tugas epidemi dan kesling - study case-control & odds ratio
DESCRIPTION
epidemiologi dan kesehatan lingkungan mengenai case control dan odds ratioTRANSCRIPT
TUGAS EPIDEMIOLOGI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN
“STUDI KASUS-KONTROL DENGAN PENGUKURAN ODDS RATIO”
DISUSUN OLEH:
1. Sitti Hariyati (13513032)
2. Ummu Khairana (13513041)
3. Dwianti Novira (13513058)
4. Luthfi Hanifar (13513074)
5. Novelia Dewi Safitri (13513087)
6. Indah Puspitasari (13513092)
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2014/2015
STUDI KASUS-KONTROL : ODDS RATIO
Pembahasan ini menyajikan “overview” tentang salah satu desain studi epidemiologi
yakni studi kasus kontrol berdasarkan perhitungan odds ratio . Dalam makalah ini akan
dijelaskan mengenai karakteristik desain studi kasus kontrol, pengukurannya secara odds
ratio, kelebihan dan kekurangannya beserta contoh.
Desain studi epidemiologi bisa digunakan untuk penelitian kedokteran klinis,
biomedis, dan penelitian kesehatan lainnya. Epidemiologi adalah studi tentang distribusi dan
determinan penyakit pada populasi. Studi epidemiologi dibedakan menjadi dua kategori:
epidemiologi deskriptif; dan epidemiologi analitik. Studi kasus-kontrol ini masuk pada
epidemiolgi analitik secara observasional. Yaitu rancangan penelitian epidemiologi yang
mempelajari hubungan antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara
membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya.
Case control
Case control dalam desain studi epidemiologi adalah studi analitik yang menganalisis
hubungan kausal dengan menggunakan logika terbalik, yaitu menentukan penyakit (outcome)
terlebih dahulu dan kemudian mengidentifikasi penyebab (faktor risiko). Studicase
control biasanya dilakukan dengan memakai kelompok kontrol sehingga disebut sebagai
studi kasus kontrol atau case control study dan bersifat retrospektif. Di dalam studi kasus
kontrol ini dimulai dengan kasus atau sampel yang telah ada atau dengan kata lain sudah
terjadi dan sudah tersedia) dimana digunakan sampel kelompok kontrol sebagai pembanding.
Kelompok kontrol tersebut terdiri dari sekumpulan orang yang bukan kasus (bukan penderita
penyakit yang bersangkutan) yang ciri-cirinya (dalam hal umur, jenis kelamin, ras, tingkat
sosial, dll). Pada case control, dimulai dari pemaparan pada masa lampau untuk melacak
riwayat pengalamannya.
Pada case control, penelitian dimulai dengan menentukan populasi. Populasi
penelitian diambil dari sumber yang sama sehingga memiliki karakteristik yang sebanding
kecuali status penyakitnya. Membagi sasaran penelitian menjadi 2 populasi yaitu populasi
kasus dan populasi control (penyakit thypoid). Peneliti mengukur paparan (penyakit thypoid)
yang dialami subjek pada waktu yang lalu (retrospektif) dengan cara wawancara, memeriksa
catatan medic, dll.
Penelitian retrospektif sering disebut juga penilitian kasus control, ekspos factor dan
untuk memudahkan agar tidak terjadi kesalahan maka disarankan untuk menggunakan istilah
trohok atau trohoc (Alvan Feinstein) yaitu cohort yang dibaca dari belakang sesuai dengan
proses perjalanan penyakit yang diikuti, sedangkan pada penelitian kohort proses diikuti
kedepan artinya dari factor resiko mencari insidensi, sedangkan penelitian retrospektif
mengikuti proses ke belakang dari penderita pada keadaan awal untuk mencari factor resiko.
Studi case control adalah rancangan penelitian epidemiologi yang mempelajari hubungan
antara paparan (faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok
kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. Ciri-ciri studi case control adalah
pemilihan subyek berdasarkan status penyakit, untuk kemudian dilakukan pengamatan
apakah subyek mempunyai riwayat terpapar faktor penelitian atau tidak.
Karakteristik case control antara lain :
1. Merupakan penelitian observasional yang bersifat retrospektif
2. Penelitian diawali dengan kelompok kasus dan kelompok kontrol
3. Kelompok kontrol digunakan untuk memperkuat ada tidaknya hubungan sebab-akibat
4. Terdapat hipotesis spesifik yang akan diuji secara statistik
5. Kelompok kontrol mempunyai risiko terpajan yang sama dengan kelompok kasus
6. Pada penelitian kasus-kontrol, yang dibandingkan ialah pengalaman terpajan oleh
faktor risiko antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol
7. Penghitungan besarnya risiko relatif hanya melalui perkiraan melalui perhitunganodds
ratio
Studi case control bersifat retrospektif, yang maksudnya adalah jika peneliti
menentukan status penyakit dulu, lalu mengusut riwayat paparan kebelakang. Arah
pengusutan seperti itu bisa dikatakan “anti-logis”, sebab peneliti mengamati akibatnya dulu
lalu meneliti penyebabnya, sementara yang terjadi sesungguhnya penyebab selalu
mendahului akibat.
Pada studi kasus kontrol, peneliti menggunakan kasus-kasus yang sudah ada dan
memilih kontrol (non-kasus) yang sebanding. Lalu peneliti mencari informasi status
(riwayat) paparan masing-masing subjek kasus dan kontrol. Jadi pada studi kasus kontrol
peneliti tidak bisa menghitung risiko dan risiko relatif (RR). Sebagai ganti risiko, pada
studi kasus kontrol peneliti menggunakan odd.
Apa itu odd? Odd adalah probabilitas dua peristiwa yang berkebalikan, misalnya sakit
verus sehat, mati versus hidup, terpapar versus tak terpapar. Pada studi kasus kontrol,
odd pada kasus adalah rasio antara jumlah kasus yang terpapar dibagi tidak terpapar. Odd
pada kontrol adalah rasio antara jumlah kontrol terpapar dibagi tidak terpapar. Jika odd pada
kasus dibagi dengan odd pada kontrol, diperoleh Odds ratio (OR). OR digunakan pada studi
kasus kontrol sebagai pengganti RR.
Jadi penelitian retrospektif dapat diartikan sebagai suatu penelitian dengan
pendekatan longitudinal yang bersifat observasional mengikuti perjalanan penyakit ke arah
belakang (retrospektif) untuk menguji hipotesis spesifik tentang adanya hubungan
pemaparan terhadap factor resiko dimasa lalu dengan timbulnya penyakit. Dengan kata lain,
mengikuti perjalanan penyakit dari akibat ke sebab dengan membandingkan besarnya
pemaparan factor resiko di masa lalu antara kelompok kasus dengan kelompok control
sebagai pembanding. Hal ini menunjukkan bahwa pada awalnya penelitian terdiri dari
kelompok penderita (kasus) dan kelompok bukan penderita yang akan diteliti sebagai control.
Uraian diatas secata skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
YANG LALU SAAT INI
Mencari pemaparan factor resiko retrospektif kelompok kasus dan control
SEBAB AKIBAT
Kelompok kasus atau kelompok penderita ialah kelompok individu yang menderita
penyakit yang akan diteliti dan ikut dalam proses penelitian sebagai subjek studi. Hal ini
penting dijelaskan karena tidak semua orang yang memenuhi criteria penyakit yang akan
diteliti bersedia mengikuti penelitian dan tidak semua penderita memenuhi criteria yang telah
ditentukan.
Kelompok control ialah kelompok individu yang sehat atau tidak menderita penyakit
yang akan diteliti tetapi memiliki peluang yang sama dengan kelompok kasus untuk terpajan
oleh factor rresiko yang diduga sebagai penyebab timbulnya penyakit dan bersedia menjadi
subjek studi
1. Ciri- Ciri Penelitian Kasus Kontrol/Retrospektif
Penelitian retrospektif memiliki ciri- ciri sebagai berikut:
a. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasional
b. Diawali dengan kelompok penderita dan bukan penderita
c. Terdapat kelompok control
d. Kelompok control harus memliki resiko terpajan oleh factor resiko yang sama dengan
kelompok kasus
e. Membandingkan besarnya pengalaman terpajan oleh factor resiko antara kelompok
kasus dan kelompok control
f. Tidak mengukur insidensi
2. Keuntungan Dan Kerugian Penelitian Kasus Kontrol
Penelitian case control memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut:
a. Sangat sesuai untuk penelitian penyakit yang jarang tterjadi atau penyakit dengan fase
laten yang panjang atau penyakit yang sebelumnya tidak pernah ada
b. Pelaksanaannya relative lebih cepat jika dibandingkan dengan cohort karena pada
penelitian case control diawali dengan penderita yang berarti penyakit yang diteliti
telah timbul, sedangkan pada penelitian cohort, insidensi penyakit yang akan diteliti
harus menunggu cukup lama.
c. Sampel yang dibutuhkan untuk penelitian case control lebih kecil dari pada penelitian
cohort walaupun digunakan beberapa control untuk satu kasus.
d. Biaya penelitiannya relative lebih kecil dibandingkan dengan penelitian cohort karena
sampel yang lebih sedikit dan waktu yang lebih singkat
e. Tidak dipengaruhi oleh factor etis seperti penelitian aksperimen
f. Data yang ada mungkin dapat dimanfaatkan terutama bila penelitian dilakukan di
rumah sakit
g. Kemungkinan untuk mengadakan penelitian terhadap beberapa factor yang diduga
sebagai factor penyebab
Disamping beberapa keuntungan tersebut, terdapat pula beberapa kerugian sebagai berikut:
a. Kesalahan pemilihan kasus yang disebabkan kesalahan dalam diagnose
b. Kesalahan dalam pemilihan control
c. Berpotensi timbulnya bias informasi
d. Validitas adat yang diperoleh tidak dapat dilakukan
e. Pengendalian terhadap factor perancu (confounding factor)sulit dilakukan dengan
lengkap
f. Perhitungan resiko relative hanya berupa erkiraan
g. Tidak didapat dilakukan untuk penelitian evaluasi hasil penelitian
Pengukuran Odd Rasio (=psi)
Pengukuran resiko relatif pada penelitian case control tidak dapat dilakukan secara langsung
tetapi hanya berupa perkiraan karena pada penelitian case control tidak mengukur insidensi
tetapi hanya mengukur besarnya paparan. Secara skematis dapat disajikan dalam bentuk tabel
berikut:
Penyakit
Pemapara
n Positif Negative
Jumla
h
Odds
penyakit
Positif A B m1 a/b
Negative C D m2 c/d
Jumlah n1 n2 N
Odds pemaparan a/c b/d
Odds ratio () (a/b)/(c/d) atau ad/bc
Contoh studi kasus case-control dengan pengukuran odds ratio:
Suatu penelitian tentang hubungan karsinoma paru- paru dengan rokok yang dilakukan secara
retrospektif dengan mengambil 100 orang penderita Ca paru- paru sebagai kasus dan 100
orang dengan penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan Ca paru- paru sebagai
kelompok control. Kedua kelompok disamakan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan social
ekonomi
Hasilnya yang diperoleh adalah pada kelompok kasus dengan 90 orang yang merokok,
sedangkan pada kelompok control terdapat 40 orang yang merokok. Hal ini dapat
digambarkan secara skematis dalam bentuk tabel berikut:
Pajanan Kasus Control
Perokok 90 40
Bukan
perokok 10 60
Jumlah 100 100
Rate pemaparan pada kelompok kasus= 90
100 = 90%
Rate pemaparan pada kelompok control = 40
100 = 40%
Odds ratio=(90 x60)(40 x 10)
= 5400(500)
= 10,8
Ini berarti bahwa diperkirakan resiko bagi perokok terkena karsinoma paru- paru adalah 10,8
kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok.