tugas aktiva pasiva
TRANSCRIPT
BAB I. PENDAHULUAN
Anggaran kas yang dikelola dengan baik sangat diperlukan dalam
administrasi, karena anggaran kas merupakan proyeksi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam periode tertentu. Dalam hal ini anggaran kas memiliki
tujuan pokok untuk merencanakan penganggaran kas yang seoptimal mungkin,
yaitu rencana untuk menyediakan kas yang cukup baik dalam jumlah maupun
waktunya.
Anggaran merupakan suatu alat untuk perencanaan dan pengawasan
operasi keuntungan dalam suatu organisasi laba dimana tingkat formalitas suatu
budget tergantung besar kecilnya organisasi. Untuk melaksanakan tugas di atas,
tentu saja diperlukan rencana yang matang. Dengan demikian dari gambaran
tersebut dapat terasa pentingnya suatu perencanaan dan pengawasan yang baik
hanya dapat diperoleh manajemen dengan mempelajari, menganalisa dan
mempertimbangkan dengan seksama kemungkinan-kemungkinan, alternatif-
alternatif dan konsekwensi yang ada.
Secara umum, tujuan disusunnya suatu anggaran adalah agar kebutuhan
jangka pendek yang tercantum dalam anggaran dapat terpenuhi, anggaran akan
menuntun agar pencapaian tujuan jangka pendek tetap konsisten sesuai dengan
tujuan dan sasaran organisasi.
Usia anggaran pada umumnya satu tahun bertujuan agar anggaran harus
memungkinkan untuk dilakukan revisi dari waktu ke waktu karena perubahan
kondisi ekonomi peraturan pemerintah serta faktor-faktor eksternal lainnya.
Kas adalah kekayaan yang merupakan sejumlah dana yang ada di dalam
organisasi. Selain itu kas juga merupakan salah satu unsur modal kerja yang
sangat penting artinya didalam membiayai operasional sehari-hari. Kas
mempunyai kedudukan yang sentral dalam usaha menjaga kelancaran operasi
organisasi sebagai penunjang keputusan strategi jangka panjang.
Anggaran kas yang dikelola dengan baik sangat diperlukan dalam
administrasi, karena anggaran kas merupakan proyeksi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam periode tertentu. Dalam hal ini anggaran kas memiliki
tujuan pokok untuk merencanakan penganggaran kas yang seoptimal mungkin,
yaitu rencana untuk menyediakan kas yang cukup baik dalam jumlah maupun
waktunya.
BAB II. PEMBAHASAN
A.KETENTUAN
Bank Indonesia selaku Bank Sentral memiliki tugas utama yaitu menjaga
kestabilan nilai rupiah di masyarakat. Untuk dapat melakukan fungsi tersebut
maka diperlukannya suatu system yang dapat menunjang pekerjaan untuk
mencapai tujuan dimaksud. Anggaran bagi Bank Indonesia merupakan hal yang
penting karena tanpa anggaran, Bank Indonesia tidak dapat menjalankan fungsi
dan perannya sebagai Bank Sentral Indonesia.
Adapun ketentuan umum penyusunan anggaran di Bank Indonesia diatur
sebagai berikut :
a. Ketentuan mengenai Pedoman Operasional Sistem BI-SOSA Anggaran
sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Intern Bank Indonesia Nomor
7/56/Intern tanggal 10 Agustus 2005 tentang Bank Indonesia Sentralisasi
Otomasi Sistem Akuntingn (BI-SOSA) sebagaimana telah diubah dengan
Surat Edaran Intern bank Indonesia Nomor 8/44/Intern tanggal 1 September
2006 yaitu :
1. Buku I tentang pedoman operasional BI-SOSA Anggaran
2. Buku II tentang petunjuk teknis pengoperasian Sistem BI-SOSA
1). Petunjuk Teknis Pengoperasian Subsistem Master Data Administrasi
2). Petunjuk Teknis Pengoperasian Subsistem Anggaran.
b. Surat Edaran Bank Indonesia No.10/28/Intern tanggal 29 Mei 2008 tentang
Sistem Anggaran Bank Indonesia dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
B.PROSES OPERASIONAL SISTEM ANGGARAN BANK INDONESIA DAN
RENCANA INVESTASI
Proses operasional system anggaran Bank Indonesia dan Rencana Investasi
merupakan suatu rangkaian proses penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian
anggaran dan Rencana Investasi yang disusun berdasarkan Sistem
Perencanaan, Anggaran dan Manajemen Kinerja (SPAMK).
Proses operasional Sistem Anggaran Bank Indonesia dan rencanan Investasi
terdiri dari :
1. Penyusunan anggaran Bank Indonesia dan Rencana Investasi, meliputi
penyusunan proyeksi keuangan, penyusunan P3KARI, penyusunan anggaran
Satuan Kerja dan ATBI serta penyampaian ATBI kepada Dewan Perwakilan
Rakyat Indonesia (DPR-RI) dan Rencana Investasi kepada Badan Supervisi
Bank Indonesia (BSBI).
2. Pelaksanaan anggaran dan rencana investasi meliputi kegiatan realisasi
anggaran dan./atau Rencana Investasi dan perubahan anggaran yaitu
perubahan ATBI, realokasi anggaran Satuan Kerja, penambahan anggaran
pengeluaran, pengembalian anggaran pengeluaran dan perubahan
anggaraan karena reorganisasi.
3. Pengendalian anggaran merupakan suatu mekanisme dan rangkaian proses
yang meliputi kebijakan dan prosedur analisis, pemantauan, pengawasan
dan evaluasi atas naggaran dan rencana investasi termasuk penilaian kinerja
satuan kerja di bidang anggaran.
C. APLIKASI PENDUKUNG SYSTEM ANGGGARAN BANK INDONESIA
Guna mendukung penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian anggaran,
maka diperlukan aplikasi pendukung operasional Sistem Anggaran Bank
Indonesia, antara lain:
1. Aplikasi Proyeksi dan Penyusunan Anggaran (PPA)
a. Aplikasi PPA merupkan aplikasi yang digunakan dalam penyusunan
program kerja, anggaran dan rencana Investasi (PKARI) Satuan kerja.
b. Pengoperasian menu dan fungsi aplikasi PPA mengacu pada petunjuk
teknis pengoperasian Aplikasi PPA.
2. Aplikasi BI-SOSA Subsistem Anggaran
a. Aplikasi BI-SOSA Subsistem anggaran merupakan bagian dari aplikasi BI-
SOSA yang digunakan untuk melakukan pencatatan transaksi anggaran
dalam rangka penerapan system anggaraan Bank Indonesia yang
terintegrasi dan tersentralisasi.
b. Pengoperasian menu dan fungsi aplikasi BI-SOSA Subsistem Anggaran
mengacu pada Petunjuk Teknis Pengoperasian BI-SOSA SubSistem
Anggaran.
3. Aplikasi EDW-KI Subsubjek Area Anggaran
a. Aplikasi EDW-KI Subsubjek Area Anggaran merupakan suatu sarana
aplikasi yang dapat digunakan untuk melakukan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan anggaran, baik di tingkat unit kerja, Satuan Kerja maupun BI-
wide.
D. PENYUSUNAN ANGGARAN BANK INDONESIA DAN RENCANA INVESTASI
Penyusunan anggaran Bank Indonesia dan Rencana Investasi mengacu pada
Siklus Sistem Perencanaan, Anggaran dan manajemen Kinerja (SPAMK)
sebagaiaman diatur dalam Peraturan Dewan Gubernur Bank Indonesia.
Anggaran Bank Indonesia dan rencana Investasi disusun dalam satuan uang
untuk periode satu tahun anggaran. Penyusunan PKARI mengacu pada strategy
map masing-masing Satuan Kerja, tugas pokok Satuan Kerja/Unit Kerja yang
ditetapkan dalam ketentuan organisasi, P3KARI, Plafon Anggaran Pengeluaran
Indikatif Satuan Kerja dan Plafon Rencana Investasi Indikatif Satuan Kerja dengan
melalui proses vertical aligment dan horizontal alignment.
Penyusunan PKARI dilakukan dengan memperhatiakan kewajaran dan
kepatutan atas kuantitas, frekuensi, satuan dan harga serta mempertimbangkan
sumber daya yang tersedia. PKARI dapat disusun dalam mata uang Rupiah
dan/atau Valuta Asing (Valas).
Penyusunan rencana Investasi dilakukan dengan memperhatikan jumlah
cadangan tujuan dan mempertimbangkan tingkat prioritas kebutuhan Satuan Kerja
termasuk Rencana Investasi yang bersifat multiyear.
Penyusunan Anggaran Bank Indonesia dan rencana Investasi mencakup :
a. Penyusunan Proyeksi Keuangan Bank Indonesia, Plafond Anggaran
Bank Indonesia Dan Plafond Rencana Investasi Bank Indonesia
Dalam hal tugas dan tanggung jawab penyusunan proyeksi keuangan plafon
anggaran Bank Indonesia dan Plafon Rencana Investasi bank Indonesia
meliputi :
a. Dewan Gubernur menyetujui proyeksi keuangan Bank Indonesia sebagai
dasar penetapan Plafon Anggaran bank Indonesia dan Plafon Rencana
Investasi Bank Indonesia.
b. Komite Perencanaan, Anggaran dan Manajemen Kinerja (Komite PAMK)
merekomendasikan kepada Dewan gubernur dalam rangka persetujuan atas
Proyeksi keuangan Bank Indonesia, Plafon Anggaran Bank Indonesia dan
Plafon Rencana Investasi Bank Indonesia.
c. DKI (Departemen Keuangan Intern) menyusun :
1. Proyeksi keuangan Bank Indonesia atas dasar asumsi makro ekonomi dan
asumsi keuangan yang diperoleh dari Satuan Kerja terkait.
2. Plafon Anggaran Bank Indonesia dan Plafon Rencana Investasi Bank
Ineonsia atas dasar Proyeksi Keuangan Bank Indonesia.
3. Menyampaikan usulan proyeksi Keuangan Bank Indonesia serta plafon
Anggaran bank Indonesia dan Plafon recana Investasi bank Indonesia
kepada Komite PAMK guna memperoleh rekomendasi.
4. Menyampaikan proyeksi keuangan Bank Indonesia serta plafon Anggaran
Bank Indonesia dan plafon Rencana Investasi bank Indonesia yang telah
direkomendasikan oleh komite PAMK kepada Dewan Gubernur guna
memperoleh persetujuan.
d. Satuan Kerja Terkait
Menyampaikan data dan informasi yang diperlukan oleh DKI dalam rangka
penyusunan Proyeksi Keuangan Bank Indonesia, Plafon Anggaran Bank
Indonesia dan Plafon Rencana Investasi Bank Indonesia.
Mekanisme penyusunan Proyeksi Keuangan Bank Indonesia :
a. DKI meminta Satuan Kerja terkait untuk menyampaikan data asumsi
makro ekonomi, data historis neraca, data histioris surplus deficit, data
realisasi anggaran, serta informasi lainnya yang diperlukan untuk
penyusunan Proyeksi Keuangan bank Indonesia serta usulan Plafon
Anggaran bank Indonesia dan Plafon Rencana Investasi Bank Indonesia.
b. Satuan kerja terkait menyampaikan data dan informasi yang diperlukan
untuk penyusunan Proyeksi Keuangan bank Indonesia Indonesia kepada
DKI.
c. DKI menyusun Proyeksi keuangan Bank Indonesia berupa perkiraan
penerimaan dan pengeluaran Bank Indonesia berdasarkan data dan
informasi dari Satuan Kerja.
d. DKI menyusun usulan Plafon Anggaran berdasarkan Proyeksi Keuangan
Bank Indonesia.
e. DKI menyampaikan Proyeksi Keuangan Bank Indonesia serta usulan
Plafon Anggaran Bank Indonesia dan Plafon Rencana Investasi Bank
Indonesia kepada Komite PAMK untuk memperoleh rekomendasi.
f. Komite PAMK melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi atas
Proyek Keuangan Bank Indonesia serta usulan Plafon Anggaran bank
Indonesia dan Plafon Rencana Investasi Bank Indonesia yang diajukan
oleh DKI.
g. Berdasarkan rekomendasi komite PAMK, DKI mengajukan Proyeksi
Keuangan Bank Indonesia serta Plafon Anggaran Bank Indonesia dan
Plafon Rencana Investasi Bank Indonesia kepada Dewan gubernur untuk
memperoleh persetujuan.
h. Dewan gubernur menyetujui Proyeksi Keuangan Bank Indonesia serta
Plafon Anggaran Bank Indonesia dan Plafon Rencana Investasi Bank
Indonesia.
b. Penyusunan P3KARI
a. Tugas dan tanggung jawab dalam penyusunan P3KARI
1. Anggota Dewan gubernur yang membawahi Satuan Kerja yang
melaksanakan fungsi manajemen keuangan intern menetapkan P3KARI.
2. DKI menyampaikan hasil rumusan pokok-pokok materi P3KARI hasil
pembahasan dengan Satuan Kerja kepada ANggota Dewan gubernur yang
membawahi Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi manajemen
keuangan intern guna memperoleh menetapkan.
3. DKI bekerja sama dengan Satuan kerja terkait mengkomunikasikan dan
menyampaikan P3KARI yang telah ditetapkan oleh Dewan Gubernur yang
membawahi Satuan kerja yang melaksanakan fungsi manajemen
keuangan intern kepada seluruh Satuan Kerja.
c. Penyusunan Plafon Anggaran Pengeluaran Indikatif Satuan Kerja dan
Plafon Rencana Investasi Indikatif Satuan kerja
a. Tugas dan tanggung jawab penyusunan Plafon Anggaran Satuan Kerja :
1. Satuan kerja tertentu yaitu :
a. Satuan Kerja yang melaksanakan fungsi perencanaan strategis dan
kehumasan mengkoordinasikan pembahasan terkait dengan
penyelarasan program kerja Satuan Kerja dengan Sasaran
Strategis Bank Indonesia.
b. Satuan Kerja melaksanakan fungsi manajemen organisasi dan
Sumber Daya Manusia menghitung kebutuhan anggaran untuk
pengelolaan Sumber Daya Manusia termasuk anggaran
Peninjgkatan Mutu Keterampilan Pegawai.
c. Pelaksana Category Management melakukan pemetaan kebutuhan
Rencana Investasi seluruh Satuan Kerja.
2. Satuan Kerja memberikan informasi kepada DKI mengenai rencana
kegiatan Satuian kerja yang bersangkutan dan kegiatan
mengikutsertakan Satuan Kerja Lain.
3. DKI meminta informasi kepada seluruh Satuan Kerja mengenai
rencana kegiatan baru pada tahun yang akan dating dan kegiatan
yang akan mengikutsertakan Satuan Kerja lain dan menyusun Plafon
Anggaran Pengeluaran Indikatif Satuan kerja dan rencana Investasi
Indikatif Satuan Kerja.
4. DKI mengkompilasi PKARI Satuan Kerja menjadi ATBI dan rencana
Investasi melalui Aplikasi PPA.
d. Penyusunan Dan Penetapan ATBI Dan Rencana Investasi
a. DKI menyusun dan menyampaikan ATBI dan Renacana Investai yang telah
memperoleh rekomendasi Komite PAMK kepada Dewan Gubernur untuk
memperoleh penetapan.
b. Menyiapkan surat pengantar untuk penyampaian usulan ATBI Operasional
dan laporan ATBI Kebijakan kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
c. Berkoordinasi dengan Satuan Kerja terkait untuk menyiapkan bahan rapat
kerja DPR-RI dan bank Indonesia dalam rangka persetujuan ATBI
Operasional.
d. Menyiapkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia tentang penetapan ATBI
dan rencana Investasi.
e. DKI mengkompilasi PKARI yang diusulkan oleh Satuan Kerja menjadi usulan
ATBI dan rencana Investasi serta menyampaikan usulan ATBI kepada
Komite PAMK.
f. Komite PAMK memberikan rekomendasi atas usulan ATBI dan Rencana
Investasi kepada Dewan Gubernur.
g. DKI menyampaikan usulan ATBI dan Rencana Investasi yang telah
memperoleh rekomendasi Komite PAMK kepada Dewan Gubernur untuk
ditetapkan menjadi ATBI dan renfcana Investasi.
h. Dewan Gubernur menetapkan usulan ATBI dan Rencana Investasi menjadi
ATBI dan Rencana Investasi selambat-lambatnya 30 hari sebelum dimulai
tahun anggaran.
i. DKI menyusun surat pengantar penyampaian ATBI Operasional dan
Laporan ATBI Kebijakan kepada Anggota Dewan Gubernur untuk
memperoleh tandatangan.
j. Penyampaian ATBI Operasional bersamaan dengan evaluasi Pelaksanaan
ATBI Operasional tahun Berjalan dan penyampaian laporan ABI Kebijakan
Tahun Berjalan dilakukan paling lambat 30 hari sebelum tahun anggaran
dimulai.
k. Apabila dari hasil pembahasan dengan DPR-RI terdapat revisi atas ATBI
Operasinal maka DKI mengkoordinasikan revisi ATBI Operasional dengan
Satuan kerja terkait.
l. Dalam hal setelah tanggal 31 Desember ATBI Operasional belum mendapat
persetujuan DPR-RI, maka usulan ATBI Operasional tersebut dianggap
disetujui dan dapat dilaksanakan.
m. Penetapan ATBI dan Rencana Investasi dituangkan dalam Keputusan
Gubernur Bank Indonesia.
n. DKI menyampaikan Keputusan Gubernur Bank Indonesia mengenai
penetapan ATBI dan rencana Investasi kepada seluruh Satuan kerja
sebagai dasar pelaksanaan program kerja, anggaran dan Rencana
Investasi.
E. PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN SEBAGAI IMPLEMENTASI
PENGENDALIAN INTERNAL DI BANK INDONESIA
Audit merupakan kegiatan pengujian bukti yang dilakukan secara objektif
dengan tujuan untuk memberikan penilaian yang indpenden terhadap proses
governance, proses manajemen risiko dan proses pengendalian.
a. Tahapan Audit
Audit dilakukan melalui tahapan Perencanaan, Pelaksanaan, Pelaporan dan
Pemantauan Tindak lanjut sebagai berikut :
1. Perencanaan
a. SKAI
1. Pemimpin SKAI menyusun Rencana Audit Tahunan berbasis resiko
yang memuat antara lain objek audit, jadwal pelaksanaan dan
alokasi sumber daya dengan memperhatikan sekurang-kurangnya
sebagai berikut :
- hasil penilaian risiko kegiatan dan/atau Satuan Kerja;
- permintaan Gubenur, Anggota Dewan Gubernur dan atau Satuan
Kerja;
- Kemampuan dan ketersediaan sumber daya .
2. Pemimpin SKAI dapa mendiskusikan Renacan Audit Tahunan
dengan Gubernur, Anggota Dewan Gubernur dan atau Satuan
kerja.
3. Pemimpin SKAI menyampaikan Rencana Audit Tahunan kepada
Gubernur Bank Indonesia untuk memperoleh persetujuan.
4. Berdasarkan Rencana Audit Tahunan, Pemimpin SKAI menetapkan
Rencana Audit Bulanan yang memuat antara lain objek audit,
ruang lingkup audit, jadwal pelaksanaan dan Tim Audit Penugasan.
5. Dalam hal terdapat perubahan terhadap objek audit harus
dilaporkan dan mendapat persetujuan Gubernur Bank Indonesia.
6. Sebelum pelaksanaan Audit, Tim Adudit Penugasan menyampaikan
permintaan dokumen, arsip, data dan/atau informasi yang
diperlukan dalam pelaksanaan audit secara tertulis kepada Satuan
Kerja yang diaudit.
b. Satuan Kerja
1. Pemimpin Satuan Kerja dapat meminta SKAI untuk melaksanakan
audit terhadap Satuan Kerjanya pada tahun berjalan atau tahun
berikutnya. Permintaan diajukan secara tertulis disertai alasan-
alasan yang melatarbelaksangi permintaan.
2. Satuan kerja terkait memberikan data dan informasi yang
berkaitan dengan perencanaan audit apabila diminta oleh SKAI.
3. Satuan kerja yang akan diaudit menyiapkan dokumen, arsip, data
dan/atau informasi yang diminta SKAI untuk pelaksanaan Audit.
2. Pelaksanaan
a. SKAI
1. SKAI menyampaikan pemberitahuan secara tertulis mengenai
pelaksanan audit kepada Satuan Kerja yang akan diaudit yang
memuat antara lain susunan Tim Audit Penugasan dan jadwal
pelaksanaan audit.
2. Tim audit Penugasan melaksanakan entry meeting dengan Satuan
Kerja yang diaudit dan menyampaikan sekurang-kurangnya
informasi Rencana Kerja Audit.
3. Tim Audit penugasan meminta Surat Pernyataan yang
ditandatangani oleh Pimpinan dan/atau Pejabat Satuan Kerja yang
diaudit dalam hal dokumen, arsip, data dan/atau informasi lain
yang dibutuhkan sesuai tujuan dan cakupan audit tidak dapat
diberikan.
4. Tim Audit Penugasan melakukan analisis devaluasi lainnya guna
memperoleh bukti yang cukup relevan dan andal untuk mencapai
tujuan audit serta mendokumentasikannya dalam kertas kerja
audit.
5. Tim audit penugasan dapat memiliki salinan dari dokumen, arsip,
data dan atau informasi lain yang mendukung kertas kerja audit.
6. Tim Audit Penugasan menyusun temuan audit dan/atau umpan
balik apabila terdapat ketidaksesuaidan kriteria berdasarkan hasil
analisis dan evaluasi meliputi :
a. Temuan audit yang dirumuskan sebagai berikut :
- Fakta/kondisi yang berisi uraian ketidaksesuaian dari kriteria
yang ditemukan auditor berdasrkan hasil analisis dan
evaluasi.
- Kriteria yang berisi uraian mengenai pengendalian yang
dinilai memadai untuk memitigasi risiko. Kriteria lain adalah
perudang-undangan, prosedur dan norma yang berlaku.
- Dampak berisi uraian mengenai potensi atau keterjadian
risiko yang dihadapi Bank Indonesia karena adanya
ketidaksesuaian terhadap kriteria.
- Sebab berisi uraian mengenai penyebab terjadinya
ketidaksesuaian terhadap kriteria.
- Rekomendasi berisi uraian mengenai saran tindakan
perbaikan terhadap fakta, dampak dan/atau sebab.
7. Tim Audit Penugasan mendiskusikan dan meminta tanggapan
tertulis terhadap setiap temuan audit dan/atau umpan balik dari
Satuan Kerja yang diaudit.
8. Tim Audit Penugasan menyusun Risalah Hasil Audit dan konsep
Risalah Rapat Pembahasan guna dibahas dalam rapat pembahasan
akhir. Rapat pembahasan akhir dipimpin oleh Pimpinan SKAI ataui
pejabat SKAI yang ditugaskan.
9. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai temuan Audit,
yang menurut Satuan Kerja yang diaudit risikonya dapat diterima
sehingga tidak perlu dilakukan tindakan pengendalian sedangkan
SKAI berpendapat sebaliknya, maka perbedaan tersebut dilaporkan
kepada Gubernur Bank Indonesia untuk memperoleh keputusan
dengan tembusan kepada Anggota Dewan Gubernur dari Satuan
kerja yang diaudit.
10.Tim Audit Penugasan melakukan serah terima dokumen dan arsip
yang dipinjam untuk keperluan audit dari dan kepada Stuan Kerja
secara tertulis.
11.Tim Audit Penugasan menyampaikan kuesioner survey indeks
kepuasan pelanggan terkait pelaksanaan audit kepada Satuan
Kerja yang diaudit.
3. Pelaporan
a. SKAI
1. SKAI dapat melaporkan temuan audit dan/atau umpan balik yang
perlu segera diketahui oleh Gubernur Bank Indonesia.
2. Dalam hal terdapat kesalahan penyajian LHA yang dapat
mempengaruhi oini hasil audit, SKAI melakukan koreksi dan
menyampaikan hasil koreksi kepada pihak-pihak yang menerima
LHA.
3. SKAI memantau pelaksanaan tindak lanjut temuan audit.
4. SKAI menetapkan status temuan audit berdasrkan bukti yang
disampaikan Satuan Kerja.
5. SKAI menjadwalkan kembali pelaksaan tindak lanjut temuan Audit
berdasarkan permintaan Satuan Kerja dengan mempertimbangkan
risiko dari tingkat kesulitan pelaksaannya.
b. Satuan Kerja
1. Satuan kerja yang diaudit menyelesaikan tindak lanjut temuan
audit sesuai dengan komitmen yang telah disepakati.
2. Satuan kerja yang diaudit melaporkan secara tertulis kepada SKAI
penyelesaian tindak lanjut yang telah dilakukan disertai bukti
pendukung.
3. Satua kerja yang diaudit menyampaikan permintaan perpanjangan
waktu pelaksanaan tindak lanjut secara tertulis dalam hal kendala
pelaksanaannya.
4. Satuan kerja yang menerima umpan balik menindaklanjuti umpan
balik.
BAB III. ANALISIS
Berdasarkan pemaparan konsep perencanaan dan realisasi anggaran
terlihat bahwa semua penyusunan anggaran tersebut dilakukan menggunakan
Sistem Komputer yang disebut Aplikasi Proyeksi dan penyusunan Anggaran (PPA),
Aplikasi BI-SOSA Subsistem Anggaran dan Aplikasi EDW-KI Subsubjek Area
Anggaran.
Dalam perencanaan anggaran, semua Satuan Kerja harus mengetahui dan
memahami konsep perencanaan keuangan. Hal tersebut berdampak kepada
pemakaian anggaran nantinya yang digunakan. Karena setiap pemakaian
anggaran hatus dapat dipertanggung jawabkan penggunaannya.
Dengan digunakannya teknologi Sistem Informasi yang saat ini sedang
berkembang pesat, membantu pengguna nya untuk dapat merancang anggaran
dengan meminimalisir kesalahan dalam penginputan maupun analis dari segi
biaya.
Maka dari itu, Untuk dapat mengendalikan penggunaan anggaran, setiap
Satker memiliki Sistem Pengawasan Internal, adapun Bank Indonesia memiliki
Departemen Khusus yang mengawasi penggunaan anggaran khususnya sebagai
Satuan Kerja yang mengendalikan Intern yaitu Departemen Audit Intern.
Selain (Departemen Audit Intern) DAI, BKP dan KPK selaku Pengendali dan
pemeriksa Anggaran Lembaga Negaraturut melakukan pengawasan secara intens.
Bilamana ditemukan indikasi kecurangan maka akan dilakukan pemeriksaan
secara menyeluruh.
BAB IV. KESIMPULAN
Anggaran merupakan suatu alat untuk perencanaan dan pengawasan
operasi keuntungan dalam suatu organisasi laba dimana tingkat formalitas suatu
budget tergantung besar kecilnya organisasi. Untuk melaksanakan tugas di atas,
tentu saja diperlukan rencana yang matang. Dengan demikian dari gambaran
tersebut dapat terasa pentingnya suatu perencanaan dan pengawasan yang baik
hanya dapat diperoleh manajemen dengan mempelajari, menganalisa dan
mempertimbangkan dengan seksama kemungkinan-kemungkinan, alternatif-
alternatif dan konsekwensi yang ada.
Secara umum, tujuan disusunnya suatu anggaran adalah agar kebutuhan
jangka pendek yang tercantum dalam anggaran dapat terpenuhi, anggaran akan
menuntun agar pencapaian tujuan jangka pendek tetap konsisten sesuai dengan
tujuan dan sasaran organisasi.
Usia anggaran pada umumnya satu tahun bertujuan agar anggaran harus
memungkinkan untuk dilakukan revisi dari waktu ke waktu karena perubahan
kondisi ekonomi peraturan pemerintah serta faktor-faktor eksternal lainnya.
Bank Indonesia selaku Bank Sentral memiliki tugas utama yaitu menjaga
kestabilan nilai rupiah di masyarakat. Untuk dapat melakukan fungsi tersebut
maka diperlukannya suatu system yang dapat menunjang pekerjaan untuk
mencapai tujuan dimaksud. Anggaran bagi Bank Indonesia merupakan hal yang
penting karena tanpa anggaran, Bank Indonesia tidak dapat menjalankan fungsi
dan perannya sebagai Bank Sentral Indonesia.
Diperlukan aturan dan pedoman bagi Seluruh Satuan Kerja di Bank
Indonesia yang memuat pengaturan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan Anggaran Bank
Indoneisa sebagaimana tercantum dalam pedoman Operasional Sistem Anggaran
Bank Indonesia sehingga dalam implementasi nya tidak menyalahi aturan yang
telah berlaku.
TUGAS MANAJEMEN BUMN/BUMD
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Manajemen
BUMN/BUMD
Disusun Oleh :
Andriana
NPM.1221090266
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
JAKARTA
2012