tugas dkk-tkr

Upload: achmadtaufiq

Post on 12-Jul-2015

188 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Oleh

:

Ahmad Kurniawan Irhas Rahmansyah Itang Nuryana

Besaran adalah sesuatu yang dapat ditentukan besarnya. Besaran dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Dalam sistem international atau SI besaran pokok dibagi 7, yaitu :

BESARAN POKOKPanjang Massa Waktu

SATUANMeter Kg Sekon

LAMBANGL M t

SuhuArus listrik Jumlah Zat Intensitas Cahaya

KelvinAmpere Mol Candela

TI m cd

BESARAN TURUNAN1. A = Pxl

= MxM=M22. V = Pxlxt

= MxMxM=M33. V = JARAK =M/S

WAKTU 4. a = v = m/s = m/s2 t s 5. Gaya = m . a = Kg . m/s2 = Newton 6. DAYA = V . I . T = Volt . Ampers = Watt7. ENERGI = EP = M . G . H = Kg . m/s2 . M = Kg m/s2 = J

EK = . M . V 2 = Kg (m/s)2 = Kg m2/s2 = J (Joule)8. TEKANAN = p = f A = N/m2 = Pa

Besaran vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah, contoh : gaya, perpindahan, dan kecepatan. Vektor dapat digambarkan dengan tanda anak panah dimana panjang anak panah menunjukan besarnya vektor, sedangkan arah anak panah tersebut menunjukan arah dari vektor. Besaran skala adalah besaran yang memiliki besar saja. Contoh : jarak, waktu, dan volume.

Awalan Tera Giga Mega Kilo

Simbol T G M K

Faktor 1012 109 106 102

Awalan Centi Milli Mikro Nano

Simbol C m n

Faktor 10-2 10-3 10-6 10-9

HektoDeca deci

hda d

102101 10-1

PicoTemto Atto

pf a

10-1210-15 10-16

Hukum I Newton

setiap benda akan bergerak lurus beraturan atau diam jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda itu. Hukum I Newton sering juga disebut Hukum Kelembaman sifat lembam suatu benda ialah sifat untuk mempertahankan keadaanya.

Hukum II Newton

Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada sebuah benda berbanding lurus dengan besarnya gaya dan searah dengan gaya itu serta berbanding terbalik dengan massa benda. Dinyatakan dengan rumus : F = M.a

Hukum Newton III Newton

Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang kedua ini mengerjakan gaya pada benda yang pertama yang besarnya sama dengan yang diterima tetapi, arahnya berlawanan. Dinyatakan dengan : Faksi = -Freaksi

Gaya adalah sesuatu sebab yang mengubah keadaan benda dari diam menjadi bergerak atau sebaliknya yaitu dari bergerak menjadi diam. Gaya dapat digambarkan dengan sebuah vektor yaitu besaran yang mempunyai besar dan arah sehingga dalam penjumlahannya berlaku hukum penjumlahan jajaran genjang. Gaya ditentukan oleh 3 faktor, yaitu besarnya, arahnya, dan titik tangkapnya.

Menyusun gaya

Menyusun gaya dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu sebagai berikut : 1. Menyusun gaya secara grafis. Dibagi menjadi 4,a)

2 buah gaya atau lebih pada 1 garis kerja dan arahnya sama

Resultan dari 2 buah gaya atau lebih pada 1 garis kerja yang arahnya sama diperoleh dengan menjumlahkan secara aljabar, contoh : p1 p2 p3

R = p1 + p2 + p3

b) 2 buah gaya atau lebih dengan arah yang berlawanan pada 1

garis kerja Besranya resultan dari 2 buah gaya yang sama besar dan berlawanan arahnya adalah selisih 2 gaya tersebut dan arahnya mengikuti arah gaya yang lebih besar. Contoh :a R=a-b b

c)

2 buah gaya dengan titik tangkap yang sama dan arahnya berbeda. untuk menjumlahkan 2 gaya yang mempunyai titik tangkap sama dan arahnya berlainan dilakukan dengan lukisan jajaran genjang 2 gaya tersebut dan Resultannya ialah diagonal pada jajaran genjang itu. Contoh : a a+b R = a+b

b

R= a2 + b2 + 2.a.b x cos

d) Menyusun gaya dengan metode poligon

Metode ini lebih ringkas dan jelas yaitu dengan memindahkan gaya dari satu ujung ke ujung yang lainnya dan seterusnya. Pemindahan gaya-gaya tersebut harus sama besarnya dan arahnya dan dilakukan berurutan, serta dapat berputar ke kanan dan ke kiri sehingga dapat diperoleh Resultan dari ujung gaya sampai ujung gaya yang terakhir. contoh p3 p1 p2 p2 p4 p3 R=p1+p2+p3-p4-p5 p5 p4 p1 p5

2.

Menyusun gaya secara analitis (menghitung) untuk mencari resultan gaya dapat juga dilakukan dengan cara analitis baik untuk menentukan besarnya, kedudukan, titk tangkap, maupun arahnya. Contoh soal p1 = 30n dan p2 = 20n keduanyya bekerja pada 1 garis kerja dan mempunyai arah yang sama. Tentukan besarnya resultan raya tersebut !!! p2 jawab = R = p1 + p2 ( p1 ) = 30 + 20 R = p1 + p2 R = 50n

1.

MOMEN GAYA Di dalam bengkel mesin biasanya banyak kita jumpai halhal yang berhubungan dengan momen, misalnya pada pengguntingan plat, penguncian, mur baut, proses penyenaian, dan sebagainya. sebuah momen ialah kegiatan yang dilakukan oleh sebuah gaya sehingga menghasilkan atau cenderung untuk memutar sebuah titik tetap. Besarnya momen tergangtung dari besarnya beban dan jarak beban terhadap titik putarnya. Jarak beban terhadap titik putarnya itu sering disebut dengan lengan momen. Momen sebuah gaya terhadap suatu titik adalah hasil kali gaya itu terhadap jaraknya titik tersebut.

Dalam satuan SI, momen diukur dengan Newton meter (N.m) suatu momen adalah positif (+) jika momen itu berputar searah jarum jam, dan menjadi negatif (-) jika berputar berlawanan arah putaran jarum jam. jika terdapat beberapa gaya yang tidak satu rais kerja, maka momen gayanya adalah jumlah dari momen gaya-momen gaya itu terhadap titik tersebut.

2. Kopel sebuah kopel terjadi jika 2 gaya dengan ukuran yang sama dan garis kerjanya sejajar tetapi arahnya berlawanan yang ke 2 nya cenderung menimbulkan perputaran dua gaya tersebut, mengakibatkan suatu putaran yang besarnya hasil kali gaya dengan jaraknya.

syarat kesetimbangan adalah jumlah momen-momen gaya terhadap titik kesetimbangan sama dengan nol (0) (Mc =0). momen adalah hasil kali antara besarnya gaya dengan jarak gaya tersebut terhadap suatu titik dibedakan dengan 2 tanda, yaitu sebagai berikut :

Tanda positif untuk arah berputarnya gaya sesuai dengan putaran jarum jam. 2. Tanda negatif untuk arah berputarnya gaya berlawanan dengan putaran jarum jam. pengertian momen biasanya dipergunakan dalam perhitungan pada alat angkat sederhana seperti linggis, tuas atau ungkit.1.

tegangan adalah beban yang diterima oleh molekulmolekul benda setiap satuan luas penampang. Tegangan biasanya dinyatakan dengan : v =f = v (Thau) = tegangan benda (N/m2) A f = gaya benda (N) A = luas penampang (m2)

Tegangan ada 2 macam, yaitu : 1. Tegangan normal 2. Tegangan TangensialTegangan ada bermacam-macam sesuai dengan pembebanan yaitu : 1. Tegangan tarik, misalnya terjadi pada rantai, tali, dan sudu-sudu turbin 2. Tegangan tekan, misalnya terjadi pada tiang bangunan yang belum mengalami tekukan, poros sepeda, dan batang torak.

Tegangan geser, misalnya pada paku keling, gunting dan baut. 4. Tegangan lengkun, misalnya terjadi pada poros=poros mesin dan poros roda yang dalam keadaan ditumpu dan merupakan tegangan tangensial. 5. Tegangan puntir, misalnya pada poros roda gigi, dan batang torsi pada mobil dan merupakan tegangan tangensial.3.

Tiap mesin / konstruksi terbentuk dari beberapa suku bagian yang dengan satu atau sama lain sesamanya dihubungkan. Salah satu cara untuk menghubungkan suku bagian tersebut adalah dengan cara memberikan sambungan. Sambungan adalah hasil dari penyatuan beberapa bagian atau konstruksi dengan menggunakan suatu cara tertentu.

Macam-macam sambungan adalah sebagai berikut : 1. Sambungan tetap yaitu sambungan yang hanya dapat dilepas dengan cara merusaknya. Contohnya sambungan keling, dan sambungan las. 2. Sambungan tidak tetap yaitu sambungan yang dapat kita lepas dan dapat kita bongkar tanpa merusak sesuatu. Contohnya sambungan pasak dan sambungan ulir.

1.

Sambungan baut sambumngan baut merupakan jenis sambungan yang paling sederhana dan paling tua dari sambungan dalam konstruksi mesin. Sambungan ini dilakukan dengan cara suatu pasak melintang atau baut dipasang pada suatu lubang yang menembus masuk bagian konstruksi yang disambungkan.

1.

2.3. 4.

5.6.

Macam-macam baut yang sering digunakan untuk membuat sambungan yaitu : Baut tanpa kepala Baut tanpa kepala dengan lubang pasak Baut dengan kepala Baut dengan kepala dan lubang pasak Baut dengan tap berulir Baut tanam dengan moncong

Fungsi sambungan baut

sambungan baut berfungsi untuk hal-hal berikut : 1. Pengaman bagian atas dan bawah suatu kotak roda gigi, 2. Untuk pengaturan kekuatan putar dari nap terhadap poros, 3. Untuk sambungan fleksibel / bantalan dari sirip, batang, piringan, dan roll dengan bautnya masuk ke dalam suatu dudukan kuat, 4. Untuk pengaman dari sekrup, mur, dan baut.

Macam-macam konstruksi dari baut dan pasak adalah

sebagai berikut : 1. Pasak kerucut. Pada pasak ini bekerja memusat, tetapi dapat menyebabkan keausan dair lubang dan dibenam dengan mengetatkan sebuah mur. 2. Pasak silinder 3. Pasak penegang 4. Pasak penegang spiral 5. Pasak bertakik dan paku bertakik

2.

Sambungan keling sambungan ini digunakan untuk menyanbung plat dan batang profil. Untuk membuat sambungan ini digunakan paku keling. Paku ini dibuat di pabrik khusus dengan kepala yang dilantak. bahan yang digunakan untuk membuat paku keling adalah baja paduan, tembaga dan alumunium. Paku keling tembaga dan alumunium dipergunakan antara lain : pemasangan bahan gesek pada kopling dan rem.

fungsi sambungan keling, antara lain : 1. Sebagai sambungan kekuatan dalam, konstruksi baja dan konstruksi logam ringan. 2. Sebagai sambungan kedak untuk tangki, cerobong asap, dan pipa-pipa yang tidak memiliki tekanan. 3. Sebagai sambungan paku untuk kulit plat pada konstruksi kendaraan.

Bentuk sambungan (kampuh) untuk kampuh keling,dibagi 3 : 1. Kampuh berimpit kampuh berimpit biasanya digunakan untuk kekuatan kecil, sedang, dan juga sambungan yang hanya memerlukan kerapatan. Kampuh ini dibentuk dengan mepelipitkan kedua plat yang disambung, kemudian dikeling jika diperlukan kerapatanmaka diantara kedua plat itu diberi perekat.

2. Kampuh bilah tunggal dibuat untuk sambungan yang tidak mendapat gaya tarik terlalu besar. 3. Kampuh bilah ganda banyak digunakan untuk sambungan yang menghendaki kekuatan dan kerapatan pada tekanan tinggi.

Macam-macam penerapan sambungan keling yaitu sebagai berikut : 1. Sambungan kuat, seperti sambungan keling kerangka bangunan, jembatan, dan blok mesin. 2. Sambungan kuat dan rapat seperti sambungan tangki dan dinding kapal. 3. Sambungan rapat seperti sambungan tangki-tangki zat cair, dan bejana tekanan rendah.

3. Sambungan las Mengelas dalah menyambung logam dengan logam dimana tempat yang akan disambung dipanaskan terlebih dahulu. Karena dipanaskan, maka tempat tersebut menjadi meleleh dan bersatu dengan yang lain. Disamping meleleh tempat-tempat tadi ditambah lagi dengan lelehan bahan yang sama.

cara memanasi tempat yang akan disambung adalah sebagai berikut : 1. Dapur tempa mengelas dengan dapur tempa jarang sekali dilakukan karena hanya dapat dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan kecil. Tempat yang akan dilas harus dibesarkan dulu (dicumbuk) kemudian diberi coakan (sepak) ke dua ujungnya lalu dipanasi hingga mulai meleleh di tempat coakan tersebut dalam keadaan meleleh inilah ke-2 ujungnya lalu ditempelkan satu dengan yang lain sambil dibantu dengan pukulan-pukulan martil

2. Api dari gas (las otogin/las karbit) pemansan tempat yang akan di sambung mengunakan api yang berasal dari cmapuran asetilin (karbit) dan zat asam. Cara mengelasnya adalh dengan memanasi tempat yang akan di las sampai hampir leleh untuk kemudian diisi dengan lelehan kawat las.

3. Las listrik Cara memanasi tempat yang akan di las adalh dengan mengunakan lengkung api yang berasal dari listrik.Macam-macam kampuh las kampuh las dibedakan menjadi beberapa macam yaitu sebagai berikut : 1. Kampuh tepi digunakan untuk mengelas plat-plat tipis seperti kaleng, dan baja.

2. Kampuh V terbuka digunakan untuk plat dengan tebal 13-28 mm. dan hanya dapat dilas stu sisi saja. 3. Kampuh V tertutup plat dilas pada dua sisi setelah bagian yang satu dilas, maka pada bagian yang ke dua dibersihkan dengan pahat. 4. Kampuh X kampuh ini dipakai bila akan mengelas bolak-balik.

5. Kampuh U kampuh ini harus dilas bolak-balik. Sebelum mengelas harus dibersihkan terlebih dahulu. 6. Kampuh U ganda biasanya dipakai untuk menyambung plat-plat yang tebal.