tugas farmasetika telinga,hidung, mulut
DESCRIPTION
tugas kelompokTRANSCRIPT
TUGAS FARMASETIKA
RANGKUMAN
Preparat Telinga, Hidung dan Permukaan Mulut
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
DICKY YUDHA (A 0123 114 )
ERA NOVITASARI (A 0123 124)
FARISTI TIARA CASUARINA (A 0121 082)
RAINA (A 0121 049)
SABILLA NURSYAHBANI (A 0121 051)
SRI WAHYUNI (A 0121 075)
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
BANDUNG
2013
Preparat Telinga, Hidung dan Permukaan Mulut
1. Preparat Telinga
Preprat telinga sering disebut sebagai preparat otic atau aural. Bentuk larutan paling sering
digunakan pada telinga, suspensi dan salep. Preparat telinga biasanya diteteskan kedalam
saluran telinga untuk mengeluarkan lilin telinga atau untuk mengobati infeksi, peradangan
atau rasa sakit.
a. Preparat untuk melepaskan kotoran telinga
Kotoran telinga merupakan campuran sekresi kelenjar keringat dan kelenjar sebasea dari
saluran telinga bagian luar. Larutan minyak mineral encer, minyak nabati dan hydrogen
peroksida biasa digunakan untuk melunakan kotoran telinga yang terjepit agar dapat
dikeluarkan. Selain itu digunakan larutan surfaktan sintetik, larutan ini terdiri dari kondensat
dari trietanolamin poli[eptida oleat, atau propilen glikol. Produk komersial lainnya yaitu
menggunakan karbamida peroksid dalam gliserin anhidrat, jika menempel pada lilin telinga,
karbamida peroksida melepaskan oksigen lalu mengganggu keutuhan lilin telinga yang
terjepit dan membantu mengeluarkan kotoran telinga tersebut.
Cara menggunakan:
Larutan otik ditempatkan pada saluran telinga dengan posisi kepala pasien miring 45 o, lalu
memasukan gumpalan kapas untuk menahan obat didalam telinga selama 15 – 30 menit,
disusul dengan menyemprot saluran telinga dengan air hangat perlahan – lahan memakai
penyemprot telinga berbahan karet.
b. Preparat Telinga untuk antiinfeksi, antiradang dan analgetik
Obat yang digunakan pada permukaan bagian luar telinga untuk melawan infeksi adalah zat-
zat seperti kloramfenikol, kolistin sulfat, neomisin, polimiksin B sulfat dan nistatin. Zat – zat
tersebut biasanya dibuat dalam bentuk tetes telinga (larutan atau suspensi) dalam gliserin
anhidrida atau propilen glikol. Pembawa yang kental memungkinkan kontak antara obat
dengan jaringan telinga yang lebih lama, selain itu sifat higroskopisnya memungkinkan
menarik kelembapan dari jaringan telinga sehingga mengurangi peradangan dan membuang
lembab yang tersedia untuk proses kehidupan mikroorganisme yang ada. Untuk mengurangi
rasa sakit yang sering menyertai infeksi telinga, beberapa preparat otic juga mengandung
bahan analgetik seperti antipirin dan anestetik local seperti lidokain, dibukain dan benzokain.
Pengobatan permukaan bagian luar telinga dari infeksi sering digunakan bersama-sama
dengan pengobatan secara sistemik, biasanya dilakukan dengan pemberian antibiotik secara
oral.
Preparat cair telinga dengan zat antiradang hidrokortison dan deksametason natrium fosfat,
namun memiliki efek samping reaksi alergi serta gatal-gatal, untuk mengatasi hal itu
pemakaian hidrokortikosteroid lebih sering digunakan dalam bentuk salep dan dikemas dalam
tube obat mata. Hal ini disebabkan karena kemasan dalam bentuk salep memungkinkan
menempatkan sejumlah kecil salep dalam saluran telinga dengan sedikit sekali kemungkina
terbuang.
Analgetik pada permukaan untuk telinga biasanya berbentuk larutaan dan sering mengandung
analgetik antipirin dan anestetik local, benzokin dalam pelarut propilen glikol atau gliserin
anhidrida, pelarut ini bersifat higroskopis sehingga akan menyebabkan penarikan kelembaban
dari jaringan yang bengkak kedalam pelarut.
Preparat cair memerlukan pengawetan terhadap pertumbuhan mikroba, bahan pengawet yang
biasanya digunakan adalah klorobutanol (0,5 %), timerosal (0,01 %) dan kombinasi paraben-
paraben, antioksidan seperti natrium disulfide dan penstabil lainnya juga dimasukan kedalam
formulasi obat telinga.
2. Preparat Hidung
Preparat hidung menagndung zat adrenergic dan digunakan untuk aktivitas pemampatan pada
mukosa hidung, biasanya preparat ini dalam bentuk larutan, dan dipakai sebagai tetes atau
semprot hidung, dan jeli hidung,
a. Larutan untuk hidung yang mampat (Nasal Dekongestan)
Preparat berair paling banyak dipakai pada hidung yang mampat, dibuta isotonic terhadap
cairan hidung, didapar untuk menjaga stabilitas obat lalu diawetkan sesuai dengan
kebutuhannya. Pengawet antimikroba digunakan sama dengan yang digunakan dalam
pengawetan larutan obat mata. Kebanyakan obat adrenegik yang dipakai dalam larutan
dekongestan hidung merupakan campuran sintetis yang sama strukur kimia, kativitas
farmakologi dan efek sampingnya dengan senyawa induknya, epinefrin yang terjadi secar
alami. Larutan untuk pemakaian pada telinga dikemas dalam botol tetes atau dalam botol
semprot plastic, biasanya berisi 15 – 30 ml obat. Jika larutan hilang warnanya atau
mengandung bahan yang mengendap, maka obat tersebut tidak boleh dipakai lagi.
b. Obat hirup dekongestan (Decongestan inhaler)
Dekongestan hidung dapat juga digunakan dalam bentuk hirupan (inhalant). Misalnya obat-
obat propilheksedrin dan tuaminoheptan berupa cairan yang mudah menguap secara
perlahan- lahan pada temperature kamar. Sifat-sifat ini memungkinkannya menjadi efektif
sebagai inhalan. Obat hirup berisi fiber yang berupa rol sehingga berbentuk silinder yang
diisikan bahan obat yang mudah menguap, untuk obat-obat yang mempunyai bau seperti
amina biasanya ditutupi dengan bahan pewangi.
Cara pemakaian:
Inhaler diletakan pada lubang hidung, uap dihirupkan untuk mengurangi pemampatan hidung.
Pemakaian yang berlebihan dapat menimbulkan edeam pada hidung lebih mampatnya
hidung.
3. Preparat Permukaan Mulut (Topical Oral Preparation)
Obat-obatan yang termasuk kelompok preparat permukaan mulut adalah:
Paraklorofenol yang mengandung kamfer (Antiinfeksi gigi)
Cairan eutektik terdiri dari 65 % kamper dn 35 % paraklorofenol, digunakan untuk sterilisasi
saluran akar gigi yang dalam
Larutan karbamid Peroksida (Antiinfeksi gigi)
Mengandung 10 % karbamid dalam gliserin anhidrida yang diwangikan. Digunakan sebagai
pembersih kimia mekanis dan bahan pengikis luka yang mematikan kuman yang bekerja
dengan melepaskan gelembung-gelembung oksigen.
Larutan dan Tablet isap (lozenges) Setilpiridinum Klorida (Antiinfeksi Lokal)
Mengandung 1 : 2000 b/v dan 1 : 1500 b/v setilpiridnium klorida, digunakan sebagai
pembersih dan penyegar mulut.
Larutan Topikal dan tablet mudah larut Eritrosin Natrium (bahan pembuak gigi)
Larutan dipakai secara topical pada gigi untuk mengangkat kotoran pada gigi, sedangkan
tablet kunyah untuk tujuan yang sama dan tidk untuk ditelan.
Eugenol (Analgesik untuk gigi)
Digunakan pada permukaan lubang atau rongga gigi dan pelindung gigi, Eugenol berupa
cairan kuning pucat dengan aroma wangi rasa cengkeh dan rasa rempah.
Gutta Percha (Bahan perbaikan gigi)
Bahan yang digunakan lateks yang dimurnikan dan dikeringkan, tidak larut dalam air dan
digunakan untuk perbaikan sementara pada gigi dan tetap pada saluran akar gigi.
Aerosol Topikal Lidokain (Anestetik gigi topical)
Digunakan dengan semprotan dalam jumlah 10 mg setiap satu semprotan dan yang biasa
digunakan dalam jumlah 10 mg setiap satu semprotan.
Suspensi Oral Nistattin (Antijamur)
Digunakan untuk infeksi jamur dimulut dengan cara menahan obat ini didalam rongga mulut
Pumice (Batu apung) (Penggosok Gigi)
Batu apung tidak larut dalam air, serbuk keabu-abuan , berpasir asal dari gunung berapi dan
mengandung aluminium, kalium dan natrium silikat, dipakai dalam jumlah kecil.
Larutan dan tablet Natrium Fluorida (pencegah karies gigi)
Mengandung 1,1 atau 2,2 mg natrium fluoride dikunyah atau ditelan, dipakai pada gigi,
larutan encernya boleh ditelan
Gel dan larutan natrium flourida dan asam fosfat (pencegah caries pada gigi)
Mengandung 1,23 % ion flourida dan 1 % asam fosfat
Zink klorida (Bahan penghilang rasa pada gigi)
Digunakan topical pada gigi
Semen Zink Eugenol (pelindung gigi topical)
Mengandung campuran serbuk zink asetat, zink stearat, zink oksida dan resin dengan resin
yang mengandung eugenol dan minyak biji kapas.
Tablet Isap (Troches)
Merupakan bentuk sediaan padat yang mengandung bahan obat dan biasanya diberi pewangi
dan bahan pemanis, dimaksudkan untuk melarutkan secara perlahan-lahan dalam rongga
mulut untuk efek local. Troches dibuat dengan tekanan tinggi dengan menggunakan mesin,
sehingga dihasilkan tablet yang lebih keras dari biasanya, sehingga troches perlahan-lahan
hancur didalam mulut, pemakaian gom alam yang ditambahkan untuk mengikat serbuk-
serbuk yang digunakan, juga membantu lozhenges yang dihasilkan lebih keras. Bahan obat
yang tahan panas dapat dibuat menjadi lozenges permen gula yang keras dengan mesin
pembuat permen, yang memproses sirup yang diharumkan pada konsentrasi tinggi dan hangat
sebagai bahan dasarnya. Kebanyakan diperdagangkan dalm bentuk permen.