tugas akhir artikel ilmiah madiya 2011

25
PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA COMIC SLIDE SHOW (CSS) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMP I Wayan Madiya Jurusan Pendidikan Sains, Pascasarjana, Undiksha ABSTRACT Pembelajaran kimia berbasis buku ajar dengan metode ceramah cenderung membosankan bagi siswa, karena kurang menarik, selalu monoton, dan materinya sulit dipahami. Berdasarkan fakta tersebut, media pembelajaran khususnya media kimia comic slide show (CSS) memiliki peranan penting dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui peran media tersebut dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa SMP. Berdasarkan hasil kajian beberapa literatur, hasil-hasil penelitian, analisis dan sintesis terhadap berapa tulisan ilmiah, seperti jurnal dan laporan penelitian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran CSS memiliki peran penting dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena melalui media komik, (1) siswa dituntun untuk menyimak pelajaran melalui gambar-gambar yang unik dan menarik, (2) penyajian dengan model CSS akan memfokuskan perhatian siswa saat pelajaran berlangsung sehingga kelas menjadi lebih kondusif, (3) siswa akan terbantu dalam menalar materi kimia yang disajikan lewat CSS, sehingga penguasaan siswa terhadap konsep kimia tersebut bagus (4) siswa akan termotivasi dalam belajar ilmu kimia dan hasil belajarnya dapat ditingkatkan. Kata kunci: media pembelajaran kimia, CSS, motivasi, hasil belajar siswa ABSTRACT Chemistry learning process based on the text books with the discourse method tend to make bored for students, because less attract, always monotonous, and its contents is difficult comprehended. According to the facts, 1

Upload: i-wayan-madiya

Post on 24-Jul-2015

131 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

PERANAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA COMIC SLIDE SHOW (CSS) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

SMP

I Wayan MadiyaJurusan Pendidikan Sains, Pascasarjana, Undiksha

ABSTRACT

Pembelajaran kimia berbasis buku ajar dengan metode ceramah cenderung membosankan bagi siswa, karena kurang menarik, selalu monoton, dan materinya sulit dipahami. Berdasarkan fakta tersebut, media pembelajaran khususnya media kimia comic slide show (CSS) memiliki peranan penting dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui peran media tersebut dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa SMP. Berdasarkan hasil kajian beberapa literatur, hasil-hasil penelitian, analisis dan sintesis terhadap berapa tulisan ilmiah, seperti jurnal dan laporan penelitian, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran CSS memiliki peran penting dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa, karena melalui media komik, (1) siswa dituntun untuk menyimak pelajaran melalui gambar-gambar yang unik dan menarik, (2) penyajian dengan model CSS akan memfokuskan perhatian siswa saat pelajaran berlangsung sehingga kelas menjadi lebih kondusif, (3) siswa akan terbantu dalam menalar materi kimia yang disajikan lewat CSS, sehingga penguasaan siswa terhadap konsep kimia tersebut bagus (4) siswa akan termotivasi dalam belajar ilmu kimia dan hasil belajarnya dapat ditingkatkan.

Kata kunci: media pembelajaran kimia, CSS, motivasi, hasil belajar siswa

ABSTRACT

Chemistry learning process based on the text books with the discourse method tend to make bored for students, because less attract, always monotonous, and its contents is difficult comprehended. According to the facts, learning media especially media of chemistry of comic slide show (CSS) own the important role in improving motivation and result of student learning. Purpose of this article’s writing is to know the media role in improving motivation and result of student of SMP learning. Based on some results of study literatures, research pickings, analysis and synthesis toward some scientific articles, like journals and reports of research, could be concluded that learning media of CSS own the important role in improving motivation and result of learning student, because through of comic media, (1) student led to correct reading the lesson through of unique and interesting figures, (2) presentation with CSS model will focused the attention of students when the course happen, so the class become more comfortable, (3) students will be assisted in natural existence of chemistry contents that presented in CSS, so students mastering toward chemistry concept is good, (4) student will be motivated in learning chemistry and result of learning can be improved.

Keyword: chemistry learning media, CSS, motivation, result of student learning

1

Page 2: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

2

Page 3: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

PENDAHULUAN

Salah satu masalah pendidikan nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan,

khususnya jenjang pendidikan dasar dan menengah (Alfugran, 2002). Berbagai upaya

telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, seperti: (1) pengadaan sarana

pengajaran, (2) peningkatan jumlah buku, dan (3) peningkatan alokasi dana APBN

untuk pendidikan. Namun, semua usaha tersebut sampai sekarang belum memberikan

hasil seperti yang diharapkan.

Pada sekolah-sekolah unggulan dengan masukan (input) siswa yang baik dan

memiliki sistem pengajaran yang berbasis internasional, pembelajaran dengan

menggunakan buku-buku teks dapat diterapkan dengan baik. Siswa biasanya tertarik

untuk membaca setiap buku-buku yang diberikan oleh gurunya. Mereka akan mulai

belajar dari buku tersebut dan menanyakan berbagai permasalahan yang mereka

temukan saat belajar. Siswa cenderung mampu memahami penjelasan yang diberikan

guru dan berdampak pada hasil belajar (output) yang baik bagi sekolah tersebut.

Berbeda halnya dengan sekolah-sekolah non-unggulan yang memiliki input

siswa dengan kecerdasan menengah ke bawah. Siswa cenderung malas membaca

buku-buku pelajaran (buku ajar) yang diberikan guru. Hal ini tentu saja berdampak

buruk pada hasil belajar siswa, termasuk pada mata pelajaran kimia. Siswa enggan

membuka buku yang penuh dengan reaksi-reaksi serta hitung-hitungan yang membuat

mereka bingung. Guru merupakan salah satu komponen yang menempati posisi sentral

dalam sistem pendidikan. Program pendidikan yang dikembangkan oleh para ahli tidak

akan terlaksana sesuai dengan tujuan yang diinginkan tanpa adanya peran guru yang

dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Atas dasar itu, guru memegang peranan

penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran

kimia (Nuryani, 2003). Terlebih lagi, ilmu kimia hingga saat ini masih dianggap

sebagai pelajaran yang sulit dipahami siswa karena sifatnya yang sangat abstrak

(Yusfiani dan Manihar, 2006). Pada kondisi ini, peran guru dalam mengelola

pembelajaran sangat menentukan motivasi dan hasil belajar siswa.

Menurut Chaeruddin (2004), ada dua aspek yang paling menonjol dalam

metodologi pembelajaran, yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran.

Psikolog Ebbinghans dalam Ibi (2004) mengatakan, bahwa materi pelajaran yang

dirangsang dengan media tepat guna akan membantu ingatan siswa bertahan lebih

3

Page 4: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

lama, karena sifat media mempunyai daya stimulus yang kuat. Mengacu pada pendapat

di atas, maka jelaslah betapa pentingnya penggunaan media khususnya dalam

memahami konsep-konsep kimia SMP. British Audio Visual Assosition dalam

Budiningsih (1995) mengatakan, ternyata 75% pengetahuan diperoleh dari indera

penglihatan. Berkenaan dengan hal ini Faridi (2002) mengungkapkan bahwa 90%

masukan otak berasal dari sumber visual (penglihatan). Dengan demikian, belajar

dengan media yang memanfaatkan indera penglihatan, seperti bacaan dengan gambar-

gambar yang menarik besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.

Akan tetapi, fakta di lapangan guru jarang menggunakan media pembelajaran

dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan (1) anggapan sebagian guru bahwa

menggunakan media dalam pembelajaran merepotkan guru, (2) media dianggap

canggih dan mahal, (3) guru kurang terampil dalam menggunakan media, (4) tidak

tersedianya media pembelajaran di sekolah yang bersangkutan sehingga guru dalam

KBM hanya menggunakan metode ceramah (Sutjiono, 2005). Metode ceramah ini

sangat membosankan, kurang komunikatif serta belum tentu siswa yang diajar dengan

metode ini mengerti apa yang disampaikan oleh guru sehingga banyak siswa yang

tidak fokus mengikuti KBM.

Upaya peningkatan mutu pendidikan sangat tergantung pada kiat-kiat guru

dalam usaha memotivasi minat belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran kimia.

Salah satunya adalah dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik dan

mampu memfokuskan perhatian siswa. Media yang dapat digunakan adalah media

comic slide show (CSS). Media CSS merupakan media yang disajikan dalam bentuk

cerita bergambar yang ditampilkan di depan kelas. Sajian cerita terdiri atas berbagai

situasi cerita bersambung disertai dengan dialog, monolog, atau pertanyaan yang

secara implisit memuat materi-materi kimia. Materi-materi tersebut dikemas secara

menarik, sehingga mampu menghasilkan suasana belajar yang menyenangkan bagi

siswa dan meningkatkan motivasi siswa untuk terus belajar, khususnya pada mata

pelajaran kimia.

Alasan penggunaan media komik untuk meningkatkan motivasi dan hasil

belajar kimia siswa SMP adalah penggunaan media pembelajaran selama ini masih

sedikit, antara lain LKS, text books serta praktikum. Namun praktikum membutuhkan

alat dan bahan yang harganya relatif mahal. Begitu pula dengan text book, tidak semua

siswa memilikinya, ditambah lagi penyajian materinya kurang menarik sehingga minat

4

Page 5: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

baca siswa rendah. Selain itu, peserta didik di tingkat sekolah menengah pertama

kencenderungannya pada sesuatu yang menarik, sehingga pembelajaran kimia yang

dikemas dalam bentuk CSS, akan mendorong motivasi siswa untuk membaca yang

sekali belajar, sebagai dampaknya akan mampu meningkatkan pemahaman dan hasil

belajar siswa. Dengan menggunakan media komik, biaya yang diperlukan tidak terlalu

mahal serta dapat digunakan berulang-ulang.

Media CSS diharapkan memiliki sifat humor, namun tetap menimbulkan

imajinasi yang benar dan kuat mengenai berbagai materi yang diajarkan dalam kimia,

sehingga berbagai reaksi dan permasalahan yang cukup sulit menjadi lebih mudah

untuk dipahami oleh siswa. Media komik yang disajikan di kelas diharapkan mampu

memfokuskan perhatian siswa dalam belajar, karena siswa dituntun untuk menyimak

adegan demi adegan yang tersaji dalam CSS dan dapat meningkatkan motivasi siswa

untuk mulai mengenal dan mempelajari ilmu kimia hingga nantinya mampu

memberikan pemahaman yang baik tentang konsep-konsep penting dalam ilmu kimia.

Materi pelajaran kimia yang akan disajikan dalam bentuk media CSS adalah sifat-sifat

zat dan pemisahan campuran dalam aspek makroskopis maupun mikroskopis.

Alasannya, materi ini secara lugas dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari

seperti fenomena kertas terbakar, fenomena besi berkarat, fenomena melarutkan gula

dalam air kopi, memisahkan garam dari pasir, dan lain-lain, sehingga siswa akan

tertarik unuk mengungkapkan fenomena tersebut. Dengan demikian, melalui media ini

diharapkan memberikan gaya belajar yang berbeda, sehingga menghilangkan rasa

jenuh dari siswa untuk belajar.

Berdasarkan uraian di atas, media pembelajaran kimia media CSS memegang

peranan penting dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa khususnya pada

jenjang SMP. Hal ini didasarkan pada tingkatan siswa pada jenjang SMP yang

menurut Piaget termasuk fase perkembangan kognitif siswa yang merupakan peralihan

dari fase operasional konkret ke operasional formal. Pada tahap tersebut, siswa masih

cenderung memerlukan suatu media menarik agar bisa meningkatkan motivasi dan

hasil belajarnya. Dengan media CSS, diharapkan akan dapat meningkatkan motivasi

dan hasil belajar siswa.

Adapun tujuan dari penulisan artikel ini, adalah untuk mengetahui peranan

media pembelajaran kimia CSS dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa

terhadap pelajaran kimia antara siswa yang belajar menggunakan media CSS dengan

5

Page 6: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

siswa menggunakan buku ajar. Artikel ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

(1) siswa, penggunaan media ini secara tidak langsung diharapkan mampu

meningkatkan minat baca siswa khususnya materi yang sulit dipahami siswa, sehingga

memotivasi siswa dan hasil belajar siswa meningkat; (2) guru kimia, dapat

menggunakan media komik dalam usaha peningkatan kualitas pembelajaran dalam

rangka mencapai hasil yang maksimal. Media ini dapat digunakan sebagai alternatif

bagi guru, sehingga mampu memberikan variasi dalam proses pembelajaran; dan (3)

peneliti, dapat memberikan pengalaman secara langsung sebagai calon guru kimia

yang profesional. Diharapkan, pemakaian media dapat meningkatkan hasil dan kualitas

belajar siswa.

METODE PENULISAN

Artikel ini ditulis secara naratif berdasarkan hasil kajian dan ulasan beberapa

literatur, hasil-hasil penelitian, analisis dan sintesis terhadap berapa tulisan ilmiah,

seperti jurnal, laporan penelitian, maupun prosiding.

PEMBAHASAN

Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara,

atau pengantar. Media pembelajaran dapat diartikan sebagai wahana penyaluran pesan

atau informasi belajar dari komunikator (guru) kepada siswa sebagai komunikan

(Anwas, 2002). Pengertian lain disampaikan oleh Danim (1995), dimana media

pembelajaran atau media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap

yang digunakan oleh guru dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik. Nasrun

(2001) menyatakan, media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium, yang berarti perantara atau pengantar. Media dalam proses komunikasi

merupakan salah satu dari empat komponen yang ada, yaitu:(1) sumber informasi, (2)

informasi, (3) penerima informasi, dan (4) media. Banyak pengertian media yang

dikemukakan oleh para ahli. Arsyad (2005) menyatakan bahwa media berasal dari

bahasa Latin yamg merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara atau

pengantar dari pengirim ke penerima pesan. National Education Association (NEA)

(dalam Rohani, 1997) berpendapat, bahwa media adalah segala benda yang

dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan serta instrumen yang

6

Page 7: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

digunakan dalam kegiatan tersebut. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran merupakan sesuatu yang berfungsi sebagai

perantara/sarana/alat yang digunakan untuk mengefektifkan proses belajar mengajar

dan dapat membawa informasi dan pengertahuan sehingga peserta didik merasa

termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar.

Menurut Kartasurya (dalam Rusyan, 1993: 193), jenis-jenis media dapat

digolongkan menjadi empat bagian, yaitu: (1) media visual, meliputi gambar/foto,

sketsa, diagram, charts, grafik, kartun, poster, peta dan globe; (2) media dengar,

meliputi radio, tape recorder dan sebagainya; (3) projected still media slide, film strip,

over, over head projector, techitoscope, micro projector, micro film; serta (4)

projector motion film, film loop televisi, closed circuit television, video tape recorder,

dan komputer.

Sudjana (1989: 3) mengungkapkan, bahwa media pembelajaran yang biasa

digunakan dalam proses pembelajaran adalah (1) media grafis atau media dua dimensi

seperti gambar, foto, gambar, grafik atau diagram, poster, kartun, komik; (2) media

tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat (solid model), model penampang,

model susun, model kerja, make up, diorama; (3) media proyeksi seperti: film, film

strips, penggunaan OHP; dan (4) media lingkungan yaitu suasana lingkungan tempat

berlangsungnya proses belajar mengajar.

Dari pendapat tersebut di atas maka jenis media yang dapat digunakan harus

mampu memberikan informasi yang dibutuhkan oleh siswa. Pemilihan media harus

relevan dengan konsep-konsep yang diajarkan, sehingga dapat menunjang proses

pembelajaran dengan baik. Penggunaan media harus disesuaikan dengan pencapaian

tujuan pembelajaran karena penggunaan media yang tidak tetap dapat menyebabkan

pencapaian tujuan yang kurang efektif dan efisien.

Media Komik

Media merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran, sehingga

perlu dilakukan suatu pemilihan media yang baik dan sesuai dengan sasaran dan

kondisi siswa. Siswa memerlukan media yang sederhana dan menarik, namun tetap

dapat memberikan pengetahuan yang tepat tentang materi yang diajarkan. Salah satu

media visual yang cocok diigunakan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan adalah

media komik.

7

Page 8: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

Komik merupakan cerita bergambar yang menggunakan suatu karakter untuk

memerankan cerita dengan urutan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan

dirancang untuk memberikan hiburan kepada para pembaca. Komik merupakan suatu

bentuk bacaan dimana peserta didik diharapkan mau membaca tanpa harus dibujuk

(Rohani, 1997). Scott Mcloud mengungkapkan bahwa komik merupakan sebuah

gambar-gambar serta lambang-lambang lainnya yang dalam urutan tertentu bertujuan

untuk menyampaikan informasi dan mencapai tanggapan estetis dari pembacanya.

Komik memiliki keunikan tersendiri apabila dijadikan sebuah media pembelajaran

karena komik memiliki sifat sederhana, jelas, mudah dan bersifat personal.

Sudjana dan Rivai (1991) mengemukakan bahwa komik sebagai bentuk kartun

yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat

dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk hiburan kepada para pembaca.

Komik dikatakan merupakan suatu cerita bergambar, terdiri dari berbagai situasi, cerita

bersambung, kadang bersifat humor, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.

Buku-buku komik dapat digunakan guru secara efektif untuk meningkatkan

minat, mengembangkan pembendaharaan kata dan ketrampilan membaca serta

memperluas minat baca. Media komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk

menumbuhkan minat baca, melalui bimbingan guru. Penggunaan media komik harus

dipadukan dengan metode belajar dan mengajar, sehingga komik dapat menjadi media

kontruksional yang baik. Guru harus membantu siswa menemukan komik yang baik

dan bermanfaat, sehingga dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam

mempelajari kimia.

Media komik kimia merupakan media yang implisit, memuat materi-materi

kimia yang dikemas secara baik, sehingga mampu menambah motivasi siswa dalam

membaca. Secara psikologis pemakaian komik dalam pembelajaran dapat

menimbulkan rasa senang bagi yang menggunakannya. Komik dapat menimbulkan

emosi positif, sehingga meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Dalam hal ini

guru berperan sebagai mediator untuk membantu program pembelajaran, sedangkan

komik merupakan media pembelajaran yang menyenangkan untuk meningkatkan

minat belajar siswa.

Dari berbagai pendapat tersebut maka media comic slide show (CSS)

merupakan suatu media pembelajaran yang disajikan dalam bentuk cerita bergambar

yang terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung disertai dialog, monolog, atau

8

Page 9: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

pertanyaan yang secara implisit memuat materi ajar yang ingin dicapai dalam proses

pembelajaran kimia SMP.

Motivasi Belajar

Mc. Donald dalam Sardiman A.M. mengemukakan, motivasi adalah perubahan

energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman, 2003: 73). Dari pengertian

tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi itu adalah sesuatu yang kompleks,

yang mengandung pengertian bahwa motivasi mengawali perubahan energi, kemudian

ditandai dengan munculnya feeling dan dirangsang oleh adanya tujuan. Bila kegiatan

atau aktivitas yang dihasilkan adalah aktivitas belajar, maka kekuatan mental tersebut

disebut motivasi belajar. Jadi motivasi belajar adalan kekuatan mental dalam diri

individu yang mendorong untuk melakukan perbuatan belajar.

Dimyati dan Mujiono menyatakan, motivasi dipandang sebagai dorongan

mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku

belajar. Motivasi didasari tiga komponen, yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan

(Dimyati dan Mijiono, 1994: 75). Pendapat lain menyatakan, motivasi adalah segala

daya pendorong untuk meiakukan sesuatu (Nasution, 1980: 17). Pada kedua definisi

ini, motivasi diartikan sebagai kekuatan mental yang mendorong individu untuk

melakukan aktivitas. Bila dorongan terhadap perbuatan tersebut menghasilkan

perbuatan belajar, maka motivasi itu dinamakan motivasi belajar.

Menurut MG. Cleland dalam Wirta dkk (1992: 6), motivasi dikelompokkan

menjadi tiga jenis, yaitu motivasi berkuasa, motivasi beraviliasi dan motivasi

berprestasi. Motivasi berkuasa adalah kecenderungan untuk menguasai dan

mempengaruhi orang lain. Motivasi beraviliasi adalah dorongan untuk selalu bersama

dan bersahabat dengan orang lain, dan motivasi berprestasi adalah dorongan untuk

selalu ingin berhasil dalam menyelesaikan tugas karena ada suatu standar keunggulan.

Misalnya seorang siswa ingin mendapatkan prestasi pada peringkat satu di kelasnya.

Menurut Usman (1991:24), motivasi dapat timbul dari dalam diri individu, dan

dapat pula timbul akibat dari luar dirinya. Dari pendapat tersebut, dapat dikatakan

bahwa motivasi itu bersifat internal dan eksternal. Motivasi internal timbul sebagai

akibat dari dalam individu itu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain

tetapi atas kemauan diri sendiri. Sedangkan motivasi eksternal adalah motivasi yang

9

Page 10: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, baik itu ajakan, suruhan, bimbingan,

atau paksaan dari orang lain, sehingga ia mau melakukan sesuatu. Motivasi dapat

muncul secara ekstrinsik dan intrinsik Motivasi intrinsik merupakan faktor-faktor di

luar diri individu, seperti keinginan, untuk mendapat hadiah, pujian, dan lain-lain.

Sedangkan motivasi intrinsik adalah dorongan untuk berbuat sebagai akibat dari

kesadaran untuk melakukan perbuatan dari tanggung jawabnya. Motivasi ekstrinsik

dapat berubah menjadi motivasi intrinsik, yaitu pada saat siswa menyadari pentingnya

arti belajar dan ia belajar sungguh-sungguh tanpa disuruh oleh orang lain (Dimyati dan

Mudjiono, 1994: 45). Sardiman mengemukakan, ada beberapa cara untuk

menumbuhkan motivasi belajar siswa, yaitu (1) memberi angka/nilai, (2) hadiah, (3)

saingan/kompetisi, (4) ego-involvement, (5) memberi ulangan, (6) mengetahui hasil,

(7) pujian, (8) hukuman, (9) hasrat untuk belajar, (10) minat, dan (11) tujuan yang

diakui (Sardiman, 2003: 92).

Hasil Belajar Siswa

Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi

atau lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses

belajar. Belajar adalah suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku yang relatif

sebagai hasil dari latihan atau pengalaman.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah kegiatan yang

berproses dan merupakan unsur yang sangat penting dalam setiap pendidikan, ini

berarti berhasil tidaknya pendidikan bergantung pada proses belajar yang dialami

siswa. Sebagai suatu proses tentu saja ada yang diproses (masukan atau input) dan ada

hasil dari pemrosesan (keluaran atau output). Yang menjadi masukan adalah siswa

dengan segala karakteristik, lingkungan berupa keadaan alam dan sosial budaya

(environment input). Environment input seperti kurikulum, sarana dan prasarana

pembelajaran, kualitas guru dan sebagainya. Output dalam hal ini adalah hasil belajar

siswa. Hasil belajar siswa merupakan perubahan yang terlihat atau tampak pada

seseorang berkat pengalaman dan latihannya. Perubahan tersebut misalnya;

penambahan pengetahuan, kebiasaan perubahan sikap dan pandangan terhadap suatu

hal serta adanya ketrampilan-ketrampilan. Santyasa (2004) mengabstraksikan hasil

belajar sebagai suatu perubahan struktur mental yang menyangkut tiga aspek, yaitu;

pengetahuan dan intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan (psikomotor).

10

Page 11: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

Kegiatan belajar mengajar beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dapat

digambarkan dalam bentuk sistem kerja seperti pada Gambar 1.

Gambar 1 Kegiatan belajar mengajar dan faktor-faktor yang pempengaruhinya

Ada lima macam hasil belajar, tiga bersifat kognitif, satu bersifat afektif, dan

satu lagi bersifat psikomotor. Kelima macam hasil belajar tersebut adalah 1)

keterampilan intelektual, 2) strategi-strategi kognitif, 3) informasi verbal, 4) sikap-

sikap dan 5) keterampilan-ketrampilan motorik. (Gagne dalam Dahar, 1988: 162-171).

Keterampilan intelektual, strategi-strategi kognitif dan informasi verbal, merupakan

hasil belajar yang bersifat kognitif, sikap-sikap merupakan hasil belajar yang bersifat

afektif, dan keterampilan-keterampilan motorik merupakan hasil belajar yang bersifat

psikomotor.

Ciri-ciri hasil belajar siswa, antara lain: 1) adanya kemampuan siswa yang

mencakup dua pokok permasalahan, yaitu: a) ulangan sebagai usaha untuk memelihara

kontinuitas antara bahan pelajaran yang telah diajarkan dengan bahan pelajaran yang

baru, dan b) ulangan dalam arti penilaian, diberikan setelah satuan pelajaran selesai

bertujuan untuk menilai prestasi belajar siswa, dan berfungsi untuk memperbaiki

proses belajar mengajar; dan 2) adanya minat, perhatian dan motivasi siswa. Untuk

mengetahui seberapa besar minat, perhatian dan motivasi belajar siswa dapat

digunakan pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa, wawancara, kunjungan rumah,

dan lain-lain.

Rusyan (1993: 1) menyatakan adanya perubahan pada diri seseorang sebagai

hasil dari pengalaman dan latihan merupakan ciri dari hasil belajar. Perubahan sebagai

hasil belajar dapat ditimbulkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan

pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku, kecakapan serta kemampuan.

Ciri hasil belajar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: (1) hasil belajar memiliki

kapasitas berupa pengetahuan, kebiasaan, sikap dan cita-cita; (2) adanya perubahan

mental dan perubahan jasmani; dan (3) memiliki dampak pengajaran dan dampak

Masukan Instrumen

Proses Pembelajaran (Teaching Learning)

Keluaran

(output)

Masukan(Input)

Masukan Lingkungan

(environment Input)

11

Page 12: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

pengiring (Dimyanti dan Moedjiono, 1994: 40). Dari beberapa pendapat para ahli

tersebut dapat disimpulkan, bahwa ciri-ciri adanya hasil belajar adalah perubahan

sikap, luasnya pengetahuan, memiliki keterampilan, dan lain-lain.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.

(1) Faktor Guru

Guru bertugas memberi pengajaran. Guru menyampaikan pelajaran agar siswa

mampu memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan.

Selain itu guru juga berusaha agar terjadi perubahan sikap, keterampilan,

kebiasaan, hubungan sosial apresiasi dan sebagainya melalui pengajaran yang

diberikan (Hamalik, 2004).

(2) Faktor Siswa

Menurut Wechsler (dalam Hamalik, 2004:103), hasil belajar siswa dipengaruhi

oleh intelegensi siswa. Intelegensi siswa dipengaruhi oleh perasaan cemas,

dorongan rasa aman, motivasi dan minat belajar dan sebagainya.

(3) Faktor Kurikulum

Ali (1992:5) mengatakan, bahan-bahan sebagai isi kurikulum mengacu pada tujuan

yang hendak dicapai. Dengan demikian, penentuan kurikulum yang tepat dalam

suatu sistem pembelajaran menjadi faktor yang sangat menentukan keberhasilan

proses pembelajaran.

(4) Faktor Lingkungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah lingkungan alam dan

lingkungan dalam. Ali (1992:60) menyatakan , lingkungan meliputi keadaan, tata

ruang dan berbagai situasi fisik yang ada di sekitar kelas atau di sekitar tempat

pembelajaran.

Peran Media Kimia Comic Slide Show (CSS) dalam Meningkatkan Motivasi dan

Hasil Belajar Siswa

Komik merupakan bahan bacaan yang sangat digemari siswa. Sajian komik

melalui gambar-gambar unik yang disertai dialog dan monolog mampu menyampaikan

pesan kepada pembacanya. Di sisi lain, terdapat beberapa materi pelajaran kimia yang

abstrak sulit dipahami siswa, khususnya siswa SMP non-unggulan. Siswa SMP non-

unggulan juga kurang tertarik untuk belajar melalui buku-buku teks (buku ajar). Oleh

sebab itu, media komik menjadi salah satu alternatif untuk menyampaikan materi

12

Page 13: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

pelajaran kimia. Dengan media komik, (1) siswa dituntun untuk menyimak pelajaran

melalui gambar berwarna yang unik dan menarik, (2) penyajian dengan model CSS

akan memfokuskan perhatian siswa saat pelajaran berlangsung sehingga kelas menjadi

lebih kondusif, (3) siswa akan terbantu dalam menalar materi kimia yang disajikan

lewat media CSS, sehingga penguasaan siswa terhadap konsep kimia tersebut bagus

(4) siswa akan termotivasi dalam belajar kimia dan hasil belajarnya dapat ditingkatkan.

Materi pelajaran kimia yang akan disajikan dalam bentuk media CSS adalah

sifat zat dan pemisahan campuran. Alasannya, materi ini secara lugas dapat ditemukan

dalam kehidupan sehari-hari seperti fenomena besi berkarat, peristiwa memasak air,

membakar kayu atau kertas, beras jadi nasi, nasi membusuk, nyala kembang api

berwarna-warni, peristiwa pada lilin menyala, pemisahan beras dari pasir, pemisahan

kopi dari hampasnya dan lain-lain.

Berdasarkan data hasil penelitian penulis terhadap siswa kelas VII di salah satu

SMP di Kabupaten Karangasem pada tahun 2009, yang mana dalam penelitian tersebut

diambil dua kelas siswa dengan perlakuan satu menggunakan media CSS dan satunya

lagi tanpa menggunakan CSS. Adapun perbandingan kedua tahapan pembelajaran

tersebut disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan proses pembelajaran dengan CSS dan tanpa media CSS

Pembelajaran dengan Media Komik Pembelajaran tanpa Media Komik1. Memberikan pre-test untuk

mengetahui tingkat pemahaman pengetahuan awal siswa

2. Pada awal pertemuan guru menyajikan CSS dan meminta siswa untuk menyimak komik tersebut.

3. Guru membahas materi dalam komik, memberikan berbagai latihan yang terdapat dalam LKS. Diharapkan siswa akan menanyakan berbagai hal yang tidak dimengerti setelah membaca komik.

4. Memberikan post tes untuk melihat peningkatan pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran.

5. Memberikan kuisioner untuk melihat peningkatan minat siswa terhadap pelajaran kimia dengan adanya media komik.

1. Memberikan pre-test untuk mengetahui tingkat pemahaman pengetahuan awal siswa

2. Pada awal pertemuan guru memberikan buku ajar dan meminta siswa untuk mempelajari buku tersebut.

3. Guru membahas materi yang terdapat dalam buku ajar yang telah dipelajari oleh siswa, memberikan latihan yang terdapat dalam LKS. Siswa diharapkan menanyakan berbagai hal yang tidak dimengerti setelah membaca buku ajar.

4. Memberikan post tes untuk melihat peningkatan pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran.

5. Memberikan kuisioner untuk melihat peningkatan minat siswa terhadap pelajaran kimia dengan adanya media komik

Beberapa contoh penggalan media pembelajaran kimia CSS yang penulis

13

Page 14: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

kembangkan pada topik ” Sifat Zat dan Pemisahan Campuran” adalah sebagai berikut.

14

Page 15: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

Gambar 2. Beberapa penggalan media komik (CSS) kimia SMP

Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran kimia

menggunakan media CSS secara signifikan mempengaruhi motivasi dan hasil belajar

siswa dibandingkan dengan siswa yang dalam proses belajar mengajar tanpa media

CSS.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil kajian teoritis dan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan,

maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kimia menggunakan media comic

slide show (CSS) berperan penting dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa SMP.

REKOMENDASI

15

Page 16: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

Penelitian tentang penggunaan media dalam pembelajaran kimia khususnya

media CSS belum banyak dilakukan. Oleh sebab itu, pengembangan dan implementasi

media pembelajaran kimia CSS pada topik kimia tertentu perlu dilakukan, mengingat

kimia adalah materi pelajaran yang sangat kaya dengan konsep-konsep visual atau

konsep-konsep yang sifatnya nyata namun tidak kasat mata.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2002. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Arikunto, Suharsimi.1996. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Budiningsih, Asri. 1995. Intensitas Penggunaan Media IPA di SD. Jurnal Pendidikan no.1 tahun XXV. Yogyakarta: Lembaga Penelitian IKIP.

Chaeruddin. 2004. Media Membantu Mempertinggi Mutu Proses Belajar. Buletin Pusat Perbukuan Vol. 10. Jakarta: Depdiknas.

Faridi, S. 2002. Komik Sebagai Media yang Mengasyikkan. Majalah Sabili no. 16. Jakarta.

Hamalik, Oemar. 1990. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito.

Hamalik, O. 2003. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution. 2001. Asas-asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara

Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Penerbit UM.

Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.Kurniawan, Agus. 2001. Pemanfaatan Komik Sebagai Salah Satu Sumber Belajar.

Jakarta: UT.

Santyasa, I W. 2004. Pengaruh model dan seting pembelajaran terhadap remediasi miskonsepsi, pemahaman konsep, dan hasil belajar fisika pada siswa SMU. Disertasi (tidak dipublikasikan). Program Doktor Teknologi Pembelajaran Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Sukadi Ujang. 2003. Belajar Aktif dan Terpadu. Surabaya: Duta Graha Pustaka. Republika.14 November 2003.

Wibowo. Basuki.199L Media Pengajaran Jakarta: Dendikhnd

Wirtha, I M., N. K Rapi. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran Dan Penalaran Formal

Terhadap Penguasaankonsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4

Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Volume 1(2), 15-29

Danim, Sudarwan. 2000. Metode Penelitian untuk Ilmu-Ilmu Perilaku.Jakarta: Bumi Aksara.

16

Page 17: Tugas Akhir Artikel Ilmiah Madiya 2011

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif . Bandung: Pustaka Setia.Sudjana, N. dan Ibrahim, R. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung:

Sinar Baru Algesindo.Sudjana, Nana. 2001. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Baru

Algesindo.Dahar, R. W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.Budiningsih, Asni. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta. Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.Sardiman, A.M. 2008. Interaksi & Motivasi belajar Mengajar.

Jakarta.PT Raja Grafindo Persada Jakarta.Sardiman, A. M. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar; Jakarta ; PT Raja

Grafindo PersadaUsman, Uzer. 1995. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

17