tugas asp 2 analisis apbn 2016

17
ANALISIS APBN TAHUN 2016 Disusun Oleh : Nama : Sophia NIM : 061540512354 Kelas : 2 AP E AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2016 1 AKUNTAN

Upload: envapya

Post on 11-Jan-2017

223 views

Category:

Economy & Finance


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas asp 2 analisis apbn 2016

ANALISIS APBN TAHUN 2016

Disusun Oleh :

Nama : Sophia

NIM : 061540512354

Kelas : 2 AP E

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA2016

1

AKUNTANSI

Page 2: Tugas asp 2 analisis apbn 2016

ANALISIS ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN 2016

Setelah melalui proses yang panjang akhirnya pada tanggal 30 Oktober 2015 lalu,

DPR RI mengesahkan RUU APBN 2016. Dalam APBN 2016 anggaran pendapatan negara

ditetapkan sebesar Rp. 1.822,5 T dan total anggaran belanja negara sebesar Rp. 2.095,7 T.

Sehingga terjadi defisit anggaran sebesar Rp. 273,2 T atau 2,15% dari PBD RI. APBN 2016

telah disusun berdasarkan asumsi pertumbuhan ekonomi sebesr 5,3%, inflasi 4,7%, dan

tingkat bunga surat perbendaharaa negara (SPN) 3 bulan sebesar 5,5%, dan juga asumsi

lainnya seperti nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yaitu sebesar Rp. 13.900 per dollar AS,

harga minyak mentah 50 dollar AS per barrel, lifting minyak 830 ribu per barrel per hari serta

lifting gas 1,155 ribu per barrel per hari setara minyak.

Berikut ini adalah analisis saya tentang APBN 2016 yang akan saya uraikan dalam dua pos

besar yaitu anggaran pendapatan dan anggaran belanja.

1. Anggaran Pendapatan

Dalam APBN 2016 Pemerintah dan DPR telah menyepakati bahwa total anggaran

pendapatan negara adalah sebesar Rp. 1.822,5 T. Pendapatan itu terdiri atas penerimaan

perpajakkan sebesar Rp. 1.546,7 T dan penerimaan negara bukan pajak sebesar Rp. 273,8 T.

Pendapatan yang telah ditetapkan naik sebesar Rp. 28,9 T dari APBN tahun 2015.

2

Page 3: Tugas asp 2 analisis apbn 2016

3

APBN 2015

Page 4: Tugas asp 2 analisis apbn 2016

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa penerimaan negara dari pajak

sebesar Rp. 1360,1 T yang naik sebesar Rp. 158,4 T dari APBN 2015. Sehingga usaha

pemerintah meningkatkan penerimaan negara dari pajak perlu dioptimalkan melalui

kementerian terkait. Dari berbagai pungutan pajak, Pajak Pertambahan nilai, Pajak Non

Migas, dalam APBN 2016 mengalami peningkatan target, sedangkan PPh Migas dan PBB

mengalami penurunan. Penurunan target penerimaan dari PPh Migas sebesar Rp. 47,3 T dari

APBN 2015 dikarenakan harga minyak mentah dunia yang semakin rendah. Sedangkan

penurunan target penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan sebesar Rp. 7,3 T dikarenakan

adanya mekanisme perhitungan PBB baru dan ada kebijakkan dari beberapa pemerintah

daerah yang akan menghapuskan pajak bumi dan bangunan misalnya di Provinsi DKI

Jakarta.

Penerimaan negara dari kepabean dan cukai dengan total Rp. 186,5 T juga mengalami

kenaikan dari APBN 2015 yaitu sebesar Rp. 8,2 T. Kenaikan ini terlihat dari naiknya jumlah

penerimaan cukai sebesar Rp. 19,7 T sedangkan untuk bea masuk masih sama seperti tahun

2015 yaitu diangka Rp. 37,2 T dan pada bea keluar terjadi penurunan sebesar 11, 4 T dari

APBN tahun 2015. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya penerimaan dari komoditas

minyak sawit mentah (Crude Palm Oil /CPO) bahkan sejak awal tahun 2016 sudah tidak ada

lagi penerimaan dari CPO karena CPO sedang di bawah batas (threshold) pengenaan bea

keluar US$ 750 per metrik ton. Selain itu peraturan pembatasan ekspor mineral menyebabkan

kehilangan penerimaan bea keluar sebesar Rp. 8,1 T. Oleh karena itu terget penerimaan bea

keluar dalam APBN 2016 hanya sebesar Rp. 2,9 T berasal dari penarikan dari perusahaan

Freeport dan Newmont.

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam APBN 2016 dengan total Rp. 273,8

T mengalami penurunan sebesar Rp. 136,5 T. Penurunan terjadi pada sektor SDA Migas,

PNBP Lainnya dan Bagian Laba BUMN, sedangkan kenaikan terjadi pada sektor Pendapatan

BLU dan SDA Non Migas. Penurunan PNBP Migas sebesar 145,7 T dari APBN 2015

dikarenakan anjloknya lifting dan harga minyak dunia hal ini berkaitan dengan menurunnya

bagian laba dari BUMN yang sebagian besar perusahaan yang bergerak dibidang Migas.

Sedangkan PNBP dalam APBN 2016 dari pendapatan BLU dan Non Migas mengalami

kenaikan masing-masing sebesar 13,2 T dan 16,3 T dari APBN 2015. Penerimaan Negara

dalam APBN 2016 dari pendapatan hibah ditetapkan sebesar Rp. 2 T dan terjadi penurunan

Rp. 1,3 T dari APBN 2015.

4

Page 5: Tugas asp 2 analisis apbn 2016

2. Anggaran Belanja

Dalam APBN 2016 Pemerintah dan DPR telah menyepakati bahwa total anggaran

belanja negara adalah sebesar Rp. 2.095,7 T. Belanja itu terdiri atas belanja

kemnetrian/lembaga sebesar Rp. 784,1 triliun, belanja non kementerian/lembaga Rp. 541,4

T serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp. 770,2 T deengan rincian dana desanya

sebesar Rp. 47 T. Anggaran Belanja yang telah ditetapkan naik sebesar Rp. 56,2 T dari

APBN tahun 2015. Dalam pelaksanaan anggaran belanja ada 10 pokok-pokok kebijakan

belanja pemerintah pusat sebagai berikut :

5

Page 6: Tugas asp 2 analisis apbn 2016

6

APBN 2016

APBN 2015

Page 7: Tugas asp 2 analisis apbn 2016

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa total anggaran belanja

kementerian/lembaga sebesar 784,1 T yang dialokasikan melalui Kementerian/Lembaga

untuk membiayai urusan tertentu dalam pemerintahananya. Jumlah anggaran belanja untuk

kementerian/lembaga dalam APBN 2016 mengalami kenaikan sebesar Rp. 136,8 T dari

APBN 2015. Hal ini dikarenakan ada kenaikan anggaran belanja di 10 kementerian/lembaga

yang menerima dana APBN paling besar yaitu sebagai berikut :

a. Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan anggaran sebesar Rp.

104,2 triliun

b. Kementerian Pertahanan dengan anggaran sebesar Rp. 99,5 triliun

c. Polisi Republik Indonesia (Polri) dengan anggaran sebesar Rp. 73 triliun

d. Kementerian Kesehatan dengan anggaran sebesar Rp. 63,5 triliun

e. Kementerian Agama dengan anggaran sebesar Rp. 57,1 triliun

f. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan anggaran sebesar Rp. 49,2 triliun

g. Kementerian Perhubungan dengan anggaran sebesar Rp. 48,5 triliun

h. Kementerian Riset dan Teknologi dengan anggaran Rp. 40,6 triliun

i. Kementerian Keuangan dengan anggaran Rp. 39,3 triliun

j. Kementerian Pertanian dengan anggaran Rp. 31,5 triliun

7

Page 8: Tugas asp 2 analisis apbn 2016

Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat mendapat alokasi dana APBN

2016 terbesar, hal ini dikarenakan pemerintah ingin mempercepat pembangunan berbagai

infrastruktur di banyak daerah khususnya di daerah tertinggal. Dengan adanya pembangunan

infrastruktur diharapkan akan berdampak besar dalam pertumbuhan ekonomi di masa

mendatang, karena dengan pembangunan infrastruktur misalnya jalan, maka akses menuju

daerah tersebut menjadi lebih mudah dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi bagi

masyarakat daerah tersebut.

Kementerian Pertahanan menjadi kementrian/lembaga kedua yang mendapat alokasi

dana APBN 2016 terbesar, hal ini sudah sepatutnya dilakukan oleh pemerintah karena

Kemenhan menjadi garda terdepan pemerintah dalam urusan penyelenggaraan pertahanan

negara dari berbagai ancaman dari dalam maupun luar negeri demi terciptanya negara yang

tertib dan aman.

Polisi Republik Indonesia berada di urutan ketiga terbesar dalam alokasi dana APBN

2016. Hal ini sudah seharusnya dilakukan oleh pemerintah karena sesuai dengan fungsinya

yaitu memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindungan,

pengayoman dan pelayanan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan alokasi dana yang besar

untuk mengoptimalkan fungsi dari POLRI.

Kementerian Kesehatan berada di urutan keempat terbesar dalam alokasi dana APBN

2016 dan terjadi kenaikan anggaran belanja dari APBN 2015. Hal ini sejalan dengan berbagai

kebijakan yang dibuat pemerintah dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi

masyarakat dengan berbagai bentuk jaminan kesehatan dan berbagai program yang

mendukung terciptanya masyarakat Indonesia yang sehat.

Alokasi dana APBN 2016 yang diterima oleh Kementerian/Lembaga pastinya telah di

sesuaikan dengan kebutuhan kementrian/lembaga dengan skala prioritas. Ada sepuluh

kementerian/lembaga yang mendapat alokasi dana APBN terbesar, hal ini dilakukan untuk

mengoptimalkan fungsi dan tugas masing-masing kementerian/lembaga agar tercipta

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang semakin baik di segala bidang.

Namun tentu saja ada peraturan yang mengikat kementerian/lembaga dalam penggunaan dana

APBN yang akan diatur oleh Kementerian Keuangan agar dana APBN dapat digunakan

secara maksimal dan tepat sasaran.

8

Page 9: Tugas asp 2 analisis apbn 2016

Berdasarkan diagram di atas alokasi dana APBN 2016 untuk anggaran belanja non

kementerian/lembaga ditetapkan sebesar Rp. 541,4 T. Dana ini akan dialokasikan untuk

pembayaran bunga utang sebesar Rp. 184,9 T dan untuk belanja subsidi sebesar Rp. 182,6 T.

Belanja Subsidi dibedakan menjadi dua yaitu subsidi energi dan subsidi non energi.

Subsidi energi meliputi subsidi BBM dan LPG Tabung 3 Kg dan LGV sebesar Rp. 63,7 T

dan Subsidi Listrik sebesar Rp 38,4 T, subsidi tersebut diberikan dengan kebijakan masing-

masing subsidi yang telah ditetapkan pemerintah. Subsidi energi dalam APBN 2016 terjadi

penurunan sebesar Rp. 212,3 T. Hal ini dikarenakan pemerintah telah mencabut subsidi BBM

jenis premium, solar dan minyak tanah. Penurunan juga terjadi pada subsidi listrik sebesar

Rp. 30,3 T namun subsidi listrik telah diproyeksikan akan naik dan akan masuk dalam APBN

perubahan.

Belanja Subsidi non energi jumlahnya sebesar Rp. 80,6 T naik 10,6 T dari APBN

2016. Belanja subsidi bunga kredit program dalam APBN 2016 mengalami kenaikan

dibandingkan APBN 2015. Hal ini mungkin terjadi karena pemerintah sedang

mengoptimalkan program Kredit Usaha Rakyat.

9

Page 10: Tugas asp 2 analisis apbn 2016

10

APBN 2016

APBN 2015

Page 11: Tugas asp 2 analisis apbn 2016

Berdasarkan diagram di atas Anggaran Belanja untuk Transfer ke Daerah dan Dana

Desa dalam APBN 2016 sebesar Rp. 770,2 T. Anggaran tersebut dialokasikan untuk Dana

Alokasi Umum sebersar Rp. 385, 4 triliun, Dana Alokasi Khusus Fisik sebesar Rp. 85,5

triliun, Dana Alokasi Khusus Non Fisik sebesar Rp. 123,5 triliun, Dana Insentif Daerah

sebesar Rp. 5 triliun, Dana Otonomi Khusus sebesar Rp. 17,2 triliun, Dana Keistimewaan DI

Yogyakarta sebesar Rp. 0,5 triliun, Dana Desa sebesar Rp. 47,0 triliun, dan Dana Bagi Hasil

sebesar Rp. 106,1 triliun. Alokasi dana APBN untuk transfer ke daerah dan Dana Desa

semuanya mengalami kenaikan dari APBN 2015 kecuali Dana Keistimewaan DI Yogyakarta

yaitu tetap. Alokasi dana APBN untuk Dana Desa mengalami kenaikan yang sangat besar

yaitu Rp. 37,9 triliun dibandingkan APBN 2015. Hal ini merupakan wujud dari program

nawacita ketiga yaitu Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-

daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

Berbeda dengan APBN 2015, dalam APBN 2016 terdapat dana insentif daerah

sebesar Rp. 5 T , hal ini merupakan kebijakan baru pemerintah dalam rangka memberikan

penghargaan yang lebih besar kepada daerah yang berkinerja baik dalam pengelolaan

keuangan, perekonomian dan kesejahteraan daerah. Dalam APBN 2016 Dana Alokasi

Khusus dibagi menjadi Dana Alokasi Khusus Fisik yang dialokasikan untuk DAK Reguler,

terdiri atas 10 bidang, termasuk DAK Fisik dari pengalihan Tugas Pembantuan , dan

percepatan pembangunan infrastruktur, DAK Afirmasi; dan, DAK Infrastruktur Publik

Daerah. Sedangkan DAK non fisik dialokasikan untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS),

Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (TPG PNSD), Tambahan Penghasilan

Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (Tamsil Guru PNSD), Bantuan Operasional Kesehatan

(BOK) dan Bantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB), Proyek Pemerintah Daerah

dan Desentralisasi (P2D2), Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD), Peningkatan Kapasitas Koperasi, UKM dan Ketenagakerjaan.

11

Page 12: Tugas asp 2 analisis apbn 2016

Berikut ini adalah kebijakan transfer ke daerah dan dana desa 2016

Kesimpulan :

Berdasarkan analisis saya dan setelah membaca berbagai artikel mengenai APBN 2016.

Menurut saya proporsi anggaran pendapatan APBN 2016 sudah cukup baik, target

penerimaan negara telah disesuaikan dengan keadaan perekonomian Indonesia dan

internasional. Namun untuk mendekati target penerimaan negara, pemerintah perlu

mengoptimalkan semua kementerian/lembaga terkait untuk bekerja keras dalam mencapai

target penerimaan negara. Anggaran Belanja dalam APBN 2016 yang mendominasi yaitu

untuk belanja kementerian/lembaga, dana yang dialokasi sudah cukup baik namun dalam

pelaksanaannya perlu pengawasan dari pihak terkait agar penggunaan dana APBN tsb tepat

sasaran dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh pemerintah. Namun dalam

belanja subsidi, menurut saya ditengah perekonomian yang semakin lemah, masyarakat

ekonomi lemah akan bertambah, oleh karena itu saya berharap untuk belanja subsisdi energi

dapat dicarikan solusi yang lebih memihak masyarakat ekomoni lemah dan tepat sasaran.

Demikianlah analisis dan kesimpulan dari saya.

12

Page 13: Tugas asp 2 analisis apbn 2016

Sumber :

www.kemenkeu.go.id

www.metronews.com

www.kompasiana.com

dan masih banyak lagi...

13