tugas hukum bisnis

32
MAKALAH HUKUM BISNIS FIRMA OLEH PASKALIA KASE 3142300378 PAJAK A PRODI PERPAJAKAN POLITEKNIK API YOGYAKARTA 2014/2015

Upload: aurelia-mirasti

Post on 03-Sep-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LAPORAN PENDAHULUAN POSYANDU.docx

TRANSCRIPT

MAKALAH HUKUM BISNIS

FIRMA

OLEH

PASKALIA KASE3142300378PAJAK A

PRODI PERPAJAKAN POLITEKNIK API YOGYAKARTA2014/2015

BAB 1PENDAHULUAN1.1Latar BelakangSecara umum perusahaan artinyatempat terjadinya kegiatanproduksidan berkumpulnya semuafaktor produksiuntuk digunakan dan dikoordinir demi memuaskan kebutuhan dengan cara yang menguntungkan.Berdasarkan definisi diatas maka dapat dilihat adanya lima unsur penting dalam sebuah perusahaan,yaitu organisasi, produksi, sumber ekonomi, kebutuhan dan cara yang menguntungkan.Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyaibadan usahauntuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi. Salah satu jenis perusahaan adalah perusahaan persekutuan bukan badan usaha hukumatau disebut juga Perusahaan persekutuan yang artinya badan usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih yang secara bersama-sama bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis. Yang termasuk dalam badan usaha persekutuan adalah Perusahaan Dagang/Usaha Dagang, Industri Rumah (home industri), dan Perseroan (Firma dan CV). Untuk mendirikan badan usaha persekutuan membutuhkan izin khusus pada instansi pemerintah yang terkait.

Penulis akan membahas mengenai Firmayang merupakan salah satu contoh dari Badan Persekutuan bukan Berbadan Hukum. . Firma itu sendiri telah dibuat hukumnya (peraturannya) dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) oleh pemerintah. Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk mengetahui lebih dalam lagi apa itu Firma sehingga kita dapat mempertimbangkan bentuk usaha apa yang ingin kita gunakan jika ingin membuka suatu usaha.

1.2RumusanMasalahBerdasarkan uraian dari latar belakang diatas,maka secara umum rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :a. Apakah yang dimaksud dengan Firma?b. Apa saja ciri-ciri badan usaha Firma?c. Apa saja kelebihan Firma?d. Apa saja kelemahan Firma?e. Apa dasar hukum Firma beserta isinya?f. Bagaimana proses pendirian Firma?g. Siapa saja yang menjadi sekutu dalam pembentukkan Firma?h. Bagaimana Proses pembubaran Firma?

1.3TUJUAN

Tujuan dalam pembahasan makalah ini, yang berjudul Firma berdasarkan rumusan masalah di atas, adalah untuk membahas hal-hal yang sesuai dengan permasalahan yang diajukan antara lain :a. Untuk mengetahui pengertian mengenai Firma.b. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan Firma serta ciri-ciri bentuk Firma.c. Untuk mengetahui dasar hukum Firma.d. Untuk mengetahui proses pendirian dan pembubaran Firma beserta sekutunya.

1.4MAMFAATMelalui makalah ini diharapkan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi masyarakat. Adapun manfaat dari makalah ini antara lain:a. Bagi penulis, dengan adanya penyusunan makalah ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan wawasan penulis tentang perusahaan dalam bentuk firma.b. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memberikan informasi jenis perusahaan firma serta dapat mengetahui karakteristik pada perusahaan firmac. Bagi ilmu pengetahuan, diharapkan dapat dijadikan dasar acuan bagi pengembangan penelitian selanjutnya dan pengembangan ilmu pengetahuan yang akan datang.d. Bagi pengusaha, dengan adanya penyusunan makalah ini maka dapat memperkirakan perusahaan mana yang baik untuk dikembangkan sebagai modal atau langkah awal untuk mendirikan suatu perusahaan.

BAB 2PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Firma

KataFirmaberasal daribahasa Belanda venootschap onder firma (V.O.F), yaitu perserikatan dagang antara beberapa perusahaan.Firma (partnership) adalah suatu usaha bersama antara 2 orang atau lebih yang dimaksudkan untuk menjalankan suatu usaha dibawah suatu nama bersama. Perusahaan dalam bentuk firma ini diawal penyebutan namanya sering disingkat dengan Fa. Misalnya, Fa. Hasan & Co.Setiap partner (sekutu) dalam suatu firma dapat mengikat dan bertindak untuk dan atas nama perusahaan, sungguhpun ke dalam mungkin ada pembagian tugas di antara para partner. Misalnya, ada partner yang menjadi semacam managing partner.

Menurut Manulang (1975) persekutuan dengan firma adalah persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan memakai nama bersama. Menurut Prof. sukardono, perseroan firma adalah suatu perikatan perdata yang khusus, kekhususan menurut pasal 16 KUHD yaitu adanya 3 unsur mutlak diantaranya:1. Menjalankan perusahaan2. Dengan pemakaian nama bersama3. Bertanggung jawab tiap-tiap sekutu mengenai seluruh perikatan dengan firma Menurut pasal 16 dan 18 KUHD, yang dimaksud dengan firma ialah tiap-tiap perseroan (maatschap) yang didirikan untuk menjalankan sesuatu perusahaan dibawah satu nama bersama, dimana masing-masinganggota bertanggung jawab seluruhnya.

Perusahaan dengan berbentuk firma bisa dijumpai pada berbagai jenis perusahaan. Seperti perusahaan penerbitan, perusahaan perdagangan, perusahaan jasa, juga kantor-kantor konsultan hukum, dan akuntansi politik.

2.2 Ciri-ciri Badan Usaha Firma

Secara umum, ciri-ciri dan sifat Firma yang dapat kita lihat yaitu:a. Anggota firma biasanya sudah saling mengenal dan saling mempercayai.b. Perjanjian firma dapat dilakukan di hadapan notaris maupun di bawah tangan.c. Memakai nama bersama dalam kegiatan usaha.d. Adanya tanggung jawab dan resiko kerugian yang tidak terbatas.e. Apabila terdapat hutang tak terbayar, maka setiap pemilik wajib melunasi dengan harta pribadi.f. Setiap anggota firma memiliki hak untuk menjadi pemimpin.g. Seorang anggota tidak berhak memasukkan anggota baru tanpa seizin anggota yang lainnya.h. keanggotaan firma melekat dan berlaku seumur hidup.i. seorang anggota mempunyai hak untuk membubarkan firma.j. pendiriannya tidak memelukan akte pendirian.k. mudah memperoleh kredit usaha.

Jadi, di dalam firma semua anggota adalah pemilik yang sekaligus merangkap pengelola yang secara langsung aktif melaksanakan usaha perusahaan. Karena hal tersebut, maka firma memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan bentuk organisasi perusahaan yang lain. Maka dari itu,Drebin(1982) membagi karakteristik Firma itu menjadi 5 yaitu:1. Mutual Agency (saling mewakili),setiap anggota dalam menjalankan usaha firma merupakan wakil dari anggota firma yang lain. Apabila ada salah seorang anggota beroperasi dalam bidang usaha firma, maka secara tidak langsung anggota tersebut mewakili anggota firma yang lain.2. Limited Life (umur terbatas),firma yang didirikan oleh beberapa anggota memiliki umur yang terbatas. Artinya adalah jika ada anggota yang keluar berarti firma tersebut dinyatakan bubar secara hokum, demikian juga apabila ada anggota baru yang bergabung. Firma dinyatakan masih beroperasi atau bubar jika tidak ada perubahan dalam komposisi keanggotaannya.3. Unlimited Liability (tanggung jawab terhadap kewajiban firma tiak terbatas),tanggung jawab atas hutang tidak terbatas pada kekayaan yang dimiliki firma saja, tapi juga sampai harta milik pribadi para anggota firma. Jadi jika dalam keadaan tertentu firma memiliki hutang pada kreditur dan firma tersebut tidak mampu membayar karena jumlah kekayaan tidak mencukupi maka kreditur berhak menagih kepada para anggota firma sampai harta milik pribadi.4. Ownership of an Interest in a Partnership,bahwa kekayaan setiap anggota yang sudah ditanamkan dalam firma merupakan kekayaan bersama dan tidak dapat dipisahkan secara jelas. Masing-masing anggota adalah sebagai pemilik bersama atas kekayaan Firma. Tanpa seijin naggota lain, anggota lain tidak boleh menggunakan kekayaan firma. Hak anggota terhadap kekayaan firma akan terlihat dalam saldo modal akhir para anggota firma yang terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut : penanaman modal awal, penanaman modal tambahan, pengambilan prive, penambahan dari pembagian laba, dan pengurangan dari pembagian rugi.5. Participating in Partnership Profit,laba atau rugi sebagai hasil operasi Firma akan dibagikan kepada setiap anggota firma berdasarkan partisipasi para anggota didalam firma. Jika ada seorang anggota yang aktif menjalankan usaha firma, maka anggota tersebut berhak atas bagian laba yang lebih besar daripada anggota yang lain meskipun modal yang ditanamkan lebih kecil daripada modal yangditanam oleh anggota yang tidak aktif atau dapat ditentukan secara lain atas persetujuan anggota lainnya. Ketentuan mengenai besarnya pembagian laba rugi ini harus dicantumkan secara rinci dan jelas dalam akte pendirian firma tersebut.

Fischer,Taylor, danLeermenyatakan bahwa karakteristik firma akan lebih mudah dipahami dengan jelas jika dibandingkan dengan karakteristik perseroan seperti yang tercantum pada table berikut :

FirmaPerseroan

1. KESINAMBUNGAN USAHAUmur firma terbatas dan secara hukum dinyatakan bubar jika ada perubahan dalam komposisi sekutu atau anggota, tetapi secara ekonomis dapat terus beroperasi untuk melanjutkan usahanya, tidak perlu dilikuidasi.Umur dianggap tidak terbatas. Perubahan komposisi pemilikan perusahaan tidak mengakibatkan berakhirnya umur poerseroan.

2. PERIJINANPENDIRIANDiperlukan sedikit prosedur untuk memperoleh formalitas usahanya.Didirikan berdasarkan ijin Negara dan harus taat pada aturan yang telah ditetapkan. Prosedur untuk memperoleh ijin usaha biasanya relatif lama dan sulit.

3. TANGGUNG JAWAB PEMILIK TERHADAP HUTANGTanggung jawab setiap anggota pemilik tidak terbatas, bahkan sampai harta pribadi nya dijaminkan.Kewajiban pemilik (pemegang saham) hanya terbatas sebesar modal yang di tanamkan.

4. KETERLIBATAN DALAM PENGELOLAAN PERUSAHAANPara anggota terlibat aktif dalam pengelolaan firma secara langsung.Pemegang saham bisa tidak aktif dalam pengelolaan perseroan. Mereka memilih dewan direktur untuk melaksanakan pengelolaan langsung terhadap perseroan.

2.3 Kelebihan Firma

Adapun kelebihan dalam perseroan Firma, diantaranya :1. Jumlah modalnya relative besar dari usaha perseorangan sehingga lebih mudah untuk memperluas usahanya2. Lebih mudah memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang lebih besar yang merupakan gabungan modal yang dimiliki beberapa orang3. Kemampuan manajemen lebih besar karena adanya pembagian kerja di antara para anggota dan semua keputusan di ambil bersama-sama. Sehingga keputusan-keputusan menjadi lebih baik4. Tergabung alasan-alasan rasional5. Perhatian sekutu yang sungguh-sungguh pada perusahaan6. Prosedur pendirian relative mudah

2.4Kelemahan FirmaSelain memiliki kebaikan-kebaikan, Perseroan Firma juga mempunyai keburukan, adanpun keburukan didalam Perseroan Firma, diantaranya :

1. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas seluruh utang perusahaanContoh: Anggota Investasi Dalam Toko Pengecer Kekayaan Pribadi A = Rp. 400.000, B = Rp. 200.000, C = Rp. 100.000. Dengan berbagai macam alasan, toko tersebut mempunyai hutang sebesar Rp. 800.000. modal yang ditanamkan oleh para anggota hanya sebesar Rp. 700.000 dipakai untuk melunasi hutang tersebut. Sisa hutang sebesar Rp. 100.000 harus dibayar dari kekayaan pribadi. Karena A dan B tidak memiliki kekayaan pribadi, maka sisa hutang tersebut harus dibayar oleh C.

2. Pimpinan dipegang oleh lebih dari satu orang, ini memungkinkan timbulnya perselisihan diantara para sekutu3. Kesalahan seorang Firma harus ditanggung bersama4. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota keluar, maka Perseroan Firma pun bubar5. Utang usaha perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota Firma

2.5 Dasar Hukum Firma

Pendirian firma harus dengan akta otentik yang dibuat di muka notaris. Akta pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan dari Departemen Kehakiman RI, karna Perseroan Firma bukan merupakan badan hukum. Akta pendirian Firma harus didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Firma yang bersangkutan. Setelah itu akta pendirian harus diumumkan dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara

Pendirian, pengaturan dan pembubaran Firma diatur di dalam Kitab UndangUndang Hukum Dagang (KUHD)(Wetboek van Koophandel voor Indonesie) S.1847-23. Hukum mengenai Firma terdapat dalam bagian 2 dalam KUHD dengan judul Perseroan Firma Dan Perseroan Dengan Cara meminjamkan Uang Atau Disebut Perseroan Komanditer yang dimulai dari pasal 16 sampai 35. Isi di dalam Hukum tersebut adalah sebagai berikut:

Pasal 16Perseroan Firma adalah suatu perseroan yang didirikan untukmelakukan suatu usaha di bawah satu nama bersama. (KUHD 19 dst., 22 dst., 26-11, 29)

Pasal 17Tiap-tiap persero kecuali yang tidak diperkenankan, mempunyai wewenang untukbertindak, mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan, dan mengikat perseroan kepada pihak ketiga, dan pihak ketiga kepada perseroan. tindakan-tindakan yang tidak bersangkutan dengan perseroan, atau yang bagi para persero menurut perjanjian tidak berwenang untuk mengadakannya, tidak dimasukkan dalam ketentuan ini. (KUHPerd. 1632, 1636, 1639, 1642; KUHD 20, 26, 29, 32.)Pasal 18Dalam perseroan firma tiap-tiap persero bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk seluruhnya atas perikatan-perikatan perseroannya. (KUHPerd.1282, 1642, 1811.)

Pasal 19Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut juga perseroan komanditer, didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang persero yang bertanggung jawab secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya, dan satu orang atau lebih sebagai pemberi pinjaman uang.Suatu perseroan dapat sekaligus berwujud perseroan firma terhadap persero-persero firma di dalamnya dan perseroan komanditer terhadap pemberi pinjaman uang. (KUHD. 16, 20, 22 dst.)

Pasal 20Dengan tidak mengurangi kekecualian yang terdapat dalam pasal 30 alinea kedua, maka nama persero komanditer tidak boleh digunakan dalam firma.(KUHD 19-21.)Persero ini tidak boleh melakukan tindakan pengurusan atau bekerja dalam perusahaan perseroan tersebut, biar berdasarkan pemberian kuasa sekalipun. (KUHD 17, 21, 32.)Ia tidak ikut memikul kerugian lebih daripada jumlah uang yang telah dimasukkannya dalam perseroan atau yang harus dimasukkannya, tanpa diwajibkan untuk mengembalikan keuntungan yang telah dinikmatinya. (KUHPerd. 1642 dst.)

Pasal 21Persero komanditer yang melanggar ketentuan-ketentuan alinea pertama atau alinea kedua dari pasal yang lain, bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk seluruhnya terhadap semua utang dan perikatan perseroan itu. (KUHD 18.)

Pasal 22Perseroan-perseroan firma harus didirikan dengan akta otentik, tanpa adanya kemungkinan untuk disangkalkan terhadap pihak ketiga, bila akta itu tidak ada. (KUHPerd. 1868, 1874, 1895, 1898; KUHD 1, 26, 29, 31.)

Pasal 23Para persero firma diwajibkan untuk mendaftarkan akta itu dalam register yang disediakan untuk itu pada kepaniteraan raad van justitie (pengadilan negeri) daerah hukum tempat kedudukan perseroan itu. (Rv. 82; KUHPerd. 152; KUHD 24, 27 dst., 30 dst., 38 dst.

Pasal 24Akan tetapi para persero firma diperkenankan untuk hanya mendaftarkan petikannya saja dari akta itu dalam bentuk otentik. (KUHD 26, 28.)Pasal 25Setiap orang dapat memeriksa akta atau petikannya yang terdaftar, dan dapat memperolehsalinannya atas biaya sendiri. (KUHD 38; S. 1851-27 pasal 7.)

Pasal 26 Petikan yang disebut dalam pasal 24 harus memuat:1. nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para persero firma;2. pernyataan firmanya dengan menunjukkan apakah perseroan itu umum, ataukah terbatas pada suatu cabang khusus dari perusahaan tertentu, dan dalam hal terakhir, dengan menunjukkan cabang khusus itu; (KUHD 17.)3. penunjukan para persero, yang tidak diperkenankan bertandatangan atas nama firma;4. saat mulai berlakunya perseroan dan saat berakhirnya;5. dan selanjutnya, pada umumnya, bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para persero. (KUHD 27 dst.)

Pasal 27Pendaftarannya harus diberi tanggal dari hari pada waktu akta atau petikannya itu dibawa kepada panitera. (KUHD 23.)

Pasal 28Di samping itu para persero wajib untuk mengumumkan petikan aktanya dalam surat kabar resmi sesuai dengan ketentuan pasal 26. (Ov. 105; KUHPerd. 444, 1036; KUHD 29, 38.)

Pasal 29Selama pendaftaran dan pengumuman belum terjadi, maka perseroan firma itu terhadap pihak ketiga dianggap sebagai perseroan umum untuk segala urusan, dianggap didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan dianggap tiada seorangpersero pun yang dilarang melakukan hak untuk bertindak dan bertanda tangan untuk firma itu.Dalam hal adanya perbedaan antara yang didaftarkan dan yang diumumkan, maka terhadap pihak ketiga berlaku ketentuan-ketentuan yang berkenaan dengan pasal yang lalu yang dicantumkan dalam surat kabar resmi. (KUHPerd. 1916; KUHD 30 dst., 39.)

Pasal 30Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh seorang atau lebih, baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila diizinkan dengan tegas oleh bekas persero yang namanya disebut di situ, atau bila dalam hal adanya kematian, para ahli warisnya tidak menentangnya, dan dalam hal itu untuk membuktikannya harus dibuat akta, dan mendaftarkannya dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi atas dasar dan dengan cara yang ditentukan dalam pasal 23 dan berikutnya, serta dengan ancaman hukuman yang tercantum dalam pasal 29.Ketentuan pasal 20 alinea pertama tidak berlaku, jikalau persero yang mengundurkan diri sebagai persero firma menjadi persero komanditer. (KUHPerd. 1651, KUHD 26.)

Pasal 31Pembubaran sebuah perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan dalam perjanjian, atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan waktu setelah habis waktu yang ditentukan, demikian pula segala perubahan yang diadakan dalam perjanjian yang asli yang berhubungan dengan pihak ketiga, diadakan juga dengan akta otentik, dan terhadap ini berlaku ketentuan-ketentuan pendaftaran dan pengumuman dalam surat kabar resmi seperti telah disebut.Kelalaian dalam hal itu mengakibatkan, bahwa pembubaran, pelepasan diri, penghentian atau perubahan itu tidak berlaku terhadap pihak ketiga.Terhadap kelalaian mendaftarkan dan mengumumkan dalam hal perpanjangan waktu perseroan, berlaku ketentuan-ketentuan pasal 29. (KUHPerd. 1646 dst.; KUHD 22, 26, 30.)

Pasal 32Pada pembubaran perseroan, para persero yang tadinya mempunyai hak mengurus harus membereskan urusan-urusan bekas perseroan itu atas nama firma itu juga, kecuali bila dalam perjanjiannya ditentukan lain , atau seluruh persero (tidak termasuk para persero komanditer) mengangkat seorang pengurus lain dengan pemungutan suara seorang demi seorang dengan suara terbanyak.Jika pemungutan suara macet, raad van justitie mengambil keputusan sedemikian yang menurut pendapatnya paling layak untuk kepentingan perseroan yang dibubarkan itu. (KUHPerd. 1652; KUHD 17, 20, 22, 31, 56; Rv. 6-50, 99.)

Pasal 33Bila keadaan kas perseroan yang dibubarkan tidak mencukupi untuk membayar utang-utang yang telah dapat ditagih, maka mereka yang bertugas untuk membereskan keperluan itu dapat menagih uang yang seharusnya akan dimasukkan dalam perseroan oleh tiap-tiap persero menurut bagiannya masing-masing. (KUHD 18, 22.)

Pasal 34Uang yang selama pemberesan dapat dikeluarkan dari kas perseroan, harus dibagikan sementara. (KUHD 33.)

Pasal 35Setelah pemberesan dan pembagian itu, bila tidak ada perjanjian yang menentukan lain, maka buku-buku dan surat-surat yang dulu menjadi milik perseroan yang dibubarkan itu tetap ada pada persero yang terpilih dengan suara terbanyak atau yang ditunjuk oleh raad van justitie karena macetnya pemungutan suara, dengan tidak mengurangi kebebasan para persero atau para penerima hak untuk melihatnya. (KUHPerd. 1801 dst., 1652, 1885; KUHD 12, 56.)

2.6 Proses Pendirian Firma

Proses pendirian suatu firma terbagi ke dalam beberapa tahap sebagai berikut:

a. Tahap Akta OtentikSuatu firma harus didirikan dengan akta otentik, dalam hal ini dengan suatu akta notaris. Apabila suatu firma tidak didirikan dengan akta otentik, maka hal tersebut tidak berpengaruh terhadap pihak ketiga. Artinya, ketidakadaan akta otentik tersebut tidak boleh dipergunakan sebagai alasan yang merugikan pihak ketiga.b. Tahap Pendaftaran Akta FirmaSetelah akta firma dibuat dengan akta notaris, maka akta firma tersebut haruslah didaftarkan dalam suatu register khusus yang tersedia di kepaniteraan Pengadilan Negeri di wilayahnya firma tersebut mempunyai kedudukanc. Tahap Pengumuman dalam Berita NegaraSatu petikan akta firma harus pula diumumkan dalam Berita Negara agar pihak ketiga mengetahuinya dan agar perusahaan firma tersebut berlaku dan mengikat pihak ketiga.

Isi ikhtisar resmi akta Pendirian Firma dapat dilihat di Pasal 26 KUHD yang harus memuat sebagai berikut: Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu Firma. Pernyataan Firma dengan menunjukan apakah persekutuan itu umum atau terbatas pada suatu cabang khusus perusahaan tertentu dan dalam hal terakhir dengan menunjukan cabang khusus. Penunjukan para sekutu yang tidak diperkenankan bertanda tangan atas nama Firma, saat mulai berlakunya persekutuan dan saat berakhirnya.Pada umumnya bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para sekutu.Bentuk umumnya perjanjian yang tertuang dalam akta Pendirian Firma biasanya berisi tentang hal-hal sebagai berikut :1. Nama dan alamat Firma.2. Jenis usaha Firma, misalnya usaha dalam bidang jasa, perdagangan.3. Hak dan kewajiban para anggota, misalnya siapa yang menjadi manajer serta tugas dan wewenang anggota yang lainnya.4. Jumlah modal yang ditanamkan pertama kali oleh para anggota, termasuk uraian lengkap tentang aktifa non-kas yang diserahkan apabila ada, yang digunakan dalam operasi Firma.5. Pembagian laba-rugi yang biasanya ditunjukan dalam bentuk rasio antara anggota yang satu dengan yang lain.6. Syarat-syarat pengambilan modal (prive) dan penambahan modal.7. Prosedur penerimaan anggota baru Firma.8. Prosedur keluarnya anggota Firma.9. Prosedur pembubaran Firma apabila Firma di likuidasi.

Akta dalam pembentukan Firma hanya berfungsi sebagai alat bukti untuk memudahkan pembuktian berdirinya suatu Firma dan perincian hak dan kewajiban masing-masing anggota. Setelah Perseroan Firma didirikan, maka Firma harus didaftarkan kepada Panitera Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Firma yang bersangkutan, dan pendaftaran Firma dapat berupa petikan akta saja (Pasal 23-25 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yang diatur lebih lanjut dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar Perusahaan).

Dalam Pasal 28 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Ikhtisar resmi dari akta Firma pendirian itu harus diumumkan dalam Berita Negara Rakyat Indonesia (BNRI) atau Tambahan Berita Negara. Apabila akta Firma tersebut tidak didaftarkan kepada Panitera, maka pendirian Firma tersebut hanya dianggap sebagai persekutuan umum, didirikan tanpa batas, dianggap tidak ada sekutu yang dikecualikan bertindak atas nama Firma (Pasal 29 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang) bahkan tiap sekutu berhak menandatangani dan berbuat perbuatan hukum bagi persekutuannya. Tetapi karena Firma bukan merupakan badan hukum, maka akta pendirian Firma tidak memerlukan pengesahan dari Departemen Kehakiman RI.

2.7 Sekutu dalam Firma

Dalam Persekutuan Firma hanya terdapat satu macam sekutu, yaitu sekutu komplementer atau Firma. Sekutu komplementer menjalankan perusahaan dan mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga sehingga bertanggung jawab peribadi untuk keseluruhan. Hubungan antara sekutu baik secara intern maupun ekstern, telah diatur dalam Pasal 17 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang menyatakan bahwa, tiap-tiap perseroan yang tidak dikecualikan dari satu sama lain, berhak untuk bertindak untuk mengeluarkan dan menerima uang atas nama perseroan, dan untuk mengikat perseroan itu dengan pihak ketiga dan pihak ketiga dengannya. Meskipun sekutu bekerja dikeluarkan wewenangnya atau tidak diberi wewenang untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak ketiga, tidak menghilangkan sifat tanggung jawab pribadi untuk keseluruhan, yang telah diatur dalam Pasal 18 KUHD.Sekutu Firma sifatnya sama dengan sekutu komplementer dalam CF, yaitu:1. Para sekutu bertugas untuk mengurus perusahaan.2. Para sekutu berhubungan dengan pihak ketiga.3. Memiliki tanggung jawab tidak terbatas.Pada Perseroan Firma tanggung jawab tidak terbatas pada tiap-tiap anggota secara tanggung-menanggung, bertanggung jawab untuk seluruhnya atas perikatan Firma yang disebut dengan tanggung jawab solider.Cara menggunakan nama bersama yaitu :1. Nama seorang sekutu (Mis: Firma H. Mulyadi)2. Nama seorang sekutu dengan tambahan, (Mis: Firma H. Mulyadi & Brothers), disingkat (Fa. H. Mulyadi & Bros), artinya perusahaan persekutuan ini beranggotakan Hasan serta saudara-saudaranya).3. Kumpulan nama semua sekutu (Mis: Firma Mulyadi/Hasan, Mira, Ana dan Rusli).4. Nama lain berupa tujuan perusahaan. (Mis: Firma Butik Chloe) berusaha di bidang butik.

Terhadap setiap tidakan yang dilakukan untuk dan atas nama firma, maka yang bertanggung jawab secara hukum adalah para persero itu secara renteng adalah seluruh hutang (jointly and severally) dari firma tersebut, tanpa melihat siapakah di antara persero tersebut yang secara riil melakukan tindakan tersebut. Ini adalah wajar mengingat suatu firma bukanlah suatu badan hukum, sehingga tidak tidak ada kekayaan yang khusus disisihkan untuk berbisnis, tetapi harta yang dipergunakan untuk berbisnis adalah harta pribadi para persero tersebut.

2.8 Proses Pembubaran Firma

Pengaturan Firma dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tidak hanya mengatur mengenai pendirian Firma, tetapi telah mengatur hingga mengenai pembubaran Firma. Pembubaran Firma telah diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang terutama di dalam Pasal 31 hingga Pasal 35, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:1) Perubahan harus dinyatakan dengan data otentik.2) Perubahan akta harus didaftarkan kepada Panitra Pengadilan Negri;3) Perubahan akta harus diumumkan dalam berita negara;4) Perubahan akta yang tidak diumumkan akan mengikat pihak ketiga;5) Pemberesan oleh persero adalah pihak lain yang disepakati atau yang ditunjuk oleh Pengadilan.

Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh seorang atau lebih, baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila diizinkan dengan tegas oleh bekas pescro yang namanya disebut di situ, atau bila dalam hal adanya kematian, para ahli warisnya tidak menentangnya, dan dalam hal itu ulituk membuktikannya harus dibuat akta, dan mendaftarkannya dan mengumumkannya dalam surat kabar resmi atas dasar dan dengan cara yang ditentukan dalam pasal 23 dan berikutnya, serta dengan ancaman hukuman yang tercantum dalam pasal 29.Pembubaran sebuah perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan dalam perjanjian, atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan waktu setelah habis waktu yang ditentukan, demikian pula segala perubahan yang diadakan dalam petikaian yang asli yang berhubungan dengan pihak ketiga, diadakanjuga dengan akta otentik, dan terhadap ini berlaku ketentuan-ketentuan pendaftaran dan pengumuman dalam surat kabar resmi seperti telah disebut.Kelalaian dalam hal itu mengakibatkan, bahwa pembubaran, pelepasan diri, penghentian atau perubahan itu tidak berlaku terhadap pihak ketiga. Terhadap kelalaian mendaftarkan dan mengumumkan dalam hal perpanjangan waktu perseroan, berlaku ketentuan-ketentuan pasal29. (KUHPerd. 1646 dst.; KUHD 22, 26, 30.)Pada pembubaran perseroan, para pesero yang tadinya mempunyai hak mengurus harus membereskan urusan-urusan bekas perseroan itu atas nama firma itu juga, kecuali bila dalam perjanjiannya ditentukan lain , atau seluruh pesero (tidak termasuk para pesero komanditer) mengangkat seorang pengurus lain dengan pemungutan suara seorang demi seorang dengan suara terbanyak. Jika pemungutan suara macet, raad van justitie mengambil keputusan sedemikian yang menurut pendapatnya paling layak untuk kepentingan perseroan yang dibubarkan itu. (KUHPerd. 1652; KUHD 17, 20, 22, 31, 56; Rv. 6-50, 99.)Bila keadaan kas perseroan yang dibubarkan tidak mencukupi untuk membayar utang-utang yang telah dapat ditagih, maka mereka yang bertugas untuk membereskan keperluan itu dapat menagih uang yang seharusnya akan dimasukkan dalam perseroan oleh tiap-tiap pesero menurut bagiannya masing-masing (KUHD 18, 22.).Uang yang selama pemberesan dapat dikeluarkan dari kas perseroan, harus dibagikan sementara. (KUHD 33.)Cara Pembubarannya :1) Dengan akta otentik (Notaris) supaya tidak ada yang dapat dituntut karena nama-namanya jelas.2) Di daftarkan ke Paniteraan Pengadilan Negeri.3) Diumumkan di Tambahan Berita Negara.Jika tidak didaftarkan, maka tidak berlaku pembubaran, pengunduran diri, dan perubahan terhadap pihak ketiga (ps. 31 KUHD).

BAB 3PENUTUP

3.1 KesimpulanPerseroan adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukan sesuatu dalam persekutuan yang bermaksud membagi keuntungan. Perseroan Firma, kataFirmaberasal daribahasa Belandavenootschap onder firma (V.O.F), yaitu perserikatan dagang antara beberapa perusahaan atau sering juga disebut Fa, adalah sebuah bentuk badan usaha untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih (disebut Firmant) dengan memakai nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama untuk memperluas usahanya. Firma bukan merupakan badan usaha yang berbadan hukum karena : Tidak ada pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi sekutusekutu, setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan, selain itu firma tidak bisa dikatakan berbadan hukum, karna Firma telah memenuhi syarat materiil namun syarat formalnya berupa pengesahan atau pengakuan dari Negara berupa peraturan perundang-undangan belum ada.Sekutu Firma sifatnya sama dengan sekutu komplementer dalam CF, yaitu:1.Para sekutu bertugas untuk mengurus perusahaan.2.Para sekutu berhubungan dengan pihak ketiga.3.Memiliki tanggung jawab tidak terbatas.

3.2 SARAN

1. Sebaiknya kesalahan seorang firma harus benar-benar ditanggung bersama.2. Sebaiknya dalam perusahaan perseorangan, semua kegiatan seperti pembelian, penjualan, pembelanjaan, pencarian kredit, pengaturan karyawan dan sebagainya, jangan hanya dipegang oleh seorang pemimpin saja. Karena akan lebih sulit untuk mengaturnya. Sehingga dibutuhkanmanajemen diberbagai bidangnya.

DAFTAR PUSTAKA

Silondae, A.A. dan Wirawan B. Ilyas. 2011. Pokok- Pokok Hukum B isnis.Jakarta: Salemba Empat.Fuady, Munir.2002. Pengantar Hukum Bisnis. Bandung: Citra Aditya Bakti.