tugas gerontik (perubahan fisiologi pernapasan pada lansia)

13
Perubahan Fisiologi Sistem Pernapasan pada Lansia PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2012 Oleh : Tugas : Keperawatan Gerontik Dosen : Ns., Safruddin, S.Kep. Masykur Khair 142 209 0049 Kelas B Keperawatan Gerontik | PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FKM UMI

Upload: masykur-khair

Post on 23-Nov-2015

461 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Perubahan Fisiologis Pernfasan Lansia

TRANSCRIPT

Tugas:Keperawatan GerontikDosen:Ns., Safruddin, S.Kep.

Perubahan Fisiologi Sistem Pernapasan pada Lansia

Masykur Khair142 209 0049Kelas BOleh :PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA2012

PERUBAHAN FISIOLOGI PERNAPASAN PADA LANSIADAN MASALAH PENYAKIT YANG SERING TERJADI

Paru-paru sebagai alat untuk bernapas terus-menerus kembang kempis sebanyak 16-20 kali per menit, atau sekitar 25.000 kali dalam sehari. Oleh karena itu, kita harus memelihara paru-paru dengan menghirup udara segar, jauh dari polusi asap rokok maupun gas buang kendaraan bermotor. Paru-paru kita kerjanya cukup berat. Coba saja iseng-iseng kita menghitung sudah berapa ratus juta kali paru-paru kita bergerak kembang kempis tanpa henti sejak kita lahir. Caranya : umur saat ini x 365 hari x 25.000 kali. Oleh karena itu, proses penuaan, kekuatan otot-otot pernapasan melemah, dinding dada menjadi kaku, dan daya pegas jaringan paru-paru berkurang sehingga napas menjadi lebih pendek. Kapasitas paru-paru juga menurun dan volume udara yang dikeluarkan juga berkurang. Salah satu pintu masuk kuman kedalam tubuh kita ialah melalui pernapasan. Pada lansia, daya tahan tubuh sudah melemah dan produksi antibody juga sudah menurun sehingga mereka sangat rentan terhadap infeksi paru-paru, mudah terkena sakit flu, batuk, radang paru-paru, dan lain-lain. Selain penurunan fungsi paru-paru akibat proses penuaan, ada beberapa faktor yang dapat memperburuk sistem ini, antara lain : kebiasaan merokok, kelebihan berat badan atau kegemukan, dan kurangnya pergerakan. Oleh karena itu, olahraga penting sekali untuk menyehatkan pernapasan dan tubuh keta secara keseluruhan. A. Perubahan Sistem Pernafasan Pada Lansia 1. Otot pernafasan kaku dan kahilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dangkal.2. Penurunan aktifitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret.3. Penurunan aktifitas paru(mengembang dan mengempisnya), kapasitas residu meningkat, menari nafas menjadi berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman bernafas menurun (jika pada pernafasan yag tenang kira-kira 500ml).4. Alveoli ukurannya melebar dan jumlahnya berkurang.5. O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.6. CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga rangmenurun yang kelamaan menjadi racun bagi tubuh sendiri.7. Kemampualuran nari san batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret dan corpus alium dari saluran nafas bekurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.8. Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiiringnya dengan bertambahnya usia(Constantindes, 1994).

Pada usia lanjut terjadi perubahan-perubahan anatomik yang mengenai hampir seluruh susunan anatomik tubuh, dan perubahan fungsi sel, jaringan atau organ.

1. Perubahan Anatomik Sistem RespirasiMenurut Stanley, 2006, perubahan anatomi yang terjadi pada sistem respiratory akibat penuaan sebagai berikut :a. Paru-paru kecil dan kendur.b. Hilangnya recoil elastic.c. Pembesaran alveoli.d. Penurunan kapasitas vital ; penurunan PaO2 dan residu.e. Pengerasan bronkus dengan peningkatan resistensi.f. Klasifikasi kartilago kosta, kekakuan tulang iga pada kondisi pengembangan.g. Hilangnya tonus otot toraks, kelemahan kenaikan dasar paru.h. Kelenjar mucus kurang produktif.i. Penurunan sensivitas sfingter esophagusj. Penurunan sensivitas kemoreseptor.

Yang mengalami perubahan adalah :a. Dinding dada: tulang-tulang mengalami osteoporosis, tulang-tulang rawan mengalami osifikasib. Otot-otot pernafasan : mengalami kelemahan akibat atrofic. Saluran nafas : akibat kelemahan otot berkurangnya jaringan elastis bronkus dan alveoli menyebabkan lumen bronkus mengecil, cincin-cincin tulang rawan bronkus mengalami pengapuran (Widjayakusumah, 1992 ; Bahar, 1990)d. Struktur jaringan parenkim paru: bronkiolus, duktus alveolaris dan alveolus membesar secara progeseif terjadi emfisema senilis.

2. Perubahan-perubahan fisiologis Sistem RespirasiProses penuaan menyebabkan beberapa perubahan structural dan fungsional pada toraks dan paru- paru. Kita ketahui bahwa tujuan pernapasan adalah untuk pertukaran oksigen dan karbondioksida antara lingkungan eksternal dan darah. Pada lansia ditemukan alveoli menjadi kurang elastic dan lebih berserabut serta berisi kapiler-kapiler yang kurang berfungsi, sehingga kapasitas penggunaan menurun karena kapasitas difusi paru-paru untuk oksigen tidak dapat memenuhi permintaan tubuhDaya pegas paru-paru berk urang, sehingga secara normal menahan thoraks sedikit pada posisi terkontraksi disertai dengan penurunan kekuatan otot rangka pada toraks dan diafragma. Karena dinding toraks lebih kaku dan otot pernapasan menjadi lemah, amka menyebabkan kemampuan lansia untuk batuk efektif menurun. Dekalsifikasi iga dan peningkatan klasifiaksi dari akrtilago kostal juga terjadi. Membran mukosa lebih kering, sehingga menghalangi pembuangan secret dan menciptakan risiko tinggi terhadap infeksi pernapasan. (Maryam, 2008).b. Gerak pernafasan : adanya perubahan bentuk, ukuran dada, maupun rongga dada akan merubah mekanika pernafasan amplitudo pernafasan menjadi dangkal timbul keluhan sesak bernafasc. Distribusi gas : perubahan struktur anatomik saluran gas akan menimbulkan penumpukan udara dalam alveolus (air traping) ataupun gangguan pendistribusian oksigend. Volume dan kapasitas paru menurune. Gangguan transport gas : pada usia lanjut terjadi penurunan PaO2 secara bertahap, yang penyebabnya terutama disebabkan oleh adanya tidakkeseimbangan ventilasi-perfusi,Selain itu diketahui bahwa pengambilan O2 dalam darah dari alveoli (difusi) dan transport O2 kejaringan-jaringan berkurang, terutama saat melakukan olahragaf. Gangguan perubahan ventilasi paru : akibat adanya penurunan kepekaan komoreseptor perifer, komoreseptor sentral ataupun pusat-pusat pernafasan pada medula oblongata dan pons.

Sedangkan menurut Stokslager, 2003 perubahan fisiologis pada sisitem pernapasan sebagian berikut:e. Pembesaran hidung akibat pertumbuhan kartilago yang terus-menerus.f. Atrofi umum tonsil.g. Deviasi trakea akibat perubahan di tulang belakang yang menua.h. Peningkatan diameter dada anteropsterior sebagai akibat perubahan metabolism kalsium dan kartilago iga.i. Kekakuan paru ; penurunan jumlah dan ukuran alveolus.j. Kifosis.k. Degenerasi atau atrofi otot pernapasanl. Penurunana kapasitas difusim. Penurunanan kekuatan otot inspirasi dan ekspirasi; penurunan kapasitas vitaln. Degenerasi jaringan paru, yang menyebabkan penurunan kemampuan recoil elastic paru dan peningkatan kapasitas residual.o. Ventilasi buruk pada area basal (akibat tertutupnya jalan napas ) yang mengakibatkan penurunan area permukaan untuk pertukaran gas dan pertukaran tekanan oksigen.p. Penurunan saturasi oksigen sebesar 5%q. Penurunana cairan respiratorik sekitar 30%, peninggian risisko infeksi paru dan sumbat mukus.r. Toleransi rendah terhadap oksigen.

B. Pengertian Proses Menua ( Ageing Process )Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994).

Untuk dapat mengatakan bahwa suatu kemunduran fungsi tubuh adalah disebabkan oleh proses menua dan bukan disebabkan oleh penyakit yang menyertai proses menua , ada 4 kriteria yang harus dipenuhi (Widjayakusumah, 1992) :1. Kemunduran fungsi dan kemampuan tubuh tadi harus bersifta universal, artinya umum dialami pada setiap orang.2. Proses menua disebabkan oleh faktor intristik, yang berarti perubahan fungsi sel dan jaringan disebabkan oleh penyimpangan yang tejadi didalam sel dan bukan oleh faktor luar.3. Proses menua terjadi secara progesif, berkelanjutan, berangsur lambat dan tidak dapat beralik lagi.4. Proses menua bersifat proses kemunduran/kerusakan (injury).

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KetuaanProses proses yang mempengaruhi proses penuaan, meliputi: Hereditas = keturunan/genetik Nutrisi = makanan Status kesehatan Pengalaman hidup Lingkungan Stres

D. Faktor Faktor yang memperburuk fungsi paruSelain penurunan funsi paru akibat proses penuaan terdapat beberapa faktor yang memperburuk fungsi paru yaitu antara lain:1. Faktor merokokMerokok akan memperburuk fungsi paru yaitu penyempitan saluran nafas.Pada tingkat awal saluran nafas mengalami penurunan nilai VEP1 yang besarnya tergantung pada beratnya penyakit paru tadi.2. ObesitasPada obesitas, biasanya terjadi penimbunan lemak pada leher, dada dan dinding perut, akan dapat mengganggu compliance dinding dada.3. ImmobilitasImmobilitas akan menimbulkan kekakuan atau keterbatasan gerak saat otot-otot berkontraksi, sehingga kapasitas vital paksa atau volume paru akan relatif berkurang4. OperasiDari pengalaman para ahli diketahui bahwa yang pasti memberikan faal paru adalah: (1) pembedahan toraks (dada dan jantung);(2) pembedahan abdomen bagian atas;(3)anastesi atau jenis obat anastesi tertentu

E. Masalah Penyakit yang Sering TerjadiAda beberapa penyakit paru yang menyertai usia lanjut, yang penting ada 4 macam: Pnemoni, Tuberkulosis paru, Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOM) dan Karsinoma Paru.1. PnemoniaKejadian Pnemonia pada usia lanjut tergantung pada tiga hal yaitu Kondisi fisik penderita. Lingkungan dimana mereka berada. Kuman penyebabnya atau virulensinya.Pnemoni pada usia lanjut mempunyai angka kematian yang tinggi kira-kira 40%. Penyebabnya ada tiga hal Karena pnemoninya sendiri. Pada penderita yang sering disertai berbagai kondisi atau penyakit penyerta. Pada kenyataanya penderita pnemoni usia lanjut sulit di obati.

Penyebab Pnemonia pada usia lanjut dapat bermacam-macam, yang paling sering penyebabnya adalah kombinasi berbagai kuman. Pada usia lanjut, pnemoni kiomunitas yang disebabkan oleh bakteri gram positif, sebgaian besar adalah kuman Strep. Pnemoniae.

Gambaran klinik penderita pnemoni pada usia lanjut sering-sering tidak menunjukkan gambaran yang nyata. Dilaporkan terdapat penurunan kesadaran pada 20% kasus, distensi abdomen pada 5% kasus tanda dehidrasi 50% pada kasus.

2. Tuberkolosis ParuTuberkolosis pada usia lanjut sering dilupakan, karena beberapa hal antara lain keluhan, gejala klinik maupun gambaran radiologik tidak khas.Seperti lazimnya, penyebab infeksi adalah kuman tahan asam, M. Tuberculosis.

Gejala tersering yang dikeluhkan oleh para penderita tuberkulosis usia lanjut adalah: sesak nafas, penurunan berat badan dan gangguan mental. Bila tuberkulois reaktivitas dari fokus infeksi sebelumnya, daerah paru yang sering terserang adalah bagian daerah apeks paru dengan atau penyebaran kedaerah-daerah lain.

3. Penyakit Paru Obstruksi Menahun (PPOM)PPOM adalah kelainan paru yang ditandai dengan gangguan fungsi paru berupa memanjangnya periode ekspirasi yang disebabkan oleh adanya penyempitan saluran nafas dan tidak banyak mengalami banyak perubahan dalam masa observasi beberapa waktu. Yang termasuk PPOM adalah Bronkitis kronis, emfisema paru dan penyakit saluran nafas perifer.

Timbulnya penyakit ini dikaitkan dengan faktor-faktor resiko yang terdapat pada penderita, antara lain merokok sigaret yang berlangsung lama, polusi udara, infeksi paru, berulang, umur, jenis kelamin, ras, difiensi alfa-1 antitripsin, difiensi antioksidan.Gambaran klinik yang ditemukan adalah gambaran penyakit paru yang mendasari di tambah tanda-tanda klinik akibat terjadinya obstruksi bronkus.

4. Karsinoma ParuBeberapa faktor yang telah diketahui berpengaruh terhadap timbulnya karsinoma paru antara lain,merokok, polusi udara dan bahan industri yang bersifat karsinogenik.Perkiraan penyebabnya adalah irtasi bahan-bahan yang bersifat karsinogenik dan berlangsung kronis.

Biasanya karsinoma paru tidak tidak memberikan keluhan-keluhan, dan penyakit ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan umum (general chek up). Karsinoma paru akan memberikan gejala klinik biasanya kalau sudah lanjut, menimbulkan komplikasi, misalnya menberikan tekanan pada organ di sekitarnya, metastasis jauh dan sebagainya, sehingga mengganggu fungsi organ lain. Kadang-kadang gejala yang mencolok yaitu munculnya rasa nyeri pada daerah dada, sesak nafas, hemotisis, timbul benjolan didada.

F. Pencegahan Penyakit Pada Usia LanjutProses penuaan pada seseorang tidak bisa dihindari. Perubahan struktur anatomik maupun fisiologik alami juga tidak apat dihindari. Pencegahan terhadap timbulnya penyakit-penyakit paru pada usia lanjut dilakukan pdaa prinsipnya dengan meningkatkan daya tahan tubuhnya dengan memperbaiki keaadan gizi, menghilangkan hal-hal yang dapat menurunkan daya tahan tubuh misalnya merokok, minum alkohol dan sebagainya.

Pencegahan terhadap timbulnya beberapa macam penyakit dilakukan dengan ucara yang lazim.a. Usaha pencegahan infeksi/saluran nafasUsaha untuk mencegahnya dilakukan dengan jalan menghambat mengurangi atau meniadakan faktor-faktor yang mempenaruhi timbulnya infeksi.b. Usaha menegah timbulnya TB paru.Yang bisa dilakukan adalah menghindari kontak person dengan penderitaTB paru atau menghindari cara-cara penularan lainnyac. Usaha pencegahan timbulnya PPOM atau karsinomaSejak usia muda bagi orang-orang yang beresiko tinggi terhadap timbulnya kelainan paru (PPOM dan karsinoma paru), perlu dilakukan pemantauan secara berkala:1) Pemeriksaan foto rontgen toraks2) Pemeriksaan faal paru, paling tidak setahun sekali3) Saat dianjurkan bagi mereka yang beresiko tinggi tadi (perokok berat dan laki-laki) menghindari atau segera berhenti

G. Dampak Akibat Perubahan Sistem Pernafasan Pada Lansia1. Dengan adanya perubahan anatomik-fisiologik sistem pernafasan ditambah dengan adanya faktor-faktor lainnya dapat memudahkan timbulnya macam penyakit paru yaitu : Bronkitis Kronis Emfisema Paru PPOM TB paru Kanker paru2. Sulitnya pendiagnosisan karena gejala-gejala klasik penyakit paru seperti batuk,nyeri dada, pembentukan sputum, dan demam sering tidak tampak pada pasien lansia.3. Dengan adanya perubahan sistem pernafasn pada usia lanjut, dapat menjadi kontraindikasi Tindakan Intervensi Bedah

DAFTAR PUSTAKA

Darmojo, R. Boedhie & H. Hadi Martono, 2000, Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Lueckenotte. 1998. Pengkajian Gerontologi, Edisi 2. Jakarta : EGC.Nugroho, Wahjudi. 1991. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC.Santoso, Hanna dan Ismail, Andar. 2009. Memahami Krisis Lanjut Usia : Uraian Medis dan Pedagosis-Pastoral. Jakarta : Gunung Mulia.Stanley, Mickey & Patricia Gauntlett Beare. 2007. Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2. Jakarta : EGC.

Keperawatan Gerontik | PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FKM UMI