tugas biologi pskg 2011 kelompok 12
TRANSCRIPT
TUGAS BIOLOGI
MACAM-MACAM SEL PROKARIOT
YANG MENYEBABKAN PENYAKIT PADA GIGI DAN MULUT MANUSIA
Disusun oleh:
Amalia Virgita (04111004061) / 2011
Atika Samy K. (04111004062) / 2011
Khairunnisa (04111004063) / 2011
Putri Ajri M. (04111004066) / 2011
Essya Nova R. (04111004067) / 2011
Kelompok : 12
FAKULTAS KEDOKTERAN / KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada banyak penyakit yang dapat ditemui dalam mulut dan gigi kita, seperti karies
gigi, gingivitis, periodontitis atau penyakit rahang, dan masih banyak lagi. Sakit gigi juga
merupakan gejala penyakit jantung, seperti angina. Sakit gigi dapat mengakibatkan penyakit
jantung dan stroke.
Sakit gigi biasanya merujuk kepada rasa sakit di sekitar gigi atau rahang terutama sebagai
akibat dari kondisi gigi. Dalam banyak kasus, sakit gigi disebabkan oleh masalah gigi, seperti
rongga gigi, gigi retak, suatu akar gigi terekspos, penyakit gusi, atau gangguan dari sendi rahang.
Tingkat keparahan sakit gigi dapat berkisar dari ringan hingga kronis, tajam dan menyiksa.
Namun, terkadang penyakit gigi dan mulut disebabkan oleh masalah yang tidak berasal
dari gigi atau rahang. Penyakit di sekitar gigi dan rahang dapat pula disebabkan oleh organel
terkecil, yaitu sel. Sel dibedakan menjadi sel eukariotik dan sel prokariotik. Sel prokariotik
sendiri terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu bakteri dan ganggang biru. Seperti yang kita ketahui
ada banyak sekali jenis bakteri, khususnya yang berada di dalam mulut kita yang berukuran kecil
ini.
Oleh karena itu, dalam makalah ini, kami akan memfokuskan pada materi mengenai sel-
sel prokariotik (bakteri) yang dapat menyebabkan penyakit pada gigi dan mulut manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sel prokariotik dan apa yang dimaksud dengan bakteri?
2. Apa saja penyakit pada gigi dan mulut yang disebabkan oleh sel prokariotik
khususnya bakteri?
3. Apa saja macam-macam sel prokariotik (bakteri) yang dapat menyebabkan penyakit
pada gigi dan mulut tersebut?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini, antara lain:
1. Memahami secara umum mengenai sel prokariotik dan bakteri.
2. Mengetahui penyakit-penyakit pada gigi dan mulut yang disebabkan oleh sel
prokariotik khususnya bakteri.
3. Mengidentifikasi sel-sel prokariotik khususnya bakteri yang dapat menyebabkan
penyakit pada gigi dan mulut.
BAB II
PEMBAHASAN
Sel, Sel Prokariotik, dan Bakteri
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi
secara otonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Sedangkan struktur sel dan
fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme. Struktur sel dibagi
menjadi dua yaitu struktur sel prokariotik dan struktur sel eukariotik.
Sel prokariotik adalah sel yang tidak memiliki selaput inti. Maka materi genetik sel
prokariotik tidak dibungkus oleh selaput. Kebanyakan sel prokariotik adalah uniseluler,
walaupun ada pula beberapa yang multiseluler. Sel prokariotik uniseluler ini mampu membentuk
koloni. Semua sel prokariotik mempunyai membran sel plasma, neklueoid berupa DNA dan
RNA, serta sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel prokariotik juga tidak memiliki sistem
endomembran (membran dalam), seperti retikulum endoplasma dan kompleks Golgi. Selain itu,
sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria dan kloroplas, tetapi mempunyai struktur yang
berfungsi sama dengan keduanya, yaitu mesosom dan kromator. Contoh sel prokariotik adalah
bakteri (Bacteria) dan Sianobakteri (Cyanobacteria).
Adapun bagian-bagian sel bakteri dan fungsinya adalah sebagai berikut:
1). Dinding Sel yang tersusun dari atas peptidoglikan, lipid dan protein.
Dinding sel berfungsi sebagai pelindung dan memberi bentuk yang tetap. Pada
dinding sel terdapat pori-pori sebagai jalan keluar masuknya molekul-molekul.
2). Membran Plasma yang tersusun atas molekul lipid dan protein dan berfungsi
sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan di sekitarnya, dengan jalan
mengatur lalu lintas molekul dan ion-ion dari dalam
3). Sitoplasma yang tersusun dari air, protein, lipid, mineral dan enzim yang
berfungsi untuk mencerna makanan secara ekstraselular untuk melakukan metabolisme
sel.
4). Mesosom yaitu membran plasma yang melekuk ke dalam membentuk bangunan.
Fungsinya sebagai pengahasil energi.
5). Ribosom merupakan tempat berlangsungnya sintesis protein
6). DNA (Asam Deoksiribonukleat), berfungsi sebagai pembawa informasi genetika,
yaitu sifat-sifat yang harus diwariskan kepada keturunannya.
7). RNA (Asam Ribonukleat), RNA berfungsi membawa kode-kode genetika sesuai
pesanan DNA.
Bakteri merupakan sel prokariotik dan mempunyai berbagai bentuk, yang sebagian besar
berbentuk batang. DNA diselubungi oleh satu membran inti, terdapat organela mitokondria dan
protoplas. Daerah inti berupa anyaman benang halus yang lansung berbatasan dengan sitoplasma
berisi ribosom. Bakteri berkembang biak dengan membelah diri (Schlegel, 1994).
Berbagai bentuk bakteri: 1. Mikrokokus, 2. Diplokokus, 3. Streptokokus, 4. Stapilokokus,
5. Sarsine, 6. Basilus, 7. Spiral dan 8. Vibrio (Schlegel, 1994)
Bakteri ini ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan manusia. Selanjutnya akan
dijelaskan mengenai bakteri yang merugikan manusia dalam hal menyebabkan berbagai macam
penyakit pada gigi dan mulut manusia (bakteri patogen).
A. PERAN BAKTERI DALAM PATOGENESIS PENYAKIT PERIODONTAL
Penyakit periodontal dapat didefenisikan sebagai proses patologis yang mengenai
jaringan periodontal. Bentuk umum dari penyakit ini dikenal sebagai gingivitis dan periodontitis.
Penyebab utama penyakit periodontal adalah bakteri.
Jenis-jenis Bakteri pada Penyakit Periodontal
Lebih dari 400 spesies bakteri teridentifikasi pada plak subgingiva. Bakteri yang terlibat
sebagai patogen pada penyakit periodontal didominasi spesies bakteri gram negatif dan anaerob.
Tabel 1. Spesies bakteri yang terlibat sebagai patogen pada periodontitis
(Lamont RJ, Lantz MS, Burne RA, LeBlanc DJ, Washington DC: ASM Press, 2006:256)
Spesies gram negatif anaerob Porphyromonas gingivalisTannerella forsythiaFusobacterium nucleatumPrevotella intermedia dan P. nigrescensCampylobacter rectusTreponema denticola dan Spirokheta yang lain
Spesies gram negatif fakultatif Actinobaccilus actinomycetemcomitasEikonella corrodens
Spesies gram positif anaerob Eubacterium nodatumPeptostreptococcus microsStreptococcus intermedia
Bakteri plak dental pada gingivitis kronis terdiri dari 56% spesies gram positif dan 44%
gram negatif, 59% spesies yang fakultatif dan 41% spesies yang anaerob. Spesies gram positif
yang dominan meliputi Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis, Streptococcus intermedius,
Streptococcus oralis, Actinomyces viscosus, Actinomyces naeslundii, dan Peptostreptococcus
micros.
Pada periodontitis kronis (periodontitis berkembang lambat) bakteri yang paling sering
ditemukan dalam level yang tinggi meliputi Porphyromonas gingivalis, Tannerella forsythia,
Prevotella intermedia, Campylobacter rectus, Eikonella corrodens, Fusobacterium nucleatum,
Actinobacillus actinomycetemcomitas, Peptostreptococcus micros, spesies Treponema dan
Eubacterium.
Periodontitis agresif, yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai periodontitis juvenile
(lokalisata dan generalisata), periodontitis berkembang cepat (rapidly progressive periodontitis),
early-onset periodontitis, dan periodontitis prapubertas, diperkirakan berhubungan dengan
keberadaan sejumlah besar Actinobacillus actinomycetemcomitans, Capnocytophaga spp. dan
Porphyromonas gingivalis.
Penelitian menunjukkan bahwa ditemukan bakteri patogen periodontal dalam jumlah
yang signifikan pada abses periodontal. Mikroorganisme patogen tersebut meliputi
Fusobacterium nucleatum, Prevotella intermedia, Porphyromonas gingivalis,
Peptostreptococcus micros, dan Tannerella forsythia.
Beberapa studi mikrobiologi menunjukkan mikroorganisme dominan pada GUNA
(Gingivitis Ulseratif Nekrosis Akut) meliputi Prevotelle intermedia, spesies Fusobacterium, dan
Spirokheta.
Tabel 2 Mikroorganisme yang berkaitan dengan beberapa tipe penyakit periodontal
(Samaranayake L. Philadelphia: Churchill Livingstone, 2006; 278)
Kondisi Mikroorganisme predominan Keterangan
Sehat Streptococcus sanguis
Streptococcus oralis
Actinomyces naeslundii
Actinomyces viscosus
Veillonella spp.
Sebagian besar gram
positif dengan sedikit
spirokheta dan bakteri
batang motil
Gingivitis marginal
kronis
Streptococcus sanguis
Streptococcus milleri
Actinomyces israelii
Actinomyces naeslundii
Prevotella intermedia
Capnocytophaga spp.
Fusobacterium nucleatum
Veillonella spp.
Sekitar 55% gram positif
dengan sesekali
spirokheta dan bakteri
batang motil
Periodontitis kronis Porphyromonas gingivalis
Prevotella intermedia
Fusobacterium nucleatum
Tannerella forsythia
(sebelumnya Bacteroides forsythus)
Actinobacillus actinomycetemcomitans
Selenomonas spp.
Capnocytophaga spp.
Spirochaetes
Sekitar 75% gram
negative (90% anaerob).
Terutama bakteri batang
motil dan Spirokheta
Periodontitis agresif Actinobacillus actinomycetemcomitans
Capnocytophaga spp.
Porphyromonas gingivalis
Prevotella intermedia
Sekitar 65-75% bakteri
basil gram negatif.
Ditemukan sedikit
spirokheta dan bakteri
batang motil. Penyakit
ini berhubungan dengan
sistem imun seluler dan
cacat genetik.
Beragam spesies bakteri yang dapat menyebabkan penyakit periodontal telah disebutkan
di atas. Dari spesies-spesies tersebut, berikut akan dijelaskan salah satu contoh bakteri patogen
yang dapat menyebabkan penyakit periodontal dari Famili Spirochaeta :
Famili Spirochaeta
Golongan kuman ini termasuk dalam orgo Spirochaetales yang dibagi kedalam 2 familia
morfologi seperti panjang sel, jumlah spiral, ada tidaknya filament aksial, dan lain-lain.
Klasifikasi menurut Bergey, 1984 adalah sebagai berikut :
Spirochetes :
Bakteri ini tidak memiliki flagella, berbentuk spiral halus, langsing, fleksibel, merupakan
gram negatif, bersifat anaerob, fakulatif anaerob atau mikroaerofil. Ukuran lebar 0.1 – 0.3
um, panjang 5 – 300 um. Walaupun tanpa flagella, tapi bakteri yang termasuk famili
spirochaeta ini dapat bergerak aktif secara cepat melalui 3 cara yakni rotasi, kontraksi,
dan gerakan seperti ular. Gerakan tersebut disebabkan karena kuman ini memiliki
beberapa lembar filament yang terletak diantara dinding sel dan membran sitoplasma
terentang dari ujung satu ke ujung lainya.
Spirochaeta hidup bebas didalam air yang mengandung H2S, dilumpur, atau didasar laut.
Bagi pertumbuhanya dibutuhkan media yang diperkaya dengan serum dan dalam suasana
anaerob.
Kuman ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop medan gelap atau dengan
pengecatan khusus seperti Giemsa Fontana, atau Levaditti (impregnasi perak).
Terdapat 3 genus yang patogen bagi manusia yakni Treponema, Boriela, dan Leptospira.
Order I SpirochaetalesFamily I SpirochaetaceaeGenus 1 SpirochaetaGenus 2 ChristispiraGenus 3 TreponemaGenus 4 BorreliaFamily II LeptospiraceaeGenus 1 Leptospira
Treponema yang Hidup di Rongga Mulut
Spirochaeta merupakan flora normal rongga mulut, khususnya terdapat di daerah
interproksiamal dan leher gigi. Bakteri ini hampir selalu ada pada orang dewasa dan
jarang pada bayi atau anak-anak yang belum tumbuh giginya atau pada orang tua yang
tidak bergigi. Daerah interdental papil memungkinkan spirochaeta tumbuh baik.
Terjadinya resensi gusi dan saku gusi akan menyebabkan bertambah suburnya kuman ini.
Dalam sulkus gigi sehat kuman ini tidak patogen.
Spirochaeta di dalam rongga mulut tidak dapat memfermentasikan karbohidrat
secara aktif. Bagi pertumbuhannya diperlukan oksigen rendah, sehingga saku gusi
merupakan lingkungan yang mendukung pertumbuhanya.
Jenis Spirochaeta yang sering dijumpai pada rongga mulut adalah dari genus
Treponema. Treponema adalah sebuah genus bakteri gram negatif yang muncul sebagai
parasit atau patogen di bagian tubuh manusia. Spesiesnya yang sering dijumpai di rongga
mulut manusia adalah Treponema denticola, Treponema anbigum, Treponema
macrodentinum, Treponema microdentinum, Treponema comandonii, Treponema
vincentii. Pada keadaan tertentu, kuman-kuman tersebut dapat menimbulkan penyakit
periodontal.
Di antara spesies-spesies dari genus Treponema ini, yang paling umum dikenal
yang dapat menyebabkan penyakit periodontal yaitu Treponema denticola. Bakteri ini
muncul di mulut (khususnya di margin gusi gigi) manusia dan primata. Diameter sel
bakteri ini kurang dari 0.2 mikron. Treponema denticola ini subur di medium pepton –
ekstrak ragi – serum.
Gambar 1. Treponema denticola
Belum dapat dipastikan bagaimana spirochaeta dalam mulut dapat memasuki
jaringan. Diperkirakan bakteri ini dapat menempel dan menembus sel-sel epitel pada
mukosa mulut. Spirochaeta dapat menghasilkan bahan-bahan toksik sebagai hasil
metabolismenya diantaranya ammonia, indol, H2S, asam butirat dan putresin. Khususnya
Treponema vincentii menghasilkan asetilglukosamidase yang dapat merusak jaringan
periodontal.
Mekanisme spirochaeta ini menimbulkan penyakit periodontal dengan berbagai tahap,
antara lain yaitu :
1. Dengan cara invansi bakteri.
Bakteri ini selalu dijumpai pada setiap tahap penyakit periodontal. Dengan gerakan
aktifnya kuman ini mendoromng bakteri lain yang tidak bergerak masuk kedalam
jaringan dan membentukbahan-bahan toksik seperti ensim sisteindesulhidrase yang dapat
membentuk H2S dicairan gusi yang juga sebagai penyebab penyakit periodontal.
2. Dengan menghasilkan ensim esetilglukosa midase yang mampu merusak jaringan
dan sekaligus menyebar infeksi dan penyabab pendarahan pada kapiler gusi.
3. Dengan menghasilkan endotoksin yang merupakan lipopolisakarida dan protein
kompleks yang terdapat pada dinding bakteri dan dilepas saat bakteri lilies. Endotoksin ini
menyebabkan peradangan, nekrotik jaringan dan tulang karena mampu berpenetrasi pada
jaringan yang rusak. Jadi endotoksin merupakan initiating factor pada terjadinya penyakit
periodontal.
4. Bakteri ini dapat menghasilkan toksin lain bersama-sama dengan vibrio, fusiform,
veillonela dan beberapa bacteroides. Toksin dapat berupa : H2S, putresin, ammonia.
Terdapat peningkatan populasi spirochaeta pada gusi yang sakit dibanding gusi
normal. Juga pada gusi yang dalam lebih banyak ditemukan kuman ini dibanding saku
gusi yang dangkal. Artinya makin banyak populasi spirochaeta sejalan dengan makin
dalamnya saku gusi yang berkaitan makin parahnya penyakit periodontal. Mengingat
kuman ini mampu merusak dan menghancurkan jaringan, maka akibat yang paling sering
terjadi adalah gigi menjadi goyah dan lama kelamaan menjadi lepas sehingga merugikan
penderita.
B. PERAN BAKTERI DALAM PATOGENESIS PENYAKIT AKTINOMIKOSIS
Aktinomikosis merupakan infeksi subakut atau klinis yang disebabkan oleh bakteri
spesies Actinomyces. Infeksi ini sering terjadi di daerah sekitar rahang dan dengan patogenesis
yang berhubungan erat terhadap infeksi gigi dan pencabutan gigi-gigi, tetapi kadang-kadang
keadaan ini terjadi pada paru-paru dan daerah iliokaekal.
Penyakit ini sering terjadi setelah pencabutan gigi-gigi bawah yang lain atau gigi
geraham besar pertama atas. Pada semua kasus pasca pencabutan tersebut, gejala biasanya timbul
setelah 1-6 minggu kemudian. Penyakit timbul secara mendadak, berupa pembengkakan (abses)
yang membesar dengan cepat, terasa sakit dan terlokalisir, tetapi kadang-kadang mirip dengan
abses dento-alveolar yang hebat dengan edema yang luas di daerah sekitarnya.
Aktinomikosis terutama disebabkan oleh salah satu dari beberapa bakteri anggota genus
Actinomyces. Bakteri ini umumnya anaerobik (tidak butuh oksigen). Pada manusia, bakteri ini
sering menyerang orang yang bekerja sebagai dokter gigi, orang dengan kebersihan mulut yang
buruk, penyakit periodontium, atau terapi radiasi yang menyebabkan kerusakan jaringan lokal
pada mukosa mulut, yang semuanya mempengaruhi perkembangan penyakit aktinomikosis.
Bakteri ini juga penghuni normal usus buntu (aktinomikosis perut) yang dapat mengakibatkan
pengangkatan usus buntu. Tiga lokasi yang paling umum dihuni ialah gigi, paru-paru, dan usus.
Aktinomikosis tampak menyatu dengan bakteri lain. Infeksi ini bergantung pada bakteri lain
(gram positif, gram negatif, dan kokus) untuk membantu penyerangan jaringan.
Salah satu spesies dari genus Actinomyces yang menyebabkan aktinomikosis ini adalah
Actinomyces israelii. Ciri-ciri dari bakteri Actinomyces israelii ini antara lain, yaitu :
merupakan bakteri gram positif dan bercabang,
berbentuk batang (bacillus),
berukuran 12-15 x 2 µm,
cenderung bergabung membentuk koloni-koloni (sulfur granules),
pertumbuhannya lambat (4-10 hari),
bersifat anaerob, dan
dapat dikultur
Actinomyces israelii dapat dijumpai di dalam mulut. Terkadang, bila organisme tersebut
menyerang jaringan, akan terjadi reaksi polimorph neutrophil yang hebat. Infeksi meluas secara
sentrifugal dan ada kecenderungan yang besar untuk mengerosi kulit. Pada keadaan kronis,
dapat terjadi fibrosis yang luas diikuti dengan pembentukan kavitas abses dengan satu atau
beberapa sinus. Kadang-kadang bidang kortikal rahang bawah tererosi dengan pembentukan
nanah yang mirip dengan abses dento-alveolar dan abses superiosteal.
Gambar 2. Actinomyces israelii
Gambar 3. Seorang penderita aktinomikosis
Bakteri Actinomyces umumnya sensitif terhadap penisilin, sehingga penisilin sering
digunakan untuk mengobati aktinomikosis. Dalam kasus seorang penderita aktinomikosis yang
alergi terhadap penisilin, doksisiklin juga dapat digunakan sebagai pengobatan.
C. PERAN BAKTERI PATOGEN DALAM MEMBENTUK PLAK GIGI
Plak gigi adalah suatu lapisan tipis dan padat yang menutupi email gigi, celah gingiva,
restorasi dan kalkulus gigi.
Diketahui, komposisi dari plak gigi ini yaitu 20% bahan padat dan 80% air. 70% dari
bahan padat ini adalah mikroorganisme dan sisanya 30% terdiri atas bahan organik (karbohidrat,
protein, dan lemak) dan bahan anorganik (kalsium, fosfor, fluorida, magnesium, potasium, dan
sodium).
Jenis-jenis Bakteri yang Berperan dalam Pembentukan Plak Gigi
Plak merupakan kumpulan mikrobial yang kompleks dengan lebih dari 1010 bakteri tiap
milligram. Telah diperkirakan sebanyak 400 spesies bakteri dapat ditemukan dalam plak.
Tabel 3. Spesies Bakteri yang Ditemukan pada Plak Gigi
Fakultatif Anaerob
Gram positif Streptococcus mutans
Streptococcus sanguis
Actinomyces viscosus
Gram negatif Actinobacillus actinomycetemcomitans
Eikenella corrodens
Porphyromonas gingivalis
Fusobacterium nucleatum
Prevotella intermedia
Bacteroides forsitus
Campylobacter rectus
Spirochaeta Treponema denticola
dan spesies Treponema yang
lain
Berikut akan dijelaskan mengenai spesies bakteri yang berperan dalam pembentukan plak
gigi, antara lain yaitu : Actinomyces viscosus, Fusobacterium nucleatum dan Streptococcus
sanguinis.
Actinomyces viscosus
Actinomyces viscosus ini merupakan spesies dari genus Actinomyces. Actinomyces
viscosus merupakan bakteri gram positif, bersifat anaerob, dan juga memiliki filamen
yang merupakan bagian dari flora mulut manusia. Actinomyces viscosus ini berbentuk
batang (basil) dan ditemukan di sekitar gigi, gusi, dan tenggorokan pada manusia.
Gambar 4. Actinomyces viscosus
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom BacteriaPhylum ActinobacteriaClass BacilliOrdo ActinomycetalesFamily ActinomycetaceaeGenus ActinomycesSpesies A. viscosus
Nama Binominal
Actinomyces viscosus
Fusobacterium nucleatum
Fusobacterium nucleatum adalah bakteri obligat anaerob gram negatif yang tidak
berspora dan tidak bermotil. Selnya berbentuk batang dengan bagian ujung yang tajam
dan panjang yang bervariasi. Fusobacterium nucleatum memerlukan media yang baik
untuk tumbuh dan biasanya tumbuh subur pada media yang mengandung trypticase,
pepton dan ekstrak ragi. Fusobacterium nucleatum menggunakan asam amino untuk
menghasilkan energi serta menggunakan glukosa untuk reaksi biosintesis molekul
interseluler.
Fusobacterium nucleatum adalah spesies bakteri yang umumnya berperan dalam
pembentukan plak gigi pada manusia. Fusobacterium nucleatum juga sering dikaitkan
dengan penyakit periodontal, serta infeksi manusia yang menginvasi bagian kepala dan
leher, dada, paru-paru, hati dan perut.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom BacteriaFilum FusobacteriaClass Bacil li Famili BacteriodaceaeGenus FusobacteriumSpesies F.nucleatum
Nama Binominal
Fusobacterium nucleatum
Gambar 5. Fusobacterium nucleatum
Sebagian besar bakteri spesies Fusobacterium nucleatum menghasilkan asam butirat dan
mengubah treonin menjadi asam propionat. Butirat, propionat dan ion amonium
merupakan produk hasil metabolisme Fusobacterium nucleatum yang dapat menghambat
proliferasi sel fibroblas pada gingiva. Kejadian ini memberikan jalan bagi
Fusobacterium nucleatum untuk melakukan penetrasi ke epitel gingiva. Asam butirat
yang dihasilkan juga dapat mengiritasi jaringan.
Streptococcus sanguinis
Streptococcus sanguinis (sebelumnya dikenal sebagai Streptococcus sanguis) adalah
bakteri gram-positif fakultatif yang berbentuk kokus (bulat).
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom BacteriaFilum FirmicutesClass Bacil li Ordo LactobacillalesFamili StreptococcaceaeGenus StreptococcusSpesies S. sanguinis
Nama Binominal
Streptococcus sanguinis
Streptococcus sanguinis merupakan penghuni normal dari mulut manusia yang sehat
yang terutama ditemukan pada plak gigi, dimana ia memodifikasi lingkungan,
membuatnya kurang ramah untuk jenis lain Streptococcus yang menyebabkan gigi
berlubang, seperti Streptococcus mutans.
Gambar 6. Streptococcus sanguinis
Streptococcus sanguinis dapat memperoleh pintu masuk ke aliran darah ketika ada
kesempatan (misal: periksa gigi dan operasi) dan kemudian bakteri ini menjajah katup
jantung, khususnya mitral dan katup aorta, dimana itu adalah penyebab paling umum dari
bakteri subakut endokarditis. Begitu infeksi telah terjadi, pengobatan cukup rumit dan
umumnya melibatkan pemberian antibiotik penisilin dan antibiotik aminoglikosida
selama beberapa minggu.
D. PERAN BAKTERI DALAM MENYEBABKAN KARIES (GIGI BERLUBANG)
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, sementum,
yang disebabkan oleh aktifitas bakteri dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Karies gigi
merupakan suatu penyakit umum yang sering ditemukan sejak pertama terdapat sejarah
kehidupan manusia.
Bakteri yang paling kariogenik (menyebabkan karies) adalah spesies dari Streptococcus
seperti Streptococcus mutans, Streptococcus Sobrinus dan basil Lactobacillus (Lactobacillus
acidophilus).
Streptococcus mutans
Streptococcus mutans adalah spesies bakteri dari genus Streptococcus Gram-positif,
fakultatif anaerob, dan merupakan bakteri yang biasa ditemukan pada rongga mulut
manusia. Bakteri ini merupakan kontributor yang signifikan terhadap kerusakan gigi,
seperti karies gigi karena bakteri ini adalah bakteri penghasil asam yang dapat merusak
karena fermentasi karbohidrat. Asam yang diproduksi tersebut mempengaruhi mineral
gigi sehingga menjadi sensitif pada pH rendah. Sebuah gigi akan mengalami
demineralisasi dan remineralisasi. Ketika pH turun menjadi di bawah 5,5, proses
demineralisasi menjadi lebih cepat dari remineralisasi. Hal ini menyebabkan lebih banyak
mineral gigi yang luluh dan membuat lubang pada gigi.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom BacteriaFilum FirmicutesClass Bacil li Ordo LactobacillalesFamili StreptococcaceaeGenus StreptococcusSpesies S. mutans
Nama Binominal
Streptococcus mutans
Gambar 7. Streptococcus mutans
Mikroba ini pertama kali digambarkan oleh Clarke pada tahun 1924. Streptococcus
mutans adalah salah satu dari beberapa organisme khusus yang dilengkapi dengan
reseptor yang meningkatkan adhesi ke permukaan gigi. Sukrosa digunakan oleh
Streptococcus mutans untuk menghasilkan, lengket ekstraseluler, dekstran berbasis
polisakarida yang memungkinkan mereka untuk melekat satu sama lain membentuk plak
lainnya. Streptococcus mutans menghasilkan dekstran melalui dextransucrase enzim (a
hexosyltransferase ) dengan menggunakan sukrosa sebagai substrat dalam reaksi berikut.
n sukrosa → (glukosa) + n fruktosa n
Hanya sukrosa, gula yang dapat digunakan Streptococcus mutans dengan formula ini
untuk polisakarida lengket. Gula lain seperti glukosa, fruktosa dan laktosa dapat dicerna
oleh Streptococcus mutans tetapi nantinya yang dihasilkan adalah asam laktat sebagai
produk terakhir. Ini adalah kombinasi dari plak asam yang menyebabkan kerusakan gigi.
Karena peran Streptococcus mutans sangat besar menyebabkan kerusakan gigi, ada
banyak usaha untuk membuat vaksin untuk organisme ini. Akan tetapi, sejauh ini vaksin
tersebut belum berhasil pada manusia.
Streptococcus sobrinus
Mirip dengan Streptococcus lain, Streptococcus sobrinus adalah bakteri yang termasuk
kelompok bakteri gram positif yang berbentuk bulat (coccus) dan bersifat
anaerob. Pertumbuhan optimal untuk Streptococcus sobrinus ini adalah 37 ° C
dan berusaha dalam lingkungan pH rendah (6,3).
Mulut manusia menciptakan habitat yang ideal untuk Streptococcus sobrinus
karena memasok organisme dengan lingkungan asam dengan
banyak sumber makanan dalam bentuk gula (terutama terdiri glukosa / sukrosa).
Gambar 8. Streptococcus sobrinus
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom BacteriaFilum FirmicutesClass Bacil li Ordo LactobacillalesFamili StreptococcaceaeGenus StreptococcusSpesies S. sobrinus
Nama Binominal
Streptococcus sobrinus
Streptococcus sobrinus juga diklasifikasikan sebagai bakteri asam laktat. Selain tinggal
di lingkungan asam, organisme ini juga menghasilkan asam laktat sebagai produk
sampingan dari metabolisme anaerobik dari glukosa. Proses ini menghasilkan ATP yang
cukup untuk organisme ini untuk menghidrolisis senyawa dan mengubahnya menjadi
versi energi yang digunakan untuk pertumbuhan dan metabolisme lebih lanjut. Produk
sampingan asam laktat ini memainkan peran penting dalam masalah karies
gigi, karena itu salah satu alasan utama mengapa organisme ini dianggap
sebagai patogen manusia.
Lactobacillus acidophilus
Lactobacillus acidophilus adalah salah satu dari delapan genera umum dari bakteri asam
laktat. Bakteri ini merupakan kelompok bakteri asam laktat, dinamakan demikian karena
kebanyakan anggotanya dapat mengubah laktosa dan gula lainnya menjadi asam laktat.
Tiap genus dan spesies nya mempunyai karakteristik yang berbeda. Namun, secara umum
mereka merupakan bakteri gram positif yang berbentuk kokus atau batang, bersifat non
motil, dan nonspora yang memproduksi asam laktat sebagai produk utama dari
metabolisme fermentasi dan menggunakan laktosa sebagai sumber karbon utama dalam
memproduksi energi.
Lactobacillus acidophilus dapat tumbuh baik dengan oksigen ataupun tanpa oksigen, dan
bakteri ini dapat hidup pada lingkungan yang sangat asam sekalipun, seperti pada pH 4-5
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom BacteriaFilum FirmicutesClass Bacil li Ordo LactobacillalesFamili LactobacillaceaeGenus LactobacillusSpesies L. acidophilus
Nama Binominal
Lactobacillus acidophilus
atau dibawahnya dan bakteri ini merupakan bakteri homofermentatif yaitu bakteri yang
memproduksi asam laktat sebagai satu-satunya produk akhir.
Gambar 9. Lactobacillus acidophilus
Kemampuan bakteri Lactobacillus acidophilus ini dalam mengubah glukosa menjadi asam
laktat, berkaitan erat dengan proses karies dalam mulut manusia. Semakin banyak
karbohidrat difermentasi dalam mulut, maka semakin banyak juga bakteri Lactobacillus
acidophilus yang muncul di dalam mulut begitu juga sebaliknya (Becks et al., 1944;
Becks, 1950).
Menurut Miller (1890), bakteri ini menggabungkan dengan protein yang ditemukan dalam
air liur dengan sisa-sisa makanan, ketika makanan yang manis tersebut dicerna oleh
bakteri, maka bakteri akan menghasilkan asam dan terbentuklah plak pada gigi kemudian
terjadi fermentasi dari sisa-sisa makanan di dalam rongga mulut. Asam yang terbentuk
akan melepaskan ion hidrogennya yang kemudian akan bereaksi dengan kristal apatit,
sehingga kristal apatit menjadi tidak stabil dan akhirnya akan menghancurkan lapisan
email gigi. Dengan hancurnya lapisan email gigi, penetrasi mikroorganisme akan mudah
masuk ke email sampai masuk ke dentin melalui serat-serat odontoblas, sehingga terjadi
dekalsifikasi dentin memungkinkan Lactobacillus acidophilus telah memulai kerusakan
gigi.
Meskipun bakteri ini menghasilkan asam, tetapi menurut pengamatan lain, bakteri ini
tidak mengembangkan karies terlalu dominan. Lesi karies dapat berkembang tanpa adanya
bakteri Lactobacillus.
Gambar 10. Karies gigi akibat bakteri Lactobacillus acidophilus
BAB III
Kesimpulan
Sel prokariot adalah sel yang tidak memiliki selaput inti. Maka materi genetik sel
prokariotik tidak dibungkus oleh selaput. Kebanyakan sel prokariotik adalah uniseluler,
walaupun ada pula beberapa yang multiseluler. Sel prokariotik uniseluler ini mampu membentuk
koloni. Sel prokariotik juga tidak memiliki sistem endomembran (membran dalam), seperti
retikulum endoplasma dan kompleks Golgi. Selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki
mitokondria dan kloroplas, tetapi mempunyai struktur yang berfungsi sama dengan keduanya,
yaitu mesosom dan kromator. Contoh sel prokariotik ini adalah bakteri (Bacteria) dan
Sianobakteri (Cyanobacteria).
Bakteri yang termasuk dalam kelompok sel prokariot ini bisa kita jumpai pada tubuh
manusia, khususnya di dalam rongga mulut manusia. Bentuk bakteri ini bermacam-macam, ada
yang bulat (coccus), batang (bacillus) atau spirochaeta. Bakteri yang hidup di dalam rongga
mulut manusia ini kebanyakan bersifat patogen atau menimbulkan penyakit pada gigi dan mulut.
Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri antara lain seperti timbulnya plak pada
gigi, gigi berlubang (karies), gingivitis, periodontitis, dan masih banyak lagi penyakit gigi dan
mulut lainnya yang disebabkan karena bakteri.
Daftar Pustaka
Ritonga, Nurhalimah. 2005. Plak Gigi [Skripsi]. Medan: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Sumatera Utara
Kleinberg. Department of Oral Biology and Pathology, State University of New York, Stony Brook,
New York 11794-8702
PHILIP JAY, D.D.S. Lactobacillus Acidophilus and Dental Caries. School of Dentistry,
University of Michigan, Ann Arbor, Mich
http://www.websters-online-dictionary.org/definitions/Actinomyces
http://khanzima.wordpress.com/2011/09/13/spirochaeta/
http://www.faktailmiah.com/2010/09/29/treponema.html
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25049
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25310/.../Chapter%20II.pdf