tugas geodesi
DESCRIPTION
TUGAS GEODESITRANSCRIPT
BAB IGEODESI DAN KARTOGRAFI
Ilmu Geodesi dan Kartografi merupakan dua bidang ilmu yang sangat penting
dan bermanfaat terutama dalam bidang kehutanan. Menurut Akhbar (2003), ilmu
Geodesi dibidang kehutanan lebih akrab kita kenal dengan sebutan pengukuran
(surveying), dan merupakan salah satu cabang ilmu matematika terapan dengan maksud
untuk melakukan pengukuran-pengukuran, menentukan bentuk dan ukuran bumi,
menentukan posisi/koordinat titik-titik, panjang dan arah-arah garis pada permukaan
bumi. Geodesi mempelajari pula medan gravitiasi bumi, sedangkan ilmu Kartografi
lebih akrab kita kenal dengan sebutan pemetaan (mapping), juga merupakan Ilmu
Kartografi di bidang kehutanan merupakan ilmu terpakai terutama yang berhubungan
dengan pekerjaan-pekerjaan survei dan pemetaan. Dua bidang ilmu ini berhubungan
antara satu dengan yang lain yaitu setelah dilakukan pengukuran dan hasil pengukuran
tersebut dibuat dalam bentuk peta.
Dalam bidang kehutanan, ilmu Geodesi dan Kartografi sangat penting karena
kita tidak dapat melakukan pengolahan Sumber Daya Hutan (SDH) apabila tidak ada
batas yang jelas antara kawasan hutan dengan kawasan pemukiman penduduk.
Ilmu Geodesi dan Kartografi dalam bidang kehutanan juga bermanfaat dalam
penataan batas hutan, pengukuran kawasan hutan, survei potensi hutan, serta teknologi
geo-informasi kehutanan. Peta yang dibuat berdasarkan hasil surveying tidak hanya
penting dalam perencanaan pengelolaan SDH tapi juga bermanfaat dalam monitoring
dan evaluasi kegiatan pengolahan hutan setelah pelaksanaan proyek.
Dalam bidang kehutanan, rimbawan harus mempunyai kemampuan dalam
bidang ilmu Geodesi dan Kartografi dengan baik karena pada saat akan melakukan
kegiatan pengelolaan SDH dibutuhkan suatu perencanaan pengelolaan yang matang, dan
salah satu dari rangkaian perencanaan tersebut adalah pelaksanaan survei dan pemetaan.
Begitu besarnya peranan ilmu geodesi dan kartografi dalam bidang kehutanan sehingga
kedua bidang ilmu ini penting untuk dipelajari dan dikuasai.
1
Pada waktu melakukan pengukuran dengan menggunakan alat-alat ilmu ukur
tanah, baik pengukuran mendatar maupun pengukuran tegak, haruslah sumbu kesatu
tegak lurus dan sumbu kedua tegak lurus pada sumbu kesatu. Untuk mencapai keadaan
dua sumbu itu, digunakan suatu alat yang dinamakan nivo (Spruyt, 1980).
Suatu jurusan horizontal dapat diamati atau diukur dengan dua cara, yaitu searah
jarum jam atau berlawanan jarum jam. Dalam jurusan ilmu ukur tanah biasanya jurusan
atau sudut diukur searah jarum jam (kekanan) dari garis acuan, kecuali di tentukan yang
lain (Wirshing, 1995).
Metode poligon adalah cara penentuan titik posisi horizontal dengan banyak titik
dimana titik satu dengan titik lainnya dihubungkan satu sama lain melalui pengukuran
sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon) (Brinker dan Wolf,
1997)
Ilmu Geodesi adalah ilmu posisi dan dengan hasil yang diperoleh ilmu ini, maka
ilmu Kartografi bertugas untuk menggambarkannya di atas kertas atau media elektronik
dalam bentuk peta (Akhbar, 2003).
Dalam ilmu ukur tanah dikenal beberapa macam alat ukur diantaranya alat untuk
mengukur beda tinggi (alat menyipat datar atau alat ukur waterpas), theodolit dan
boussole tranche montagne, placent. Theodolit merupakan alat ukur yang digunakan
untuk mengukur sudut-sudut (Wongsotjitro, 1988).
Pengukuran poligon dengan theodolit merupakan pengukuran dimana
pengukuran poligon harus dimulai dan diakhiri pada titik yang telah ditentukan, karena
titik awal yang telah ditentukan digunakan untuk mencari koordinat-koordinat titik
berikutnya, sedang titik akhir dengan titik awal digunakan untuk penelitian poligon
(Wongsotjitro, 1988).
Bila suatu daerah yang dibatasi oleh garis-garis lurus tertutup, maka daerah
tersebut dapat diukur berapa luasnya. Salah satu cara untuk menentukan luas adalah
dengan menggunakan angka-angka yang menyatakan jarak.
Kalau jarak benang atas dan benang bawah stadia adalah i, dari kesebangunan
segitiga kita dapat menuliskan persamaan berikut dan dari persamaan tersebut kita dapat
menentukan jarak D.
2
dimana s adalah jarak titik fokus, dan f adalah fokus.
Cara membuat suatu poligon adalah cara pertama untuk menentukan tempat yang
lebih dari satu titik. Telah diketahui pula bahwa pada ujung awal poligon diperlukan satu
titik yang tentu pula. Supaya keadaan menjadi simetris, maka pada ujung akhir dibuat
titik yang tentu pula dan diikat pada jurusan yang tentu lagi. Umumnya suatu poligon
dimulai dan diakhiri oleh 2 titik tertentu dan diikat pada kedua ujung pada dua jurusan
tertentu pula (Wongsotjitro, 1988). Dalam mempelajari geodesi terutama menyangkut
masalah praktis di lapangan, kita mengenal dua jenis pengukuran, yaitu pengukuran
memdatar dengan alat ukur theodolit dan pengukuran tinggi dengan alat ukur waterpas
(WT). Pengukuran theodolit akan menghasilkan poligon sedangkan pengukuran dengan
waterpas akan menghasilkan beda tinggi. Theodolit adalah salah satu alat ukur tanah
yang digunakan untuk menentukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.
Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di dalam theodolit
sudut yang dapat di baca bisa sampai pada satuan sekon (detik). Theodolite merupakan
alat yang paling canggih di antara peralatan yang digunakan dalam survei. Pada
dasarnya alat ini berupa sebuah teleskop yang ditempatkan pada suatu dasar berbentuk
membulat (piringan) yang dapat diputar-putar mengelilingi sumbu vertikal, sehingga
memungkinkan suduthorisontal untuk dibaca. Teleskop tersebut juga dipasang pada
piringan kedua dan dapat diputarputar mengelilingi sumbu horisontal, sehingga
memungkinkan sudut vertikal untuk dibaca. Kedua sudut tersebut dapat dibaca dengan
tingkat ketelitian sangat tinggi (Farrington, 1997). Survei dengan menggunakan
theodolite dilakukan bila situs yang akan dipetakan luas dan atau cukup sulit untuk
diukur, dan terutama bila situs tersebut memiliki relief atau perbedaan ketinggian yang
3
besar. Dengan menggunakan alat ini, keseluruhan kenampakan atau gejala akan dapat
dipetakan dengan cepat dan efisien (Farrington, 1997).
Awal altazimuth instrumen yang terdiri dari dasar lulus dengan penuh lingkaran
di sayap vertikal dan sudut pengukuran perangkat yang paling sering setengah lingkaran.
Alidade pada sebuah dasar yang digunakan untuk melihat obyek untuk pengukuran
sudut horisontal, dan yang kedua alidade telah terpasang pada vertikal setengah
lingkaran. Nanti satu instrumen telah alidade pada vertikal setengah lingkaran dan
setengah lingkaran keseluruhan telah terpasang sehingga dapat digunakan untuk
menunjukkan sudut horisontal secara langsung. Pada akhirnya, sederhana, buka-mata
alidade diganti dengan pengamatan teleskop. Ini pertama kali dilakukan oleh Jonathan
Sisson pada 1725. Alat survey theodolite yang menjadi modern, akurat dalam instrumen
1787 dengan diperkenalkannya Jesse Ramsden alat survey theodolite besar yang
terkenal, yang dia buat menggunakan mesin pemisah sangat akurat dari desain sendiri.
Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur tanah, theodolit sering
digunakan dalam bentuk pengukuran polygon, pemetaan situasi, maupun pengamatan
matahari. Theodolit juga bisa berubah fungsinya menjadi seperti Pesawat Penyipat Datar
bila sudut verticalnya dibuat 90º. Dengan adanya teropong pada theodolit, maka
theodolit dapat dibidikkan kesegala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung,
theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku-siku pada perencanaan /
pekerjaan pondasi, theodolit juga dapat digunakan untuk mengukur ketinggian suatu
bangunan bertingkat. Macam Theodolit berdasarkan konstruksinya, dikenal dua macam
yaitu:
1. Theodolit Reiterasi ( Theodolit sumbu tunggal ) Dalam theodolit ini, lingkaran skala
mendatar menjadi satu dengan kiap, sehingga bacaan skala mendatarnya tidak bisa di
atur. Theodolit yang di maksud adalah theodolit type T0 (wild) dan type DKM-2A
(Kem).
2. Theodolite Repitisi Konsruksinya kebalikan dari theodolit reiterasi, yaitu bahwa
lingkaran mendatarnya dapat diatur dan dapt mengelilingi sumbu tegak. Akibatnya
dari konstuksi ini, maka bacaan lingkaran skala mendatar 0º, dapat ditentukan kearah
4
bidikan / target myang dikehendaki. Theodolit yang termasuk ke dakmjenis ini adalah
theodolit type TM 6 dan TL 60-DP (Sokkisha ), TL 6-DE (Topcon), Th-51 (Zeiss).
3. Theodolite Modern Theodolites di hari ini, membaca dari kalangan vertikal dan
horisontal biasanya dilakukan secara elektronik. Readout yang dilakukan oleh rotary
encoder, yang dapat absolut, misalnya Gray menggunakan kode, atau meningkat,
dengan terang dan gelap sama jauh radial band.
1. MACAM THEODOLIT MENURUT SISTEM BACAANNYA: Ø Theodolite sistem
baca dengan Indexs Garis Ø Theodolite sistem baca dengan Nonius Ø Theodolite
sistem baca dengan Micrometer Ø Theodolite sistem baca dengan Koinsidensi Ø
Theodolite sistem baca dengan Digital’
2. THEODOLIT MENURUT SKALA KETELITIAN Ø Theodolit Presisi (Type T3/
Wild) Ø Theodolit Satu Sekon (Type T2 / Wild) Ø Theodolit Spuluh Sekon (Type
TM-10C / Sokkisha) Ø Theodolit Satu Menit (Type T0 / Wild) Ø Theodolit Sepuluh
Menit ( Type DK-1 / Kern)
3. SYARAT SEBELUM MENGUKUR SUDUT Sumbu tegak (sumbu-I) harus
benarbenar tegak. Bila sumbu tegak miring maka lingkaran skala mendatar tidak lagi
mendatar. Hal ini berarti sudut yang diukur bukan merupakan sudut mendatar.
Gelembung nivo yang terdapat pada lingkaran skala mendatar ditengah dan
gelembung nivo akan tetap berada ditengah meskipun theodolit diputar mengelilingi
sumbu tegak. Bila pada saat theodolit diputar mendatar dan gelembung nivo berubah
posisi tidak ditengah lagi, maka berarti sumbu-I tidak vertical, ini disebabkan oleh
kesalahan sistim sumbu yang tidak benar, atau dapat juga disebabkan oleh posisi nivo
yang tidak benar. Tidak ada salah indeks pada skala lingkaran tegak. Setelah syarat
pertama, kedua dan ketiga dipenuhi maka arahkan garis bidik ketitik yang agak jauh
Ketengahkan gelembung nivo lingkaran skala tegak Baca lingkaran skala tegak,
missal didapat bacaan sudut zenith z Putar teropong 180o Periksa gelembung nivo
lingkaran skala tegak, ketengahkan bila belum terletak di tengah Baca lingkaran skala
tegak, misal z’. Bila bacaan z’ = 360 Apabila keempat syarat tidak terpenuhi maka
diadakan pengaturan. Untuk mendapatkan sudut horizontal yang benar maka syarat
5
pertama kedua dan ketiga harus benar sedangkan syarat keempat dipenuhi untuk
mendapatkan sudut vertical yang benar.
4. MENGATUR SUMBU TEGAK Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
mengatur sumbu tegak adalah sebagai berikut: Usahakan agar nivo lingkaran
mendatar sejajar dengan kaki tribrach Tengahkan posisi gelembung nivo dengan cara
memutar kedua skrup kaki tribrach secara bersamaan dengan arah yang berlawanan
Setelah keadaan gelembung nivo berada di tengah maka putar theodolit 90o
gelembung nivo dengan hanya memutar skrup kaki tribrach yang ketiga Kemudian
kembalikan ke kedudukan semula (sejajar skrup kaki tribrach 1 dan 2) Tengahkan
kembali posisi nivo apabila gelembung nivo belum berada ditengah Kemudian putar
theodolit 180o kedudukan nivo yang sejajar dengan skrup kaki kiap 1 dan 2 Bila garis
arah nivo tegak lurus dengan sumbu tegak, maka gelembung nivo akan tetap berada
ditengah. Poligon adalah rangkaian titik-titik secara berurutan, sebagai kerangka
dasar pemetaan. Untuk kepentingan kerangka dasar, titik-titik poligon tersebut harus
diketahui atau ditentukan posisi atau koordinatnya. Macam-macam poligon, antara
lain:
A. Atas dasar titik ikat:
(1) poligon terikat sempurna poligon yang ujung-ujungnya terikat pada dua titik yang
diketahi koordinatnya,
(2) poligon terikat sepihak poligon yang salah satu titik ujungnya terikat atau diketahui
koordinatnya,
(3) poligon bebas: poligon yang ujung-ujungnya tidak terikat.
B. Atas dasar bentuk
(1) Poligon Terbuka: poligon yang ujungnya tidak saling bertemu satu dengan yang lain,
(2) poligon tertutup: poligon yang ujungnya saling bertemu (titik awal dan titik ahir
menjadi satu) dan membentuk suatu loop atau kring,
C. Atas dasar hirarki dalam pemetaan
6
(1) poligon yang utama : poligon yang koordinat titik-titiknya diperoleh langsung dari
penentuan koordinat titik local atau diikatkan langsung melaui pengukuran dari titik
kontrol terdekat.
(2) poligon cabang: poligon yang koordinat titik-titiknya diikatkan dari poligon utama.
Pada setiap pekerjaan poligon tertutup, penting diketahui arah pengukuran poligon.
Pada gambar, arah pengukuran poligon berlawanan dengan jarum jam.
Konsekuensinya, sudut kanan (β) yang terbentuk adalah sudut dalam.
Menghitung Azimuth Untuk menghitung azimuth tiap-tiap garis penghubung
haruslah ditentukan lebih dahulu azimuth awalnya. Penentuan azimuth awal dapat
dilakukan dengan cara magnetis (kompas) atau pengamatan matahari. Menghitung
Koordinat Setelah azimuth dan arah datar telah dihitung, maka kita dapat menghitung
koordinat titik-titik poligon. Menghitung Koreksi Koordinat Setelah itu kita menghitung
koreksi absis pada setiap titik. Cara penentuan posisi titik horizontal dengan banyak titik
satu dengan titik lainnya dihubungkan satu sama lain melalui pengukuran sudut dan
jarak sehingga rangkaian titik-titik (poligon) disebut metode poligon. Teknik atau cara
pembuatan titik-titik poligon, dapat digolongkan menjadi 4 (empat) cara, yaitu : Poligon
terbuka Poligon tertutup Poligon bercabang Poligon kombinasi dari dua atau ketiganya
Poligon tertutup merupakan poligon yang titik awal dan titik akhir saling berimpit atau
pada posisi yang sama atau saling bertemu. Pada poligon tertutup ini secara geometris
bentuk rangkaian poligon tertutup bila memiliki dua titik tetap biasa dinamakan dengan
poligon tertutup terikat sempurna. Teori Pengukuran polygon bisa digunakan untuk
menentukan kerangka dasar mendatar pengukuran situasi. Polygon merupakan
serangkaian garis lurus khayal yang menghubungkan titik-titik di permukaan bumi.
Setiap titik dalam rangkaian tersebut akan menjadi acuan bagi penentuan koordinat titik-
titik disekitarnya. Pada pengukuran situasi, theodolit diletakkan pada titik-titik polygon.
Jika tidak terdapat titik di antara titik-titik polygon sebagai titik acuan, maka harus
dilakukan pengikatan ke belakang (dari titik pertama polygon ke titik acuan).
Pengukuran polygon merupakan pengukuran sudut mendatar dan jarak mendatar antara
titik-titik polygon. Dari selisih antara dua sudut mendatar pada suatu titik, diperoleh
7
sudut dalam polygon pada titik tersebut. Ada dua cara pengukuran polygon yaitu cara
polygon tertutup (satu titik acuan), dan cara polygon terbuka (dua titik acuan). Pada
praktikum kali ini, yang digunakan adalah cara polygon tertutup. Dengan cara ini,
seharusnya titik awal dengan titik akhir berimpit. Sudut dalam polygon pada suatu titik,
dapat dicari dengan menghitung delta kedua sudut yang terukur dengan pusat putaran
titik tersebut
Geodesi didefenisikan sebagai ilmu posisi, dan dengan hasil yang diperoleh maka
Ilmu Kartografi bertugas untuk menggambarkannya di atas kertas atau media elektronik
dalam bentuk peta (Akhbar, 2003). Dalam bidang geodesi dan ukur tanah terdapat
bermacam-macam alat pengukur sudut dan jarak Theodolit merupakan alat yang
didesain khusus untuk mengukur sudut, akan tetapi pada praktek di lapangan theodolit
dapat digunakan pula untuk mengukur jarak. Secara umum theodolit mempunyai prinsip
mekanisme yang sama, akan tetapi pada tingkatan tertentu mempunyai perbedaan baik
penampilan maupun bagian dalam atau konstruksinya. Disamping itu dalam konteks
aktivitas, ruang lingkup aktivitas pekerjaan-pekerjaan ilmu geodesi umumnya akan
mencakup tahapan-tahapan: pengumpulan data, pengolahan dan manipulasi data,
perepresentasian informasi, serta analisa dan utilisasi informasi (Prihandito, 1989) Ilmu
Geodesi adalah ilmu posisi dan dengan hasil yang diperoleh ilmu ini, maka ilmu
Kartografi bertugas untuk menggambarkannya di atas kertas atau media elektronik
dalam bentuk peta (Akhbar, 2003). Kartografi adalah ilmu dan teknik pembuatan peta.
Proses kartografi adalah proses grafis sampai sebuah gambar menjadi peta yang telihat
informatif (map compotition) (Prihandito, 1989). Dalam ilmu ukur tanah dikenal
beberapa macam alat ukur diantaranya alat untuk mengukur beda tinggi (alat menyipat
datar atau alat ukur waterpas), theodolit dan boussole tranche montagne, placent.
Theodolit merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur sudut-sudut
(Wongsotjitro, 1988). Pengukuran poligon dengan theodolit merupakan pengukuran
dimana pengukuran poligon harus dimulai dan diakhiri pada titik yang telah ditentukan,
karena titik awal yang telah ditentukan digunakan untuk mencari koordinat-koordinat
titik berikutnya, sedang titik akhir dengan titik awal digunakan untuk penelitian poligon
(Wongsotjitro, 1988). Metode poligon adalah cara penentuan titik posisi horizontal
8
dengan banyak titik dimana titik satu dengan titik lainnya dihubungkan satu sama lain
melalui pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon)
(Brinker dan Wolf, 1997). Jarak adalah garis hubungan terpendek antara 2 (dua) titik
yang dapat diukur dengan menggunakan alat ukur, misalnya : mistar, pita ukur,
theodolith, waterpass, dan lain-lain. Susut adalah besaran antara 2 (Dua) arah yang
bertemu pada satu titik (Untuk menentukan azimuth dan arah). Ketinggian adalah jarak
tegak diatas atau dibarah bidang refiners yang dapat diukur dengan waterpass dan rambu
ukur (Tim Penyusun, 2006). Bidang Nivo adalah suatu permukaan yang arah gaya berat
pada setiap titik selalu tegak lurus dengan arah gaya berat tersebut. Dicontohkan suatu
bidang nivo adalah permukaan air dalam keadaan tenang, misalnya permukaan air dalam
gelas, permukaan air danau, dan permukaan air laut (Akhbar, 2007). Suatu jurusan
horizontal dapat diamati atau diukur dengan dua cara, yaitu searah jarum jam atau
berlawanan jarum jam. Dalam jurusan ilmu ukur tanah biasanya jurusan atau sudut
diukur searah jarum jam (kekanan) dari garis acuan, kecuali di tentukan yang lain
(Wirshing, 1995). Bila suatu daerah yang dibatasi oleh garis-garis lurus tertutup, maka
daerah tersebut dapat diukur berapa luasnya. Salah satu cara untuk menentukan luas
adalah dengan menggunakan angka-angka yang menyatakan jarak. Cara membuat suatu
poligon adalah cara pertama untuk menentukan tempat yang lebih dari satu titik. Telah
diketahui pula bahwa pada ujung awal poligon diperlukan satu titik yang tentu pula.
Supaya keadaan menjadi simetris, maka pada ujung akhir dibuat titik yang tentu pula
dan diikat pada jurusan yang tentu lagi. Umumnya suatu poligon dimulai dan diakhiri
oleh 2 titik tertentu dan diikat pada kedua ujung pada dua jurusan tertentu pula
(Wongsotjitro, 1988).
9
BAB IIGAMBAR THEODOLIT
Gambar Theodolith Dan Bagian – Bagiannya.
10
KETERANGAN :
1. . Tombol micrometer
2. Sekrup penggerak halus vertical
3. Sekrup pengunci penggerak vertical
11
4. Sekrup pengunci penggerak horizontal
5. Sekrup penggerak halus horizontal
6. Sekrup pendatar Nivo
7. Plat dasar
8. Pengunci limbus
9. Sekrup pengunci nonius
10. Sekrup penggerak halus nonius
11. Ring pengatur posisi horizontal
12. Nivo tabung
13. Sekrup koreksi Nivo tabung Telescop
14. Reflektor cahaya
15. Tanda ketinggian alat
16. Slot penjepit
17. Sekrup pengunci Nivo Tabung
18. Nivo Tabung Telescop
19. Pemantul cahaya penglihatan Nivo
20. Visir Collimator
21. Lensa micrometer
22. Ring focus benang diafragma
24. Ring focus okuler
23. Lensaokuler
12
DAFTAR PUSTAKA
Akhbar, 2003. Geodesi dan Kartografi untuk Bidang Kehutanan. Universitas Tadulako, Palu.
Brinker, R.C., dan Wolf, P.R., 1997. Dasar-Dasar Pengukuran Tanah (Surveying). Erlangga, Jakarta.
Spruyt, 1980. Mengukur dan Menentukan Titik di Lapangan. Erlangga, Jakarta.
Wirsing, J.R., 1995. Pengantar Pemetaan. Erlangga, Jakarta.
Wongsotjitro, S., 1998. Ilmu Ukur Tanah. Kanisius, Jakarta.
13