tugas gizi kesehatan masyarakat
DESCRIPTION
KesehatanTRANSCRIPT
TUGAS GIZI KESEHATAN MASYARAKAT
GIZI DAN KANKER
Di susun oleh :
1. Ilya Farokha Rizqyana 25010113130387
2. Khasanah Budi Rahayu 25010113130401
3. Rionaldo Elen Pamungkas 25010113130426
4. Farah Husna Fadhilah 25010113140438
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
1
BAB 1
Penyakit dibagi menjadi dua yakni penyakit menular dan penyakit
tidak menular. Penyakit menular adalah penyakit yang dapat berpindah
dari satu orang ke orang lain baik lewat perantara udara, benda-benda, dan
lainnya. Sedangkan penyakit tidak menular tidak dapat berpindah melalui
apapun. Berbeda dengan penyakit menular yang mudah diidentifikasi
penyebabnya, penyakit tidak menular lebih sulit untuk diidentifikasi
penyebabnya, karena penyebab penyakit tidak menular dapat lebih dari
satu macam penyebab. Penyakit yang termasuk ke dalam penyakit tidak
menular antara lain :
- Penyakit degeneratif
- Diabetes melitus
- Kanker
- Penyakit jantung,
- dan lain-lain.
Penyakit tidak menular umumnya disebabkan oleh pola hidup yang
tidak sehat, baik itu pola makannya ataupun perilakunya. Salah satu
penyakit tidak menular yang memiliki tingkat angka kematian yang tinggi
adalah kanker. Berdasarkan WHO, kasus penyakit kanker meningkat
menjadi 22 juta kasus dengan kematian sebesar 1,3 juta tiap tahun. Kanker
merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menimbulkan kematian
bagi penderitanya. Berikut dijelaskan mengenai kanker.
A Pengertian kanker
Kanker adalah penyakit yang diakibatkan
pertumbuhan tidak normal dari Sel-sel jaringan tubuh yang
berubah menjadi sel kanker. Sel-sel kanker ini dapat
menyebar ke seluruh bagian tubuh sehingga menimbulkan
kematian. Bagi orang awam terkadang salah mengartikan
kanker sebagai tumor. Padahal tidak semua tumor adalah
kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau
2
abnormal. Tumor dibagi menjadi dua yakni tumor jinak dan
tumor ganas. Kanker merupakan istilah umum untuk jenis
tumor ganas. Kanker dapat menyerang bagian tubuh
manapun, dan kemudian meluas merusak jaringan di
sekitarnya. Ketika penderita mengetahui penyakitnya
biasanya kanker telah meluas sampai ke jaringan lainnya,
karena penyebaran kanker di tubuh tidak menimbulkan
gejala.
Kanker terjadi saat sel-sel tubuh membelah diri
diluar kendali. Sel-sel abnormal ini kemudian menyerang
jaringan terdekat atau berpindah ke daerah yang jauh
dengan cara masuk ke dalam pembuluh darah atau sistem
limpatik. Umumnya untuk menjaga agar tubuh berjalan
normal fungsinya, setiap organ harus memiliki sejumlah sel
tertentu yang biasanya berumur pendek, dan untuk itulah
sel-sel membelah diri. Pembelahan sel dikendalikan oleh
gen yang terletak pada inti sel. Namun, apabila kode
genetik tersebut rusak sehingga menimbulkan cacat, maka
dapat mengubah secara dramatis fungsi sel. Bukannya
berhenti, namun bisa saja sel terus membelah dan bertahan
hidup. Sebenarnya ada mekanisme tubuh yang bekerja
untuk mencegah kerusakan genetik ini terjadi dan
menyingkirkan sel abnormal secara genetis dari dalam
tubuh. Namun, pada beberapa orang, pertahanan tersebut
kurang, sehingga populasi sel abnormal lolos dari kendali
tubuh dan disebut kanker yang menghancurkan jaringan
tubuh yang sehat dan normal.
B Jenis-jenis kanker
Kanker memang dapat menyerang hampir seluruh
bagian tubuh tanpa memandang umur penderita. Namun,
beberapa jenis kanker yang cukup sering dijumpai yaitu :
Kanker leher rahim (kanker serviks)
3
Kanker payudara
Penyakit Trofoblas ganas
Kanker kulit
Kanker nasofaring
Kanker paru
Kanker hati
Kanker kelenjar getah bening (Limfoma
Malignum)
Kanker usus besar
Kanker darah (Leukemia)
C Faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Terjadi Kanker
Bahan Kimia
Zat- zat yang terdapat dalam asap rokok
dapat menyebabkan berbagai jenis kanker baik bagi
perokok maupun orang yang menghirup asap rokok
dalam jangka waktu yang lama. Selain itu bahan
kimia untuk industri serta asap yang mengandung
senyawa karbon dapat meningkatkan kemungkinan
seorang pekerja menderita kanker.
Penyinaran yang berlebihan
Sinar ultraviolet yang berasal dari matahari dapat
menyebabkan kanker kulit. Sinar radio aktif, sinar X
yang berlebihan atau sinar radiasi dapat
menimbulkan kanker kulit dan leukimia.
Virus
Beberapa jenis virus mempunyai hubungan yang
cukup erat dengan perubahan sel normal menjadi sel
kanker. Jenis virus ini disebut virus onkogenik.
Hormon
Hormon merupakan zat yang dihasilkan tubuh
dengan fungsi mengatur kegiatan alat-alat tubuh.
4
Pemberian hormon secara berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya beberapa jenis kanker.
Makanan
Zat atau bahan kimia yang terdapat pada makanan
tertentu dapat menimbulkan kanker. Misalnya
makanan yang lama tersimpan dan berjamur dapat
tercemar oleh aflatoxin. Aflatoxin adalah zat yang
dihasilkan jamur Aspergillus Flavus yang dapat
meningkatkan resiko terkena kanker hati
D Pemeriksaan dan Pengobatan Kanker
Tanda- tanda penyakit kanker memang sulit untuk
diketahui, namun bukan berarti tidak ada gejalanya. Ada
beberapa gejala yang ditimbulkan dari penyakit kanker.
Apabila ada kecurigaan mengenai gejala-gejala kanker,
maka pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah :
Pemeriksaan sitologi dan patologi anatomi
Tes-tes pertanda kanker dalam darah
Rontgen
Mamografi (rontgen khusus untuk payudara)
Ultrasonografi / USG (memotret alat tubuh
bagian dalam)
Endoskopi (peneropongan alat tubuh bagian
dalam)
Kolposkopi (peneropongan leher rahim)
Laparoskopi (peneropongan rongga perut)
Pemotretan lapisan-lapisan tubuh dengan alat CT
Scan, MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Pengobatan kanker terdiri dari salah satu atau
kombinasi dari beberapa prosedur berikut:
Pembedahan (operasi)
Penyinaran (Radio-terapi)
5
Pemakaian obat-obat pembunuh sel kanker
(sitostatika/kemoterapi)
Peningkatan daya tahan tubuh (imunoterapi)
Pengobatan dengan hormon
Transplantasi organ.
Stem Cell
E Pencegahan Kanker
Kanker memang penyakit yang mengerikan, namun
penyakit ini dapat dicegah dengan kebiasaan hidup sehat
sejak usia muda dan menghidari faktor-faktor penyebab
kanker. Meskipun penyebab pasti kanker masih belum
diketahui, namun setiap orang dapat melakukan
pencegahan dengan cara hidup sehat. Hal yang dapat
dilakukan untuk mencegah kanker diantaranya :
1. Mengenai Makanan :
Mengurangi makanan berlemak yang
berlebih
Lebih banyak makan makanan berserat
Lebih banyak makan sayur-sayuran
berwarna serta buah-buahan
Lebih banyak makan makanan segar
Mengurangi makanan yang telah
diawetkan atau disimpan terlalu lama
Membatasi minuman alkohol
2. Hindari diri dari penyakit akibat hubungan
seksual
3. Hindari kebiasaan merokok.
4. Bagi perokok, berhenti merokok
5. Upayakan kehidupan seimbang dan hindari
stress
6. Periksa kesehatan secara berkala dan teratur
6
F Hubungan Gizi dengan Penyakit Kanker
Para peneliti telah sering melakukan penelitian
untuk menghubungkan pengaruh faktor gizi terhadap
kanker. Studi yang paling terkenal yakni menghubungkan
pola makan pada setiap negara dengan angka atau jumlah
penderita kanker. Negara yang memiliki pola makan
berbeda mempunyai insiden kanker yang berbeda pula.
Namun, studi yang dilakukan untuk mengevaluasi peran
makanan sering kali memberikan hasil yang tidak konsisten
karena kompleksnya suatu makanan, misalnya suatu
makanan mengandung lemak yang tinggi namun proteinnya
juga tinggi dan berserat rendah. Terkadang di dalam satu
makanan terdapat faktor pencetus sekaligus faktor
penghambat kanker.
Gizi, kanker, dan kesejahteraan penduduk apabila
dihubungkan akan membentuk suatu hubungan yang unik.
Bahwa semakin tinggi tingkat kesejahteraan penduduk,
pola makan atau gizi penduduk mengalami perubahan
sehingga menyebabkan berkurangnya penyakit menular,
namun menyebabkan bertambahnya penyakit tidak menular
seperti kanker, PJK, penyakit degeneratif dan lain-lain.
Berikut merupakan hubungan zat gizi dengan penyakit
kanker.
1. Lemak
Konsumsi lemak yang berlebih dan
kegemukan merupakan salah satu faktor
yang dapat meningkatkan risiko terkena
kanker payudara, meskipun hal tersebut
hanya berlaku pada orang dengan usia yang
lebih tua. Lebi terperinci bahwa yang
menyebabkan terjadinya kanker bukanlah
7
konsumsi lemak total, melainkan jumlah
asam lemak tak jenuh ganda.
2. Protein
Hubungan antara konsumsi protein
hewani dengan insiden beberapa jenis
kanker tertentu telah diselidiki dalam studi
epidemiologi. Namun, korelasi antara
konsumsi protein dengan kanker dipengaruhi
oleh korelasi yang tinggi antara konsumsi
protein dengan zat gizi lain terutama lemak.
3. Vitamin
Dari sejumlah vitamin yang ada,
vitamin A dan prekursornya mempunyai
kemampuan dalam mencegah terjadinya
karsinogenesis. Diperkirakan bahwa vitamin
A dapat mempengaruhi ekspresi gen dan
diferensiasi sel dan meningkatkan baik
imunitas humoral dan sel mediated
immunity bahkan merangsang imunitas
spesifik antitumor. Vitamin lain yang
berperan dapat menghambat atau mencegah
terjadinya kanker yakni vitamin C yang
menghambat kanker lambung dan
esophagus. Sedangnkan vitamin E
merupakan antioksidan intraseluler yang
mempunyai efek protektif terhadap
karsinogen yang merusak kromosom.
4. Mineral
Beberapa mineral diketahui dapat
mencegah penyakit kanker. Salah satunya
ialah kalsium. Kalsium mengandung ikatan
dengan lemak dan asam empedu yang
8
berfungsi menurunkan risiko kontak epitel
usus terhadap bahan-bahan toksik. Selain
kalsium, selenium juga terkenal sebagai
komponen dari glutathione peroxide, suatu
enzim yang memproteksi jaringan oksidatif,
dan meningkatkan respon imunologi tubuh
seseorang.
5. Serat makanan
Serat makanan erat kaitannya dengan
kanker kolon.
6. Makanan Olahan
Cara pengolahan dan penyimpanan makanan
mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap risiko terjadinya kanker. Salah satunya
yakmo pengasapan makanan dapat membentuk
senyawa hidrokarbon polisiklik aromatik
(polycyclic aromatic hydrocarbon), beberapa di
antaranya diketahui bersifat karsinogenik pada
hewan. Zat-zat yang bersifat karsinogenik dapat
terbentuk pada waktu proses pemasakan dan
jumlahnya berhubungan dengan penggunaan
suhu tinggi dan jangka waktu pemasakan. Misal
pemasakan dengan cara pembakaran
menggunakan api oven, dapat membentuk
senyawa hidrokarbon polisiklik aromatik pada
permukaan makanan yang dibakar tersebut.
Pembakaran asam amino dengan gula selama
proses pemasakan, menghasilkan berbagai zat
kimia yang bersifat mutagenik, dan beberapa di
antaranya bersifat karsinogenik. Penggaraman
dan pengasaman makanan juga dapat
9
membentuk nitrosamin yang bersifat
karsinogenik untuk mulut dan lambung.
Kanker esofagus dan kanker lambung juga berhubungan dengan keadaan
gizi kurang. Kenyataannya, hampir semua studi mengenai diet dengan kanker
lambung, telah menemukan efek protektif dari konsumsi sayuran dan buah-
buahan, dan bahkan dalam percobaan in vitro pembentukan komponen N-nitriso
dapat ditekan seminim mungkin oleh antioksidan seperti vitamin E dan vitamin C.
Kanker merupakan penyakit yang mematikan, namun bukan berati kanker
tidak dapat dicegah.. Pencegahan kanker utamanya berada pada bagaimana
kehidupan sehari-hari atau gaya hidup serta gizi yang dikonsumsi. Ada beberapa
factor yang sangat berhubungan dengan makanan dan gaya hidup yaitu diet,
aktifitas fisik dan kegemukan.Kemungkinan untuk memperbaiki kualitas dari
ketiga hal ini yaitu memperbaiki diet, meningkatkan aktivitas fisik dan menjaga
berat badan yang normal. Dengan pola hidup yang sehat dan diet sehat, risiko
kanker dapat diturunkan.
10
BAB 2
Hasil Penelitian
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kanker lebih jauh
beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil dari beberapa penelitian
tersebut yaitu :
Faktor Obesitas menyebabkan 30% resiko terjadinya kanker. Asupan energi yang berlebihan pada obesitas menstimulasi produksi hormon estrogen, terutama setelah menopause. Terdapat hubungan yang bermakna antara terjadinya kanker payudara dengan berat badan yang berlebih, diet yang tidak seimbang serta kurangnya aktifitas. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasae Indonesia (RISKESDAS) tahun 2007, kejadian kanker payudara pada obesitas dengan usia > 15 tahun sebanyak 10,3 %, overweight pada wanita 6-14 tahun sebanyak 6,4 %, dan laki-laki 6-14 tahun sebanyak 9,5 %. Sedangkan berdasarkan Data WHO, kejadian obesitas usia 5-17 tahun sebanyak 10 %.
Penelitian Terhadap Pola Makan Penelitian dilakukan pada kelompok 3600 wanita kanker dibandingkan 3413 wanita sehat (Edefonti). Subjek penelitian dibagi dalam 4 kelompok, yaitu:
1. Kelompok I : Pola makan tinggi protein hewani dan lemak jenuh
2. Kelompok II : Pola makan tinggi vitamin dan serat (buah dan sayur)
3. Kelompok III : Pola makan tinggi lemak tidak jenuh dan vitamin E
11
4. Kelompok IV : Pola makan tinggi karbohidrat, protein nabati dan garam
Hasil penelitian menyebutkan bahwa kelompok wanita yang menganut pola makan tinggi lemak tidak jenuh dan vitamin E memiliki resiko paling rendah terhadap kejadian kanker payudara. Sementara kelompok wanita yang mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat memiliki resiko lebih besar terkena kanker payudara dan kanker rahim. Penelitian ini menyarankan untuk mengurangi konsumsi daging merah dan lemak jenuh, memperbanyak konsumsi sayur, buah, serealia dan lemak tak jenuh.
Tahun 1970-an yaitu kelompok peneliti Burkitt et al. (1972) dan Trowel (1972) memelopori penelitian serat dengan pendekatan epidemiologi. Hasil penemuannya menunjukkan bahwa pada masyarakat dengan western diet yang umumnya rendah serat, banyak ditemukan orang yang mengidap berbagai penyakit seperti diverticulitis, kanker kolon, atherosklerosis, coronary heart disease, diabetes mellitus dan appendicitis.
Tingginya prevalensi kanker payudara tentunya tidak lepas dari faktor gizi, baik sebagai salah satu faktor yang ikut andil dalam menyebabkan kanker itu sendiri ataupun sebagai zat yang mampu menangkal dan mencegah terjadinya kanker, terutama peran omega 3 untuk menaikkan kekebalan tubuh dan peran antioksidan sebagai penangkal radikal bebas. Penelitian yang dilakukan oleh Willet, 2000 menunjukkan bahwa jumlah penderita kanker berbanding lurus dengan meningkatnya konsumsi lemak, dimana penelitian tersebut menemukan terdapat korelasi
12
yang signifikan antara intake lemak dengan kanker payudara, colon dan prostate. Pengaturan diet yang tepat yaitu dengan asupan gizi yang baik pada penderita kanker akan membantu kualitas hidupnya dan juga kesintasan hidupnya (survival years) (Subiyanto dan Darwito, 2007).
Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa rendahnya dan menurunnya aktivitas fisik merupakan faktor yang paling bertanggung jawab terjadinya obesitas. Dalam penelitian Hadi (2003) menunjukkan bahwa penurunan aktivitas fisik dan atau peningkatan perilaku hidup sedentarian (kurang gerak) mempunyai peranan penting dalam peningkatan berat badan dan terjadinya obesitas.
Dalam penelitian Mardiani (2000) tentang hubungan beberapa komponen gaya hidup dengan kejadian obesitas menyatakan bahwa gaya hidup dihubungkan dengan kejadian obesitas, dimana gaya hidup dibagi menjadi beberapa variabel yaitu aktivitas fisik, kegiatan rumah tangga, serta kebiasaan makan sehari-hari dan fast food. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel aktivitas fisik, kegiatan rumah tangga, serta kebiasaan makan berhubungan dengan kejadian obesitas. Dimana semakin ringan aktivitas fisik dan tugas rumah tangga maka resiko untuk obesitas makin bertambah. Dalam penelitian Meiningtias (2003) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pola makan karbohidrat dengan kegemukan, pola makan lemak dengan kegemukan, dan ada hubungan aktivitas fisik dengan kegemukan. Hal ini disebabkan karena ketidakseimbangan antara konsumsi dan pengeluaran energi, serta aktivitas fisik yang kurang
13
sehingga terjadi penumpukan lemak dan akhirnya mengakibatkan kegemukan.
Dalam penelitian Hadi (2003), menyatakan bahwa asupan energi bagi obesitas lebih tinggi dibandingkan dengan yang non obesitas. Yang menarik ialah bahwa yang obesitas 2-3 kali lebih sering mengkonsumsi fastfood. Seseorang yang asupan energinya tinggi (≥ 2200 kkal/hari) dan mempunyai waktu menonton TV ≥ 3 jam/hari mempunyai risiko menderita obesitas 12,3 kali lebih tinggi dibandingkan seseorang yang asupan energi < 2200 kkal/hari dan waktu menonton TV < 3 jam/hari. Studi ini menunjukkan adanya interaksi antara gaya hidup sedentarian (perilaku hidup kurang gerak) dan diet tinggi kalori.
Berdasarkan penelitian Hudha (2006) tentang hubungan antara pola makan dan aktivitas fisik terhadap obesitas, menunjukkan bahwa obesitas disebabkan karena pola makan yang tergolong kategori baik dan aktivitas fisik yang tergolong aktivitas fisik ringan sehingga energi yang dikeluarkan tidak sesuai dengan asupan pangan. Jika hal ini terjadi dalam kurun waktu yang lama dapat mengakibatkan terjadinya penumpukan lemak di bawah kulit yang akhirnya terjadi obesitas.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita, DR, MSc. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Penerbit PT.
Gramedia
Pustaka Utama, Jakarata.
14
Hadju, Venny, Dr, PhD. 1997. Peran Gizi dalam Mencegah Kanker. Materi
Seminar Sehari
Mengenal kanker Melalui Makanan pada tanggal 15 November 1977 di
Gedung Pertemuan Ilmiah Unhas, Ujungpandang
Huda, L. Arifatul.2006. hubungan antara pola makan dan Aktivitas Fisik dengan
Obesitas pada Remaja Kelas It SMP Theresiana I Yayasan Bernadus
Semarang. Semarang: FT UNNES
[RISKESDAS] Riset Kesehatan Dasar. 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Subiyanto dan Darwito. 2007. Peranan Nutrisi Dalam Penanganan Pasien-pasien
Kanker. Makalah Pertemuan Ilmiah nasional (PIN) ke III Tahun 2007.
Semarang.
15