tugas htn tegar
TRANSCRIPT
KONSEPSI RECHTSSTAAT DAN RULE OF LAW
Negara hukum adalah suatu doktrin dalam ilmu hukum yang mulai muncul pada abad
ke-19 di Eropa, bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Negara hukum
merupakan terjemahan dari Rule of Low atau Rechtsstaat. Secara sederhana pengertian negara
hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas
hukum. Di negara yang berdasarkan hukum, negara termasuk di dalamnya pemerintah dan
lembaga-lembaga lain dalam melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Negara hukum menurut Friedman, dibedakan antara pengertian formal (in the formal
sense), dan pengertian hakiki (ideological sense). Dalam pengertian formal Negara hukum
tidak lain adalah "organized public power" atau kekuasaan umum yang terorganisasikan. Oleh
karena itu, setiap organisasi hukum (termasuk organisasi yang namanya negara) mempunyai
konsep negara hukum, termasuk negara-negara otoriter sekalipun.
Negara hukum dalam pengertian hakiki (materil), sangat erat hubungannya dengan
menegakkan konsep negara hukum secara hakiki, karena dalam pengertian hakiki telah
menyangkut ukuran-ukuran "entang hukum yang baik dan hukum yang buruk. Cara
menentukan ukuran-ukuran tentang hukum yang baik dan hukum yang buruk dalam suatu
konsep negara hukum sangat sulit, karena setiap masyarakat yang melahirkan konsep tersebut
berbeda satu sama lain dan karenanya "rasa keadilan" di setiap masyarakat berbeda pula.
Dengan demikian, ide negara hukum terkait erat dengan konsep ‘rechtsstaat’ dan ‘the
rule of law’, meskipun terjemahannya ke dalam bahasa Indonesia sama-sama negara hukum,
namun sebenarnya terdapat perbedaan antara rechtsstaat dan rule of law.
Menurut Prof. Dr. Mahfud MD, perbedaan konsepsi tersebut sebenarnya lebih terletak pada
operasionalisasi atas substansi yang sama yaitu perlindungan atas hak-hak asasi manusia.
1. Substansi Konsepsi Rechtsstaat Dan Rule Of Law.
Berbagai doktrin yang menunjukkan ciri-ciri dari suatu negara hukum muncul seiring
dengan berkembangnya konsep negara hukum baik di negara menganut sistem hukum Anglo
Saxon dan sistem hukum Eropa Kontinental. Dalam sistem hukum Anglo Saxon, negara
hukum sering disebut Rule of Law, sedangkan di negara yang menganut sistem hukum Eropa
Kontinental disebut sebagai Rechtsstaat.
Frederich Julius Stahl dari kalangan ahli hukum Eropa Kontinental memberikan ciri-ciri
Rechtstaat meliputi:
a. Hak Asasi Manusia;
b. Pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin Hak Asasi Manusia yang biasa
dikenal sebagai trias politica;
c. Pemerintahan berdasarkan peraturan peraturan; dan
d. Peradilan administrasi dalam perselisihan.
Adapun A.V Dicey dari kalangan ahli hukum anglo saxon memberi ciri-ciri Rule of Law
sebagai berikut :
a. Supremasi hukum;
b. kedudukan yang sama di depan hukum ; dan
c. terjaminnya Hak Asasi Manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan.
Sedangkan, International Commision of Jurist pada konfrensinya di Bangkok pada tahun 1965
merumuskan ciri-ciri negara demokratis di bawah Rule of Law, yang meliputi:
a. Perlindungan konstitusional dalam arti bahwa konstitusi selain dari pada menjamin
hak-hak individu harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh
perlindungan atas hak-hak yang dijamin;
b. badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
c. kebebasan untuk menyatakan pendapat;
d. pemilihan umum yang bebas;
e. kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi; dan
f. pendidikan kewarganegaraan.
Sebagian ciri negara hukum yang telah diuraikan di atas khususnya dalam konsep
negara hukum material, dalam penerapannya di berbagai negara demokrasi modern hampir
semua dilaksanakan, hanya saja seringkali law in the book seringkali berbeda dengan law in
action, atau das sollen berbeda dengan das sein. Penyimpangan antara aturan hukum yang
telah dibuat dan seharusnya berkedudukan di atas segalanya dengan kenyataan bahwa
intervensi kekuasaan mempengaruhi pelaksanaan hukum menjadikan hukum dipengaruhi oleh
anasir-anasir non hukum yang seharusnya tidak boleh terjadi dalam proses penegakan hukum.
Setidaknya ciri-ciri negara hukum di atas dapat menjadi indikator pelaksanaan konsep negara
hukum pada suatu negara.
Dari uraian-uraian di atas,menurut Prof. Dr.Jimly Asshiddiqie.SH, dapat dirumuskan
kembali adanya dua belas prinsip pokok Negara Hukum (Rechtsstaat) yang berlaku di zaman
sekarang. Kedua-belas prinsip pokok tersebut merupakan pilar-pilar utama yang menyangga
berdiri tegaknya satu negara modern sehingga dapat disebut sebagai Negara Hukum (The
Rule of Law, ataupun Rechtsstaat) dalam arti yang sebenarnya, yaitu:
1. Supremasi Hukum (Supremacy of Law)
2. Persamaan dalam Hukum (Equality before the Law)
3. Asas Legalitas (Due Process of Law)
4. Pembatasan Kekuasaan
5. Organ-Organ Eksekutif Independen
6. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak
7. Peradilan Tata Usaha Negara
8. Peradilan Tata Negara (Constitutional Court)
9. Perlindungan Hak Asasi Manusia
10. Bersifat Demokratis (Democratische Rechtsstaat)
11. Berfungsi sebagai Sarana Mewujudkan Tujuan Bernegara (Welfare Rechtsstaat)
12. Transparansi dan Kontrol Sosial.
Definisi/Pengertian Rule Of Law Menurut Para Ahli dan Sejarah Rule of Law RULE
OF LAW adalah RULE BY THE LAW. Maksudnya adalah bahwa hukum menjadi petunjuk
bagi praktek kenegaraan suatu negara. Dengan kata lain, hukumlah yang tertinggi dan bukan
Pemerintah. Rule of law tidaklah hanya memiliki sistem pengadilan yang sempurna di atas
kertas (rule of law yang bersifat formal), akan tetapi ditentukan oleh kenyataan bahwa rakyat
benar-benar dapat menikmati perlakuan yang adil, baik dari sesama warga negara maupun
dari pemerintahannya. Rule of law identik dengan KEADILAN.
Prof. Sunarjati Hartono.
Mengutip pendapat yang digunakan Friedman bahwa kata “rule of law” dapat dipakai
dalam arti formil (in the formal sense) dan dalam arti materiil (ideological sense). Dalam arti
formil ini, maka the rule of law adalah “orgenised public power” atau kekuasaan umum yang
terorganisir. Sedangkan dalam arti materil, the rule of law adalah berbicara tentang just law
(hukum yang mengandung keadilan).
T. D. Weldon.
Memberikan pengertian mengenai Negara yang menganut paham the rule of law yang
berarti Negara tersebut tidak hanya memiliki suatu peradilan yang sempurna diatas kertas
saja, akan tetapi ada atau tidaknya the rule of law dalam suatu Negara tergantung daripada
kenyataan apakah rakyatnya benar-benar dapat menikmati keadilan, dalam arti perlakuan
yang adil, baik dari sesama warga negaranya, maupun dari pemerintahnya.
Secara umum, hukum adalah kumpulan aturan - aturan yang ditetapkan negara
dikenakan sanksi atau konsekuensi. Yang dominan adalah bahwa konsep “rule of law”
mengatakan apa – apa tentang “justness” dari hukum itu sendiri, tetapi hanya bagaimana
sistem hukum beroperasi. Negara demokrasi pada dasarnya adalah Negara hukum.
Pembedaan Rule Of Law berdasarkan pengertian, friedman membedakan Rule Of Law
menjadi 2 yaitu:
Pengertian secara formal (in the formal sense)
Pengertian secara hakiki/materil (ideological sense)
Sejarah Rule Of Law.
Aturan hukum adalah ideal kuno, dan telah dibahas oleh para filsuf Yunani Kuno seperti
Plato dan Aristoteles sekitar 350 SM. Supremasi hukum bukan eksklusif gagasan Barat karena
juga di kembangkan oleh para ahli hukum Islam sebelum abad kedua belas. Pada tahun 1215
M, perkembangan hukum terjadi di Inggris. Raja John menempatkan dirinya dan masa depan
Inggris penguasa dan hakim setidaknya sebagian dalam penegakan hukum, dengan
menandatangani Magna Carta. Pada tahun 1776, gagasan bahwa tidak ada yang di atas hukum
sangat populer saat pendirian Amerika Serikat. misalnya Thomas Paine menulis dalam
pamflet Common Sense “bahwa di Amerika, hukum adalah raja”. Paul Woodruff mengatakan
bahwa dalam masa demokrasi di zaman Yunani telah berkembang sebuah konsep tentang
hukum suatu bangsa, dimana hukum digunakan untuk mengatur suatu Negara yang berdaulat,
dan konsep tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan nomos (hukum). Hans Kelsen
memberikan sebuah teori tentang hukum, bahwa hukum adalah tata aturan (order) sebagai
suatu sistem aturan-aturan (rules) tentang perliaku-perilaku manusia. Dengan demikian
hukum tidak menunjuk pada satu aturan tunggal (rule), tetapi seperangkat aturan (rules) yang
memilki suatu kesatuan sehingga dapat dipahami sebagai suatu sistem. Berdasarkan
pertemuan ICJ di Bangkok tahun 1965 posisi rule of law makin diperkuat dalam kehidupan
bernegara. Nomos yang dalam sejarah Yunani kuno bertujuan untuk mengatur suatu Negara
yang berdaulat pada dasarnya adalah bertujuan untuk melakukan kontrol terhadap sifat-sifat
Negara yang tidak dimiliki oleh organisasi lainnya.
Sifat-sifat Negara tersebut adalah:
1. Sifat memaksa
2. Sifat monopoli
3. Sifat mencakup semua (all-encompassing, all-embracing).
Prinsip-Prinsip Rule Of Law
Terdapat tiga unsur yang fundamental dalam rule of law, yaitu :
Supermasi aturan-aturan hukum.
Kedudukan yang sama di muka hukum.
Terjaminya hak-hak asasi manusia
Sedangkan menurut Santosa, rule of law merupakan salah satu prinsip dalam penciptaan good
governmence, dan ia memiliki karakteristik antara lain :
Adanya supermasi hukum.
Adanya kepastian hukum.
Adanya hukum yang responsif.
Adanya penegakan hukum yang tidak diskriminatif dan konsisten (santosa.)
Syarat-syarat pemerintahan yang demokratis dibawah rule of law yang dinamis sebagai
berikut :
Perlindungan konstitusional.
Lembaga kehakiman yang tidak memihak.
Pemilihan umum yang bebas.
Kebebasan menyatakan pendapat.
Kebebasan bersyerikat, berorganisasi, beroposisi dan pendidikan kewarganegaraan.
Dinamika Pelaksanaan Rule Of Law
Pelaksanaan Rule Of Law mengandung keinginan untuk terciptanya Negara hukum, yang
membawa keadilan bagi seluruh rakyat.
Prinsip-prinsip Rule Of Law secara hakiki sangat erat kaitannya dengan “the enofercement of
the rules of law“ dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama dalam hal penegakan hukum
dan implementasi prinsip-prinsip rule of law. Pada akhirnya rasa keadilan sebagai perwujudan
pelaksanaan Rule of Law belum dirasakan sebagian masyarakat. Indonesia adalah Negara
hukum dalam arti materiil terdapat dalam pasal – pasal UUD 1945.
Unsur-Unsur Rule Of Law.
Prof Miriam Budiarjo mengatakan bahwa unsur-unsur Rule of Law dalam arti yang klasik
yang dikemukakan oleh A. V. Dicey mencakup :
Supremasi aturan-aturan hukum (supremacy of the law); tidak adanya kekuasaan yang
sewenang-wenang (absence of arbitrary power), dalam arti seseorang hanya boleh
dihukum kalau melanggar hukum.
Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (equality before the law). Dalil ini
berlaku baik bagi orang biasa, maupun pejabat.
Terjaminnya hak-hak manusia oleh undang-undang (di Negara lain oleh undang-
undang dasar) serta keputusan-keputusan pengadilan.
Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokratis di bawah rule of
law ialah :
Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi, selain menjamin hak-hak
individu, harus menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh perlindungan
hak-hak yang dijamin.
Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (Independent and impartial
tribunals).
Pemilihan umum yang bebas.
Kebebasan untuk menyatakan pendapat, pendidikan kewarganegaraan (civil
education).
Kebebasan untuk berserikat atau berorganisasi dan beroposisi.
Persamaan antara konsep rechtsstaat dan konsep rule of law
A. Menurut Huda (2005:73-74)
1. Persaman antara konsep rechtsstaat dengan konsep rule of law, yaitu : pada dasarnya kedua
konsep itu mengarahkan dirinya pada satu sasaran yang utama, yakni pengakuan dan
perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.
2. Perbedaan antara konsep rechsstaat dengan konsep rule of law, yaitu:
a. Konsep rechsstaat lahir dari suatu perjuangan menentang absolutisme sehingga sifatnya
revolusioner, sebaliknya konsep rule of law berkembang secara evolusioner.
b. Konsep rechsstaat bertumpu atas sistem hukum kontinental yang disebut civil law,
sedangkan konsep rule of law bertumpu atas sistem hukum yang disebut common law.
Karakteristik civil law adalah administratif, sedangkan karakteristik common law adalah
judicial.
B. Menurut Mahfud MD (dalam Imamuddin,2011).
Perbedaan konsepsi antara rechtsstaat dengan rule of law sebenarnya lebih terletak pada
operasionalisasi atas substansi yang sama yaitu perlindungan atas hak-hak asasi manusia.
C. Menurut Kampar (2008).
perbedaan yang menonjol antara konsep rechtsstaat dan rule of law ialah pada konsep
rechtsstat peradilan administrasi negara merupakan suatu sarana yang sangat penting dan
sekaligus pula ciri yang menonjol pada rechtsstaat itu sendiri. Sebaliknya pada rule of law,
peradilan administrasi tidak diterapkan, karena kepercayaan masyarakat yang demikian besar
kepada peradilan umum. Ciri yang menonjol pada konsep rule of law ialah ditegakkannya
hukum yang adil dan tepat (just law).
BAB II
RULE OF LAW
2. 1 Pengertian Rule Of law
Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi dua yaitu :
Pertama, pengertian secara formal (in the formal sence) diartikan sebagai kekuasaan umum
yang terorganisasi (organized public power), misalnya nrgara. Kedua, secara hakiki/materiil
(ideological sense), lebih menekankan pada cara penegakannya karena menyangkut ukuran
hukum yang baik dan buruk (just and unjust law). Rule of law terkait erat dengan keadilan
sehingga harus menjamin keadilan yang dirasakan oleh masyarakat.
Rule of law mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan system
peraturan dan prosedur yang objektif, tidak memihak, tidak personal dan otonom
2.2 Sejarah berdirinya rule of law
Latar belakang kelahiran rule of law:
a. Diawali oleh adanya gagasan untuk melakukan pembatasan kekuasaan pemerintahan
Negara.
b. Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu Demokrasi Konstitusional.
c. Perumusan yuridis dari Demokrasi Konstitusional adalah konsepsi negara hukum.
Rule of law adalah doktrin2) hukum yang muncul pada abad ke 19, seiring degan negara
konstitusi3) dan demokrasi. Rule of law4) adalah konsep tentang common law
Unsure-unsur rule of law menurut A.V. Dicey terdiri dari:
- Supremasi5) aturan-aturan hukum.
- Kedudukan yang sama didalam menghadapi hukum.
- Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh undang-undang serta keputusan-keputusan
pengadilan.
Paham rule of law di Inggris diletakan pada hubungan antara hukum dan keadilan, di Amerika
di letakan pada hak-hak asasi manusia, dan di Belanda paham rule of law lahir dari paham
kedaulatan Negara, melalui paham kedaulatan hokum untuk mengawasi pelaksanaan tugas
kekuatan pemerintah. Di Indonesia, inti dari rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi
seluruh masyarakatnya, khususnya keadilan social.
Syarat-syarat dasar untuk terselenggaranya pemerintahan yang demokrasi menurut rule of law
adalah:
5. Adanya perlindungan konstitusional.
6. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
7. Pemilihan umum yang bebas.
8. Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
9. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
10. Pendidikan kewarganegaraan.
1) berdiri sendiri; dengan pemerintahan sendiri: daerah
2) Ajaran dari suatu rezim yang dianggap benar sehingga harus dipatuhi
3) [n] (1) segala ketentuan dan aturan tt ketatanegaraan (undang-undang dasar dsb); (2)
undang-undang dasar suatu negara
4) Penegakan hukum
5) seluruh aspek negara menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun diatas prinsip
keadilan dan egalitarian.
6) kekuasaan tertinggi (teratas).
7) [a] bersangkutan dng, sesuai dng, atau diatur oleh konstitusi suatu Negara.
2.3 Fungsi Rule Of Law
Fungsi Rule Of Law pada hakikat nya adalah jaminan adanya keadilan social bagi
masyarakat, terutama keadilan social.
Penjabaran prinsip-prinsip8) Rule Of Law secara formal termuat dalam pasal-pasal UUD
1945 yaitu:
· Pasal 1 ayat 3
· Pasal 24 ayat 1
· Pasa 27 ayat 1
· Pasal 28D ayat 1 dan 2
2.4 Pelaksanaan Rule of Law
Agar pelaksanaan rule of law bisa berjalan dengan yang diharapkan, maka:
a. Keberhasilan “the enforcement of the rules of law” harus didasarkan pada corak
masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian masing-masing setiap bangsa.
b. Rule of law yang merupakan intitusi sosial harus didasarkan pada budaya yang tumbuh
dan berkembang pada bangsa.
c. Rule of law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan social, gagasan tentang
hubungan antar manusia, masyarakat dan negara, harus ditegakan secara adil juga memihak
pada keadilan.
Untuk mewujudkannya perlu hukum progresif (Setjipto Raharjo: 2004), yang memihak hanya
pada keadilan itu sendiri, bukan sebagai alat politik atau keperluan lain. Asumsi dasar hokum
progresif bahwa ”hukum adalah untuk manusia”, bukan sebaliknya. Hukum progresif
memuat kandungan moral yang kuat.
Arah dan watak hukum yang dibangun harus dalam hubungan yang sinergis dengan kekayaan
yang dimiliki bangsa yang bersangkutan atau “back to law and order”, kembali pada hukum
dan ketaatan hukum negara yang bersangkutan itu.
Adapun negara yang merupakan negara hukum memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Ada pengakuan dan perlindungan hak asasi.
2. Ada peradilan yang bebas dan tidak memihak serta tidak terpengaruh oleh kekuasaan atau
kekuatan apapun.
3. Legalitas terwujud dalam segala bentuk.
Contoh: Indonesia adalah salah satu Negara terkorup di dunia (Masyarakat Transparansi
Internasional: 2005).
Beberapa kasus dan ilustrasi dalam penegakan rule of law antara lain:
o Kasus korupsi KPU dan KPUD;
o Kasus illegal logging;
o Kasus dan reboisasi hutan yang melibatkan pejabat Mahkamah Agung (MA);
o Kasus-kasus perdagangan narkoba dan psikotripika ;
o Kasus perdagangan wanita dan anak.
2.5 Dinamika Pelaksanaan Rule Of Law di Indonesia
Dalam Proses Penegakan hokum di Indonesia di lakukan oleh lembaga penegak hukum yang
terdiri dari:
8) [n] asas (kebenaran yg menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dsb); dasar
· Kepolisian
fungsinya memelihara keamanan dalam negeri. Yang memiliki tugas pokok yaitu:
- Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.
- Menegakan Hukum.
- Memberi perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
wewenang kepolisian adalah sebagai berikut:
- Mengawasi aliran yang menimbulkan perpecahan dan mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa.
- Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.
- Melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian dalam rangka
pencegahan.
-Memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan pengadilan,
kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat.
- Memberikan izin dan mengawasi kegiatan keramaian umum dan kegiatan masyarakat
lainnya.
- Memberikan izin melakukan pengawasan senjata api, bahan peledak, dan senjata tajam.
· Kejaksaan
wewenang dan tugas kejaksaan
-Melakukan penuntutan
- Melaksanakan penetapan hakim dan putusa pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
- melakukan pengawasan tehadap pelaksanaan putusan pidana masyarakat, putusan pidana
pengawasan, dan keputusa lepas bersyarat.
- Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang.
-Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan dan dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan
penyidik.
· KPK( komisi Pemberantasn Korupsi)
KPK di tetapkan dengan UU no 20 tahun 2002 dengan tujuan meningkatkan daya guna dan
hasil guna terhadap pemberantasan tindak pidana korupsi.
Tugas KPK
- berkoordinasi dengan instansi lain yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi
- Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi.
- Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.
- Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.
- Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan Negara.
wewenang KPK
-Melakukan pengawasan, penelitian, penelaahan, terhadap instansi yang menjalankan tugas
dan wewenang dengan pemberantasan tindak korupsi.
- Mengambil alih penyidikan dan penuntutan terhadap pelaku tindak korupsi yang sedang
dilakukan oleh kepolisian dan kejaksaan.
- Menetapkan system pelaporan dalam kegiatan pemberantasan korupsi.
- Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.
-hanya menangani perkara korupsi yang terjadi setelah 27 Desember 2002.
-peradilan tindak pidana korupsi tidak bisa berjalan dengan landasan hukum UU KPK.
· Badan peradilan
1) Mahkamah Agung (MA) merupakan puncak kekuasaan kehakiman di Indonesia. MA
mempunyai kewenangan:
- Mengadili pada tingkat kasai terhadap putusan yang diberikan pada tingkat terakhir oleh
peradilan.
- Menguji peraturan perundang- undangan di bawah undang-undang terhadap Undang-
undang
- Kewnangan lain yang ditentukan undang-undang.
2) Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan lembaga peradilan pada tignkat pertama dan
terakhir:
- Menguji undang-undang terhadap UUD 1945
- Memutuskan sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh
UUD 1945
- Memutuskan pembubaran parpol
- Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum
3) Peradilan Tinggi dan Negeri merupakan peradilan umum di tingkat provinsi dan kabupaten.
Fungsi kedua peradilan tersebut adalah menyelenggarakan peradilan baik pidana dan perdata
di tingkat kabupaten, dan tingkat banding di peradilan tinggi. Pasal 57 UU No. 8 tahun 2004
menetapkan agar peradilan memberikan prioritas peradilan terhadap tindak korupsi, terorisme,
narkotika atau psikotropika pencucian uang, dan selanjutnya, tindak pidana.