama

    dengan kelainan kongenital lainnya seperti kelainan jantung, limpa dan usus.

    Atresia biliaris bukan kelainan heriditer ini terlihat pada bayi kembar atresia

    bilier tidak terjadi pada kedua bayi tersebut.

    Atresia bilier terjadi selama periode fetus atau neonatal kemungkinan triger

    nya adalah salah satu atau kombinasi faktor dibaah ini :

    -@nfeksi dengan &irus atu bakteri

    - (asalah sistim imun

    - Komponen empedu yang abnormal

    - Canguan pertumbuhan dari li&er dan duktus biliaris

    Patogenesis

    1.#efek morfogenesis dari traktus biliaris

    .#efek dalam fetusIprenatal sirkulasi

    aktor lingkungan

    7.@nfeksi &irus

    14 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    15/24

    5.@mmunologi

    .aktor genetik

    'linis

    'ayi!bayi dengan Atresia bilier biasanya lahir dengan berat badan yang

    normal dan perkembangannya baik pada minggu pertama

    3epatomegali akan terlihat lebih aal. plenomegali sering terjadi, dan

    biasanya berhubungan dengan progresi&itas penyakit menjadi "irrhosis hepatis dan

    hipertensi portal

    @kterus karena peninggian bilirubin direk. @kterus yang fisiologis sering

    disertai dengan peninggian bilirubin yang konyugasi. #an harus diingat peninggian

    bilirubin yang tidak konyugasi jarang sampai minggu

    %asien dengan bentuk fetal Ineonatal )sindrom polispleniaIasplenia*

    pertengahan li&er bisa teraba pada epigastrium

    Adanya murmur jantung pertanda adanya kombinasi dengan kelainan jantung.

    Diagnosis

    Atresia saluran empedu harus di diagnosis secara cepat dan tepat agar tetapi

    dekompresi berhasil baik. Cejala klinis yang penting untuk membedakan kolestasis

    intrahepatik dengan ekstrahepatik ialah arna tinja, berat badan, umur, saat aal tinja

    berarna dempul, dan hepatomegali. 'ayi penderita koleostasis ekstrahepatik

    umumnya menunjukkan tinja yang lebih akolik yang ditemukan pada usia lebih muda,

    berat badan lebih besar, dan konsistensi hati yang teraba normal.

    %emeriksaan darah rutin tidak akan menunjukkan perbedaan bermakna antara

    kolestasis intrahepatik dan ekstrahepatik.

    @kterus pada bayi dengan kulit berarna coklat atau hitam sering sulit dinilai

    sehingga mungkin tidak terdiagnosis. Akan tetapi, biasanya sklera mata jelas kuning,

    dan pada tahap akhir, ludah dan air mata menjadi kuning.

    #engan ultrasonografi dapat ditemukan kelainan kongenital penyebab

    koleostasis ekstrahepatik, yaitu penyakit "aroli, berupa dilatasi kistik saluran empedu.

    15 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    16/24

    %emeriksaan kemampuan hati untuk memproduksi empedu serta memproduksi

    empedu serta mengekskresikannya ke saluran empedu sampai tercurah ke dalam

    duodenum dapat dipantau dengan skintigrafi radioisotop hepatobilier. Apabila isotop

    terlihat diekskresi ke dalam duodenum, berarti yang terjadi adalah koleostasis

    intrahepatik, bukan koleostasis ekstrahepatik.

    %emeriksaan pelengkap lain untuk diagnosis adalah biopsi hati perkutan.

    #alam praktik sehari-hari, apabila gejala klinis, skintigrafi hepatobilier, atau

    biopsi hati menyokong ke arah diagnosis obstruksi empedu ekstrahepatik, atau atresia

    saluran empedu tidak dapat dikesampingkan, langkah diagnosis selanjutnya adalah

    laparotomi eksplorasi.

    eaktu laparotomi, dilakukan kolangiografi serta biopsi hati. %enampilan

    makroskopik hati dan saluran empedu saat pembedahan sangat berguna untuk

    menegakkan diagnosis. 3ati biasanya berarna coklat kehijauan dan noduler.

    Kandung empedu biasanya mengecil karena kolaps, dan pada 45+ penderita tidak

    ditemukan lumen yang jelas. Kombinasi temuan di atas umumnya cukup untuk

    melakukan portoenterostom. 'ila meragukan, dilakukan kanulasi kandung empedu

    untuk pemeriksaan kolesistokolangiografi.

    8ebih kurang 10+ penderita atresia saluran empedu tergolong jenis yang

    dapat dikoreksi. =mumnya, ditemukan saluran empedu proksimal yang terbuka

    lumennya, tetapi tidak berhubungan dengan duodenum. %ada sekitar 20+ penderita

    yang tidak dapat dikoreksi, seluruh sistem saluran empedu ekstrahepatik ternyata

    telah mengalami obliterasi.

    %ada kebanyakan penderita, indikasi bedah atresia saluran empedu ditentukan

    oleh penampilan makroskopis hati dan saluran empedu, serta hasil kolangiografi.

    Apabila saluran empedu ekstrahepatik paten, dan ketika dilakukan biopsi hati terbuka

    ditemukan hasil baik, tidak ada indikasi pembedahan lebih lanjut.

    #ibaah ini merupakan pemeriksaan untuk diagnosis Atresia biliaris:)7*

    ". #aboratorium$%)&

    %emeriksaan darah, urine dan feses untuk menilai fungsi hati denganpeninggian bilirubin

    16 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    17/24

    '. (iopsi liver$%)

    #engan jarum yang khusus dapat diambil bagian li&er yang tipis dan dibaah

    mikroskop dapat dinilai obstruksi dari sistim bilier

    . *mejin$%)

    A.=C

    Cambaran =C ber&ariasi tergantung tipe dan derajat beratnya penyakit

    - 3ati dapat membesar atau normal dengan struktur parenhim yang

    inhomogen dan ekogenitas yang tinggi tertama daerah periportal akibat

    fibrosis

    -Godul-nodul cirrhosis hepatis

    -6idak terlihat &ena porta perifer karena fibrosis

    -6idak terlihat pelebaran duktus biliaris intra hepatal

    - 6riangular cord didaerah porta hepatis: daerah triangular atau tubular

    ekogenik lebih spesifik untuk atresia bilier eEtra hepatal

    - Kandung empedu tidak ada atau mengecil dengan panjang 1.5 cm.

    Kandung empedu biasanya lebih kecil dari 1,2 cm. #inding yang tipis atau

    tidak terlihat ,ireguler dengan kontur yang lobuler)gall bladder ghost triad*,

    kalau ada gambaran ini dikatakan sensiti&itas 24 + dan spesifisitas 100+.

    - Cambaran kandung empedu yang normal )panjang L1,5 cm dan lebar

    L7 cm* dapat terlihat sekitar 10 + kasus

    - 6anda hipertensi portal dengan terlihatnya peningkatan ekogenitas

    daerah periportal.

    - kemungkinan dengan kelainan kongenital lain seperti:

    17 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    18/24

    -itus in&ersus

    - %olisplenia

    a. b.

    c. d.

    '.kintigrafi : 3@#A scan

    ?adiofarmaka )22m 6" *- labeled iminodiasetic acid deri&ated sesudah5 hari dari intake phenobarbital, ditangkap oleh hepar tapi tidak dapat keluar

    kedalam usus, karena tidak dapat meleati sistim bilier yang rusak. 6es ini

    sensitif untuk atresia bilier )100+* tapi kurang spesifik )0 +*. %ada keadaan

    "irrhosis penangkapan pada hepar sangat kurang

    18 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    19/24

    a. b.

    ".Kholangiografi

    1. @ntra operatif atau perkutaneus kholangiografi melalui kandung empedu

    yang terlihat :

    - Cambaran atresia bilier ber&ariasi

    - %engukuran dari hilus hepar jika atresia dikoreksi secara pembedahan

    dengan menganastomosis duktus biliaris yang intak

    . ndoscopic retrograde cholangiopancreatography )?"%*

    #engan menyuntik senyaa penontras dapat dilihat langsung keadaan

    duktus biliaris ekstra hepatal seperti:

    - >bstruksi duktus kholedokus

    - dapat melihat distal duktus biliaris ekstra hepatal distal dari duktus

    hepatikus komunis

    - dapat melihat kebocoran dari sistim bilier ekstra hepatal daerah porta

    hepatis

    19 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    20/24

    . (?@

    - (?"%

    #apat melihat dengan jelas duktus biliaris ekstra hepatal untuk

    menentukan ada tidaknya atresia bilier

    - %eninggian sinyal daerah periportal pada 6 eighted images

    .@ntubasi duodenum

    $arang dilakukan untuk diagnosis Atresia bilier. Gasogastrik tub

    diletakkan didistal duodenum. 6idak adanya bilirubin atau asam empedu

    ketika diaspirasi menunjukkan kemungkinan adanya obstruksi.

    Tata Laksana

    6ata laksana atresia saluran empedu ekstrahepatik adalah pembedahan. Atresia

    saluran empedu intrahepatik pada umumnya tidak memerlukan pembedahan karena

    obstruksinya relatif bersifat ringan.

    'edah rekonstruksi pertama yang berhasil baik dilakukan oleh 8add)129*.

    alah satu pasiennya berhasil hidup dengan baik selama 4 tahun setelah dioperasi.

    %ilihan utama jenis pembedahan atresia saluran empedu ekstrahepatik adalah

    portoenterostomi teknik Kasai dan bedah cangkok hati.

    'edah dekompresi portoentereostomi ini sebaiknya dilakukan sebelum bayi

    berumur dua bulan. Apabila usia bayi lebih dari tiga bulan, transplantasi hati lebih

    baik daripada hasil terbaik operasi dekompresi. aat ini, indikasi tersering untuk

    melakukan tersering untuk melakukan transplantasi hati adalah usia bayi telah terlalu

    tua untuk bedah Kasai.

    - Atresia bilier adalah keadaan penyakit yang serius dan dapat menyebabkan

    cirrhosis hepatis, hipertensi portal, karsinoma hepatoseluler, dan kematian terjadi

    sebelum umur tahun.

    -Gutrisi pada pasien Atresia bilier harus diperhatikan terutama untuk lemak,

    asam lemak esensial yang mudah diabsorbsi dan pemberian protein dan kalori yangbaik.

    20 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    21/24

    - >perasi

    1. Kasai prosedur

    6ujuannya untuk mengangkat daerah yang mengalami atresia dan

    menyambung hepar langsung ke usus halus sehingga sehingga cairan empedu

    dapat lansung keluar ke usus halus disebut juga ?ouE-en-J

    hepatoportojejunostomy.

    .6ransplantasi hati.

    #ilakukan pada keadaan Kasai prosedur tidak berhasil, atresia total

    atau dengan komplikasi cirhosis hepatis

    'om*likasi

    1."irrhosis bilier yang progresif

    .3ipertensi portal daIatau perdarahan dari &arses oesopagus ini terlihat pada

    70+ anak dibaah tahun

    . Jang paling sering komplikasi dari Kasai prosedur adalah asending

    kholangitis,infeksi bakteri. %ada keadaan normal bakteri ada dalam usus dan

    bergerak keatas melalui ?ouE-en-y menyebabkan infeksi.

    Prognosis

    6ergantung beberapa faktor

    -=mur pada aktu dioperasi ,lebih aal lebih baik )0-90 hari *setelah lahir

    -Cambaran anatomi duktus biliaris ekstra hepatal

    21 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    22/24

    -=kuran duktus biliaris daerah ekstra hepatal

    - Ada tidaknya "irrhosis hepatis

    - Adanya Kolangitis

    - Kemungkinan dapat dilakukannya transplantasi

    22 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    23/24

    BAB I

    PENUTUP

    &.1 'esim*"lan

    Atresia 'ilier adalah suatu keadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk

    atau tidak berkembang secara normal.

    ungsi dari sistem empedu adalah membuang limbah metabolik dari hati dan

    mengangkut garam empedu yang diperlukan untuk mencerna lemak di dalam usus

    halus.

    %ada atresia bilier terjadi penyumbatan aliran empedu dari hati ke kandung empedu.

    3al ini bisa menyebabkan kerusakan hati dansirosis hati, yang jika tidak diobati bisa

    berakibat fatal.

    #iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

    %ada pemeriksaan perut, hati teraba membesar.

    %emeriksaan yang biasa dilakukan:

    %emeriksaan darah )terdapat peningkatan kadar

    bilirubin*

    =C perut

    ?ontgen perut )tampak hati membesar*

    +olangiogram

    (iopsihati

    #aparotomi)biasanya dilakukan sebelum bayi berumur bulan*.

    23 Atresia Biliaris

  • 7/25/2019 tugas irham

    24/24

    Daftar Pustaka

    1* #e $ong, jamsuhidajat.01.(uku Ajar *lmu (edah edisi .$akarta:C")hlm -

    4*

    * adler, 6./.01.#angman ,mbriologi +edokteran edisi ".$akarta:C")hlm 51-

    57*

    * taf %engajar @lmu Kesehatan Anak akultas Kedokteran =ni&ersitas

    @ndonesia.004.(uku +uliah ' *lmu +esehatan Anak.%ercetakan @nfomedika

    $akarta)hlm 514-5*

    7* oetikno,# ?ista.ustaka U/AD Atresia (iliarispdf..unpad.go.id

    5* 8yles, $.G., 'urish, 6.C., Kroely, (.C., M >ldham, ?.>. )011*. fficacy of

    relaEation training and guided imagery in reducing the a&ersi&eness of cancer

    chemotherapy.0ournal o! 1onsulting and1linical sycholog 50)7*, 502-57.

    http://www.unpad.go.id/http://www.unpad.go.id/