tugas instrumentasi dan teknik pengukuran.doc
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
Nama : Sholihin Syah Putra
NIM : 0611 3040 0334
Kelas : 1 KB
Prodi : Teknik Kimia
Dosen Pengajar : Yohandri Bow S.T. MS
Tugas Instrumentasi dan Teknik Pengukuran
1) Aplikasi peralatan temperatur di bidang Industri
Sensor Pyrometer merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mengukur temperature
benda dan material. Fungsi utama dari sensor ini hamper sama dengan alat-alat pengukur suhu yang
kita kenali seperti thermometer, akan tetapi pada thermometer aplikasinya dalam mengukur suhu,
sedangkan sensor pyrometer dapat juga kita golongkan sebagai alat ukur non-kontak. Maksudnya
adalah sensor ini dapat mengukur suatu objek atau material tanpa kontak langsung dengan objek ukur.
Sedangkan thermometer dapat digolongkan sebagai alat ukur kontak.
Sensor Pyrometer telah banyak digunakan pada bidang industry seperti :
PLTN
Pabrik pengolahan baja
Pabrik semen, dan sebagainya
Selain digunakan pada bidang industry, Sensor Pyrometer juga digunakan untuk :
Penelitian Geologi
Penelitian Vulkanologi, dan lain-lain
Prinsip kerja Sensor Pyrometer ini dalam mengukur temperature adalah dengan menangkap
inframerah yang dipancarkan oleh benda atau material. Radiasi inframerah tersebut akan ditangkap dan
diserap oleh sensor pyrometer untuk diubah menjadi satuan fisis yang berupa satuan arus / sinyal
analog yang akan diteruskan ke ruang kontrol, Hasil pengukuran sensor ini akan berbentuk sebuah
grafik. Hasil pengukuran dari sensor pyrometer ini sangat berguna pada industry semen karena dapat
mengetahui tinggi rendahnya temperatur material semen tanpa harus mengambil sampel secara
lansung. Sensor Pyrometer digunakan dan diproduksi sangatlah banyak, karena tergantung dari jenis
dan aplikasinya yang digunakan di lapangan, salah satu produksi Sensor Pyrometer yang sangat baik
digunakan dilapangan karena aplikasinya yang efisien adalah Pyrometer ARDOCOL MP produksi
siemens.
Gambar Pyrometer ARDOCOL MP
Termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah perbedaan suhu
dalam benda menjadi perubahan tegangan listrik (voltase). Termokopel paling cocok digunakan untuk
mengukur rentangan suhu yang luas, hingga 2300°C. Sebaliknya, kurang cocok untuk pengukuran
dimana perbedaan suhu yang kecil harus diukur dengan akurasi tingkat tinggi, contohnya rentang suhu 0
– 100°C dengan keakuratan 0,1°C. Untuk aplikasi ini, Termistor dan RTD lebih cocok.
Contoh Penggunaan Termokopel yang umum antara lain :
Industri besi dan baja
Pengaman pada alat-alat pemanas
Untuk termopile sensor radiasi
Pembangkit listrik tenaga panas radioisotop, salah satu aplikasi termopile.
Pada aplikasi, salah satu sambungan (sambungan yang dingin) dijaga sebagai temperatur
referensi, sedang yang lain dihubungkan pada objek pengukuran.
Tersedia beberapa jenis termokopel, tergantung aplikasi penggunaannya :
1. Tipe K (Chromel (Ni-Cr alloy) / Alumel (Ni-Al alloy))
Termokopel untuk tujuan umum. Lebih murah. Tersedia untuk rentang suhu −200 °C hingga
+1200 °C.
2. Tipe E (Chromel / Constantan (Cu-Ni alloy))
Tipe E memiliki output yang besar (68 µV/°C) membuatnya cocok digunakan pada
temperatur rendah. Properti lainnya tipe E adalah tipe non magnetik.
3. Tipe J (Iron / Constantan)
Rentangnya terbatas (−40 hingga +750 °C) membuatnya kurang populer dibanding tipe K. Tipe J
memiliki sensitivitas sekitar ~52 µV/°C.
Serta, pada Termokopel juga memiliki tiga efek yang sangat berikatan yaitu :
Efek Seebeck
Efek Peltier
Efek Thompson
Gambar Termokopel