tugas ika rey

14
Tugas Ilmu Kesehatan Anak Nama : Reynaldo Rizky Alexander NIM : 112014082 1. Jelaskan cara profilaksis penularan HIV pada bayi yang ibunya HIV (+)? Setelah lahir, semua bayi yang terpapar HIV harus diberi profilaksis antiretrovirus untuk mengurangi penularan vertikal. Antivirus profilaksis yang disarankan adalah ZDV (zidovudin) dan obat ini harus diberikan selama 6 minggu penuh dan semua obat ini harus diberikan sebelum dipulangkan. Penambahan ARV lain pada ZDV 6 minggu mungkin dapat meningkatkan efikasi pencegahan penularan vertikal HIV-1, tetapi ini belum dibuktikan secara uji klinik. Selain itu, formula ARV yang lain untuk neonatus belum tersedia. Juga dosis obat untuk neonatus belum diketahui, dan data tentang keamanan obat untuk neonatus juga belum ada. Oleh sebab itu, pemberian obat kombinasi tambahan kepada neonatus harus dipertimbangkan dengan matang. Jika paparan HIV terhadap bayi diketahui antara 12 sampai 48 jam sesudah lahir, maka pemberian ZDV harus dimulai pada periode waktu tersebut. Profilaksis pascapaparan yang dimulai 2 hari sesudah lahir tampaknya kurang efisien untuk mencegah penularan. Zidovudine mulai diberikan setelah neonatus lahir dengan dosis 2 mg/kgBB setiap 6 jam selama 6 minggu. Pengobatan Zidovudine pada ibu saat hamil dan melahirkan, serta profilaksis kepada bayi baru lahir, dapat mengurangi angka penularan vertikal sebanyak 66%. 2. Bagaimana jika ibu yang HIV (+) ingin memberikan ASI?

Upload: rey

Post on 01-Feb-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ws

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas IKA Rey

Tugas Ilmu Kesehatan Anak

Nama : Reynaldo Rizky Alexander

NIM : 112014082

1. Jelaskan cara profilaksis penularan HIV pada bayi yang ibunya HIV (+)?

Setelah lahir, semua bayi yang terpapar HIV harus diberi profilaksis antiretrovirus untuk

mengurangi penularan vertikal. Antivirus profilaksis yang disarankan adalah ZDV

(zidovudin) dan obat ini harus diberikan selama 6 minggu penuh dan semua obat ini

harus diberikan sebelum dipulangkan. Penambahan ARV lain pada ZDV 6 minggu

mungkin dapat meningkatkan efikasi pencegahan penularan vertikal HIV-1, tetapi ini

belum dibuktikan secara uji klinik. Selain itu, formula ARV yang lain untuk neonatus

belum tersedia. Juga dosis obat untuk neonatus belum diketahui, dan data tentang

keamanan obat untuk neonatus juga belum ada. Oleh sebab itu, pemberian obat

kombinasi tambahan kepada neonatus harus dipertimbangkan dengan matang. Jika

paparan HIV terhadap bayi diketahui antara 12 sampai 48 jam sesudah lahir, maka

pemberian ZDV harus dimulai pada periode waktu tersebut. Profilaksis pascapaparan

yang dimulai 2 hari sesudah lahir tampaknya kurang efisien untuk mencegah penularan.

Zidovudine mulai diberikan setelah neonatus lahir dengan dosis 2 mg/kgBB setiap 6 jam

selama 6 minggu. Pengobatan Zidovudine pada ibu saat hamil dan melahirkan, serta

profilaksis kepada bayi baru lahir, dapat mengurangi angka penularan vertikal sebanyak

66%.

2. Bagaimana jika ibu yang HIV (+) ingin memberikan ASI?

HIV dapat diisolasi dari ASI pada ibu yang mengandung HIV didalam tubuhnya dan

cairan ASI maupun sel-sel yang mengandung HIV dalam cairan ASI. Resiko untuk

tertular HIV melalui ASI adalah 11-29%, bayi yang lair dari HIV (+) dan mendapat ASI

tidak smuanya tertular HIV, dan hingga kini belum didapatkan jawaban pasti tetapi

diduga terdapat IgA yang berperan dalam proses pengurangan antigen. WHO

menganjurkan untuk negara dengan angka kematian bayi tinggi dan akses terhadap

pengganti susu rendah, pemberian ASI eksklusif sebagai pilihan cara nutrisi bagi bayi

lahir dengan ibu HIV (+). Transmisi melalui perawatan dari ibu ke bayinya belum pernah

terlaporkan.

3. Sebutkan kriteria AFASS!

A: Acceptable (mudah diterima) berarti tidak ada hambatan sosial budaya bagi ibu

untuk memberikan susu formula pada bayinya.

Page 2: Tugas IKA Rey

F: Feasible (mudah dilakukan) berarti mereka mempunyai cukup waktu, pengetahuan,

dan ketrampilan yang memadai untuk menyiapkan dan memberikan susu formula kepada

bayi.

A: Affordable (terjangkau) berarti harganya terjangkau ibu dan keluarga sehingga

mereka mampu membeli susu formula.

S: Sustainable (berklelanjutan) berarti susu formula harus diberikan setiap hari dan

malam selama usia bayi dan diberikan dalam bentuk segar, serta suplai dan distribusi

susu formula dijamin keberadaannya artinya keberadaan susu formula tersebut

berkelanjutan. Juga tidak kalah penting

S: Safe (aman) berarti Susu formula harus disimpan secara benar, higienis dan kadar

nutrisi cukup, disuapkan dengan tangan dan peralatan bersih, serta tidak berdampak

peningkatan penggunaan susu formula pada masyarakat. Susu formula dianjurkan

diberikan pada bayi apabila ibu HIV positif mampu menyiapkan dan memberikannya

dengan aman, yang mengandung gizi yang cukup dan higienis. Pemberiannya

memerlukan cukup air bersih, sabun untuk membersihkan peralatan susu formula,

pengetahuan tentang tata cara penyiapan dan pemberiannya, dan ketersediaan bahan

bakar untuk memasak air. Karena kita tahu bahwa pemberian susu formula

meningkatkan resiko kematian bayi karena diare sampai 16x lebih besar dari pada

menyusui.

4. Jelaskan kriteria sepsis neonatorum!

Definisi sepsis neonatorum ditegakkan bila terdapat SIRS yang dipicu oleh infeksi, baik

tersangka infeksi (suspected) maupun terbukti infeksi (proven). Sepsis berat yaitu sepsis

disertai disfungsi organ kardiovaskular atau sepsis disertai gangguan napas akut atau

sepsis disertai gangguan dua organ lain seperti hati dan ginjal. Syok septik yakni sepsis

yang diserti hipotensi.

Definisi SIRS pada neonatorum ditegakkan bila ditemukan 2 dari 4 kriteria dalam tabel

(salah satu di antaranya kelainan suhu atau leukosit).

Usia

Neonatoru

m

Suhu Laju Nadi

(/menit)

Laju Napas

(/menit)

Jumlah Leukosit

(x103/mm3)

0-7 hari > 38,5oC

atau

< 36oC

> 180

Atau

< 100

> 50 > 34

7-30 hari > 38,5oC

atau

< 36oC

>180

atau

< 100

> 40 > 19,5

Atau

< 5

Page 3: Tugas IKA Rey

5. Jelaskan semua teori yang berhubungan dengan hiperbilirubin pada bayi!

Klasifikasi

1. Hiperbilirubinemia fisiologis

Kadar bilirubin tidak terkonjugasi (unconjugated bilirubin, UCB) pada neonatus cukup

bulan dapat mencapai 6-8 mg/dL pada usia 3 hari, setelah itu berangsur turun. Pada

bayi prematur, awitan ikterus terjadi lebih dini, kadar bilirubin naik perlahan tetapi

dengan kadar puncak lebih tinggi, serta memerlukan waktu lebih lama untuk

menghilang, mencapai 2 minggu. Kadar bilirubin pada neonatus prematur dapat

mencapai 10-12 mg/dL pada hari ke-5 dan masih dapat naik menjadi >15 mg/dL tanpa

adanya kelainan tertentu. Kadar bilirubin akan mencapai <2 mg/dL setelah usia 1

bulan, baik pada bayi cukup bulan maupun prematur. Hiperbilirubinemia fisiologis

dapat disebabkan beberapa mekanisme peningkatan produksi bilirubin, yang

disebabkan oleh:

a. Masa hidup eritrosit yang lebih singkat

b. Peningkatan eritropoiesis inefektif

c. Peningkatan sirkulasi enterohepatik

d. Defek uptake bilirubin oleh hati

e. Defek konjugasi karena aktivitas uridin difosfat glukuronil transferase yang rendah

f. Penurunan ekskresi hepatik

Tanda-tanda ikterus fisiologis:

a. Timbul pada hari kedua dan ketiga

b. Kadar bilirubin indirek tidak >10mg%

c. Kecepatan peningkatan bilirubin tidak lebih dari 5%/hari

d. Kadar bilirubin direk tidak >1mg%

e. Ikterus menghilang pada 10 hari pertama

2. Hiperbilirubinemia nonfisiologis

Keadaan di bawah ini menandakan kemungkinan hiperbilirubinemia nonfisiologis dan

membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut:

a. Awitan ikterus sebelum 24 jam

b. Peningkatan bilirubin serum yang membutuhkan fototerapi

c. Peningkatan bilirubin serum >5 mg/dL/24 jam

d. Kadar bilirubin terkonjugasi >2 mg/dL

e. Ikterus yang menetap >2 minggu

f. Bayi menunjukkan tanda sakit (muntah, letargi, kesulitan minum, apneu/takipneu)

Page 4: Tugas IKA Rey

Tatalaksana

1. Penggunaan farmakoterapi

Terapi disesuailkan dengan diagnose dan hasil laboratorium terhadap bilirubin

a.  Bilirubin 10mg% : jemur matahari

b. Bilirubin  10-12mg%: jemur dan questran/urdafalk

c. Queatran 1/5 bks : berat badan <2500 g

d. 1/4 bks : berat badan 2500-3500 g

e. 1/3 bks : berat badan >3500 g

f. Bilirubin 12-15 mg% : jemur, blue light dan questran/urdafalk

g. Bilirubin 15-20mg% : plasma/albumin, dosis 20-25cc/kg berat badan, jemur

sinar, BL dan questran/urdafalk

h. Bilirubin >20mg% : exchange transfusion, blue light dan questran

2. Foto Terapi dan Tranfusi Tukar

a. Jika kadar bilirubin total serum tidak menurun atau terus meningkat walaupun

telah mendapat fototerapi intensif, kemungkinan telah terjadi hemolisis dan

direkomendasikan untuk menghentikan fototerapi.

b. Dalam penggunaan petunjuk fototerapi dan tranfusi ganti, kadar bilirubin direk

atau konjugasi tidak harus dikurangkan dari bilirubin total. Dalam kondisi dimana

kadar bilirubin direk 50% atau lebih dari bilirubin total, tidak tersedia cara yang

baik untuk petunjuk terapi dan direkomendasikan untuk berkonsultasi kepada

ahlinya.

c. Jika kadar bilirubin total serum berada pada angka untuk rekomendasi dilakukan

tranfusi ganti atau jika kadar bilirubin total sebesar 25 mg/dL atau lebih tinggi

pada setiap waktu, hal ini merupakan keadaan emergensi dan bayi harus segera

masuk dan mendapatkan perawatan fototetapi intensif. Bayi-bayi ini tidak harus

dirujuk melalui bagian emergensi karena hal ini dapat menunda terapi.

d. Tranfusi ganti harus dilakukan hanya oleh personel yang terlatih di ruangan

NICU dengan observasi ketat dan tnompu melakukan resusitasi.

e. Penyakit isoimun hemolitik, pemberian γ-globulin (0,5-1 g/ kgBB selama 2 jam)

direkomendasikan jika kadar bilirubin total serum meningkat walaupun telah

mencapai fototerapi intensif atau kadar bilirubin total serum berkisar 2-3 mg/dL

dari kadar tranfusi ganti. Jika diperlukan dosis ini dapat diulang dalam 12 jam.

6. Cara membersihkan botol susu bayi:

Page 5: Tugas IKA Rey

a. Gunakan sabun cair

Sebaiknya gunakan sabun pencuci khusus peralatan bayi yang banyak beredar di

pasaran.

b. Bilas botol dengan air mengalir

c. Sterilisasi

Cara termudah mensterilkan botol bayi adalah dengan menghangatkannya dalam air

yang tengah direbus. Isilah panci dengan air sampai mendidih, kemudian kecilkan api

kompor. Lalu masukkan semua botol dan tutupi panci tersebut agar uap tetap terjaga.

Biarkan mendidih sebentar, kemudian matikan kompor. Diamkan selama 20 menit.

d. Keringkan secara alami

Mengeringkan botol dengan didiamkan dan kering secara alami adalah cara terbaik.

Namun, jika Anda membutuhkan botol tersebut, pastikan kain atau tisu yang Anda

gunakan untuk mengelap dalam keadaan steril dan tak berbahaya bagi bayi.

7. Jadwal imunisasi menurut depkes

a. Hepatitis B: umur pemberian saat di bawah 7 hari (efektif 12 jam pertama), 2 bulan,

3 bulan, dan 4 bulan.

b. BCG: umur pemberian saat 1 bulan

c. Polio: umur pemberian saat 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan

d. DPT: umur pemberian saat 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan

e. Campak : umur pemberian 9 bulan

8. Kapan ubun-ubun besar menutup?

Ubun-ubun besar menutup saat usia bayi 18-19 bulan.

9. Jelaskan tentang dosis oralit, cara pemberian dan dilarutkan berapa banyak!

Tiap bungkus oralit mengandung:

a. Natrium klorida : 0.52 gram

b. Kalium klorida : 0.3 gram

c. Trinatrium sitrat dihidrat : 0.58 gram

d. Glukosa anhidrat : 2.7 gram

Dosis oralit menurut umur adalah sebagai berikut:

a. Anak umur di bawah 1 tahun, 3 jam pertama 1,5 gelas dan selanjutnya setengah gelas

setiap muntah atau diare;

b. Anak umur 1-5 tahun, 3 jam pertama 3 gelas dan selanjutnya 1 gelas setiap muntah

atau diare;

Page 6: Tugas IKA Rey

c. Anak umur 5-12 tahun, 3 jam pertama 6 gelas, dan selanjutnya 1,5 gelas setiap

muntah atau diare;

d. Di atas 12 tahun, 3 jam pertama 12 gelas, dan selanjutnya 2 gelas setiap muntah atau

diare.

Cara pemakaian oralit:

a. Gunakan air matang (tidak sedang mendidih), aduk sampai larut benar. Jangan

gunakan larutan Oralit setelah lebih dari 24 jam (buat larutan baru).

b. Jika muntah, hentikan sementara, setelah 3 – 5 menit, berikan lagi Oralit dengan

sendok sedikit demi sedikit tapi sering sampai habis.

10. Apa saja diagnosis banding demam > 7 hari?

Diagnosis Demam Didasarkan pada keadaan

Demam tifoid a. Demam >7 hari

b. Terlihat jelas sakit dan kondisi serius tanpa sebab

yang jelas

c. Nyeri perut, kembung, mual, muntah, diare,

konstipasi, delirium

TB (milier) a. Demam tinggi

b. Berat badan menurun

c. Anoreksia

d. Pembesaran hati dan/limpa

e. Batuk

f. Tes tuberkulin dapat positif atau negatif (bila alergi)

g. Riwayat TB dalam keluarga

h. Pola milier yang halus pada foto polos dada

Endokarditid infektif a. Berat badan menurun

b. Pucat

c. Jari tabuh

d. Bising jantung

e. Pebesaran limpa

f. Petekie

g. Hematuri mikroskopis

Page 7: Tugas IKA Rey

h. Splinter haemorrhages in nail beds

Demam rematik akut a. Bising jantung dapat berubah sewaktu-waktu

b. Artritis/artralgia

c. Gagal jantung

d. Denyut nadi cepat

e. Pericaridal friction rub

f. Korea

g. Diketahui baru terinfeksi streptokokal

Abses dalam a. Demam tanpa fokus infeksi yang jelas

b. Radang setempat atau nyeri

c. Tanda-tanda spesifik yang tergantung tempatnya

(paru, hati, otak, subfrenik, ginjal, dsb)

11. Jelaskan tentang combustio!

Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas dan kedalaman kerusakan

jaringan. Semakin lama waktu kontak, maka semakin luas dan dalam kerusakan jaringan

yang terjadi.

a. Luka bakar derajat satu

Ditandai dengan luka bakar superfisial dengan kerusakan pada lapisan epidermis. 

Tampak eritema.  Penyebab tersering adalah sengatan sinar matahari.  Pada proses

penyembuhan terjadi lapisan luar epidermis yang mati akan terkelupas dan terjadi

regenerasi lapisan epitel yang sempurna dari epidermis yang utuh dibawahnya. Tidak

terdapat bula, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Dapat sembuh

spontan selama 5-10 hari.

b. Luka bakar derajat dua

Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis dan sebagian dermis dibawahnya, berupa

reaksi inflamasi akut disertai proses eksudasi.  Pada luka bakar derajat dua ini

ditandai dengan nyeri, bercak-bercak berwarna merah muda dan basah serta

pembentukan blister atau lepuh.biasanya disebabkan oleh tersambar petir, tersiram

air panas.  Dalam waktu 3-4 hari, permukaan luka bakar mengering sehingga

terbentuklah krusta tipis berwarna kuning kecoklatan seperti kertas perkamen. 

Beberapa minggu kemudian, krusta itu akan mengelupas karena timbul regenerasi

epitel yang baru tetapi lebih tipis dari organ epitel kulit yang tidak terbakar

Page 8: Tugas IKA Rey

didalamnya.  Oleh karena itu biasanya dapat terdapat penyembuhan spontan pada

luka bakar superfisial atau partial thickness burn. 

Dibedakan menjadi 2 (dua) yakni derajat II dangkal (superfisial) yakni kerusakan

mengenai sebagian superfisial dari dermis, apendises kulit seperti folikel rambut,

kelenjer keringat, kelenjer sebasea masih utuh, penyembuhan terjasi spontan dalam

waktu 10-14 hari. Selain itu terdapat juga derajat II dalam (deep) yakni kerusakan

mengenai hampir saluruh bagian dermis, apendises kulit sperti folikel rambut,

kelenjer keringat, kelenjer sebasea sebagian masih utuh, penyembuhan terjadi lebih

lama, tergantung apendises kulit yang tersisa, biasanya terjadi dalam waktu lebih dari

satu bulan.

c. Luka bakar derajat tiga

Terjadi kerusakan pada seluruh ketebalan kulit.  Meskipun tidak seluruh tebal kulit

rusak, tetapi bila semua organ kulit sekunder rusak dan tidak ada kemampuan lagi

untuk melakukan regenerasi kulit secara spontan/ reepitelisasi, maka luka bakar itu

juga termasuk derajat tiga.  Penyebabnya adalah api, listrik,atau zat kimia.  Mungkin

akan tampak berwarna putih seperti mutiara dan biasnya tidak melepuh, tampak

kering dan biasanya relatif anestetik.  Dalam beberapa hari, luka bakar semacam itu

akan membentuk eschar berwarna hitam, keras, tegang  dan tebal.

Perhitungan luas luka bakar menggunakan rumus 10 untuk bayi dan rumus 10-15-20 dari

Lund dan Browder untuk anak.

Area

Lahir –

1 tahun

(%)

1 – 4

tahun

(%)

5 – 9

tahun

(%)

10 – 14

tahun

(%)

15 tahun

(%)Dewasa

Kepala 19 17 13 11 9 7

Leher 2 2 2 2 2 2

Badan bagian depan 13 13 13 13 13 13

Badan bagian belakang 13 13 13 13 13 13

Pantat kanan 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5

Pantat kiri 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5

Genitalia 1 1 1 1 1 1

Page 9: Tugas IKA Rey

Lengan kanan atas 4 4 4 4 4 4

Lengan kiri atas 4 4 4 4 4 4

Lengan bawah kanan 3 3 3 3 3 3

Lengan bawah kiri 3 3 3 3 3 3

Tangan kanan 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5

Tangan kiri 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5

Paha kanan 5.5 6.5 8 8.5 9 9.5

Paha kiri 5.5 6.5 8 8.5 9 9.5

Betis kanan 5 5 5.5 6 6.5 7

Betis kiri 5 5 5.5 6 6.5 7

Kaki kanan 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5

Kaki kiri 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5

Total