tugas bahasa indonesia
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Nama: Ahmad Ramadhan
Kelas: X TKJ B
Tugas: Bahasa Indonesia Menulis Cerpen
HARI SIALKU..
Tett…
Tett…
Aish. Hey, ayolah, ini bukan saat yang tepat untuk si benda mesin itu berbunyi. Ini
masih subuh dan mataku sangat berat untuk terbuka. Bayangkan saja, semua kalangan juga
tahu kalau hari ini adalah langganan bagi si virus “ hate monday” datang, dan jangan salahkan
aku, aku juga terserang virus itu tiap Senin, dan sekarang si benda bulat berjarum tiga itu
masih sanggup bernyanyi dengan rasa tak berdosa, melengkingkan suara aneh itu? Aku
benar-benar berharap agar hari Sabtu dan Mingguku yang berharaga dapat kembali, lalu aku
tetap dapat menggulung diri dalam selimut dan kembali terbang ke alam mimpi. Tapi
sekarang itu hanya angan, karena percuma saja aku mengabaikan alaram itu, karena bila tidak
bangun segera, alaram lain pasti akan berbunyi. Ya suara ibuku akan menjadi pengganti
alaram itu nantinya, jadi lebih baik sekarang aku bangun. Kali ini aku benar-benar bangun,
agak terkejut juga karena aku masih punya tenaga untuk tegak dari tempat tidur, padahal
otakku sudah berteriak minta tidak bangun, namun badanku justru menentangnya, dan kini
aku benar-benar bangun.
Seusai melaksanakan rutinitas pagiku, aku kembali mengecek barang-barang yang
akan aku bawa untuk sekolah, yang paling penting adalah topi. Aku kembali mengeceknya
dan ternyata topi itu masih ada di dalam tas. Sampai saat ini, topi itu belum pernah tesentuh
mesin cuci sekalipun, jangankan mesin cuci, air saja tidak pernah. Terserah deh, mau dibilang
jorok kek, aku sengaja tetap meletakkannya dalam tas, karena aku adalah orang pelupa.
Sebenarnya tidak terlalu pelupa, tapi tetap sajakan. Untuk menjaga-jaga agar tidak terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan.
Senin memang hari yang sial, aku sudah memilihnya menjadi hari sial sejak duduk di
kelas 2 SMP. Hari ini juga begitu, mengingat dari tadi aku terus-terusan menarik oleh-oleh
musim hujanku. Aku terkena flu, flu barat. Suaraku sudah seperti orang sumbing, aku bicara
seolah-olah sedang menutup hidung. Awalnya, aku tidak ingin datang ke sekolah, namun saat
aku sadar hari ini adalah hari mengumpulkan tugas pelajaran produktif aku, aku harus pergi.
Karena aku sudah membuatnya dengan susah payah, sampai begadang hingga larut malam
kemarin, dan aku tidak mau tugas yang aku kerjakan menjadi sia – sia.
Jam sudah menunjukkan angka 06.30 WIB, aku bergegas berlari secepat kilat dari
tempat parkiran. Dalam hatiku berkata “Semoga masih belum terlambat dan semoga saat
upacara turun hujan“.Sesampainya di sekolah saya melihat di lapangan upacara sudah hampir
penuh dipenuhi dengan para siswa, aku terus berlari sampai di kelas. Sesampainya di kelas
perjuangan masih belum selesai, aku harus menuju kelapangan agar bisa upacara.
Setelah upacara para siswa pergi dari lapangan menuju ke kelasnya masing – masing.
Sesampainya di kelas aku tidak terkejut saat melihat teman – teman ku sedang mengerjaan
pekerjaan rumah mereka yang masih belum selesai.
“Eh,kamu sudah pekerjaan rumahnya? “ aku menanyakan kepada temanku yang
sedang sibuk mengerjakannya.
“Masih belum, tinggal sedikit lagi…..” dia menjawab dengan tergesa – gesa seperti
sedang dikejar makhluk alien yang sedang memburu manusia.
“Udah santai aja kale, yang lain juga pada belum selesai kok” aku menutup
percakapan kami dengan bermain laptop yang sedang aku hidupkan.
***
Aku membaringkan tubuhku di atas kasur dengan masih tetap menggunakan pakaian
sekolah. Otakku kembali memutar beberapa kejadian sial yang aku alami hari ini. Pertama,
aku harus terus berusaha mencari waktu yang tepat untuk membuang oleh-oleh musim
hujanku, hidungku bahkan terasa sangat perih seperti dicampur dengan sambal yang pedas.
Kedua, aku benar-benar harus menarik nafas panjang.Mid Semester tinggal tiga minggu lagi,
tapi itu akan terasa cepat. Dan aku harus menjalankan ulangan harian besok dan masih
banyak ulangan harian dari mata pelajaran yang berbeda pula, itu semua harus aku jalankan
hamper setiap hari. Belum cukup sampai di situ saja, sepulang sekolah aku lewat di dekat
Mall, rajanya macet. Aku duduk di jok Yamaha Mio sambil meratapi lampu lalu lintas yang
tetap berwarna merah. Tiba-tiba “Tiiiiiiiiiiiit” wah, suara apa itu? Aku yang sedang melamun
sontak kaget mendengar suara aneh itu. Ternyata suaranya berasal dari mobil hitam itu. Aku
merutukinya di dalam hati. Aku kembali tenang, lalu tiba-tiba “byurr” hei what the … air
coklat itu terciprat di sepatu hitamku, semuanya akibat dari si benda kuning besar itu. Bus
Transmetro, apakah dia tahu kalau sepatu ini masih akan ku gunakan lima hari kedepan,,,
hmmm..
***
Aku menarik nafas dalam. Kemudian mengeluarkannya secara perlahan. Aku banar-
benar berharap beban hari ini akan terangkat semua.