tugas fasies gunungapi.doc

3
Tugas Laporan Praktikum Survei dan Pemetaan Geomorfologi (GEL 0207) Review Jurnal Mengenai Fasies Gunungapi Secara bentang alam, gunung api yang berbentuk kerucut dapat dibagi menjadi daerah puncak, lereng, kaki, dan dataran di sekelilingnya. Pemahaman ini kemudian dikembangkan oleh Williams dan McBirney (1979) dalam Bronto (2006) untuk membagi sebuah kerucut gunung api komposit menjadi 3 zone, yakni Central Zone, Proximal Zone, dan Distal Zone. Central Zone disetarakan dengan daerah puncak kerucut gunung api, Proximal Zone sebanding dengan daerah lereng gunung api, dan Distal Zone sama dengan daerah kaki serta dataran di sekeliling gunung api. Namun dalam uraiannya, kedua penulis tersebut sering menyebut zone dengan facies, sehingga menjadi Central Facies, Proximal Facies, dan Distal Facies. Istilah fasies digmakan untuk memrnjukkan variasi batuan berdasarkan sifat fisik, kimia dan biologi yang terendapkan pada skala geologi tertentu (Fisher and Schmincke, 1984 dalam Syabaruddin, 2003). Fasies lebih banyak digunakan untuk batuan sedimen, namun sekarang fasies dapat diterapkan untuk menunjukan penyebaran endapan gunungapi. Pembagian fasies dan ciri-ciri masing-masing fasies gunungapi yang dibuat oleh Bogie & Mackenzie (1998) dalam Marfai, dkk. (2012) didasarkan pengamatan terhadap proses dan produk erupsi gunungapi aktif masa kini, maka jenis bahaya gunungapi pada setiap fasies gunungapi dapat diperkirakan. Dalam fasies sentral dan proksimal gunungapi, jenis bahaya yang dapat terjadi adalah lontaran batu pijar (bom/blok gunungapi), hujan abu, gas beracun, awan panas (aliran piroklastika), aliran lava, dan guguran kubah lava. Bahaya gunungapi pada fasies Adzicky Samaawa_11/313347/GE/07011

Upload: adzicky-samaawa

Post on 07-Dec-2014

105 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

TUGAS FASIES GUNUNGAPI

TRANSCRIPT

Page 1: tugas fasies gunungapi.doc

Tugas Laporan Praktikum Survei dan Pemetaan Geomorfologi (GEL 0207)

Review Jurnal Mengenai Fasies Gunungapi

Secara bentang alam, gunung api yang berbentuk kerucut dapat dibagi menjadi

daerah puncak, lereng, kaki, dan dataran di sekelilingnya. Pemahaman ini kemudian

dikembangkan oleh Williams dan McBirney (1979) dalam Bronto (2006) untuk membagi

sebuah kerucut gunung api komposit menjadi 3 zone, yakni Central Zone, Proximal Zone,

dan Distal Zone. Central Zone disetarakan dengan daerah puncak kerucut gunung api,

Proximal Zone sebanding dengan daerah lereng gunung api, dan Distal Zone sama dengan

daerah kaki serta dataran di sekeliling gunung api. Namun dalam uraiannya, kedua penulis

tersebut sering menyebut zone dengan facies, sehingga menjadi Central Facies, Proximal

Facies, dan Distal Facies. Istilah fasies digmakan untuk memrnjukkan variasi batuan

berdasarkan sifat fisik, kimia dan biologi yang terendapkan pada skala geologi tertentu

(Fisher and Schmincke, 1984 dalam Syabaruddin, 2003). Fasies lebih banyak digunakan

untuk batuan sedimen, namun sekarang fasies dapat diterapkan untuk menunjukan

penyebaran endapan gunungapi.

Pembagian fasies dan ciri-ciri masing-masing fasies gunungapi yang dibuat oleh

Bogie & Mackenzie (1998) dalam Marfai, dkk. (2012) didasarkan pengamatan terhadap

proses dan produk erupsi gunungapi aktif masa kini, maka jenis bahaya gunungapi pada

setiap fasies gunungapi dapat diperkirakan. Dalam fasies sentral dan proksimal gunungapi,

jenis bahaya yang dapat terjadi adalah lontaran batu pijar (bom/blok gunungapi), hujan abu,

gas beracun, awan panas (aliran piroklastika), aliran lava, dan guguran kubah lava. Bahaya

gunungapi pada fasies medial adalah awan panas, hujan abu, aliran lahar, sedangkan bahaya

gunungapi pada fasies distal berupa hujan abu, aliran lahar, dan banjir.

Adzicky Samaawa_11/313347/GE/07011

Page 2: tugas fasies gunungapi.doc

Tugas Laporan Praktikum Survei dan Pemetaan Geomorfologi (GEL 0207)

Gambar 1. Pembagian fasies gunungapi menurut Bogie & Mackenzie (1998) dalam Marfai, dkk. (2012)

Daftar PustakaBronto, S. 2006. Fasies Gunungapi dan Aplikasinya. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 1 No.

2 Hal: 59-71 Marfai, M. A.; Cahyadi, A.; Hadmoko, D. S.; dan Sekaranom, A. B. 2012. Sejarah Letusan

Gunung Merapi Berdasarkan Fasies Gunungapi di Daerah Aliran Sungai Bedog, Daaerah Istimewa Yogyakarta. Riset Geologi dan Pertambangan Vol. 22 No. 2. Hal : 73-79.

Syabaruddin; Samudro S. B.; Nurnusanto, I. dan Utami I. 2003. Pemetaan Fasies Vulkanik Pada Daerah Prospek Panasbumi Gunung Ungaran, Jawa Tengah (Laporan kemajuan). Proceedings of Joint Convention Jakarta 2003 The 32nd IAGI and The 28th HAGI Annual Convention and Exhibition.

Adzicky Samaawa_11/313347/GE/07011