tugas akm pak evino penetuan prioritas masalah (problem solving)
TRANSCRIPT
TUGAS ADMINISTRASI KESEHATAN MASYARAKAT
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH METODA PEMBOBOTAn
PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN PERMASALAHAN)
OLEH
Kelompok
Angga Restu Ananda
Ovaria Suwandi
Rezki amelia
Werlin Kasmia
Kelas : 2.1
Dosen Pembimbing: Evino Sugriarta, SKM, M.Kes
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan
dan kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Administrasi Kesehatan
Masyarakat yang berjudul “Penetuan Prioritas Maslah metoda Pembobotan”. Tujuan dari
tugas ini adalah agar kami bisa mengidentifikasi dan menanalisis pemecahan permasalahan
dan penentuan masalah kesehatan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing Bapak Evino Sugriarta, SKM,
M.Kes yang telah memberikan penjelasan mengenai penyusunan makalah ini.
Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritikan maupun saran kepada pembaca yang sifatnya membangun.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita
semua.
Padang, Januari 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................... i
Daftar Isi ......................................................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan
1.1.Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2.Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II ISI
2.1.Data ............................................................................................................................ 3
2.2.Identifikasi Masalah ................................................................................................... 5
2.3.Analisis Masalah ........................................................................................................ 6
2.4.Penyebab Masalah....................................................................................................... 8
2.5.Implementasi.............................................................................................................. 10
BAB III Penutup
3.1.Kesimpulan ................................................................................................................. 12
3.2.Saran ........................................................................................................................... 12
Daftar Pustaka ................................................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin
keadaan sehat dari manusia. Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI)
mendefinisikan kesehatan lingkungan sebagai suatu kondisi lingkungan yang mampu
menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk
mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
Menurut Hendrik L. Blum (1974), derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat
faktor utama yaitu : faktor lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan dan keturunan.
Keempat faktor tersebut saling terkait dengan beberapa faktor lain, yaitu sumber daya alam,
keseimbangan ekologi, kesehatan mental, system budaya, dan populasi sebagai satu kesatuan.
Lingkungan mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologik dan lingkungan sosio
kultural.
Masalah kesehatan yang berbasisi lingkungan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang
tidak memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya serta perilaku hidup bersih dan sehat yang
masih rendah yang mengakibatkan timbulnya penyakit-penyakit seperti diare, ISPA, malaria,
DBD, TB paru penyakit kulit, kecacingan, keracunan makanan dan lainya yang merupakan
10 besar penyakit di puskesmas dan merupakan pola penyakit utama di Indonesia.
Dalam mengatasi masalah-masalah penyakit tersebut dirasakan bahwa upaya pengobatan
penyakit dan upaya peningkatan upaya kualitas lingkungan dikerjakan terpisah dan tidak
terintegrasi dengan upaya terkait lainnya. Oleh karena itu perlu menentukan prioritas masalah
dalam penanggulangan masalah kesehatan di suatu daerah (oleh Puskesmas). Alasan
penentuan prioritas masalah tersebut adalah karena tidak semua masalah dapat ditanggulangi
pada waktu yang bersamaan (keterbatasan waktu) dan keterbatasan sumber daya (seperti
tenaga, dana, alat/bahan, sarana prasarana).
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
“Diketahuinya proses penentuan prioritas masalah pada beberapa masalah kesehatan
yang terjadi di suatu daerah (Puskesmas)”
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Diketahuinya identifikasi masalah – masalah yang terjadi pada suatu daerah
(Puskesmas)
2. Diketahuinya prioritas masalah yang terjadi pada suatu daerah (Puskesmas).
3. Diketahuinya analisis penyebab masalah yang terjadi pada suatu daerah
(Puskesmas)
4. Diketahuinya penetapan penyebab masalah yang terjadi pada suatu daerah
(Puskesmas)
5. Diketahuinya implementasi masalah yang terjadi pada suatu daerah (Puskesmas)
6. Diketahuinya evaluasi masalah yang terjadi pada suatu daerah (Puskesmas)
BAB II
ISI
2.1 Data
Data 10 Penyakit Terbanyak Pada Tahun 2009 Di Puskesmas Lubuk Kilangan
N
ONAMA PENYAKIT JUMLAH PERSENTASE
1 ISPA 2167 56,57 %
2 Peny Kulit lainnya 414 10,80 %
3 Diare 308 8 %
4 Gastristis 271 7 %
5 Rematik 185 4,8 %
6 Kelainan refraksi 140 3,65 %
7 Infeksi bawah kulit 127 3,32 %
8 Hipertensi 81 2,11 %
9 Konjungtivitis 79 2,06 %
10 Penyakit pulpa dan jaringan
periapikal 58 1,52 %
JUMLAH 3830
2.2 Identifikasi Masalah
Dari data 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Lubuk Kilangan Kota Padang terdapat 3
jenis penyakit berbasis lingkungan yaitu:
1. Ispa
2. Penyakit kulit
3. Diare
Berikut tabelnya :
NO PENYAKIT JUMLAH PERSEN
1 ISPA 2167 56,57 %
2 Peny Kulit lainnya 414 10,80 %
3 Diare 308 8 %
2.3 Penentuan Prioritas Masalah
Metode yang digunakan dalam menetukan prioritas maalah adalah metode pembobotan.
2.3.1 Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian prioritas masalah dari ketiga penyakit berbasis lingkungan
tersebut, antara lain :
1. Dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi dan mengurangi angka kasus dari
penyakit berbasis lingkungan tersebut di tahun yang akan datang.
2. Tingkat resiko penularan dari penyakit berbasis lingkungan tersebut
3. Kemudahan dalam penanggulangan penyakit berbasis lingkungan tersebut
4. Dampak yang ditimbulkan oleh penyakit berbasis lingkungan tersebut
5. Waktu yang dibutuhkan dalam penanggulangan penyakit berbasis lingkungan
tersebut
2.3.2 Penetapan Bobot
Penetapan bobot diberikan dengan nilai angka range 1 – 5.
Keterangan angka range pembobotan:
1 = Kurang Penting
2 = Cukup Penting
3 = Penting
4 = Sangat Penting
5 = Amat Penting
Penetapan prioritas masalah penyakit berbasis lingkungan di Puskesmas Lubuk
Kilangan Kota Padang untuk masing – masing kriteria penilaiannya diberikan bobot pada
masing – masing kriteria penilaian sebagai berikut:
1. Dana
Bobot yang diberikan untuk kriteria penilaian dana adalah 5, karena dana merupakan
faktor yang sangat diperlukan dalam menjalankan program – program
penanggulangan masalah penyakit berbasis lingkungan. Tanpa dana, semua kegiatan
akan terhenti.
2. Tingkat resiko penularan
Bobot yang diberikan untuk kriteria penilaian besarnya masalah penyakit adalah 4,
karena ketiga penyakit berbasis lingkungan tersebut merupakan penyakit menular
dengan media penularan adalah lingkungan. Sehingga tidak hanya penyakitnya yang
diobati, tetapi juga lingkungannya yang harus diperbaiki.
3. Kemudahan dalam penaggulangannya
Bobot yang diberikan untuk kriteria penilaian kemudahan dalam penanggulangan
masalah penyakit adalah 3, karena ketiga penyakit berbasis lingkungan tersebut
merupakan penyakit yang sudah ada obatnya. Akan tetapi penaggulangan dalam faktor
lingkungan dan faktor individu (misalnya: status gizi) juga perlu diperbaiki. Kedua
faktor tersebut sangat penting perbaiki, namun dalam realisasinya sangat sulit untuk
dilakukan.
4. Dampak yang ditimbulkan
Bobot yang diberikan untuk kriteria penilaian kemudahan dalam dampak yang
ditimbulkan oleh penyakit adalah 4, karena penyakit – penyakit berbasis lingkungan
tersebut dapat menimbulkan kematian. Hal ini dibuktikan dengan adanya salah atu dari
penyakit berbasis lingkungan tersebut dalam urutan data Sepuluh Penyakit Menular
penyebab kematian dengan CFR Tertinggi di RS Kota Padang Tahun 2009 pada
laporan tahunan Dinas Kesehatan kota Padang.
5. Waktu yang dibutuhkan
Bobot yang diberikan untuk kriteria penilaian waktu yang dibutuhkan dalam
penanggulangan penyakit adalah 4, karena program penanggulangan maslah penyakit
berbasis lingkungan di Puskesmas Lubuk Kilangan kota yang akan direncanakan
adalah program per semester (program penaggulangan selama 6 bulan). Sehingga
waktu yang dibutuhkan tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
2.3.3 Pemberian Skore
Pemberian skore pada tiap kriteria penilaian diatas adalah nilai angka range 1- 10.
Masalah dapat ditanggulangi sesuai dengan kriteria yang ada maka kriteria tersebut
diberi skor 10. Jika kriteria tidak sesuai sama sekali penanggulangan masalah, maka
kriteria tersebut diberi skor 1
2.3.4 Tabel Pembobotan
No KRITERIA BOBOTNILAI MASALAH JUMLAH NILAI
A B C A B C
1 Dana 5 6 8 7 30 40 35
2 Tingkat Resiko Penularan 4 8 8 8 32 32 32
3 Kemudahan Penanggulangan 3 8 5 8 24 15 24
4 Dampak Masalah 4 7 8 8 28 32 32
5 Waktu Penggulangan 4 10 10 10 40 40 40
JUMLAH 154 159 163
RANKING III II I
Keterangan :
A = ISPA B = Penyakit Kulit C = Diare
Berdasarkan tabel pembobotan diatas didapatka prioritas masalah berdasarka ranking
adalah:
I. Diare
II. Penyakit Kulit
III. ISPA
2.4 Analisis Penyebab Masalah
Dasar teoritis adalah teori Hendrig L. Blum , mengenai Derjat kesehatan
Derjat kesehatan penyakit diare :
2.5 Menetapkan Penyebab Masalah
Diare adalah suatu penyakit yang biasanya ditandai dengan perut mulas,
meningkatnya frekuensi buang air besar, dan konsentrasi tinja yang encer. Tanda-
tanda Diare dapat bervariasi sesuai tingkat keparahannya serta tergantung pada jenis
penyebab diare.
Ada beberapa penyebab diare. Beberapa di antaranya adalah Cyclospora cayetanensis,
total koliform (E. coli, E. aurescens, E. freundii, E. intermedia, Aerobacter
Lingkungan Air yang tercemar
kotoran (Tinja yang mengandung agent diare)
Banyaknya vektor (lalat) peny. diare
Derjat kesehatan penyakit diare 8 %
Perilaku Perilaku tidak
higienis Kurang PHBS Pembuangan tinja
sembarangan
Keturunan Kebiasaan keluarga Status gizi
Pelayanan Kesehatan Kurangnya
Penyediaan SAB
aerogenes), kolera, shigellosis, salmonellosis,yersiniosis, giardiasis, Enteritis
campylobacter, golongan virus dan patogen perut lainnya.
Penularannya bisa dengan jalan tinja mengontaminasi makanan secara langsung
ataupun tidak langsung (lewat lalat). Untuk beberapa jenis bakteri, utamanya EHEC
(Enterohaemorragic E. coli), ternak merupakan reservoir terpenting. Akan tetapi,
secara umum manusia dapat juga menjadi sumber penularan dari orang ke orang.
Selain itu, makanan juga dapat terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen akibat
lingkungan yang tidak sehat, di mana-mana ada mikroorganisme patogen, sehingga
menjaga makanan kita tetap berseih harus diutamakan.
Cara Penularan melalui :
1. Makanan yang terkontaminasi dengan bakteri E.Coli yang dibawa oleh lalat yang
hinggap pada tinja, karena buang air besar (BAB) tidak di jamban.
2. Air minum yang mengandung E. Coli yang tidak direbus sampai mendidih.
3. Air sungai yang tercemar bakteri E.coli karena orang diare buang air besar di sungai
digunakan untuk mencuci bahan makanan, peralatan dapur, sikat gigi, dan lain-lain.
4. Tangan yang terkontaminasi dengan bakteri E.coli (sesudah BAB tidak mencuci
tangan dengan sabun)
5. Makanan yang dihinggapi lalat pembawa bakteri E.Coli kemudian dimakan oleh
manusia.
Cara pencegahan penyakit diare yang disesuaikan dengan faktor penyebabnya
adalah sebagai berikut :
I. Penyediaan air tidak memenuhi syarat:
1. Gunakan air dari sumber terlindung
2. Pelihara dan tutup sarana agar terhindar dari pencemaran
II. Pembuangan kotoran tidak saniter
1. Buang air besar di jamban
2. Buang tinja bayi di jamban
3. Apabila belum punya jamban harus membuatnya baik sendiri maupun berkelompok
dengan tetangga.
III.Perilaku tidak higienis
1. Cuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan
2. Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar
3. Minum air putih yang sudah dimasak
4. Menutup makanan dengan tudung saji
5. Cuci alat makan dengan air bersih
6. Jangan makan jajanan yang kurang bersih
7. Bila yang diare bayi, cuci botol dan alat makan bayi dengan air panas/mendidih
Sedangkan intervensi pada faktor lingkungan dapat dilakukan antara lain melalui :
1. Perbaikan sanitasi lingkungan dan pemberantasan vektor secara langsung.
2. Perbaikan sanitasi dapat diharapkan mampu mengurangi tempat perindukan lalat.
Cara yang bisa diambil di antaranya adalah menjaga kebersihan kandang hewan,
buang air besar di jamban yang sehat, pengelolaan sampah yang baik, dan sebagainya.
Keberadaan lalat sangat berperan dalam penyebaran penyakit diare, karena lalat
dapat berperan sebagai reservoir. Lalat biasanya berkembang biak di tempat yang
basah seperti sampah basah, kotoran hewan, tumbuh-tumbuhan yang membusuk, dan
permukaan air kotor yang terbuka. Pada waktu hinggap, lalat mengeluarkan ludah dan
tinja yang membentuk titik hitam. tanda-tanda ini merupakan hal yang penting untuk
mengenal tempat lalat istirahat.
Pada siang hari lalat tidak makan tetapi beristirahat di lantai dinding, langit-langit,
rumput-rumput, dan tempat yang sejuk. Juga menyukai tempat yang berdekatan
dengan makanan dan tempat berbiaknya, serta terlindung dari angin dan matahari
yang terik. Di dalam rumah, lalat istirahat pada pinggiran tempat makanan, kawat
listik dan tidak aktif pada malam hari. Tempat hinggap lalat biasanya pada ketinggian
tidak lebih dari 5 (lima) meter.
Pemberantasan lalat dapat dilakukan dengan 3 cara, fisik (misalnya
penggunaan air curtain), kimia (dengan pestisida), dan biologi (sejenis semut kecil
berwana hitam Phiedoloqelon affinis untuk mengurangi populasi lalat rumah di
tempat-tempat sampah). Lingkungan yang tidak higienis akan mengundang lalat.
Padahal lalat dapat memindahkan mikroorganisme patogen dari tinja penderita ke
makanan atau minuman
2.6 Rumusan Implementasi
Rumusan Implementasi dalam penanggulang masalah diare adalah lemparan POA (Plan
of Action). POA di buat berdasarkan analisis masalah dan penetapan masalah diare yang
telah dijelaskan pada sub bab di atas.
POA yang di buat meliputi
Kegiatan
Tujuan
Sasaran
Waktu pelaksanaan
Lokasi
Biaya (jumlah dan sumber)
Penanggung jawab
Evaluasi
BAB III
PENUTUP
III.1Kesimpulan
Identifikasi masalah – masalah kesehatan lingkungan yang terjadi di Puskesmas
Lubuk Kilangan kota Padang antara lain penyakit ISPA, penyakit kulit, dan penyakit
diare
Prioritas masalah kesehatan lingkungan yang di Puskesmas Lubuk Kilangan kota
Padang denganh menggunakan metoda pembobotan adalah penyakit diare.
Analisis penyebab masalah kesehatan lingkungan yaitu penyakit diare dengan
menggunakan teori Hendrig L. Blum adalah ketidak sesuaian antara faktor
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehtan dan keturunan dengan derjat kesehatan
penyakit diare.
Penyebab masalah kesehatan lingkungan yaitu penyakit diare antaralain kerusakan
pada fasilitas sanitasi dasar seperti sarana air bersih, jemban sehat serta perilaku
masyarakat yang tidak PHBS.
Implementasi dari masalah kesehatan lingkungan yaitu penyakit diare adalah Plan
Of Action yang dilampirkan pada tugas ini.
III.2Saran
Penanggung jawab kegiatan
Laksanakan kegiatan POA sebaik-baiknya agar mencapai target evaluasi yang baik
Disiplin waktu dan ilmu dalam melaksanakan kegiatan POA
Kerjasama tim yang solid dalam melaksanakan kegiatan POA